Anda di halaman 1dari 1

MINGGU, 12 NOVEMBER 2017

Perempuan di Galeri 27 Imam Khanafi


atawa Smells Like Empty Spirit Pulanglah ke Rumah
Bunga,
ada dua merpati terbunuh, untuk menghidupkan sepa-
akan berwarna hitam dan malam akan sang sayap lain

K
emarin Sirin bertemu
seorang perempuan di
Cerpen Kiki Sulistyo datang. Pening di kepala Sirin belum aku akan mati, dan akan mencuri kematian dalam tubuh
Galeri 27. Mereka hilang. Ia berpikir menemui lagi dok- lain
sama-sama menatap ter Ami Winhus. Ia senang berbincang aku salah.
lagi, “Tapi Anda belum menjawab merasa seperti bayi yang dipaksa dengan dokter itu. Meskipun
sebuah lukisan yang pertanyaan saya. Apa kita pernah menelan makanan. “Seperti saya penampilannya aneh, dia dokter ahli Bunga,
menghamparkan pemandangan alam bertemu?” bilang tadi, Anda rupanya mengetahui dan sangat ramah pada pasien. Dia kini semua bertarung.
ganjil; matahari berwarna oranye tera- Seakan-akan tidak mendengar per- banyak seluk-beluk pameran ini. Tapi Berebut kuasa
pung di atas hamparan biru laut. juga menyukai musik jazz.
tanyaan Sirin, perempuan itu balik sekali lagi, saya penasaran, apakah dan pengkhianatan merajalela.
Permukaan laut itu berkilau-kilau Sepanjang jalan menuju tempat
bertanya, “Anda pernah mendengar kita pernah bertemu sebelumnya?” praktik dokter Ami Winhus, Sirin
dengan garis acak ombak berbuih tentang Kurtu Kobani?” Perempuan itu lagi-lagi tidak men- Aku,
putih. Di antara semua lukisan yang melihat banyak poster ditempel di rindu yang panjang akan perdamainan,
Sirin diam sesaat sebelum men- jawab. mana-mana. Poster bergambar
dipamerkan, lukisan itu yang paling jawab, “Tidak.” Lalu melanjutkan, “Sirin!” Tiba-tiba dari belakang mengundang banyak kesalahpahaman
menarik perhatian Sirin. Hampir tak seorang bayi sedang berenang dan di aku merindukan rasa iba dan kasih dalam setiap diri
“Maksudku, aku tidak tahu siapa dia, mereka seseorang memanggil. Sirin hadapannya selembar uang menga-
terbayangkan matahari berwarna tapi rasanya aku pernah mendengar menoleh, perempuan itu juga di tengah maraknya rasa haru dan tega
oranye dan laut berwarna biru. Sirin pung bagai kupu-kupu. Tampak kesan
nama itu entah kapan dan di mana.” menoleh. Sirin tidak mengenal lelaki si bayi sedang mengejar uang itu.
melihat nama si pelukis, Kurtu “Kurtu Kobani adalah penderita yang berdiri tak jauh dari mereka. Ayo pulanglah ke rumah.
Kobani, dengan judul lukisan “Smells Poster itu hanya bertuliskan
schizofrenia. Ia melarikan diri dari Apakah dia yang tadi memanggil? “Nevermind”. Sirin tidak tahu poster
Like Empty Spirit”. Sirin membaca Kudus, 2017
azilum sebelum bunuh diri di “Halo, Jim Hendri. Apa kabar?” itu mempromosikan apa.
ulang judul lukisan itu. Lalu seperti kamarnya. Apa yang dilukisnya tam- Sekonyong-konyong perempuan itu
baru teringat, ia membuka-buka kata- ***
log. Di katalog tertulis Kurtu Kobani
paknya adalah apa yang dilihatnya.
Dia benar-benar melihat matahari
bergerak menghampiri si lelaki. Kulit
lelaki itu hitam, rambutnya kribo dan
Dari jendela kamarnya, Sirin meli- Musim Saat Ini
sudah meninggal karena bunuh diri. hat matahari berwarna biru perlahan-
berwarna oranye dan laut berwarna ia mengenakan ikat kepala berwarna lahan muncul bagai bola cahaya naik Bunga,
Dia menembakkan pistol ke mulut- biru. Sejak kecil ia punya bakat magenta. Lelaki itu tersenyum, lalu
nya. ke permukaan air. hari-hari ini begitu menguras air
menggambar. Waktu ia dibawa ke mereka berpelukan seperti kawan Ia tidak punya rencana apa-apa hari dari atas dan badan
“Ini satu-satunya lukisan Kurtu.” azilum, di kamarnya ditemukan lama yang baru berjumpa lagi. ini. Lalu ia putuskan datang ke Galeri sementara hati kita masih saja tanpa iman
Tiba-tiba dari sebelahnya seorang banyak sketsa, baik di dinding Sirin? “Namanya sama dengan 27. Setelah mandi dan berpakaian, seperti ladang tanpa hijaunya ilalang.
perempuan bersuara. maupun di kertas gambar. Selain itu namaku,” gumam Sirin. Atau mung-
Sirin menoleh dan melihat perem- Sirin siap berangkat. Sesaat ia teringat
Sepi dalam puan api
puan itu menatap lukisan di depannya kedua orang tuanya. Mereka penganut
seperti waktu ke waktu tiba
tanpa berpaling. ”Benarkah?” tanya agama yang taat. Aku tidak bisa hidup
dan mempertemukan.
Sirin. Ia sudah melihat lukisan-lukisan seperti itu, kata Sirin dalam hati. Ada
lain, meskipun tidak membaca nama kesedihan bergerak dalam dadanya. Bunga,
tiap pelukis dengan saksama, ia Segera dia geleng-gelengkan kepala dengarkan aku
merasa tidak membaca nama Kurtu untuk menepis ingatan pada orang kata-kata tak cukup kuat untuk melindungi
Kobani, kecuali di lukisan ini. tuanya. Ketika hendak berangkat ia tulang-tulang rusuk
“Iya. Sebenarnya penyelenggara melihat tutup kepala berwarna krem seperti yang telah kita saksikan di negeri ini.
tidak memasukkan lukisan ini dalam tersampir di sandaran kursi. Dia raih
daftar lukisan yang akan dipamerkan. tutup kepala dari kain lembut itu Aku tak ingin kamu sakit seperti hati negeri ini.
Tapi seorang kurator bersikeras kemudian memakainya. Sirin sempat
memasukkannya,” jawab perempuan melihat ke cermin. Tutup kepala itu Kudus, 2017
itu tanpa menoleh. membuat efek pucat pada wajahnya.
“Anda rupanya mengetahui banyak Tapi Sirin tidak terlalu peduli.
seluk-beluk pameran ini,” balas Sirin. Sesampai di galeri, Sirin segera Sayang
Kali ini perempuan itu menoleh. menuju lukisan “Smells Like Empty
Sirin dapat melihat wajahnya dengan Spirit”. Di depan lukisan itu seorang Bunga,
jelas. Tulang pipinya menonjol, perempuan berdiri. Sirin berjalan ke apa malam kita, saat tua nanti akan berbeda?
sebelah perempuan itu, tapi tam- di negeri ini kuperoleh gelap langit
menyebabkan lekuk tajam di ruang
paknya ia terlalu asyik menatap lukis- dan sepi sekali.
sisi hidung dan bibir. Kedua organ itu
tampak serasi, bentuk hidungnya an sehingga tidak menyadari kehadir-
Kudus, 2017
ramping dan mancung, bibirnya kecil an Sirin. “Ini satu-satunya lukisan
dan sedikit kering. Dia mengenakan Kurtu,” kata Sirin sambil tetap
tutup kepala dari kain lembut berwar-
na krem, menyebabkan efek pucat
menatap lukisan.
Perempuan itu menoleh.
Melupakan Cinta Pertama
ditemukan juga tulisan-tulisan acak. kin lelaki itu sebenarnya memang “Benarkah?” tanyanya.
pada parasnya. Psikolognya mengurai gambar dan memanggil Sirin, kebetulan saja pe- Bunga,
“Anda Sirin kan?” katanya kemu- “Iya. Sebenarnya penyelenggara saat hujan datang
tulisan-tulisan itu. Sebagian besar rempuan itu juga mengenalnya. Tapi tidak memasukkan lukisan ini dalam
dian. perihal bentuk alam semesta, Sirin tidak punya kenalan bernama saat itu buatku melupakan cinta pertama
Sirin terkejut. Ia tak mengenal daftar lukisan yang akan dipamerkan.
bagaimana alam semesta tercipta dan Jim Hendri. Lagipula lelaki itu tidak Tapi seorang kurator bersikeras
perempuan itu. Sirin mengingat-ingat. bagaimana hukum-hukum yang sedikit pun melihatnya. Artinya pe- Di rumah kini, cuma tanah merah
Tapi meskipun berusaha keras, ia memasukkannya,” jawab Sirin tanpa selang waktu, berlumur darah
bekerja di dalamnya. Psikolognya ter- rempuan itu memang bernama Sirin. menoleh.
yakin tak pernah bertemu perempuan lalu hanya untuk mengenangmu.
heran-heran sebab ñ meskipun mus- Sama dengan namanya. Sesaat Sirin “Anda rupanya mengetahui banyak
itu sebelumnya. “Benar. Apa kita per- tahil — uraian Kurtu Kobani apabila melihat mereka bercakap-cakap, lalu
nah bertemu?” tanya Sirin. seluk-beluk pameran ini,” kata perem- Di sini hujan reda,
dirunut tampak sangat terperinci.” ia memperhatikan lagi lukisan di ha- puan itu. di negerimu hujan deras
Perempuan itu tidak menjawab. Perempuan itu memberi jeda dapannya; matahari berwarna oranye
“Di antara semua lukisan yang Kali ini Sirin menoleh. Dia dapat namun dinginnya sama.
sesaat, sebelum melanjutkan, “Lalu terapung di atas hamparan biru laut. melihat wajah perempuan itu dengan
dipamerkan, aku paling suka lukisan lukisan ini ditemukan menempel di Ketika Sirin menoleh ke belakang,
ini. Terutama karena dibuat bukan jelas. Tentu saja Sirin mengenal Kudus, 2017
langit-langit kamarnya, bagaikan kedua orang itu sudah tidak ada. perempuan itu. “Anda Sirin kan?”
oleh seorang pelukis profesional. lukisan gua. Seorang kurator yang Matanya mencari ke seantero galeri,
Judul lukisan ini menggunakan citra
yang tidak berhubungan dengan rupa.
menangani pameran ini adalah kawan tapi keduanya tidak terlihat. Segera ia
katanya kemudian.
Perempuan itu tampak terkejut. Anak-Anak
baik si psikolog. Ia diundang untuk beranjak keluar. Kedua orang itu tetap “Benar. Apa kita pernah bertemu?”
Aroma tidak memiliki rupa bukan? menilai. Secara teknik, kata si kurator, tidak ditemukan. Kepalanya jadi Bunga,
Seolah-olah pelukisnya meminta kita tanyanya.
lukisan ini tidak menampakkan kerja sedikit pening. Sirin duduk sebentar di semua menggenggam warnanya
menghirup aroma dari lukisannya. Sirin tidak menjawab.
seorang seniman. Tapi kurator ini tak bangku besi di trotoar. Lalu ia bukan kelabu, tapi warna pelangi
Tentu bukan aroma materialnya, Kekalik, 2017 ini kebutuhan batin.
bisa menampik jiwa lukisan ini putuskan pulang. Bayangan lukisan
melainkan aroma visualnya.” demikian kuat. Dia bahkan bisa dan perempuan tadi memenuhi
“Lukisan ini memang tidak berge- merasakan hawa panas memancar dari kepala. Di tengah jalan tiba-tiba ia ter- Itu katamu.
rak, tapi aku bisa merasakan jiwanya. matahari dan angin bergaram berem- pikir untuk pergi ke pantai. Ia - Kiki Sulistyo lahir di Kota
Hanya jiwa itu tidak berada dalam bus dari laut. Karena itu dia bersikeras menumpang taksi dan turun beberapa Ampenan, Lombok. Buku puisinya Di Kudus, 2017
lukisan ini, tetapi di suatu tempat, memasukkan lukisan ini dalam meter dari gerbang pantai. Ampenan, Apalagi yang Kau Cari?
entah di mana,” jawab Sirin seakan pameran.” Laut berwarna oranye demikian mendapat Kusala Sastra Khatulistiwa - Imam Khanafi, tinggal di Kudus. Tukang kliping
melanjutkan apa yang dituturkan Sirin berusaha mencerna kata-kata tenang terhampar seperti agar-agar. Di 2017. Ia mengelola Komunitas koran di Pojok Kliping Kudus, pemred buletin sas-
perempuan itu. Sirin heran dengan perempuan itu perlahan, tapi beron- atasnya matahari berwarna biru tera- Akarpohon, di Mataram, Nusa tra Keloepas. Antologi puisi tunggalnya
kata-katanya sendiri. Lalu ia bertanya dongan kalimatnya membuat Sirin pung-apung. Sebentar lagi matahari Tenggara Barat. (44) Percakapan Daun-Daun (2016). Selain menulis
puisi, dia menulis esai dan reportase jurnalisik
secara bebas. (44)

PA M O M O N G

Mengenang Pernikahan di Solo Pernikahan menentukan corak


dan alur kekuasaan di Jawa masa
kolonialisme. Sejarah dilangsungkan
berganti. Joko Widodo tak mau
pamer kekuasaan dengan meng-
adakan pernikahan seperti “drama
dan diciptakan dengan ramuan kolosal” meniru pernikahan
sering menentukan stabilitas politik, sawan, pejabat Belanda, seniman,
Oleh Bandung Mawardi suksesi, dan karisma. Di Jawa, urus- ulama, buruh, petani, dan anggota
asmara, ekonomi, politik, agama,
dan kultural. Sekian pernikahan
Pakubuwana X.
Kita tentu tak melupakan ajakan
an pernikahan tak melulu selebrasi pelbagai pergerakan politik kultural agung di Solo menguak harmoni Joko Widodo berjudul Gerakan
ermula dari pernikahan-perni- garakan di Solo. Pada 1865, perni- asmara. Politik, agama, bisnis pun memeriahkan pernikahan paling

B
dan ketegangan pelbagai kubu: Hidup Sederhana (2014). Hajatan
kahan agung di Jawa, John kahan Pakubuwana IX tercatat sering menentukan pernikahan. akbar di Jawa abad XX. pemerintah kolonial, keraton, ulama, pernikahan termasuk tema besar
Pemberton (2003) menje- dalam gubahan cerita Babad Krama Mangkunagoro IV memerlukan Berita di pelbagai surat kabar dan dan penggerak politik kebangsaan. dalam ekspresi hidup sederhana.
laskan struktur kekuasaan dan Dalem Pakubuwana IX. Upacara menggubah teks sastra Waryagnya, laporan resmi pemerintah menge- Pernikahan secara simbolis Pembatasan jumlah tamu dan
ekspresi peradaban sejak abad XIX pernikahan sudah makin terpenga- berisi nasihat tentang asmara dan sankan ada keramaian tak biasa. menceritakan anutan tradisi dan pelarangan memberi hadiah mem-
sampai XX. Pada 1835, ruh adab Eropa. Adegan bersulang pernikahan. Teks itu mengandung Pada 14 November 1915, pengurus ambisi mencapai kemajuan. buktikan pencegahan nalar hedo-
Pakubuwana VII menikahi putri asal diceritakan secara impresif. Pesta itu pedoman baku tentang ketentuan dan anggota Sarekat Islam rapat di Ekspresi sakral dan hedonisme nisme dan korupsi. Joko Widodo tak
Madura. Pujangga keraton, percampuran Jawa-Eropa. Si mencari pasangan hidup: bobot Sriwedari. Hasil rapat, pawai hadir berbarengan untuk menje- menginginkan pernikahan menjadi
Sindusastra, menggubah puisi pujangga keraton bercerita, tujuh (martabat), bebet (harta), dan bibit bersama Sarekat Islam, Abipraja, laskan tata politik dan peradaban di ekspresi kekuasaan. Pernikahan itu
mengenai Arjuna dan Sumbadra kali sulang dengan anggur setelah (benih). Penggarapan teks sastra Narpo Wandowo, dan Boedi Jawa. Sejak abad XIX, pernikahan sakral. Risiko politik memang ada,
sebagai persembahan pada upacara panggih. berkaitan otoritas Mangkunagoro IV Oetomo. Pawai bertujuan mengarak itu upacara dan pesta. Penceritaan tetapi tak dibiarkan “merusak” atau
pengantin berjudul Partakrama, Suasana pesta berisi campuran saat melangsungkan pernikahan gambar pengantin: Pakubuwana X dalam teks sastra memberi imajinasi “menodai”.
bereferensi ke epos Mahabharata. suara “sorakan, musik, dan meriam”. putra tertua. Penceritaan pernikahan dan Ratu Emas. Pawai diikuti seribu kesucian dan pertarungan otoritas Joko Widodo ingin menjadi
Upacara pernikahan sakral dan Orang-orang berdansa sambil menempatkan Mangkunagoro IV orang. Fantastis! para penguasa. teladan di Indonesia: pernikahan
politis diselenggarakan di keraton. minum air aneh asal Eropa. sebagai tokoh pusat: pemberi nasi- Harmoni dan Ketegangan Joko Widodo mengadakan mesti sederhana. Kita tak harus curi-
Doa, suara gamelan, dan pujian Pernikahan memang upacara hat dan keteladanan. Pernikahan dan keramaian di hajatan pernikahan antara Kahiyang ga Joko Widodo atau keluarga
bersahutan. Solo pun jadi ruang sakral, tapi memungkinkan ada pan- Tahun demi tahun berlalu. Di Solo menjadi bukti kesanggupan Ayu dan Bobby Afif Nasution di menggunakan fasilitas negara.
sejarah untuk pemaknaan pernikah- caran adab dan kekuasaan Jawa, pernikahan agung digelar Pakubuwana X “memanipulasi sis- Graha Saba Buana, Solo, 8 Pernikahan itu telah diseleng-
an berkonteks kemajuan Jawa dan Belanda. Pernikahan justru menjadi 1915, Pakubuwana X menikahi tem simbol untuk kepentingan perni- November 2017. Acara pernikahan garakan dengan pertimbangan
godaan adab Eropa. Di acara perni- ekspresi mendua: melestarikan tra- GBRA Mursudinah, putri asal kahan”. Solo jadi panggung kolosal. jadi berita besar dan menggoda kita serius, mencipta sejarah keseder-
kahan, para pejabat Belanda hadir: disi Jawa atau merengkuh Eropa. Kasultanan Yogyakarta. Hajatan Simbol diproduksi dan dipamerkan utnuk memaknai. Pernikahan itu tak hanaan di Indonesia.
memberi restu dan pamer Tema pernikahan memiliki posisi besar diliput para jurnalis. demi kewibawaan penguasa semegah pernikahan Pakubuwana
kekuasaan. penting dalam kesusastraan dan Pernikahan menjadi berita. Solo (Kuntowijoyo, Raja, Priyayi, dan VII, Pakubuwana IX, Pakubuwana - Bandung Mawardi, kuncen
Pernikahan agung terus diseleng- kekuasaan di Jawa. Pernikahan menjadi kota ramai. Para bang- Kawula, 2004). X, dan Mangkunagoro V. Zaman Bilik Literasi (44)

Anda mungkin juga menyukai