Anda di halaman 1dari 53

TEKS PUISI

Menemukan unsur- unsur pembentuk puisi


Menyimpulkan isi puisi
Memilah unsur-unsur pembangun puisi
Mari berpuisi dengan indah
Hujan Bulan Juni
Oleh Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah


dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Mengartikan puisi dan merinci unsur-unsurnya

MENEMUKAN UNSUR-
UNSUR PEMBENTUK
PUISI
PENGERTIAN PUISI
Puisi yaitu teks atau karangan yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan dengan mengutamakan
keindahan kata-kata.

• Puisi mengungkapkan berbagai hal, seperti kerinduan, kegelisahan, atau


pengagungan kepada sang Khalik yang diungkapkan dalam bahasa indah.
Unsur-unsur Majas

Pembangun Unsur fisik


Irama

Puisi Kata-kata konotasi

Kata-kata
• UNSUR FISIK PUISI, yakni unsur berlambang
unsur-unsur
yang dapat dikenali langsung oleh pembangun puisi
pembaca karena sifat-sifatnya Tema

tersurat.
Amanat
• UNSUR BATIN PUISI, unsur yang
Unsur batin
tersembunyi di balik unsur-unsur
fisik. Untuk dapat menemukannya, Perasaan penyair

kamu harus memahami puisi itu


dengan baik. Nada/sikap penyair
Menyimpulkan isi puisi dan mengenali jenis-jenisnya

MENYIMPULKAN ISI
PUISI
Isi Kata-kata Penunjuk
Cara Bait Penjelasan dalam Puisi
I
Menyimpulkan II

Isi Puisi III


IV
V
Kesimpulan

1. Jelaskan secara rinci isi puisi.


2. Tuliskan ke dalam tabel
3. Simpulkan
Menceritakan cinta yang sudah tidak dapat
Senja di Pelabuhan Kecil Bait I diperoleh lagi.
• Penyair melukiskan keadaan batinnya itu melalui kata gudang, rumah tua, cerita tiang dan temali,
Buat Sri Ayati kapal, dan perahu yang tiada bertaut.
• Benda-benda itu semua mengungkapkan perasaan sedih dan sepi.
• Penyair merasa bahwa benda-benda di pelabuhan itu membisu.
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut, Menggambarkan perhatian penyair pada suasana
pelabuhan dan tidak lagi kepada benda-benda di
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut. Bait II pelabuhan yang beragam.
gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang • Di pelabuhan itu turun gerimis yang mempercepat kelam (menambah kesedihan penyair), dan ada
kelepak elang yang menyinggung muram (hati penyair lebih muram), dan desir hari lari berenang
menyinggung muram, desir hari lari berenang (kegembiraan telah musnah).
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak • Suasana di pantai itu suatu saat membuat hati penyair dipenuhi harapan untuk terhibur (menemui
bujuk pangkal akanan), tetapi ternyata suasana pantai itu berubah.
dan kini tanah, air tidur, hilang ombak. • Harapan untuk mendapatkan hiburan itu musnah, sebab kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Perumpamaannya seperti laut yang kehilangan ombaknya, manusia yang kehilangan harapan akan
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan kebahagiaan setelah kehilangan seseorang.
menyisir semenanjung, masih pengap harap • Bait ini mempertegas suasana kedukaan penyair.

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan


dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
Menggambarkan pikiran penyair lebih di
Bait III pusatkan pada dirinya sendiri.
(Chairil Anwar, 1946)
• Dia merasa aku sendiri
• Tidak ada lagi yang diharapkan akan memberikan hiburan dalam kesendirian dan kedukaannya. Dalam
kesendirian itu, ia menyisir semenanjung.
• Semula ia berjalan dengan dipenuhi harapan. Namun, sesampainya di ujung “sekalian selamat jalan”.
• Jadi, setelah penyair mencapai ujung tujuan, ternyata orang yang diharapkan akan menghiburnya itu
malah mengucapkan selamat jalan.
• Penyair merasa bahwa sama sekali tidak ada harapan untuk mencapai tujuannya.
• Sebab itu dalam kesendirian dan kedukaannya, penyair merasakan dari pantai keempat sedu
penghabisan bisa terdekap.
• Betapa mendalam rasa sedihnya itu, ternyata dari pantai keempat sedu-sedan tangisnya dapat
dirasakan.
Cara Menemukan
Makna Puisi
• Penulis menyampaikan sesuatu dalam puisinya.
1 Baca puisi dengan saksama

• Keluasan pengetahuan pembaca puisi sangat


diperlukan saat mencari saat mencari makna
puisi.

• Ada puisi yang mudah dipahami, karena pilihan


bahasa dan bentuk tampilan puisi tersebut tidak
memerlukan penafsiran yang mendalam.
2 Pahami latar belakang si
pengarang
• Tema dalam puisi dapat dikelompokkan ke
dalam tema cinta, ketuhanan, kemiskinan,
politik, seni, kritik sosial, penghormatan,


persahabatan, dll.

Makna puisi atau tema yang disampaikan oleh


pengarang dapat kamu temukan dengan cara
3 Pahami keadaan sosial si pengarang
saat menulis puisi tersebut
sebagai berikut.
Contoh Cara
Menemukan Makna Puisi Bacalah kutipan sajak
• BAIT PERTAMA: bermakna konotasi.
“Menyesal” karya A. Hasymi !
• Bait itu menceritakan penyesalan si penyair akan
waktu yang sudah berlalu, hal tersebut dikiaskan
dalam kalimat /Pagiku hilang sudah melayang/ Hari Pagiku hilang sudah melayang,
mudaku sudah pergi/.
Hari mudaku sudah pergi,
• Saat ini si penyair sudah beranjak tua dan ia merasa Sekarang petang datang membayang,
tidak memanfaatkan waktu dengan baik.
Batang usiaku sudah tinggi
• BAIT KEDUA: akibatnya, di masa tua, si penyair
tidak memiliki apa-apa, baik ilmu atau harta yang
Aku lalai di hari pagi,
ada hanya penyesalan. /Aku lalai di hari pagi/ Beta
lengah di masa muda/ Kini hidup meracun hati/ Beta lengah di masa muda,
Miskin ilmu, miskin harta/. Kini hidup meracun hati,
• Secara keseluruhan kutipan sajak tersebut Miskin ilmu, miskin harta.
mengangkat tema tentang: kritik pengarang ....
terhadap orang yang menyia-nyiakan waktu dan
akhirnya hanya menyesal saja.
Jenis-jenis Puisi Naratif

Puisi
• Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair.
• Terbagi menjadi beberapa macam, yaitu balada dan romansa.
• Balada: puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh
pujaan.
• Romansa: jenis puisi yang diselingi perkelahian dan petualangan.

Puisi Lirik
• Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yaitu elegi, ode, dan serenada.
• Elegi : puisi yang mengungkapkan perasaan duka.
• Serenada: sajak percintaan yang dapat dinyanyikan.
• Ode: puisi yang berisi pujian terhadap seseorang, hal atau sesuatu keadaan.

Puisi Deskriptif
• Penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda,
atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya.
• Satire: puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu
keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.
• Puisi kritik sosial: puisi yang menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap
keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan
kepincangan atau ketidakberesan keadaan/orang tersebut.
Jenis-jenis Puisi pantun
mantra
seloka
Puisi Lama
gurindam
karmina
Berdasarkan periodenya, puisi dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu: syair
Puisi
balada
himne
ode
Puisi Baru
epigram
satire
roman
Jenis-jenis Puisi
Pantun Mantra
PUISI LAMA
• Adalah puisi yang lahir pada zaman Pantun adalah puisi yang mempunyai jumlah
bait berjumlah 4. Dua baris pertama Mantra adalah puisi yang dipercaya oleh
dahulu. berfungsi sebagai sampiran. Dua baris kedua masyarakat mempunyai kekuatan mistis.
merupakan isi.
• Puisi lama berkembang sejak zaman
kerajaan dan diwariskan secara turun-
Ciri-cirinya: Ciri-cirinya:
temurun. • Terdiri dari empat baris • Memiliki rima abc abc dan abcde abcde
• Mempunyai rima atau pola persajakan ab-ab • Bersifat misterius
• Jumlah suku kata tiap bait antara 8-12 • Terdapat metafora
• Puisi lama sangat terikat oleh aturan- • Dua bait pertama adalah sampiran • Adanya perulangan
• Dua bait kedua merupakan isi
aturan.

• Puisi lama kebanyakan berisi nasihat- Contohnya:


Contohnya:
Assalamualaikum putri satulung besar
nasihat dari orang tua kepada anaknya. Sungguh elok emas permata
Lagi elok intan baiduri
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Sungguh elok budi bahasa Aku menyanggul rambutmu
• Berikut ini termasuk puisi lama: Jika dihias akhlak terpuji Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
Jenis-jenis Puisi Lama

Seloka Gurindam Karmina Syair

Seloka adalah puisi yang mempunyai Syair adalah puisi yang berasal dari
Gurindam adalah puisi yang terdiri dari Karmina adalah puisi yang terdiri atas
jumlah bait berjumlah 4 baris atau negeri Arab. Terdiri dari 4 baris.
dua baris dalam tiap bait, bersajak a-a- dua baris dan memiliki rima a-a atau b-
lebih dan memiliki rima atau Bersajak a-a-a-a. Disampaikan dalam
a-a. Isinya berupa nasihat. b
persajakan yang berbeda. bentuk cerita juga nasihat.

Ciri-cirinya: Ciri-cirinya: Ciri-cirinya: Ciri-cirinya:


• Terdiri dari empat baris atau lebih • Terdiri dari dua baris dalam tiap bait • Terdiri atas dua baris • Terdiri dari 4 baris
• Mempunyai persajakan yang berbeda-beda • Memiliki sajak a-a-a-a • Mempunyai rima a-a atau b-b • Mempunyai rima a-a-a-a
• Jumlah suku kata tiap bait antara 8-12 • Berisi nasihat • Isinya bersifat kepahlawanan • Keempat baris tersebut berupa isi
• Tidak ada sampiran dan kesemuanya berupa
isi

Contohnya:
Contohnya: Kurang pikir kurang siasat Contohnya: Contohnya:
Hendaklah melempar jangkar Kelak dirimu pasti tersesat Kura-kura dalam perahu Bangunan tua ini sekolahmu
Kalau ada perahu singgah Jika kena penyakit kikir Pura-pura tidak tahu Sekolah untuk menimba ilmu
Kalau anak bangsa pintar Sanak saudara akan menyingkir Gelatik di pohon jati Belajar tekun bersama guru
Negeri akan bangga Pikir dulu sebelum berkata Cantik itu yang baik hati Untuk ilmu yang baru
Supaya terelak silang sengketa
Jenis-jenis Puisi Balada

• Balada merupakan puisi tentang cerita.


• Balada terdiri dari 3 bait dan masing-masing dengan 8 larik
PUISI BARU • rima a-b-a-b-b-c-c-b. Lalu skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c.
• Pada larik terakhir dalam bait pertama digunakan refren dalam bait-bait
Ciri-ciri puisi baru antara lain:
selajutnya.

• Diketahui nama pengarangnya, berbeda dengan puisi lama yang


Himne
tidak diketahui nama pengarangnya
• Perkembangannya secara lisan serta tertulis.
• merupakan puisi yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, tanah air,
atau seorang pahlawan.
• Tidak terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti rima, jumlah

baris dan suku kata. Ode


• Menggunakan majas yang dinamis atau berubah-ubah. • adalah puisi sanjungan/pujian terhadap seseorang, sesuatu hal, atau
• Biasanya berisikan tentang kehidupan. sesuatu keadaan
• Pailng banyak ditulis adalah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang telah
• Biasanya lebih banyak memakai sajak pantun dan syair. berjasa.
• Memiliki bentuk yang lebih rapi dan simetris. • Nada serta gayanya sangat resmi, bernada sangat anggun, dan
membahas sesuatu yang mulia, memiliki sifat yang menyanjung baik itu
• Memiliki rima akhir yang teratur. terhadap pribadi tertentu atau suatu peristiwa umum.
• Pada tiap-tiap barisnya berupa kesatuan sintaksis. • Contoh: “Teratai” (Sanusi Pane), “Diponegoro” (Chairil Anwar), dan “Ode
buat Proklamataor” (Leon Agusta).
• Berikut ini termasuk puisi baru:
Jenis-jenis Puisi Baru Epigram

• adalah puisi yang memiliki isi berupa tuntunan atau ajaran


hidup.

Romansa

• adalah puisi yang berisi tentang luapan perasaan penyair


tentang cinta kasih.

Elegi

• adalah puisi yang memiliki isi tentang kesedihan/perasaan


duka.
• Misal: “Elegi Jakarta” karya Asrul Sani yang mengungkapkan
perasaan duka penyair di kota Jakarta.

Satire

• adalah puisi yang berisi tentang sindiran atau suatu kritikan.


Jenis-jenis Puisi Baru
1. DISTIKON Puisi baru yang berjumlah dua baris seuntai.
Biasa disebut sebagai sajak 2 seuntai
Kedua barisnya berima sama.
Contoh:

Berkali kita gagal


Ulangi lagi dan cari akal

Berkali-kali kita jatuh


Kembali berdiri jangan mengeluh

(Or. Mandank)

2. TERZINA Puisi (sajak) baru yang berjumlah tiga baris seuntai


Contoh:

Dalam ribaan bahagia datang


Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana

Dalam bah’gia cinta tiba melayang


Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari

(“Madah Kelana” karya Sanusi Pane)


Jenis-jenis Puisi Baru
3. KUATRIN 4. KUINT Puisi (sajak) baru yang berjumlah lima baris seuntai.
Puisi (sajak) baru yang berjumlah empat baris
seuntai.
Contoh:

Hanya kepada Tuhan


Contoh: Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Mendatang-datang jua Kepada tuan
Kenangan masa lampau Yang pernah merasakan
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Membayang rupa jua Kepada tuan
Adi kanda lama lalu Yang pernah diresah gelisahkan
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
(A. M. Daeng Myaka) Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan

(Or. Mandank)
Jenis-jenis Puisi Baru
5. SEKTET 6. SEPTIMA Puisi baru yang berjumlah tujuh baris seuntai.
Puisi (sajak) baru yang berjumlah enam baris
seuntai.
Contoh:
Contoh:
Indonesia Tumpah Darahku
Merindu bahagia Duduk di pantai tanah yang permai
Jika hari’lah tengah malam Tempat gelombang pecah berderai
Angin berhenti dari bernafas Berbuih putih di pasir terderai
Sukma jiwaku rasa tenggelam Tampaklah pulau di lautan hijau
Dalam laut tidak terwatas Gunung gemunung bagus rupanya
Menangis hati diiris sedih Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
(Muhammad Yamin)
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu

(Ipih)
Jenis-jenis Puisi Baru
7. OKTAF Puisi (sajak) baru yang berjumlah delapan baris seuntai.

Contoh:

Awan datang melayang perlahan


Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang

(Sanusi Pane)
Jenis-jenis Puisi Baru
8. SONETA Puisi (sajak) baru yang berjumlah empat belas baris seuntai.

Ciri-ciri: Terdiri atas 14 baris.


Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 4 kuatrin dan 2 terzina.
Dua kuatrin: sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut oktaf.
Dua terzina: isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut sextet.
Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam.
Sektet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam oktaf. Jadi, sifatnya subjektif.
Peralihan dari oktaf ke sektet disebut volt.
Penambahan baris pada soneta disebut koda.
Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata.
Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d.
Gembala
Contoh:
Perasaan siapa ta’kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)
Jenis-jenis Puisi Baru

8. SONETA
Puisi (sajak) baru yang berjumlah empat belas baris seuntai.

Contoh:
Ciri-ciri:
Gembala
• Terdiri atas 14 baris.
• Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 4 kuatrin dan 2 terzina. Perasaan siapa ta’kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
• Dua kuatrin: sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut oktaf. Seorang saja di tengah padang ( b )
• Dua terzina: isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut sextet. Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
• Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam. Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
• Sektet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
dalam oktaf. Jadi, sifatnya subjektif. Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
• Peralihan dari oktaf ke sektet disebut volt. Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
• Penambahan baris pada soneta disebut koda. Wahai gembala di segara hijau ( c )
• Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata. Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
• Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d.
• (Muhammad Yamin)
PERSAMAAN

Sama-sama memiliki sampiran atau pengantar.

SONETA Sama-sama memiliki isi atau kesimpulan.

DAN
PERBEDAAN
PANTUN
Soneta berasal dari Italia, Pantun puisi asli Melayu.

Satu bait Soneta terdiri dari 14 baris, satu bait pantun terdiri atas 4 baris.

Soneta berima bebas, pantun berima a – b – a – b.


Menelaah unsur-unsur pembangun puisi

MEMILAH
UNSUR-UNSUR
PEMBANGUN PUISI
Unsur Majas

Fisik Puisi
• Pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh
penyair.

Irama
• Bunyi yang teratur dan berulang.

Konotasi
• Bermakna tidak sebenarnya.

Lambang
• Gambar, tanda, kata yang menyatakan maksud
tertentu.

Pengimajian
• Kata-kata yang menimbulkan khayalan, imajinasi.
Majas Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan
untuk menciptakan kesan tertentu bagi
penyimak atau pembacanya.
& Irama Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut,
bahasa yang dipergunakan berupa
perbandingan, pertentangan, perulangan,
dan perumpamaan.

Irama adalah alunan bunyi teratur dan berulang-


ulang.

Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada


kata-kata dalam sebuah puisi yang pada
akhirnya dapat membangkitkan emosi
tertentu seperti sedih, kecewa, marah,
rindu, dan bahagia.
Personifika
Simile Metafora
Majas yang menggunakan kata-kata tugas
si

Paling Sering
tertentu seperti: seperti, bagai,
bagaikan, sebagai, laksana, mirip, memberi sifat-sifat benda mati
gaya perbandingan yang bersifat
dsb. dengan sifat-sifat seperti yang
tidak langsung dan implisit.
dimiliki manusia.

Digunakan
“Di hadapan mereka Dukuh Paruk
kelihatan remang seperti seekor
kerbau besar sedang lelap.”

“Langkahnya yang lamban


“Daun pohon kelapa melambai-
(adalah) langkah-langkah seorang
“Pembalap itu memacu motornya lambai di tepi pantai.”
kakek pikun”
seperti mengendarai angin.”

Metonim Hiperbol
Sinekdoke
i mempergunakan sebagian untuk
a
menyatakan keseluruhan (pars pro
toto)
menunjukkan adanya pertalian menekankan maksud secara
atau pertautan yang dekat. berlebihan.
mempergunakan keseluruhan
untuk menyatakan sebagian
(totum pro parte)

PARS PRO TOTO: “Hingga bel


berbunyi, batang hidung Reni
belum juga kelihatan.” “Saya terkejut setengah mati
“Ia suka membaca Tohari.” menyaksikan penampilan seperti
TOTEM PRO PARTE: “Indonesia itu.”
berhasil menjuarai All England hingga
delapan kali berturut-turut.”
MAJAS PERBANDINGAN
Jenis-jenis Personifikasi Metafora Asosiasi

Majas
• Gaya bahasa ini seakan • Meletakkan sebuah objek yang • membandingkan dua objek
menggantikan fungsi benda bersifat sama dengan pesan yang berbeda, namun dianggap
mati yang dapat bersikap yang ingin disampaikan dalam sama dengan pemberian kata
layaknya manusia. bentuk ungkapan. sambung bagaikan,
• Daun kelapa tersebut seakan • Pegawai tersebut merupakan bak, ataupun seperti.
melambai kepadaku dan tangan kanan dari komisaris • Kakak beradik itu bagaikan
mengajakku untuk segera perusahaan tersebut. Tangan pinang dibelah dua. Artinya,
bermain di pantai. kanan merupakan ungkapan keduanya memiliki wajah yang
bagi orang yang setia dan sangat mirip.
dipercaya.

Hiperbola Eufemisme Metonimia Simile

• mengungkapkan • Gaya bahasa yang • menyandingkan • simile bukan


sesuatu dengan mengganti kata- merek atau istilah membandingkan
kesan berlebihan, kata yang dianggap sesuatu untuk dua objek yang
bahkan hampir kurang baik dengan merujuk pada pada berbeda, melainkan
tidak masuk akal. padanan yang lebih benda umum. menyandingkan
• Orang tuanya halus. • Supaya haus cepat sebuah kegiatan
memeras keringat • Tiap universitas dan hilang, lebih baik dengan ungkapan.
agar anak tersebut perusahaan minum Aqua. Aqua • Kelakuannya
dapat terus sekarang diwajibkan di sini merujuk pada bagaikan anak
bersekolah. menerima difabel. air mineral. ayam kehilangan
Memeras keringat Difabel induknya.
artinya bekerja menggantikan frasa
dengan keras. “orang cacat”.
MAJAS PERBANDINGAN

Jenis-jenis Alegori
• Menyandingkan suatu objek
dengan kata-kata kiasan.
Sinekdok
• SINEKDOK PARS PRO TOTO :
merupakan gaya bahasa yang
Simbolik
• Gaya bahasa yang
membandingkan manusia

Majas
• Suami adalah nakhoda dalam menyebutkan sebagian unsur dengan sikap makhluk hidup
untuk menampilkan keseluruhan lainnya dalam ungkapan.
mengarungi kehidupan sebuah benda.
berumah tangga. • SINEKDOK TOTEM PRO PARTE: • Perempuan itu memang jinak-
• Nakhoda yang dimaksud adalah kebalikannya, yakni gaya jinak merpati.
berarti pemimpin keluarga. bahasa yang menampilkan
keseluruhan untuk merujuk pada
sebagian benda atau situasi.
• Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi,
batang hidung Reni belum juga
kelihatan.
• Totem pro Parte: Indonesia
berhasil menjuarai All England
hingga delapan kali berturut-turut.

MAJAS PERTENTANGAN
Litotes Paradoks Antitesis Kontradiksi Interminis
• litotes merupakan • membandingkan situasi • memadukan pasangan • Gaya bahasa yang
ungkapan untuk asli atau fakta dengan kata yang artinya menyangkal ujaran yang
merendahkan diri, situasi yang bertentangan. telah dipaparkan
meskipun kenyataan yang berkebalikannya. sebelumnya. Biasanya
• Film tersebut disukai
sebenarnya adalah yang • Di tengah ramainya diikuti dengan konjungsi,
sebaliknya. oleh tua-muda. seperti kecuali atau hanya
pesta tahun baru, aku
• Selamat datang ke gubuk saja.
merasa kesepian.
kami ini. Gubuk memiliki • Semua masyarakat
artian sebagai rumah. semakin sejahtera, kecuali
mereka yang berada di
perbatasan.
Jenis-jenis MAJAS SINDIRAN

Majas
Ironi Sinisme Sarkasme

• menggunakan kata- • menyampaikan • menyampaikan


kata yang sindiran secara sindiran secara kasar.
bertentangan dengan langsung. • Kamu hanya sampah
fakta yang ada. • Suaramu keras sekali masyarakat tahu!
• Rapi sekali kamarmu sampai telingaku
sampai sulit untuk berdenging dan sakit.
mencari bagian kasur
yang bisa ditiduri.

MAJAS PENEGASAN
Pleonasme Repetisi Retorika

• menggunakan kata-kata • Gaya bahasa ini • memberikan penegasan


yang bermakna sama mengulang kata-kata dalam bentuk kalimat
sehingga terkesan tidak dalam sebuah kalimat. tanya yang tidak perlu
efektif, namun memang • Dia pelakunya, dia dijawab.
sengaja untuk pencurinya, dia yang • Kapan pernah terjadi
menegaskan suatu hal. mengambil kalungku. harga barang kebutuhan
• Ia masuk ke dalam pokok turun pada saat
ruangan tersebut dengan menjelang hari raya?
wajah semringah.
Jenis-jenis MAJAS PENEGASAN
Klimaks Antiklimaks

Majas • mengurutkan sesuatu dari


tingkatan rendah ke tinggi.
• gaya bahasa untuk antiklimaks
menegaskan sesuatu dengan
• Bayi, anak kecil, remaja, orang mengurutkan suatu tingkatan
dewasa, hingga orang tua dari tinggi ke rendah.
seharusnya memiliki asuransi • Masyarakat perkotaan,
kesehatan. perdesaan, hingga yang tinggi di
dusun seharusnya sadar akan
kearifan lokalnya masing-masing.

Pararelisme Tautologi

• Gaya bahasa ini biasa terdapat dalam • menggunakan kata-kata


puisi, yakni mengulang-ulang sebuah kata
dalam berbagai definisi yang berbeda. bersinonim untuk
• Jika pengulangannya ada di awal, disebut menegaskan sebuah kondisi
sebagai anafora. atau ujaran.
• jika kata yang diulang ada di bagian akhir
kalimat, disebut sebagai epifora.
• Hidup akan terasa tenteram,
• Kasih itu sabar. damai, dan bahagia jika semua
Kasih itu lemah lembut. anggota keluarga saling
Kasih itu memaafkan.
menyayangi.
1) Majas Personifikasi
Hujan Bulan Juni • adalah majas yang membandingkan benda-benda tidak
Oleh Sapardi Djoko Damono bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
• Dalam puisi itu yang dibandingkan adalah hujan.
• Hujan memiliki sikap tabah, bijak, dan arif. Sifat-sifat itu
tak ada yang lebih tabah biasanya dimiliki oleh manusia.
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya 2) Majas Paralelisme
kepada pohon berbunga itu • adalah majas perulangan yang tersusun dalam baris yang
tak ada yang lebih bijak berbeda.
dari hujan bulan Juni • Kata yang mengalami perulangan dalam puisi itu adalah tak
dihapusnya jejak-jejak kakinya ada yang lebih.
• Kata-kata itu berulang pada setiap baitnya.
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif 3) Irama Puisi
dari hujan bulan Juni
• Iramanya harus diekspresikan dengan lembut sebagai
dibiarkannya yang tak terucapkan
perwujudan dari rasa kagum dan simpati.
diserap akar pohon bunga itu • Hal itu tampak pada kata-kata pujian yang ditujukan pada
“Hujan Bulan Juni” yang bersikap tabah, bijak, dan arif.
Bahasa Bahasa
Konotasi Kata konotasi adalah kata yang
bermakna tidak sebenarnya.
Konotasi Kata itu telah mengalami
penambahan-penambahan,
baik itu berdasarkan
pengalaman, kesan, maupun
imajinasi, dan perasaan penyair.
Kata-kata bermakna konotatif
merupakan kiasan atau
merupakan suatu
perbandingan.
Makna
Hujan Bulan Juni Kata
Oleh Sapardi Djoko Damono Dasar Tambahan
1. Hujan Air yang turun dari Perbuatan baik
langit
tak ada yang lebih tabah
2. Rintik Titik percik air Sesuatu yang kecil,
dari hujan bulan Juni tetapi banyak
dirahasiakannya rintik rindunya 3. Pohon berbunga Pohon yang Kehidupan yang
kepada pohon berbunga itu memiliki bunga baik, yang
menjanjikan
tak ada yang lebih bijak
4. jejak-jejak kaki Tapak Pengalaman hidup
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya 5. Jalan Tempat untuk Alur kehidupan
yang ragu-ragu di jalan itu melintas
tak ada yang lebih arif 6. Diserap Masuk ke dalam Dimanfaatkan
liang kecil
dari hujan bulan Juni
7. Akar Bagian terbawah Awal kehidupan
dibiarkannya yang tak terucapkan dari pohon
diserap akar pohon bunga itu
Kata-kata • Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar
tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu.

Berlambang • Lambang-lambang itu menyatakan arti tertentu yang


bisa dipahami secara umum.
• Lambang-lambang sering digunakan penyair dalam
puisinya.

Rantai, bermakna: perlunya ‘persatuan dan kesatuan


bagi seluruh rakyat Indonesia’.

Padi kapas, perlambang ‘kesejahteraan dan kemakmuran’.

Tunas kelapa sebagai lambang Pramuka


Tunas kelapa maknanya : ‘anggota Pramuka yang
diharapkan menjadi generasi yang serba guna bagi
agama, nusa, dan bangsa.’
Hujan Bulan Juni
Oleh Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah


dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
• Perlambangan bagi
kepada pohon berbunga itu hujan ‘kebaikan’ ataupun
tak ada yang lebih bijak ‘kesuburan’
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya bunga • Bermakna ‘keindahan’
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Pengimajinasian • Pengimajinasian adalah kata atau susunan
dalam Puisi kata yang dapat menimbulkan khayalan atau
imajinasi.
• Pembaca seolah-olah merasa, mendengar,
atau melihat sesuatu yang diungkapkan
penyair.
• Dengan kata-kata yang digunakan penyair,
pembaca seolah-olah mendengar suara
(imajinasi auditif). Melihat benda-benda
(imajinasi visual), atau meraba dan
menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).
• Sebagai contoh, perhatikan mantra berikut!
Hai, si gempar alam Imajinasi Auditif :

gagap gempita • Gagap gempita


jarum besi akan rumahku • Menderam
jarum tembaga akan rumahku • Mendering
ular bisa akan janggutku • Bunyi halilintar
buaya akan tongkat mulutku
harimau menderam dipengriku
Imajinasi Visual:
gajah mendering bunyi suaraku
• Jarum besi
suaraku seperti bunyi halilintar
bibir terkatup, gigi terkunci • Jarum tembaga
jikalau bergerak bumi dengan langit • Bibir terkatup
bergeraklah hati engkau • Bibir terkunci
hendak marah atau hendak membinasakan aku • Bergerak bumi
(Wilkinson, 1907:42—43)
• Bergeraklah hati
• Hendak marah
Pencitraan Macam-macam pencitraan:
1. PENGLIHATAN (VISUAL): citraan yang memberikan
rangsangan pada indra penglihatan melalui mata sehingga
seolah olah bias melihat yang tertulis secara nyata.
2. PENDENGARAN (AUDITORIS): citraan yang dihasilkan
dengan menyebutkan atau menggunakan bunyi suara.

Adalah penggunaan kata- 3. GERAKAN (KINESTETIK): citraan yang menggambarkan


sesuatu yang bergerak ataupun tidak bergerak tetapi
kata dan ungkapan yang dilukiskan dapat bergerak. Bisa berupa benda hidup atau
mampu membangkitkan mati.
4. RABAAN (TAKTIL): citraan yang menimbulkan kesan yang
tanggapan indera (melihat,
dapat dihayati dengan indra peraba.
mendengar, dll) dalam karya 5. PENCIUMAN (OLFAKTORI): citraan yang dapat dirasakan
sastra melalui indra pencium.
6. PENGECAPAN: citraan yang menggunakan gambaran
angan indra pengecap.
Contoh Citraan

Penglihatan Pendengaran Gerakan Rabaan Penciuman Pengecapan

Sang penari
Semerdu kicauan gemulai Semerbak
Cintamu
Padang ilalang burung di pucuk menyibak tirai melingkupi ruang Pahit pekat tetap
selembut sutra,
membentang di cemara, suaramu hati, ketika kau kau jalani dalam
Melambai daun meluluhkan
sepanjang jalan merasuki menghembuskan kebisuan
daun itu tertiup kerasnya hatiku
kesepian jiwaku nafas cintamu
angin
Unsur Tema

Batin Puisi • Pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair.


• Pokok persoalan/pokok pikiran itu kuat mendesak dalam jiwa
penyair sehingga menjadi landasan utama dalam puisinya.
• Tema tersirat dalam keseluruhan isi puisi.

Amanat
• adalah gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.

Perasaan penyair
• adalah tanggapan hati terhadap sesuatu. Puisi tersebut dapat
menyentuh/mempengaruhi perasaan batin seseorang.

Nada/sikap penyair
• adalah tinggi rendahnya bunyi; ungkap kedaan jiwa atau
suasana hati; makna yang tersembunyi dalam ucapan
Pembagiannya didasarkan pada ada dan tidaknya penambahan pada

Makna makna dasar suatu kata berdasarkan pikiran, kesan, atau tanggapan
pembicara atau penulisnya.

Denotasi dan • MAKNA DENOTASI, adalah makna yang tidak mengalami


perubahan apapun dari makna asalnya (sesuai arti kata dalam

Makna kamus)
• MAKNA KONOTASI, adalah makna yang telah mengalami

Konotasi penambahan atau pergeseran dari makna asalnya.


• Ada tidaknya makna konotasi pada suatu kata dapat
diketahui setelah kata itu digunakan dalam kalimat.

Jenis Makna Contoh Kata Makna


denotasi 1. Ibu guru 1. Perempuan yang
pekerjaannya mengajar.
2. Perempuan yang
2. Ibunya Amir melahirkan Amir
konotasi 3. Ibu kota 3. Pusat pemerintahan
4. Ibu jari 4. Jari yang paling besar,
jempol
Menyajikan gagasan, perasaan, pendapat dalam bentuk puisi dengan
memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi yang tepat.

MARI
BERPUISI
DENGAN INDAH
Menulis Puisi
• Menulis karya sastra termasuk puisi, adalah mengelola proses kreatif.
• Proses kreatif: serangkaian langkah-langkah yang dilakukan untuk
menghasilkan suatu karya.
• Proses kreatif seseorang berbeda-beda, tergantung pengalaman,
pengetahuan, dan daya imajinasi setiap orang.
• Berikut hal-hal yang bisa dilakukan agar menjadikan menulis puisi
sebagai kegiatan yang menyenangkan.

5.
1. 2. 3. 4. Sunting puisimu
Jangan dulu Jangan pikirkan Jangan gunakan dengan mengganti
Jadikan semua hal
memikirkan kata-kata seberapa panjang kalimat yang bertele- kata-kata yang kurang
menjadi menarik. sajakmu. tele. tepat (gunakan
yang indah
tesaurus).
Tips Membaca

Menulis Puisi • Ide akan selalu bertambah dengan rajin membaca apa
saja.
• Membaca menambah pengetahuan-pengetahuanmu
terus bertambah baru melalui pengalaman dan
pengetahuan dari dalam buku.
• Membaca membuatmu menambah kosakata baru,
• Sumber inspirasi bisa kamu dapatkan sehingga ketika menulis puisi kamu tidak kesulitan dalam
dari beragam pengalaman. memilih diksi.

• Dari kegiatan sehari-hari maupun


Melatih Kepekaan
pengalaman yang tidak biasa.

• Agar sumber inspirasimu terus terasah,


• Kepekaan dapat dilatih dengan bersikap peduli.
• Peduli : mencoba turut merasakan kesedihan dan
kamu dapat lakukan hal berikut.
kegembiraan orang lain.
• Bersikap peka membuatmu lebih kritis dan lebih
gampang bersimpati terhadap kesusahan orang lain.
• Hal itu akan membantu melatih intuisimu saat menulis
puisi.
Pembacaan Puisi Perhatikan judul puisi.
yang Baik
Lihatlah kata-kata yang dominan.

