Anda di halaman 1dari 14

MENGEKSPRESIKAN DIRI LEWAT PUISI

Sumber : Unsplash, pixabay.com

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


Menurut Herman J.
Waluyo

Puisi adalah karya sastra


dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat,
dan diberi irama dengan
bunyi yang padu dan
pemilihan kata-kata kias
(imajinatif).

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


Menurut KBBI

Puisi adalah ragam


sastra yang bahasanya
terikat oleh irama,
matra, rima, serta
penyusunan larik dan
bait.

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru
No. Perbedaan Puisi Lama Puisi Baru
1. Bentuk Terikat oleh aturan Bebas, tidak terikat
oleh aturan
2. Penulis Tidak dikenal atau tidak Dikenal atau diketahui
diketahui nama nama penulisnya
penulisnya.
3. Persebaran Secara lisan Secara lisan dan
tulisan
4. Isi Isi berupa nasihat Isi berupa curahan hati
penulis

*Kita akan mempelajari puisi baru ya guys...

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


Komponen Penting dalam
Puisi

Suasana Puisi

Tema Puisi

Makna Puisi

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


SUASANA DALAM
PUISI
Pernahkah kamu
merasakan sesuatu
setelah membaca atau
mendengar puisi
sehingga membuat hati
gembira, sedih, terharu,
atau khusyuk?

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


Perasaan gembira,
sedih, terharu, atau
khusyuk yang timbul
setelah membaca atau
mendengar puisi itulah
yang disebut dengan
suasana.

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


Suasana dalam puisi
menggambarkan rasa gembira,
bahagia, sedih, haru, kecewa,
gelisah, berontak, tenang, pasrah,
bingung,sepi, khusyuk, atau
bimbang.

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


Contoh
Senja di Pelabuhan Kecil Suasana yang tergambar dalam
Buat Sri Ayati puisi “Senja di Pelabuhan Kecil”
merupakan suasana sedih.
Ini kali tidak ada yang mencari cinta Suasana sedih tampak pada
di antara gudang, rumah tua, pada cerita beberapa kata yang dipakai,
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut misalnya kelam, muram, senja,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut rumah tua, dan pengap. Kata
kelam dan muram pada puisi
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang tersebut menunjukkan suasana
menyinggung muram, desir hari lari berenang kesedihan. Kata senja
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak menunjukkan akhir hari dan
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak datangnya gelap, berbeda
dengan pagi hari dan siang hari
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan yang identik dengan keceriaan.
menyisir semenanjung, masih pengap harap Sementara itu, kata rumah tua
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dan pengap merupakan kondisi
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap yang tidak nyaman. Kondisi
1946 tersebut memunculkan
kesulitan dan ketidaknyamanan.

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


TEMA PUISI

Tema adalah gagasan pokok yang


dikemukakan oleh penyair melalui
puisinya.

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


Tema yang sering terdapat dalam
puisi adalah tema ketuhanan,
kemanusiaan, cinta, patriotisme,
perjuangan, kegagalan hidup, alam,
keadilan, kritik sosial, demokrasi,
dan kesetiakawanan.

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


Contoh
Senja di Pelabuhan Kecil Tema dalam puisi “Senja di
Buat Sri Ayati Pelabuhan Kecil” karya Chairil
Anwar tersebut adalah cinta.
Ini kali tidak ada yang mencari cinta Penjelasan judul “Buat Sri Ayati”
di antara gudang, rumah tua, pada cerita tersebut mengungkapkan
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut perasaan cinta yang sudah
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut hilang dari seorang ‘aku’ kepada
kekasihnya bernama “Sri Ayati”.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan


menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
1946
Karya: Chairil Anwar

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


MAKNA PUISI

Setelah membaca atau mendengar


puisi, kamu dapat menangkap
maksud, isi, atau makna puisi
tersebut.

CERDAS BERBAHASA INDONESIA


ContohSenja di Pelabuhan Kecil Makna bait pertama dalam puisi
Buat Sri Ayati “Senja di Pelabuhan Kecil” tersebut
adalah penyair menceritakan cinta
Ini kali tidak ada yang mencari cinta yang sudah tidak dapat diperoleh
lagi. Pengarang merasakan
di antara gudang, rumah tua, pada cerita kehampaan hati karena cintanya
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut hilang. Kenangan cinta sangat
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut memukul hatinya sehingga perasaan
mati setelah orang yang dicintainya
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang pergi. Makna bait kedua puisi
menyinggung muram, desir hari lari berenang tersebut adalah penyair
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak memfokuskan perhatian pada
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak suasana pelabuhan yang menambah
kesedihan penyair. Makna bait
ketiga puisi tersebut adalah pikiran
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan penyair yang lebih dipusatkan pada
menyisir semenanjung, masih pengap harap dirinya. Penyair merasa sendiri.
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan Penyair merasa bahwa tidak
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap memiliki harapan untuk mencapai
1946 tujuannya karena orang yang
Karya: Chairil Anwar diharapkan justru mengucapkan
selamat jalan.

CERDAS BERBAHASA INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai