Anda di halaman 1dari 1

Kepenyairan di Jawa Tengah tampaknya semakin pada masa lalu/perempuan bermata embun/setiap

marak dengan penerbitan antologi puisi bersama. Di malam menimang sepi/berkawan gigil angin yang
Magelang telah terbit antologi puisi Taman di Seberang memagut kulit, melesak/hingga tulang-belulang//(hlm.
Ingatan, berisi puisi-puisi karya 38 penyair (TriBEE, 59). Juga Sri Hartati dalam puisi “Kaulah Puisi Itu”
2020). Disusul dari Purbalingga dengan antologi puisi dalam petikan: kauracik kata jadi puisi/beraroma
Kidung Ibu berisi puisi-puisi karya 21 penyair (Sip rempah-rempah/tentang cinta yang tertambat
Publishing, 2020). usia/rindu yang menyusup pucuk-pucuk waktu//(hlm.
Kidung Ibu merupakan antologi puisi penulis 55). Demikian pula Anastasia Sri Kartisusanto dalam
perempuan Purbalingga. Dalam pengantarnya puisi “Sebuah Perjalanan”: mentari menatap bengis di
disebutkan penyair perempuan Purbalingga dapat ujung langit/kabut kelam melintas dan hilang/angin
mewujudkan mimpinya menyusun sebuah karya beringas menyergap/rindangnya daun meronta-
kumpulan puisi. Artinya, para penyair perempuan telah ronta/sepi menghilang lenyap//(hlm. 1).
mewujudkan makna perempuan secara khusus dalam Beberapa puisi kuat dan menarik dalam Kidung Ibu
bentuk puisi. Perempuan menjadi objek nilai-estetik ditampillkan dalam puisi “Kali Klawing” dan “Pohon
puisi penyair perempuan Purbalingga. Lobi-Lobi” karya Nia Samsihono. “Perempuan Puisi”
Perempuan dapat mewujud misalnya dalam diri dan “Penjahit” karya Windu Setyaningsih. “Kematian
“Simbok” pada puisi Heny Nopi Ganeti: Simbok, itulah Drupadi” dan “Hari-Hari Setelah Kematian Drupadi”
aku memanggilmu/perempuan yang tangguh di karya Lintang Kumala. Kita baca puisi “Kali Klawing”:
hidupku/beban penuh terpanggung di pundakmu/kaki Aku mencari jejak hulunya
tangan bergelut tak letih mencari sesuatu/buat hidup di Gunung Slamet di Pegunungan Serayu Utara
langgeng keluargamu/meski sakit jiwa raga/sungging ia mengalir ke hilir dibawa semilir angin senja
senyum tetap terpancar di wajahmu//Simbok bukanlah melewati dusun desa kota menjadi legenda.
perempuan biasa/tuturnya halus mengajarkan hidup
manusia/sentuhannya lembut mendekap membalut Aku menatap mentari memanggang tubuh lelaki
raga/tipuan petuahnya mengobati luka dada mengayuh perahu mengikuti suara nurani
membara/membisikkan kata-kata. Mengobarkan menambang pasir memenuhi sesuap nasi
semangat di jiwa//Simbok perempuan sabar nan segantang demi segantang hingga petang hari
pintar/dia bukan sembarang perempuan/dia bukan
perempuan biasa/kuat dan tahan akan derita/arungi Aku menyusuri tepian sungai itu
liku-liku di hidupnya/rapat-rapat disimpan derita klawing sebuah nama yang syahdu
hatinya.//Simbok bukan perempuan biasa/permata mengingatkan pada nyanyian ibu
hidup dalam keluarga/perempuan penurun penerus yang mengalunkan ombak di batu-batu
generasi emas bangsa/langkah, pikir dan hatinya sekuat
baja/perhatian dan kasih hangatnya melekat erat dalam Kilau pasir yang menumpuk di atas perahu
sukma/memancarkan semangat hebat, menjajaki adalah harapan adalah kekuatan
belantara/menebas aral di depannya//(hlm. 7). sebuah kehidupan menjadi kenyataan
Betapa melelahkan membaca puisi tersebut. Puisi Melawan rupa Taruna, Avanza sungai itu tetap melaju menghampiri lautan.
yang sejatinya merekam sosok simbok tampak streotip Melawan rupa Agya, Ayla (hlm. 37).
tentunya di mana-mana ada dan kurang lebih sama. Bu Tejo ternganga Pertanyaan untuk mengakhiri tulisan ini, mengapa
Puisi yang lebih mendekati gaya penulisan artikel atau Tanpa solutip ketika bergosip penulis perempuan tidak mencoba mengangkat
opini namun ditulis dalam bentuk larik-larik puisi. Urat saraf kepala pun berkedut kearifan lokal Purbalingga ke dalam sajak-sajaknya?
Haruslah diingat, karya sastra merupakan produk sosial Menggambarkan dirimu Padahal kearifan lokal merupakan pembentukan
budaya yang mencerminkan kehidupan serta Yang benar-benar di luar logika. identitas yang inheren sejak lahir dan melibatkan
perkembangan masyarakatnya, termasuk yang (hlm. 41) emosional masyarakatnya. Apalagi mengingat Purbali