• Membacakan puisi termasuk ke dalam


Pahami makna-makna konotatif yang ada dalam puisi itu.
tingkat pemahaman kreatif.

• Dalam kegiatan itu kamu tidak hanya


melisankan sebuah puisi secara nyaring. Tangkaplah ide pokok penyair yang ada dalam puisi tersebut
Kamu dituntut untuk menyampaikan dengan memparafrasakannya.
puisi dengan ekspresi, lafal, tekanan, • Parafrasa: pengungkapa kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau
dan intonasi yang benar. macam bahasa menjadi tuturan yang lain tanpa merubah pengertian.
• Penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk susunan kata-kata)
• Berikut ini adalah langkah pembacaan yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi,
puisi yang benar. Temukanlah pertalian makna tiap unit puisi (kata demi kata,
frasa demi frasa, larik demi larik, dan bait demi bait).
Faktor-faktor yang
Harus Diperhatikan Suara (vokal)
Saat Pembacaan • Pembacaan puisi hendaknya menyampaikan keindahan puisi dengan
Puisi suara (vokal) yang baik.
• ARTIKULASI: pembacaan puisi hendaknya mampu mengucapkan setiap
kata dari puisi tersebut dengan jelas, baik bunyi vokal maupun konsonan.
• INTONASI: puisi akan terkesan menarik jika dibacakan dengan
memerhatikan variasi lagu kalimat yang dibawakan secara wajar.

Kinesik

• Kinesik: ilmu yang mempelajari isyarat yang menggunakan berbagai


bagian tubuh.
• EKSPRESI: disebut juga MIMIK (raut muka), adalah pandangan air muka
yang memperlihatkan perasaan seseorang. Mimik harus muncul dengan
sendirinya sesuai dengan jiwa puisi.
• GESTUR (gerakan tubuh): termasuk di dalamnya adalah sikap tubuh,
gerakan jari jemari, tangan, lengan, pundak, goyangan pinggul, dan
gelengan kepala. Gerakan tubuh dapat menghidukan sebuah puisi yang
dibacakan, asalkan tidak berlebihan.
Pembacaan Ekspresi
• Pengungkapan /proses menyatakan,atau menyatakan maksud, gaasan, atau

Puisi yang
perasaan.
• Ekspresi: pandangan air muka yang memprelihatkan perasaan seseorang.
• Ketika membacakan puisi, harus dapat mengungkapkan maksud, gagassan, atau
perasaan suatu puisi melalui air muka secara tepat, bisa berupa kegembiraan,

Baik
antusias, harapan dan semangat.

Lafal
• Ucapan seseorang pada huruf ataupun kata.
• Lafalkan huruf atau kata-katanya dengan jelas ketika membacakan puisi.

Tekanan

• Kuat lemahnya cara pengucapan kata atau kalimat.


• Berfungsi untuk menegaskan bagian kata yang satu dengan kata yang lainnya.

Intonasi
• Naik turunnya lagu kalimat.
• Perbedaan intonasi menyebabkan peredaan maksud suatu kalimat.
• Ada bermacam-macam intonasi, yakni intonasi berita, tanya, perintah, dan seru.
• Contoh
• Saya membaca puisi.
• Saya membaca puisi?
• Saya membaca puisi!
Memberi Tanda Tanda Jeda Untuk Menentukan Irama

pada Puisi • / : berhenti satu ketukan, untuk menyatakan satuan


makna frasa
• // : berhenti dua ketukan, untuk menyatakan satuan
makna kalimat.
• /// : berhenti agak lama atau tiga ketukan, untuk
menyatakan satuan paragraf.
Untuk memudahkan dalam membacakan
sebuah puisi Tanda Intonasi

• ^ : suara perlahan sekali, seperti berbisik.


• ^^ : suara perlahan.
• ^^^ : suara sangat keras seperti berteriak.
• V : tekanan kata sangat pendek.
• VV : tekanan kata agak pendek.
• VVV : tekanan kata agak panjang.
• VVVV : tekanan kata lebih panjang.
• ____/ : tekanan suara meninggi
• ____ : tekanan suara agak merendah
Perhatikan contoh pemberian
tanda pada puisi berikut.
Musikalisasi
Puisi

• Musikalisasi Puisi: mengubah puisi menjadi sebuah lagu.

• Banyak lagu-lagu yang bersumber dari lirik-lirik puisi.


Contoh: lagu-lagu dari Ebit G. Ade (“Menjaring
Matahari”) atau Bimbo (“Tuhan”), kedua syair tersebut
merupakan puisi seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar
atau Taufik Ismail.

• Dalam musikalisasi puisi, kamu tidak boleh mengganti


atau mengubah kata dalam larik puisi, karena puisinya
sudah tercipta.

• Aransemen musik tidak boleh mengubah puisi.

• Aransemen musik meti dapat menangkap karakter puisi


yang digubah.

Anda mungkin juga menyukai