CAGAR BUDAYA
KABUPATEN BINTAN,
PROVINSI KEPULAUAN RIAU**
26
[dari lapangan]
Nopember 1965 Nomor UP/256/5/1965 meliputi 6 Kecamatan yaitu Bintan Utara,
menetapkan terhitung mulai 1 Januari 1966 Bintan Timur, Teluk Bintan, Gunung Kijang,
semua daerah Administratif kewedanaan Teluk Sebong dan Tambelan. Berdasarkan
dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapus- Peraturan Daerah Kabupaten Bintan nomor :
kan. Pada Tahun 1983, sesuai dengan 12 Tahun 2007 telah dibentuk 4
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun Kecamatanbaru sehingga saat ini Kabupaten
1983, telah dibentuk Kota Administratif Bintan memiliki 10 Kecamatan, yaitu
Tanjungpinang yang membawahi 2 (dua) Kecamatan Tuapaya hasil pemekaran dari
kecamatan yaitu Kecamatan Tanjungpinang Kecamatan Gunung Kijang, Kecamatan Bintan
Barat dan Kecamatan Tanjungpinang Timur, Pesisir dan Mantang adalah pemekaran dari
dan pada Tahun yang sama sesuai dengan Kecamatan Bintan Timur, Kecamatan Sri
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1983 Kuala Lobam adalah hasil pemekaran
telah pula dibentuk Kotamadya Batam. Kecamatan Bintan Utara. Berikut ini ibukota
kecamatan di Kabupaten Bintan beserta luas
Dengan adanya pengembangan wilayah
wilayahnya:
tersebut, maka Batam tidak lagi menjadi
bagian Kabupaten Kepulauan Riau. 1. Teluk Bintan, Ibu Kota Tembeling dengan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 luas wilayah 419,10 Km2.
Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 13 2. Seri Kuala Lobam, Ibu kota Teluk Lobam,
Tahun 2000, Kabupaten Kepulauan Riau dengan luas wilayah 249,00 Km2.
dimekarkan menjadi 3 kabupaten yang terdiri 3. Bintan Utara, Ibu kota Tanjung Uban,
dari : Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten dengan luas wilayah 265,00 Km2.
Karimun dan Kabupaten Natuna. Wilayah 4. Teluk Sebong, Ibu kota Sebong Lagoi,
Kabupaten Kepulauan Riau hanya meliputi 9 dengan luas wilayah 2.001,20 Km2.
kecamatan, yaitu :Singkep, Lingga, Senayang, 5. Bintan Timur, Ibu kota Kijang, dengan
Teluk Bintan, Bintan Utara, Bintan Timur, luas wilayah 133,50 Km2.
Tambelan, Tanjungpinang Barat dan 6. Bintan Pesisir, Ibu kota Kelong, dengan
Tanjungpinang Timur. Kec. Teluk Bintan luas wilayah 17.895,40 Km2.
merupakan hasil pemekaran dari Kec. Galang. 7. Gungun Kijang, Ibu kota Kawal, dengan
Sebagian wilayah Galang dicakup oleh Kota luas wilayah 6.502,25 Km2.
Batam. Kec. Teluk Bintan terdiri dari 5 desa 8. Mantang, Ibu kota Mantang, dengan luas
yaitu Pangkil, Pengujan, Penaga, Tembeling wilayah 1.009,01 Km2.
dan Bintan Buyu. 9. Toapaya, Ibu kota Toapaya, dengan luas
Kemudian dengan dikeluarkannya wilayah 159,00 Km2.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2001, Kota 10. Tambelan, Ibu kota Tambelan, dengan
Administratif Tanjungpinang berubah luas wilayah 59.084,00 Km2.
menjadi Kota Tanjungpinang yang statusnya
sama dengan Kabupaten. Sejalan dengan CAGAR BUDAYA DI KABUPATEN
perubahan administrasi wilayah pada akhir BINTAN
Tahun 2003, maka dilakukan pemekaran
1. Makam Datuk Bujuk
Kecamatan yaitu Kecamatan Bintan Utara
menjadi Kecamatan Teluk Sebong dan Bintan Datuk Bujuk dikenal sebagai salah
Utara. Kecamatan Lingga menjadi Kecamatan seorang tokoh penyebar agama Islam di
Lingga Utara dan Lingga. Pada akhir Tahun Bintan. Dalam menyebarkan agama Islam
2003 dibentuk Kabupaten Lingga sesuai beliau didampingi oleh adiknya yaitu Tuk Mbi
dengan Undang-Undang No. 31/2003, maka dan Tuk Kadi. Nama Bujuk diambil dari nama
dengan demikian wilayah Kabupaten Bintan sejenis ikan, disebutkan dalam sebuah kisah:
27
[dari lapangan]
“Pada zaman dahulu ada seorang anak raja nilai arkeologis yang cukup tinggi,
disitu. Suatu ketika anak raja itu minta sebagaimana halnya benda arkeologi yang
digambarkan patung ikan mas. Kemudian memiliki keistimewaan dalam hal keuni-
anak raja itu bermain-main di kolam. Entah kannya makam Datuk Bujuk yang nisannya
bagaimana agaknya anak tersebut jadi ikan terbuat dari batu alam tanpa pengolahan
bujuk.” tidak memperlihatkan keisti-mewaan dalam
segi bentuk nisannya.
28
[dari lapangan]
menjadikan makam ini menjadi cagar budaya kepala berbentuk silinder dan nisan bagian
tingkat kabupaten, sebab memiliki arti bagi kaki berbentuk persegi. Selain makam
sejarah di Kabupaten Bintan. Laksamana Koja Hasan terdapat pula makam
lainnya yaitu makam istri dari Laksamana
2. Makam Laksamana Koja Hasan Koja Hasan yang bernama Tun Sirah binti
Hang Tuah nisan yang digunakan pada
Terletak di Jl. Wisata Air Terjun
makam Tun Sirah terbuat dari bahan batu
Kampung Bekapur/Gua, Desa Bintan Buyu,
dan memiliki bentik persegi baik nisan kepala
Kecamatan Teluk Bintan. Laksamana Koja
maupun kaki. Saat ini kedua makam tersebut
Hasan adalah Syeh Maulana Fadillah Khan
telah diberi pagar keliling yang terbuat dari
atau Sunan Gunung Jati. Beliau datang dari
pagar berbahan coran semen.
tanah Jawa untuk membantu Bentan dalam
berperang melawan Portugis. Makam ini memiliki arti sejarah bagi
Sebagaimana telah disebutkan di atas masyarakat setempat. Memperhatikan tokoh
beliau adalah salah satu dari Wali Songo yang yang disebutkan bahwa makam ini adalah
menyebarkan Islam di Pulau Jawa, tetapi makam seorang laksamana yang memiliki
kedatangannya ke Bentan bukan dalam nama sebenarnya yaitu Sunan Gunung Jati.
rangka menyebarkan ajaran Islam tetapi Sunan Gunung Jati adalah salah satu Wali
sebagai salah seorang laksamana yang akan Songo yang menyebarkan agama Islam di
membantu dalam peperangan melawan Pulau Jawa khususnya di wilayah Jawa Barat.
Portugis. Berdasarkan data pendataan yang Fakta ini masih perlu dikaji lebih dalam
lalu disebutkan bahwa makam ini adalah bagaimana keterlibatan Sunan Gunung Jati
makam Said Ahmad, tetapi setelah dilakukan yang memiliki nama Laksamana Koja Hasan
wawancara dengan Asyim salah satu tokoh dalam membantu perang melawan Portugis
pemuda di Kampung Bekapur, makam ini di kawasan Bintan, mengingat makam Sunan
adalah makam Laksamana Koja Hasan. Gunung Jati berlokasi di Cirebon. Besar
(informasi dari Asyim Sofyan Bin Ahmad). kemungkinan makam ini merupakan
penghargaan terhadap beliau yang turut
membantu perang melawan Portugis,
sehingga dibuatkanlah makam baginya.
29
[dari lapangan]
saja tetapi juga dikenal secara nasional plesteran tersebut sebuah angka tahun yaitu
sebagai penyebar agama Islam. Namun hal ini tahun 1993.
masih perlu kajian mendalam berkaitan
Sedangkan nisan terbuat dari batu
dengan tokoh ini. Selain itu nisan yang
tanpa ada pengerjaan. Kurang lebih pada
digunakan secara arkeologis kurang memiliki
jarak 6 m ke arah barat ada sebuah makam
nilai sebab terbuat dari batu yang tidak diberi
lainnya yang menurut informasi dari Asyim
pengerjaan. Sehingga berdasarkan data-data
merupakan makam dari Nenek Sri Diawan
tersebut belum cukup kuat untuk menjadi-
namun tidak begitu jelas asal usul dari tokoh
kannya cagar budaya tingkat nasional,
tersebut.
paling mungkin makam ini dijadikan sebagai
cagar budaya tingkat kabupaten.
30
[dari lapangan]
4. Makam Nahkoda Ragam dan Nahkoda menemukan makam Nakhoda Ragam dan
Sekam Nakhoda Sekam. Nisan makam ini terbuat
dari bahan batu tanpa ada pengerjaan,
Nakhoda Ragam lebih dekat dengan
perbedaan dari nisan yang dimiliki oleh
nama salah satu tokoh yang berasal dari
kedua makam ini terletak dari ukurannya,
Brunai Darussalam yaitu Sultan Bolkiah,
makam Nakhoda Ragam memiliki ukuran
sultan Brunei ke-5 yang memerintah dalam
nisan yang lebih besar dibandingkan dengan
kurun waktu 1485-1524 M. Apakah yang
nisan Nakhoda Sekam.
dimaksud dengan Nakhoda Ragam pada
Kampung Bekapur di Desa Bintan Buyu,
Kabupaten Bintan adalah Nakhoda
Ragamyang juga berstatus sebagai sultan
masih perlu kajian lebih lanjut.
31
[dari lapangan]
dikaitkan dengan Pulai Bintan yang terkenal Secara tokoh, Hang Tuah memang
sebagai tempat asal dari sejumlah laksamana merupakan tokoh yang sangat dikenal di
wilayah Melayu. Tetapi secara arkeologis dari
makamnya yang ditemukan pada Kampung
Nuyung, Desa
Bekapur tidak
memperlihatkan
nilai arkeologi yang
cukup tinggi. Selain
itu makam Hang
Tuah juga
ditemukan di
Melaka Malaysia
yang menjadikan
Makam Tua (Hang Tuah)
keraguan terhadap Nisan Makam Tua (Hang Tuah)
Melaka. Perdebatan berkaitan dengan tokoh makam ini. Dimanakah letak makam Hang
Hang Tuah tidak saja mengenai lokasi Tuah yang sebenarnya masih perlu dilakukan
pemakamannya tetapi juga berkaitan dengan penelitian lebih lanjut.
asal muasalnya. Cerita pusaka orang Bintan
Walaupun demikian penghargaan
menyebutkan bahwa tempat asal Hang Tuah
masya-rakat terhadap tokoh Hang Tuah yang
terletak di daerah sungai Nujung/Nuyung/
memberikan tempat bagi makam Hang Tuah
Duyung di Pulau Bintan. Namun ada pula
di Kampung Nuyung sebagai tempat
yang menyebutkan bahwa asal Hang Tuah
kelahiran dari Hang Tuah merupakan nilai
adalah anak Raja Bujang di Sulawesi,
lebih bagi peninggalannya, sehingga makam
namanya sebenarnya adalah Daeng Mem-
ini dapat dijadikan sebagai cagar budaya
pawah. Beliau dibawa ke Melaka oleh Seri
untuk tingkat kabupaten.
Bija Pikrama dan Tun Sura Diraja pada masa
pemerintahan Sultan Mansyur Syah.
6. Makam Tuk Kepala Gendang (Mulia)
Makam Hang Tuah Menurut informasi dari Asyim salah
berada di tengah- seorang tokoh pemuda di Kampung Bekapur
tengah perkebunan adik dari Kepala Kampung Bekapur dan
duku dan durian merupakan salah satu penduduk asli di
milik masyarakat. daerah Nuyung yang dahulu bernama
Makam ini terdiri Duyung, tempat dimana makam Tuk Kepala
dari dua buah nisan Gendang ditemukan.
yang terbuat dari
Menurutnya kenapa tokoh ini disebut
batu alam tanpa ada
dengan nama Tuk Kepala Gendang karena
pengerjaan, sedang-
menurut ceritanya tokoh ini adalah orang
Nisan Makam Tua (Hang Tuah) kan jiratnya tidak
yang berasal dari Malaysia sedang mencari
ada namun sebagai pembatas makam atau
saudaranya, ketika dia tiba di daerah Nuyung
berfungsi sebagai jirat adalah diperguna-
dia menemukan pohon duku dan bermaksud
kannya tumbuhan sebagai batas-batasnya.
untuk memakannya, dan saat itu
Makam Hang Tuah ini terletak tidak jauh dari
terdengarlah suara gendang yang membuat
Makam Tuk Kepala Gendang yaitu sekitar 50
Tuk Kepala Gendang terkejut dan wafat
m ke arah barat daya dari makam Tuk Kepala
akibat tertancap ranting dari pohon duku.
Gendang.
32
[dari lapangan]
Makam Tuk Kepala Gendang berjarak Makam dengan nisan seperti ini sedikit
sekitar 50 m dari makam Hang Tuah tepatnya ditemukan pada wilayah Keplauan Riau hal
pada arah timur laut. ini menjadikan nilai arkeologis pada makam
Tuk Kepala Gendang menjadi cukup tinggi.
Nisan seperti ini banyak ditemukan
dibeberapa daerah di Indonesia, dan tipe
nisannya termasuk ke dalam tipe nisan Aceh,
dikenal pula dengan sebutan Batu Aceh yang
persebarannya hingga ke Semenanjung
Malaysia.
33
[dari lapangan]
Dua makam lainnya yaitu makam Hang 8. Makam Tuk Penaung
Lekir dan Hang Lekiu berada di dalam satu
jirat yang tersusun dari bata berplester,
sedangkan nisan dari kedua makam ini
Walaupun demikian
masih perlu dikaji
lebih dalam lagi
berkaitan dengan
tokoh ini. Tokoh ini
memang memiliki
peran penting bagi
masyarakat Makam Tuk Penaung
disekitar namun
Walupun demikian beliau tetap harus
belum cukup data
tunduk terhadap Tuk Julung karena dari segi
yang menyebutkan
kepangkatan Tuk Julung lah yang paling
perannya secara nasional setidaknya dalam
tinggi. Makam Tuk Penanung saat ini telah
perjalanan sejarah secara nasional, sehingga
diberi cungkup dan memiliki ukuran jirat yang
makam ini cukup dijadikan cagar budaya
cukup panjang. Jiratnya saat ini sudah
tingkat kabupaten.
direnovasi dengan menggunakan bata
berplester dan dibuat tinggi. Batu nisan
makam ini sudah diganti dengan nisan yang
34
[dari lapangan]
baru dan bentuk dari nisan pengganti satu buah makam yang sudah teregistrasi
tersebut tidak sama dengan bentuk nisan yang berlokasi di Pulau Tambelan, tidak
aslinya. Hal ini mengurangi nilai arkeologis dilakukan pengamatan terhadap makam ini
terhadap makam Tuk Penaung. karena alasan lokasi yang cukup jauh dan
permasalahan transportasi.
Makam Datuk Penaung berjarak kurang
lebih 200 m dari jalan masyarakat. Saat ini Delapan buah situs/cagar budaya yang
makam Datuk Penaung sudah diberi cungkup berhasil dilaukan inventarisasi pada kegiatan
dan jiratnya sudah ditinggikan, namun kali ini antara lain Makam Datuk Bujuk,
sayangnya batu nisan dari makam ini sudah Makam Laksamana Koja Hasan, Makam
diganti dengan nisan baru yang terbuat dari Malim Dewa, Makam Nakhoda Ragam dan
coran semen dengan bentuk yang berbeda Nakhoda Sekam, Makam Hang Tuah (Makam
dengan bentuk nisan aslinya. Batu nisan yang Tua), Makam Tuk Kepala Gendang (Mulia),
asli masih ada namun hanya tinggal satu Makam Tuk Julung, Makam Tuk Penaung.
buah dan diletakkan begitu saja di atas Walaupun mengalami kesulitan dalam
makam Datuk Penaung. Nisan yang asli melakukan identifikasi di lapangan tetapi
berbentuk silinder sama dengan bentuk nisan data tersebut telah berhasil diperoleh
yang digunakan pada makam Datuk Julung. dengan bantuan masyarakat setempat.
Beberapa lokasi yang berbeda antara
PENUTUP data registrasi dengan data di lapangan
antara lain Makam Said Ahmad, setelah
Tulisan ini merupakan ringkasan dari
dilakukan pencarian dan bertanya kepada
hasil pendataan cagar budaya kabupaten
masyarakat ternyata makam tersebut tidak
Bintan yang dilakukan pada tahun 2012.
ada namun berdasarkan alamatnya makam
Berdasarkan data yang dimiliki oleh BPCB
nama yang tepat adalah Makam Laksamana
Batusangkar jumlah situs/cagar budaya yang
Koja Hasan. Makam Nakhoda Ragam dan
telah teregistrasi berjumlah 20 buah, tetapi
Nakhoda Semang yang tercatat di data
data tersebut masih perlu diperbaiki
registrasi yang benar adalah makam Nakhoda
mengingat data yang diperoleh merupakan
Ragam dan Nakhoda Sekam, dan sebuah lagi
data awal yang masih perlu dikaji lagi.
adalah makam Beram Dewa yang benar
Dari kedua puluh situs/cagar budaya adalah makam Malim Dewa.
tersebut sembilan buah diantaranya sudah
dilakukan pendataan ulang melalui kegiatan DAFTAR PUSTAKA
pencagarbudayaan yang dilakukan oleh Aswandi Syahri & Dinas Pariwisata dan
Kelompok Kerja Perlindungan. Kesembilan Kebudayaan Kabupaten Bintan. 2009. Khazanah
situs/cagar budaya tersebut antara lain Situs Peninggalan Sejarah & Warisan Seni-Budaya
Bukit Kerang Kawal Darat, Kompleks Makam Kabupaten Bintan.
Marhum Bukitbatu, Makam Panjang, Makam Emi Rosman dan Fauzan Amril. Laporan
Sultan Ahmad, Makam Cik Santai (Datuk Pencagarbudayaan Kabupaten Bintan. Balai
Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar,
Pantar), Makam Tok Uke (Putri Cempa),
2012.
Sungai Tok Uke, Makam Sang Ye (Sang Setia),
http://id.wikipedia.org
Kawasan Kota Kara. http://ubaykhan.wordpress.com/2012/03/
Kemudian terdapat dua kali registrasi 23/profil-kabupaten-bintan
-------------------
terhadap Kompleks Makam Marhum * tulisan ini diolah dari Laporan Pencagarbudayaan Kabupaten
Bintan. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar, 2012.
Bukitbatu, Makam Tok Uke (Putri Cempa), ** Penulis Kelompok Kerja Pemeliharaan Staf BPCB Prov. Sumatera
dan Makam Sang Setia. Selain itu terdapat Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.
35
[dari lapangan]
36