berkaitan dengan citra perempuan. Purbalingga Coba kita bandingkan puisi “Ron Dha Bolong” yang artinya daun ngga melekat sejarah purba yang berdasarkan kosa
beruntung sebagai kabupaten yang memiliki berlubang yang kemudian viral dengan sebutan Janda Bolong katanya terdiri atas dua suku kata, yaitu purba yang
pengarang-pengarang perempuan tentunya dituntut dengan puisi Isni Widiarti berjudul “Nyanyian Para Janda”. Dua berarti kuna dan lingga yang berarti Phallus. Dari
mampu menyodorkan citra perempuan dan nilai puisi berkisah tentang janda namun yang pertama sekadar interpretasi nama Purbalingga mengindikasikan bahwa
budaya setempat dalam karyanya memotret isu dan puisi kedua tentang kepedihan hati para janda daerah ini mengandung berbagai tinggalan kebudayaan
Sebagai pembelajaran apresiasi sastra perlu seperti petikan: kawan, ketika kami berjalan berteman lagi/tiba-tiba dari masa yang paling tua yaitu Purba. //ia mengalir ke
digarisbawahi apa yang telah dikemukakan oleh angin kencang mengguncang/kami harus mengetuk pintu hati hilir dibawa semilir angin senja/melewati dusun desa
Teuuw, untuk memberi pencerahan bagi penulis sendiri/agar tak hilang kendali/dan hati terkunci//kawan, tak ada kota menjadi legenda//.
perempuan Purbalingga dalam menulis puisi. Dalam seorang istri pun berdoa/tuk bertakhta janda dengan rasa Mengapa lebih tertarik pada viral “Ron Nda
teks sastra, termasuk puisi, yang merupakan bangunan bangga/kawan, jangan lagi kautatap kami/seperti kau melihat seekor Bolong” atau janda bolong daripada menulis puisi yang
bahasa yang menyeluruh dan otonom. Ungkapan itu singa yang siap/menerkam mangsa//(hlm. 10). Ingat, puisi bukan bertutur tentang asal mula nama Purbalingga, yaitu
penting diberi makna, disistematiskan segala aspeknya; sembarang curhat. Puisi adalah curhat yang telahterdapatnya tokoh Kyai Purbasena dan Kyai Linggasena
barang buangan dalam pemakaian bahasa sehari-hari, disublimasi/dipadatkan, dimatangkan dengan perenungan dan yang dipercaya sebagai cikal bakal terbentuknya
“sampah bahasa” (bunyi, irama, urutan kata) yang penalaran. Menurut Waluyo (1987: 2-3), puisi memang dikonsep Purbalingga. Tentu akan sangat menarik perhatian bagi
setelah dipakai langsung dibuang, dalam sastra tetap oleh penyair atau penulisnya sebagai puisi, bukan bentuk prosa yang pembaca dari luar Purbalingga.
berfungsi, bermakna, bahkan dipertahakan maknanya. dipuisikan. Dalam menciptakan karyanya, penyair memilih kata dan Seperti dalam petikan puisi “Pesan Malam di
Penyair perempuan Purbalingga rata-rata terjebak memadatkan bahasa. Wirasaba”: di sekujur sepi masih ada pesan amarah/ber
dalam tema yang terlalu umum. Selebihnya ada yang Demikian pula tema yang kurang menarik meski itu merupakan aroma titah Sultan Pajang tentang putri adipati/batu-
bermanis-manis menulis sesuatu yang tidak menarik kisah viral dari Purbalingga dalam puisi Lelly Faizatilah berjudul “Bubatu di depan makam seperti menggigil/sekelebat Roro
dan peristiwanya hanya akan berlangsung singkat dan Tejo”: Bu Tejo, nama yang menjadi akrab di telinga/sebuah perahu Kartiyah bersama Kyai Gede Toyareka/jalan tak
lantas menghilang. Misalnya puisi Makhmudah dalam membawanya berlayar jauh/mengitari persada/menjadi ikon, bergandengan, langkah tak bersamaan/benarkah ada
“Ron Dha Bolong”: dikenal, dan viral/menyentuh setiap lapisan/menjentik telinga ibu-ibu pesan setia takut mendengar pulang/untuk selamanya
Mencerca tanpa henti arisan, pengajian sampai/asisten rumah tangga//(hlm. 20). mengadu pada diam//(Tri Astoto Kodarie, Epitaf Tanah
Karena kamu luar biasa genit Beberapa penyair masih mencoba mencari bentul pola Perwira, 2020: 49).
Satu lembar berharga puluhan juta pengucapan dan gaya bahasa. Misalnya Tri Widiastuti dengan puisi-
Entah siapa yang memulai puisinya. Dia masih terjebak dalam pengucapan yang berindah- Lantas bagaimanakah rumus menulis puisi yang bagus?
Eksotismu melambung membumbung indah seperti dalam petikan puisi “Perempuan Bermata Embun”: Pertama, mengabaikan tulisan ini. Selanjutnya, terus dan
terus menulis puisi. Semoga.

Anda mungkin juga menyukai