Anda di halaman 1dari 3

Salvatore Andrea Audrich / 19 / XII MIPA

Puisi Gelembung Embun Cinta


karya Anung D.Lizta
Parafrase
Bagai sisa-sisa embun yang terlantar Dari setetes air hujan di pagi hari, Aku melebur kala
mentari tinggi Bagai kukus kertas terbakar. Gelembung-gelembung embun di pagi hari Tersapu
tangan manusia tak tersisa. