Anda di halaman 1dari 1

10 ART & CULTURE

Penanggung Jawab Rubrik : Diurnanta Qelanaputra


MedanBisnis
Minggu, 12 November 2017

Dari Cerpen Bos Sampai Nek Mursih Oleh : Mihar Harahap


ADA yang patut dicermati dari mencritakan bos kedua. Tidak perlu harus menambah pekerjaan yang dapat meng- Banyak kemungkinan dapat terjadi tentang minta pada Wak Pinah beberapa lembar
cerpen “Bos” karya Karahayon melalui bos kesatu, apalagi sebelum itu. hasilkan uang tambahan. perselingkuhan ini. Misal, kesempatan karena daun kelor dan melepaskan sekeping atap/
Menurut kita, jelas membuat cerpen menjadi Meski sebenarnya Jalal keberataran, tetapi di rantau orang, jauh dari keluarga, sehingga seng di mana Nek Mursih dibaringkan. Lalu,
Suminar. Seorang bos berhasil di sedikit melar atau kurang fokus. apa boleh buat. Rintik menjadi TKI di negara bisa leluasa. Mungkin situasi dan kondisi Nek Warnih menyuruh warga meninggalkan
perusahaan, tetapi gagal membina Suatu kali, bos kedua, refreshing ke Danau Malaysia dan bekerja di toko besar. pimpinan dan karyawan, demikian dekat, kamar, menunggu di luar saja. Entah apa
keluarganya. Cerpen “Rintik” karya Toba Parapat, ikut Kepala Cabang Pematang Kabarnya, Rintik berhasil mengumpulkan akrab. Atau mula-mula mengisi waktu, lama- yang dilakukan Nek Warnih. Tetapi tak lama
Mirna Alfiani. Kepercayaan suami Siantar, saya dan supir. Dijelaskan, saya uang. Hanya saja, tidak diceritakan, apakah lama jadi sunguhan. Namun semua itu kemudian, dia keluar dari kamar itu dan
tercemarkan gara-gara istri selingkuh dipilih ikut bos karena bisa bahasa lokal. Rintik mengirim uang atau tidak. Bahkan tergantung kepada sampai sejauhmana memberitahu kepada warga bahwa Nek
Sayang, tak digunakan, misal ketika membeli tidak ada tanda-tanda kalau keberhasilan itu ketangguhan kepribadian, kebudayaan dan Mursih telah meninggal dunia.
hanya karena ada kesempatan serta buah, souvenir dan lainya. Atau mugkin membawa pengaruh kepada kehidupan keimanan inividu, baik Rintik (karyawan) Yang menjadi pertanyaan warga desa
kesenangan sesaat. Pun cerpen “Nek karena ada Kepala Cabag (orang lokal) di suami dan anak-anaknya. Misal, dapat maupun Sameer (pimpinan). hingga sekarang. Benarkah Nek Mursih
Mursih” karya Sri Indayani. Seorang mana segala sesuatu telah diatur. Jika benar, membeli rumah meski sederhana sehingga Terakhir cerpen “Nek Mursih” karya Sri memiliki ilmu hitam? Ilmu apa dan apa
nenek berusia seratus tahun, diduga maka seharusnya dijelaskan. Tetapi, tak salah tidak perlu menyewa rumah lagi. Indrayani. Sebenarnya cerpen ini gunanya? Apa yang dilakukan Nek Warnih
memiliki ilmu hitam karena sulit bila saya dan Kepala Cabang, mencakapkan Kecuali mengatakan bahwa Jalal dan anak- menceritakan kemisterian kematian Nek terhadap Nek Mursih? Apa hubungan daun
bahasa lokal itu. anak merasa rindu. Lalu, mengharap agar Mursih (hampir seratus tahun). Diawali kelor dan melepas atap/seng rumah dengan
menghembuskan nafas terakhir. Lebih menarik ketika anak supir berhasil sang istri pulang untuk melepas kerinduan. dengan jatuh sakit, tubuhnya tinggal tulang kematian Nek Mursih? Nek Warnih tak
menjadi sarjana. Cerita ini, begitu menge- Selebihnya, diceritakan kalau Rintik tanpa daging. Menurut orang yang melihat, menjawab ketika ditanyakan orang kampung,
Sebenarnya cerpen “Bos” karya Karahayon sankan bos, termasuk saya. Sedang kedua berselingkuh dengan pemilik toko, tempatnya Nek Mursih akan meninggal dunia. Tetapi dia diam seribu bahasa. Karena itu,
Suminar, menceritakan bos kedua yang low anak bos, tak ada yang memeroleh sarjana. bekerja. Percaya tak percaya, Sameer, yang tidak. Bukan hanya sekali bahkan berkali-kali kemisterian kematian Nek Mursih belum
profil, pendiam, orang kaya dan ningrat. Yang perempuan kecelakaan, geger otak, katanya pengusaha besar itu sudi (bosan juga) dia mengalami masa kritis, terungkap atau masih rahasia.
Hanya, cerpen dimulai dari bos pertama, untung ada lelaki yang mau menikahi.Yang berselingkuh dengan Rintik. Sebaliknya, malah sampai setahun. Dia tetap terbaring. Cerpen ini agak melar, kurang fokus, ketika
malah sebelum itu, menggambarkan lelaki terlibat narkoba. Sang istri pun tetap Rintik sangat menikmati perselingkuhannya, Sebelum ajal berpantang mati. menceritakan kemisterian kematian Nek
bagaimana kondisi kerja di BUMN. Terutama tingal di Jakarta, tak mau ikut suami ke lalu digambarkan dengan makan di restoran Sebelum jatuh sakit, Nek Mursih adalah Mursih. Dapat dilihat dari awal cerita bahwa
bersama sebelas anak buah mulai dari tamat Medan. Artinya, bos berhasil diperuahaan mahal dan berbelanja barang mewah. nenek yang rajin, ramah, murah senyum tak ada hubungan tahun 2003, 2017 dan
SMA hingga akutansi, dengan tugas masing- tetapi gagal di rumah tangga sendiri. Cerita Rintik pernah pulang kampung, tampak kepada semua orang, termasuk kepada anak- mimpi Imur sebagai dasar cerita. Tanpa
masing. Bos pertama, disiplin, keras, supir menjadi cemeti bagi bos. mewah untuk menunjukkan keberhasilan. anak. Imur ketika itu baru berusia 8 tahun, inipun cerita dapat dilakukan. Bahkan kurang
pemarah dan bekas orang susah, tetapi Memang fakta selalu ditemukan bahwa Tetapi dia menolak ketika Jalal minta jatah kebetulan jiran dekat. Keduanya akrab, Imur mendalam dan kreatif. Hal ini dapat
berhasil menjadi bos perusahaan. keberhasilan dalam karir tidak selamanya suami. Akibatnya timbul curiga, bertengkar, sering bercakap-cakap sambil menemani Nek dirasakan pada akhir cerita bahwa pecerpen
Memang diceritakan kalau tipe kepemim- diikuti kerukunan dalam keluarga. akhirnya Rintik kembali ke Malaysia. Tak Mursih merumput halaman. Bukan itu saja, hanya menceritakan saja, tetapi tidak
pinan, sifat dan tindakan kedua bos berbeda. Bagaimana hal ini dapat terjadi? lama Jalal menyusul. Ternyata benar, dia Nek Mursih, tinggal di rumah Wak Pinah, menguasainya. Paling tidak mencari tahu, apa
Boleh dibilang berlawanan. Tetapi keduanya Persoalannya, ternyata peraturan, sistem dan melihat sendiri, istrinya lagi bermesraan anaknya, selalu membantu memasak, dan bagaimana terjadinya.
menjadi kenangan saya, tokoh cerpen atau kebijakan dalam perusahaan, tidak bisa dengan Sameer, pemilik toko. Jalal marah, menyapu bahkan mengepel lantai rumah Kita dapat mengatakan bahwa cerpen edisi
salah seorang dari yang sebelas. Mengapa diterapkan di dalam keluarga. Diduga karena lalu menarik Rintik keluar dan menjadi tanpa merasa lelah. September-Okrober 2017 ini mulai bergerak
menjadi kenangan? Karena saya keluaga inti atau kelarga besar menolak tontonan orang lalu-lalang, sedang Sameer Dalam mimpi Imur, kemisterian kematian, makin dewasa. Tema, subtema, lompatan
menganggap kedua bos ini berhasil peraturan itu. Atau pribadi pimpinan (dalam meninggalkan toko lewat pintu belakang. pertama, Nek Musih tetap tersenyum. Tidak pikiran pada cerpen, tidak lagi berada di
memimpin. Bos pertama (orang susah) hal ini sebagai kepala keluarga) bertenggang ”Entah bagaimana kehidupan rumah merasa sakit, takut atau mengeluh apapun. dalam diri, semisal persoalan cinta asmara.
dengan kerja kerasnya, berhasil menjadi bos. rasa terhadap anggota keluarga tercinta. tangga Jalal dan Rintik setelah pertengkaran Memang diluar kebiasaan orang yang mau Namun bergerak lebih luas lagi, di luar diri,
Bos kedua (orang kaya) dengan hati dan Berikutnya cerpen “Rintik” kara Mirna itu. Yang pasti sekarang Rintik menjadi meninggal dunia. Kedua, berkali-kali menga- misal persoalan kegagalan membina rumah
menghargai pegawai berhasil menjadi bos. Alfiani. Cerpen ini menceritakan Rintik dan wanita malang,”(akhir cerpen). Tak jelas lami masa kritis, tetapi tidak meninggal juga. tangga karena beragam aspek, kemisterian
Namun, keberhasilan bos pertama tidak Jalal (istri-suami) dan anak-anak yang hidup maksudnya menjadi wanita malang. Sudah dibacakan yasin atau diajari kematian akibat pengaruh ilmu hitam dan
ada korelasi dan pengaruhnya dengan bos dalam kemiskinan. Betapa tidak, pekerjaan Bagaimana kehidupan Rintik-Jalal-anak-anak mengucap. Akhirnya, orang-orang yang lainnya. Kedewasaan ini perlu dipertahankan
kedua. Artinya, kedua bos berhasil lantaran Jalal hanya kuli bangunan. Untuk makan serta Rintik-Sameer selanjutnya. Hal ini melihat tertanya-tanya. Apa gerangan yang pada edisi depan.
kemampuan menejerial, kompetensi, sehari-hari saja pas-pasan, apalagi kebutuhan terjadi karena persoalan yang dibangun menghalangi Nek Mursih untuk
profesional dan etos kerja masing-masing. lain. Terpaksa sewa rumah, sekolah anak- sendiri, tak dapat diselesaikan, mengambang menghembusan nafas terakhirnya. Penulis : Penga
Pengawas ya
engawas yasan/
yayasan/ dosen UISU
yasan/dosen UISU,,
Kalaupun ada kekuatan dan kelemahan, hal anak dan keperluan lainya, menunggu rezeki atau ditinggalkan begitu saja. Tak bisa hanya Dokter tak mampu berbuat apa, maka Ketua apwas, fosad, krikus sastra dan
itu adalah biasa. Karenanya, langsung saja harimau. Karena itu, perlu ada solusi yakni mematok, Rintik menjadi wanita malang. muncul Nek Warnih, dukun kampung. Dia budaya.

CERPEN

Lamaran Lelaki Kutub Selatan


Karya : Aisyah Haura Dika Alsa

D
ia. Anak laki-laki itu, yang sedang
duduk di kursinya barisan dua sisi
kanan sedang asyik ngobrol dengan
teman laki-lakinya. Aku. Yang dari tadi
menahan langkah terduduk di kursiku,
berusaha keras mendiamkan kesalku. Anak
laki-laki itu memang tidak berubah-ubah
semenjak dulu. Seenak jidatnya selalu. Apa
tadi dia bilang? Dia tidak bisa ikut
mengerjakan tugas kelompok karena sudah
janji dengan teman-temannya naik gunung.
Dia membuatku geli sekali. Naik gunungnya
jauh lebih penting ketimbang kuliahnya.
Ingin sekali kutinju mukanya itu!
Beruntung Nay membawaku segera
minggat dari kelas. Nay tahu sekali wajahku
sudah seperti air rebus. Jangan sampai
dibiarkan matang. Nanti banyak asapnya.
Sebaiknya langsung dipadamkan apinya. Nay
membawaku jajan tempura di depan
kampus. “Vey, kita bisa kok ngerjai tugasnya
tanpa Bagas. Nanti laporannya Bagas aja
yang ngerjai semuanya. Dia juga yang
ngeprint. Plus buat power pointnya. Aku SKETSA
yakin dia mau aja kok.” Nay mencomot DUA pejalan kaki
tempura pertamanya. melitas di depan sebuah
“Baguslah kalau dia nggak ikut. Aku nggak karya senirupa sketsa
lihat muka dia besok satu harian.” Nay dalam format cetak
tersedak. Tersenyum setengah tertawa. baliho panjang dii
“Nggak boleh benci-benci kali, Vey. dinding stasiun kereta
Kebanyakan terlalu benci bisa cinta. Gitu sih MRT di Kuala Lumpur,
kebanyakan. Aku ngomong berdasarkan fakta Malaysia yang sedang
di sekitar ya, Vey. Jadi akurat.” “Aku lagi males direnovasi.
bercanda, Nay.” Nay hanya balas menyengir.
̈ medanbisnis/diur
Aku dan anak laki-laki itu entah kenapa
selalu sekelas sejak SMP. Bahkan masih juga
sekelas saat kuliah. Ah, iya. Dia masih anak-
anak di mataku. Entah karena membencinya. bertengkar. Tapi juga tidak pernah berteman. Meski hanya sekali. Dan berita-berita pacaran seperti ini... Aduh...” Aku bertahan di kamar Dia duduk sambil membaca. Kami sedang
Jadi, aku enggan menyebutnya sebagai lelaki. *** yang kelewat batas hingga ‘kecelakaan’ dan mandi fakultas. Akhirnya dengan amat menunggu mata kuliah selanjutnya. Di sela
Kami tidak pernah bertengkar sebenarnya. “Vey, kalau ada laki-laki yang baik yang akhirnya harus menikah dengan terpaksa. Itu terpaksa, aku mengalah dengan rasa maluku itu, teman perempuanku Mila yang terkenal
Tidak pernah adu mulut sekalipun. Karena ingin menikah dengan Vey saat ini. Vey yang membuat ibu dan ayah sangat sendiri. Tidak mungkin aku tidak masuk cantik dan baiknya menghampiri anak kutub
selalu, jika aku kesal dan marah-marah bersedia?” Tanya ibu dengan nada hati- mempertimbangkannya. Mereka merasa kelaskan? Meski aku tidak tahu harus Selatan itu dan berdiri di depan duduknya.
padanya. Dia hanya menanggapinya dengan hati sambil mengelus rambutku. Aku benar-benar khawatir dengan pergaulan anak menaruh wajahku di mana saat melihatnya. “Hm.. Bagas, Mila belum terlalu paham tugas
sikap dingin. Terakhir kali, aku merecoki sedikit kaget dan geli. “Ibu, Vey baru saja muda masa kini. Merasa harus segera Rasanya jika sampai di kelas, aku ingin dari Pak Saragih tadi. Karena kita satu
telinganya dengan mulutku saat tahun semester dua di kuliah. Masih mau serius membuatku menikah. Apalagi ditambah menggerebek mejanya dan meninju kelompok. Nanti sebelum pulang tolong jelasi
pertama di SMA. Saat aku marah-marah, belajar.” Jawabku sambil lanjut membaca. dengan adegan ayah dan ibu yang sudah mukanya. Aih, itu kriminal namanya. Oh iya, ke Mila dulu, ya.” “Iya, bisa, Mila. Tapi, nggak
tiba-tiba seisi kelas melihat ke arah kami. “Tapi menurut Ibu, Vey sudah bisa. Dan ingin menimang cucu. Karena aku anak yang dia melamar, bukan berarti tidak bisa aku bisa lama ya.” “Cieee.....................” Satu kelas
Kelas terasa benar-benar tegang. Merasa menikah bukan berarti nggak bisa belajar sulung. tolakkan? Ya Tuhan, kenapa aku tidak kompak menyoraki mereka.
diperhatikan seisi kelas, aku mendiamkan serius. Asal paham tanggung jawab, insya Ha, bagaimana ini? Bagaimana nanti aku berpikir dari kemarin. Aih, betapa bodohnya Dari awal masuk, teman-teman memang
mulutku. Sedang anak laki-laki itu berdiri dari Allah semua akan lancar.” “Vey belum mau, harus bertemu muka dengannya? Bagaimana pikiranku. Iya, aku harus menolaknya. suka menjodoh-jodohkan satu dengan yang
bangkunya, pergi meninggalkan kelas dengan Bu.” “Kalau Ibu jadi Vey, Ibu takut kalau teman-teman SMP, SMA, kuliah, Bagaimana bisa aku menikah dengan laki-laki lain. Dan di kelas ini, anak kutub Selatan itu
sikap dinginnya. Sejujurnya, aku merasa menyesal menolaknya. Dia anak yang baik, semuanya tahu? Mereka semua tahu bahwa sedingin es di kutub Selatan. Aaahh, aku tidak dijodoh-jodohkan dengan Mila hanya karena
bersalah telah memarahinya di depan teman- cerdas, wajahnya tampan, dari keluarga ada perang dingin antar aku dan anak laki- mau membayangkan menikah dengannya. Mila sering bertanya pada anak laki-laki itu
teman kami. Dan sejak saat itu, aku tidak lagi yang baik-baik juga.” Aku langsung bangkit laki itu. Karena memang aku sering Hoy, kabar ini seperti mimpi buruk bagiku. soal tugas dan mata kuliah. Jodoh-jodohan
berkeinginan untuk menceracau mulutku dari tiduran di paha ibu. Merasa tertarik. menunjukkannya. Meski tidak dengan Aku harus segera menelpon ibu. Aku harus begitu aku tidak pernah peduli. Itu olokan
padanya. Meski ia sering membikin darahku “Memangnya siapa yang melamar Vey, merepet di depan mukanya. Tapi saat diskusi segera bilang aku SAMA SEKALI tidak paling kekanak-kanakan menurutku. Karena
naik. Tapi aku selalu berusaha menahannya. Bu?” “Tapi tadi katanya belum mau.” Ibu di kelas, kami sering saling menjatuhkan. Aih, bersedia menikah dengan anak laki-laki dari itu hanya membuat malu, salah tingkah, dan
Dari awal mengenalnya, aku memang menggodaku. “Hehe.. Nanya siapakan bahkan guru-guru dan dosen-dosen tahu, kutub Selatan itu. Entah dari mana dia dapat serba salah kepada yang sedang dijodoh-
sudah tidak suka padanya. Dia anak yang bukan berarti mau, Bu. Nanya doang bagaimana dinginnya kami saat saling beradu ide melamarku. jodohkan. Apalagi jika yang dijodoh-jodohkan
pendiam. Tapi teman-temanku selalu bilang hehehe..” Ibu tersenyum. “Bagas, Nak. pendapat. Kalau sudah begitu, seisi kelas “Taruh semua tas kalian di depan kelas. memang memiliki rasa suka terpendam. Bisa
senang mengobrol dengannya. Meski dia Teman kamu.” Mataku membelalak. tidak ada yang berani menganggu. Kita tes hari ini. Jelek nilai kalian, nggak usah makin banyak salah tingkahnya.
lebih banyak mendengarkan. Tapi dia benar- Mulutku menganga lebar. Mengeluarkan Membiarkan kami berdua saling lulus di mata kuliahku. Jumpa lagi tahun Tapi, saat ini. Saat ini rasanya. Kenapa aku
benar peduli terhadap lawan bicaranya. bunyi dua huruf dengan rasa terkejut menjatuhkan. Guru atau dosen di depan, depan. Tahunya aku, sayang kalian samaku.” merasa peduli dengan olokan itu. Kenapa aku
Pendengar yang baik. Meski ada saat-saat dia paling tinggi. “HA???????!” Jantungku biasa juga hanya ikut memperhatikan. Dan Handphoneku hampir loncat dari tanganku. merasa olokan itu benar-benar menjadi
terbahak lama sekali. Tapi itu adegan yang seperti diledakkan dan pecah hingga kebanyakan berakhir dengan tertawa Pak Saragih masuk dengan tiba-tiba. Tes hidup untuk anak kutub Selatan itu dan Mila.
jarang terjadi. Berbeda denganku yang ceria. tercecer kemana-mana. bersama kalimat, “Bagas, Vey, sudah cukup. berjalan 30 menit. Aku lancar saja Untuk pertama kalinya, aku tidak suka anak
Meski dimarahi ibu di rumah. Aku bisa tetap Yang benar saja. Anak laki-laki itu sudah Kalian tidak boleh sering-sering begini. mengerjakannya karena memang setiap laki-laki kutub Selatan itu dijodoh-jodohkan
riang di sekolah. Rasa semakin tidak suka itu gila kupikir. Berani-beraninya dia. Dia pikir Jadilah yang ditengah-tengah. Terlalu cinta malam aku belajar. Aku meletakkan penaku. dengan Mila atau barangkali juga dengan
semakin besar saat ternyata dia juara kelas. dia siapa. Apa tadi ibu bilang, sudah sejak juga tidak baik. Terlalu benci apalagi. Hati- Bersiap bangkit dari kursi. Tapi, anak kutub siapapun. Kenapa aku malah tidak lagi
Sedang peringkatku satu tangga di bawahnya. kelulusan SMA dia datang dengan orang hati, jangan-jangan nama kalian nanti satu Selatan itu lebih dulu bangkit dan berniat menelpon ibu. Kenapa sepertinya aku
Aku merasa sudah benar-benar berada di tuanya saat aku tidak di rumah. Tapi saat itu tempat di kartu undangan.” Seisi kelas mengantarnya di meja dosen. Huh. Aku merasa cemburu.
atas langit waktu itu. Tapi mendengar ibu dan ayah menolaknya secara halus. Dan menertawakan kami. memonyongkan bibirku melihatnya.
pengumuman juara kelas, langitku runtuh dua hari lalu, dia sendiri datang saat aku tidak *** Kelas Pak Saragih satu setengah jam (Penulis adalah Alumnus P
(Penulis endidikan
Pendidikan
seketika. Sejak itu, aku benar-benar merasa di rumah lagi. Kali ini ayah dan ibu “Aduh.. Bagaimana ini.. Kalau begini, bisa- kemudian selesai. Aku melihat ke arahnya. Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMSU)
dia adalah saingan beratku bahkan sampai mempertimbangkannya. Karena melihat aku bisa aku ingin pindah kelas. Ah, pindah Dia selalu duduk di baris kedua sisi kanan.
hari ini. Kami memang tidak pernah sudah berani diantar pulang teman laki-laki. kampus sekalian. Awas saja, gara-gara dia aku Sedang aku duduk di barisan ketiga sisi kiri.

Anda mungkin juga menyukai