Majalah Sastra
Nomor 2, Desember 2020
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah
Sosiawan Leak
Wijang Wharèk Al Ma’uti
Sri Penny A.H.
Arif Khilwa
Jusuf A.N.
Dimas Indiana Senja
Cecep Syamsul Hari
Handry T.M.
Abdul Wachid B.S.
Narativisme Eko Tunas
Sampul majalah
King
2019
Oil, Kanvas
65x95
Karas merupakan majalah yang memuat karya dan esai sastra Indonesia
serta karya sastra terjemahan dalam bahasa Indonesia. Karas diterbitkan
oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah dan terbit dua kali dalam satu
tahun: Juni dan Desember. Selamat membaca!
Daftar Isi
5 Esai: Handry T.M.
9 Puisi: Sosiawan Leak
14 Puisi: Wijang Wharèk Al Ma’uti
22 Cerpen: Jusuf A.N.
27 Puisi: Sri Penny A.H.
34 Cerpen: Dimas Indiana Senja
39 Terjemahan: Cecep Syamsul Hari
42 Esai: Abdul Wachid B.S.
48 Drama: Arif Khilwa
Diterbitkan oleh
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah
Jalan Elang Raya 1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang
Pos-el: karas.majalahsastra@gmail.com
Penanggung Jawab
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah
Dr. Ganjar Harimansyah
Redaksi menerima tulisan dalam bentuk puisi (minimal lima puisi), cerpen, esai, dan
drama Indonesia, serta karya sastra (puisi/cerpen/drama) terjemahan. Tulisan yang
dimuat akan mendapatkan honorarium.
Karas: Majalah Sastra 3
Foto 1 Handry T.M., koleksi pribadi
“Anak-anak di desa
ini harus mengejer
kepandaiannya, kalau
tidak mereka akan tetap
terbelakang. Negara ini
sudah kerepotan mengurus
dirinya sendiri. Sudah tak
sanggup lagi memikirkan
rakyatnya yang pucat-pasi.”
(Scene 039, Hal. 67-68).
arek-arek bonek,
usai perundingan gagal di tunjungan
tanpa aba-aba, tanpa persiapan
yamato dipanjat demi menurunkan prinsenvlag
merobek birunya
lantas mengibarkannya kembali sebagai dwi warna
(sebab lupa membawa sang saka).
ploegmen, komandan netherland
yang lancang menodong residen sudirman
kaucekik hingga binasa, lunas napasnya
lantas kausambar sepeda
sebagai perisai bagi pisau serdadu lawan
yang dilempar, lolos menancap di badan.
arek-arek bonek,
100 ribu pejuang, miskin senjata
sebagian besar rakyat jelata
mengaji menara
ornamen lama mengukir kaki-kakinya
di badannya, relung candi menyimpan sunyi
tempat jati diri merenung sendiri.
piring-piring kiai te ling sing menghias di temboknya
20 berwarna biru bergambar masjid, manusia dan unta,
serta pohon kurma
12 lainnya merah putih lukisan bunga
mengaji menara
pilar-pilar menggambar kamar di puncaknya.
serupa meru pada para pura,
2 tajug bertumpuk, bertahta di atasnya
isyarat bagi kalimat syahadat
yang dilantunkan muazin menjelang shalat.
digenapi 4 tiang
mereka menyerukan rukun iman
kepada sang pencipta, malaikat, kitab suci, nabi
juga hari penghabisan, dan kepastian tuhan
mengaji menara
dua gapura bentar membabar keutamaan
yang di utara mengantar jamaah ke peshalatan
yang di selatan ziarah ke makam kanjeng sunan.
di serambi bakal kau temui
si lawang kembar paduraksa
menengadah kubah raksasa dengan 2 pengawal
berarsitektur mughal
selebihnya, para atap membentang suka cita
ada yang bergaya limasan,
datar dan lengkungan
atau mirip pelana
mengaji menara
bakal kau jumpa
5 pintu di kanan, 5 di kiri
mengaji menara,
mengaji menara
jendela jalusi menanti
juga pintu ganda berdaun jati
bergaya eropa serta india.
mengaji menara,
mengaji menara
batu-bata tanpa perekat
digosok-gosok hingga melekat
berhias sulur-suluran, putih kecoklatan
berbahan batu alam.
mengaji menara,
mengaji menara
mimbar beranak tangga 3 tingkatan
manunggal dengan dinding bangunan
sebagaimana masjid-masjid di jawa
yang dibangun para sunan
mengaji menara,
mengaji menara
8 pancuran
dari padasan kebo gumarang
merupa asta sang hika marga
sebagai jalan kebenaran
mengaji menara
kau bakal berjumpa rumah bhinneka
tempat berteduh jawa, cina, hindu, dan budha
juga india dan hindia belanda
sebab di menara,
agama dan keyakinan berwajah kearifan
bermata kasih sayang dan berbibir cinta
hingga menjelma senyum bagi semesta
menyeru salam
IMAJINASI SENTANI
: “di sini kami tinggal dengan damai” (missionaris BL Bin, 1898)
sementara di yougwa
resto di tepiannya
juice terong belanda
ikan gabus kuah asam
berpilih papeda
merayakan perjamuan
- papuadlg, 03062016
ANALOGI CINTA
dengan apalagi mesti
mengungkap cinta sejati
sedang kisah sultan iskandar muda
dan putroe phang putri khamalia
dari pahang negeri seberang
telah lama memprasasti
bagai bunga putih mekar berseri
menjadi gunongan taman sari
tempat menyepi
dan menghibur diri
ketika kangen perbukitan asri
- acehdlg, 19972017
‘AINUN
aku akan datang, ‘ainun
bukakanlah pintu untukku
sebab dari sekian waktu
telah kuperam segala rindu
berpuluh purnama
aku terjaga
menanti senja
tanpa jeda
- dlg, 130920192020
TANAH AIR
ini tanah air kita
bukan serupa kota yang dikutuk
seperti sodom dan gomorah
yang kemudian musnah
oleh hujan belerang dan api
bukan, sayang!
sebab itu
jangan biarkan
orang-orang menabur kebencian
atas nama prasangka dan keyakinan buta
jangan biarkan
lidah mereka memelihara dusta
mencela dan menista demi nafsu berkuasa
jangan biarkan
tangan-tangan kotor mereka
menabuh genderang perang dan menghunus pedang
untuk sengaja meluka
jangan, sayang!
- dlg, 08112016
PERIHAL
KENANGAN
: sunting -upita agustin dan yvonne
de fretes
- pdgbkldlg, 19952017
NEGERIKU PINCANG
Sesudah membuat maklumat
Ketok palu wajib sepakat
Kemudian hengkang sambil melenggang
Selalu begitu
Rakyat di larang menggugat
Taat patuh adalah kewajiban
Apa yang bisa kita perbuat selain kata menurut
Tak pedulikan kita terseok seok
Jatuh bangun
Bermandikan peluh
Demi satu kata patuh
Awas saja jika kau semena kepada kami
Kami akan mengepalkan tangan
Bergerak menyerang dengan keberanian
Terlalu letih atas semua keputusanmu
Terlalu gerah atas semua prakarsamu
Kami semua kau jadikan boneka
Bebas kau buat obyek serakahmu
Rakyat kau buat main-main
Peraturan kau buat ugal-ugalan
Negeri macam apa ini
Jika tak pernah ada ujung pangkalnya setiap ada permasalahan
Tak pernah ada titik temu jika saling beradu
Negeriku semakin sakit
Semakin rumit
Menyebalkan jika selalu diungkit
Rezim bobrok
Kasta perut
Hierarki busuk
Selalu bikin rakyat kerasukan
Ratu adil datanglah
Libas tindas segala keonakan di muka bumi ini
Selamatkan negeriku dari penghuni-penghuni picik dan licik ini
Sembuhkan sakit negeriku ini
Agar rakyat bukan obyek kegagalan memimpin mereka
REMBULAN
Ada yang setia dalam pekat
Menebar hakikat tanpa bisa di sekat
Berlayar melingkupi semesta tanpa bisa dikejar
Menjauhkan segala penat
Kaukah itu rembulan yang hadirmu dinanti manusia sejagat
Kemilau cahayamu menentramkan jiwa
Cahaya teduh yang tak bisa ditawar
RINDU BERPAGAR
Sudah sekian pekan
Rentetan rindu ini cukup aku sekap dalam ruang gelap
Larik-larik rindu pun cukup aku jeruji dalam kamar tak berpenghuni
Sajak-sajak beraroma rindu pun harus aku larung jauh-jauh ke dalam laut
tak bermuara
75 tahun lalu
Agustus adalah bulan tercabutnya tangis
Bulan terbebasnya nafas dari jepitan tirani
Bulan terbebasnya rakyat Indonesia dari tipu daya Belanda
Agustus adalah adalah bulan yang menjadi saksi kemerdekaan yang tak pernah putus
Gempita perayaan
Segudang sambutan telah dipersiapkan
Bejibun lomba virtual pun di galakkan
Sebagai wujud cinta
Sebagai bukti rasa
Sebagai ikrar bangsa bahwa kita tlah merdeka
Dan akan tetap mempertahankan kemerdekaan
TOKOH
KAMU
YANG
BERTARUNG
DENGAN
RAMALAN
Tokoh Kamu masih mau menuliskan pesan penting lagi untuk kita
duduk lemas. yang ingin Tokoh bahas dalam cerpen
Tangan kanannya Kamu kirimkan kepada ini.
menggenggam seseorang di seberang
gadget, dan ibu jarinya sana, entah di mana Tokoh Kamu menghela
napas panjang. Tokoh
memain-mainkan dan entah siapa. Kita Kamu kembali membuka
layar. Matanya kosong. sepakati saja bahwa buku Mistik Kejawen untuk
Tokoh Kamu seperti Tokoh Kamu sedang kesekian kalinya. Tokoh
menunggu panggilan, melamun. Artinya Kamu terus mengulang-
atau menunggu pesan, pergerakan jempol di ulang bagian perhitungan
atau barangkali justru layar gadgednya tidak weton. Tokoh Kamu
terbawa pada ingatan
34 Karas: Majalah Sastra
tepat sebulan sebelum tua”. Tokoh Kamu masih Dan betapa beruntungnya
memutuskan untuk belum percaya dengan cara mereka, mendapatkan
menikah. berpikir kolot bapak dan hitungan Tinari, sehingga
ibunya, dan hampir seluruh rumah tangga mereka awet
“Kamu pikirkan lagi masyarakat tempat Tokoh sampai Tokoh Kamu sendiri
aja, gah” nada pelan Kamu tinggal. Bahkan sudah dewasa dan hendak
ibunya yang berusaha konon, bapak ibunya juga menikah.
menenangkan “Wajar, sebelum memutuskan
bapak menentang rencana menikah, melalui Tokoh Kamu adalah
pernikahanmu itu. Kita pertimbangan matang seorang berpendidikan
orang Jawa, mau nggak mengenai hitung-hitungan tinggi. Bagi Tokoh Kamu,
mau tetap berpegangan hari lahir, atau yang hal-hal tidak lazim
pada kepercayaan wong diistilahkan dengan weton. semacam ini tetap tidak
Haizi
BADAI
Pusaran badai dalam hatiku, sulit kulawan,
Sama muskilnya dengan menahan hijau rumput
Tumbuh runcing di musim semi. Ketika maut
Menggiring penyair ke sudut sepi, ia terus bernyanyi
Yan Jiafa
JENDELA SALJU
Lukisan pegunungan yang jauh
Lukisan salju di pegunungan yang jauh
Kurasakan hawa dingin yang sepi
Di telunjuk dan ibu jari
AKU BERBISIK
KEPADAMU
Aku berbisik kepadamu
Dengan seluruh hatiku
Bila masih samar kau dengar
Ke kupingmu bibirku kudekatkan
BIODATA SINGKAT:
Munculnya gerakan
sastra sufistik sejak 1970-
an, dan masih marak
hingga masa akhir ini,
semakin mengukuhkan
keberadaan karya-karya Abdul Wachid B.S.
bernapaskan Islam dalam seorang penyair, lulus
sejarah sastra Indonesia Doktor Pendidikan
(Hadi W.M., 2004:201).
Bahasa Indonesia
Demikian pula dengan
munculnya gerakan sastra Universitas Sebelas
transendental, yang oleh Maret (UNS), dan
Abdul Hadi W.M. dipandang menjadi dosen negeri
sebagai bagian dari sastra di Institut Agama
sufistik (1999:23), tetapi Islam Negeri (IAIN)
oleh konseptornya yaitu
Purwokerto.
Kuntowijoyo dikatakan
“barulah sepertiga dari
PANGUNG BERSETTING RUANG TAMU. Hitunganku tidak salah. Kenapa tiap hari
KETIKA BERLAHAN LAMPU MENYALA jumlah uangku berkurang. Padahal kotak
TERANG DATANG SEORANG LAKI-LAKI ini aku simpan di dalam kamar dan hanya
MEMBAWA KOTAK DUDUK DISEBUAH aku saja yang tahu kalau berisi uang.
KURSI SAMBIL MENGHITUNG UANG DARI
DALAM KOTAK. TAMPAK IA SEPERTI IA MENCOBA BERFIKIR SEPERTI
ORANG BINGUNG. KEBINGUNGAN, TANPA SADAR ADA
SESEORANG DATANG MENGHAMPIRINYA.
KARLAN : Apa aku salah ngitung ya?
KARLAN : Kalau berani kamu mencuri KERDIL : Aku tidak percaya, sampean
kotak ini, aku pukuli kamu. punya uang sebanyak itu darimana?
KERDIL : Oaaalah gitu kang, apa tidak KARLAN : Ooo gitu, gimana kalau kamu
berbahaya kalau ketahuan Pak Calon?. balik lagi kerumah temenmu dan minta
tolong untuk nganterin kerumahnya orang
KARLAN : Tenang saja. Pak Calon sakti itu, biar masalahku ini cepet teratasi.
tidak akan tahu kalau tidak ada yang
mengkasihtahu. KERDIL : Siap kang, tapi ya harus ada
komisinya.
KERDIL : Terus, kalau ada yang kasih
tahu gimana? KARLAN : Kalau soal itu beres. Kamu
tidak usah khawatir.
KARLAN : Semua sudah aku antisipasi.
Orang-orang yang dekat dengan Pak KERDIL : Siap berangkat kang.
Calon sudah aku ajak konspirasi dan
mereka dapat bagian dari rencana ini. KERDIL KEMUDIAN PERGI DAN KARLAN
Perlu kamu tahu, mereka itu loyal kepada MASUKKEKAMARNYA.
uangnya bukan sama orangnya.
ADEGAN II
KERDIL : Kamu memang cerdas, kang.
DUKUN : Kepik, kamu jangan langsung KEPIK : Aku juga ikut pamit kang.
seperti itu. SARU, tidak pantes. Secara Komunikasi lebih lanjut kita bisa bisa
etika itu tidak baik dan bisa menjatuhkan melalui telpon.
kretibilitas saya sebagai dukun ber SNI.
Siapa tahu mereka mau melakukannya.” KERDIL : Iyaaa silahkan, laksanakan
serapi mungkin ya mbah. Aku yakin kalian
KARLAN : Tidak apa-apa mbah, aku mampu mengatasi permasalahan ini.
pasrahkan saja baiknya. Soal pembiayaan
sudah saya siapkan, dari mulai biaya DUKUN : Pasti itu, permisi.
profesi, biaya operasional sampai
bagianmu kang Kepik. MBAH DUKUN DAN KEPIK PERGI
MENINGGALKAN PANGGUNG
DUKUN : Tapi begini kang, sebenarnya
masalah sampean itu kecil. Sebab yang KARLAN : Semoga cepat teratasi ya Dil
mengambil uang sampean itu hanya
Tuyul lokal. Tapi beratnya itu… KERDIL : Santai saja kang, Sampean
harus percaya itu. Karena masalah
KERDIL : Kenapa mbah? sampean sudah diatasi orang yang
berkompeten. Lebih baik sampean
DUKUN : Ada indikasi Tuyul lokal ini fokus pada urusannya pekerjaan di Pak
akan berkonspirasi dengan Tuyul asing. Calon, biar bisa jadi dan kita semua akan
mendapatkan keuntungan.
KARLAN : Bahayanya apa?
KARLAN : Baiklah Dil, kalau begitu aku
DUKUN : Kalau Tuyul lokal itu pergi dulu. Aku harus mengawal basis
mengambil uangnya hanya sedikit-sedikit. massa pak Calon agar tetap aman.
Tapi kalau Tuyul asing bisa-bisa uang
sampean diangkut semua. KERDIL : Bagaimana bisa aman kalau
tidak ada uangnya, jaman sekarang ini
KARLAN : Waduuuh bahaya itu mbah, tidak ada uang tidak jalan. Sedemikian
bisa Kere lagi aku mbah. juga dalam pemilihan dalam pencalonan
ini.
KERDIL : Kalau begitu, sampean harus
cepat bertindak. Sebelum konspirasi itu KARLAN : Semua sudah aku antisipasi,
terjadi dan kalian akan rugi besar. isu kampaye bersih dari politik uang harus
terus disuarakan, sehingga para pemilih
KARLAN : Iya mbah, aku mohon Mbah tak berharap untuk mendapatkan uang
Dukun segera bertindak, soal semua dalam pemilihan kali ini.
syarat dan mekanismenya aku percayakan
kepada sampean. Ini semua biaya yang KERDIL : Tapi apa mungkin itu bisa
sampean perlukan sudah aku siapkan terjadi
sebagai pembiayaan awal.
KARLAN : Kamu tenang saja,
SAMBIL MEMBERIKAN AMPLOP KE MBAH Panitia pengawas akan bener-bener
DUKUN mengawalnya. Apalagi mereka sudah saya
kondisikan untuk mengatur semua ini.
Dan ini bagianmu kang Kepik
KERDIL :Sampean itu benar-benar
JUGA MEMBERIKAN AMPLOK KE KEPIK. pintar, Kang.
RUANG TAMU TERLIHAT SEPI, TAK LAMA KERDIL :Jelas aku tidak tahu harus
TERDENGAR SUARA KARLAN DARI DALAM bagaimana, sampean tahukan kalau
aku ini orang yang tidak bisa berstrategi,
Tuyul kurang ajar, mereka telah hidupnya hanya banyak dihabiskan di
mengambil semua uangku warung-warung kopi.
Pos-el: karas.majalahsastra@gmail.com