Anda di halaman 1dari 11

B.

Simpulan Isi Puisi

Keterkaitan Pemilihan Diksi dengan Makna Puisi

Keterkaitan Diksi dengan Rima Puisi

Keterkaitan Penggunaan Kata Konkret dengan


Penggunaan Imaji dalam Puisi

Keterkaitan Penggunaan Majas dengan Makna


Puisi
Puisi dapat dipahami isinya secara
mendalam dengan mengenali unsur-unsurnya.
Pengenalan unsur fisik, seperti majas, kata-kata
konotatif, perlambangan, dan pengimajiannya,
memudahkan kita dalam mengetahui tema,
amanat, serta perasaan penyair dan sikapnya
terhadap pembaca.
Perhatikan puisi berikut ini!
Senja di Pelabuhan Kecil
Buat Sri Ayati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta


Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
Dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
Menyisir semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
(Chairil Anwar, 1946)
Isi puisi “Senja di Pelabuhan Kecil”
Bait I menceritakan cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Penyair
melukiskan keadaan batinnya melalui kata gudang, rumah tua, cerita tiang dan temali,
kapal, dan perahu yang tidak bertaut. Benda-benda itu semua mengungkapkan
perasaan sedih dan sepi. Penyair merasa bahwa benda-benda di pelabuhan membisu.
Bait II menggambarkan perhatian penyair pada suasana pelabuhan, tidak
lagi pada benda-benda di pelabuhan yang beragam. Di pelabuhan itu turun gerimis
yang mempercepat kelam (menambah kesedihan penyair), ada kelapak elang yang
menyinggung muram (membuat hati penyair lebih muram), dan desir hari lari
berenang (kegembiraan telah musnah). Suasana di pantai saat itu membuat hati
penyair dipenuhi harapan untuk terhibur (menemu bujuk pangkal akanan), tetapi
ternyata suasana pantai berubah. Harapan untuk mendapatkan hiburan itu musnah,
sebab kini tanah, air tidur, hilang ombak. Jika laut kehilangan ombak seperti halnya
manusia yang kehilangan harapan. Bait ini mempertegas suasana kedukaan penyair.
Bait III menggambarkan pikiran penyair yang lebih dipusatkan pada dirinya
sendiri. Penyair merasa sendiri, tidak adalagi yang diharapkan akan memberikan
hiburan dalam kesendirian dan kedukaannya. Dalam kesendiriannya, penyair menyisir
semenanjung. Semula ia berjalan dipenuhi harapan. Namun, sesampainya di ujung
ternyata orang yang diharapkan menghiburnya malah mengucapkan selamat jalan.
Penyair merasa bahwa ia tidak memiliki harapan sama sekali untuk mencapai
tujuannya. Betapa mendalam rasa sedihnya, ternyata dari pantai keempat sedu sedan
tangisnya dapat dirasakan.
Jenis-Jenis Puisi

Puisi Lirik
(Elegi,
Puisi Naratif Serenada,
(Balada, Ode)
Romansa)

Puisi Deskriptif
(Satire, Kritik Sosial,
Impresionistik)
Puisi Naratif
• Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan
penyair. Puisi jenis ini terbagi menjadi:
a. Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang
orang-orang perkasa atau tokoh pujian. Contoh,
Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk
Bonnie karya W.S.Rendra
b. Romansa adalah puisi cerita yang menggunakan
bahasa romantic yang berisi kisah percintaan
diselingi perkelahian dan petualangan. Contoh,
“Taman” karya Chairil Anwar
“Surat Cinta” karya W.S. Rendra
Puisi Lirik
• Puisi lirik adalah puisi berisi luapan batin individual
penyairnya dengan segala macam endapan
pengalaman, sikap, dan suasana batin yang
melingkupinya.Puisi jenis ini terbagi menjadi:
a. Elegi adalah puisi ratapan atau puisi yang
mengungkapkan perasaan duka. Contoh : ”Elegi
Jakarta” karya Asrul Sani
b. Serenada adalah sajak percintaan yang dpat
dinyanyikan. Contoh: “Serenda Biru”,
“Serenada Merah Jambu”, “Serenada Ungu” karya
W.S. Rendra
Puisi Lirik
c. Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap
seseorang, suatu hal, atau suatu keadaan.
Contoh : ”Teratai” karya Sanusi Pane
“Diponegoro” karya Chairil Anwar
“Ode buat Proklamator” karya Leon Agusta
Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif adalah puisi yang menggambarkan
penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap
keadaan, peristiwa, benda, atau suasana yang
dipandang menarik perhatiannya. Ada beberapa jenis
puisi deskriptif.
a. Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan
tidak puas penyair terhadap suatu keadaan dengan
cara menyindir atau menyatakan keadaan
sebaliknya.
Contoh: “ Negeriku” karya K.H.A.Mustofa Bisri
“ Pencopet Metropolitan” karya Malik
Abdul
Puisi Deskriptif
b. Puisi kritik sosial adalah puisi yang menyatakan
ketidaksenangan penyair terhadap keadaan dengan
cara membeberkan kepincangan/ketidakberesan
keadaan/orang tersebut.
Contoh: “ Suara dari Rumah-Rumah Miring” dan
“Peringatan” karya Wiji Thukul
c. Puisi impresionistik adalah puisi yang
mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap
suatu hal.
Contoh: ”Aku” karya Chairil Anwar
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai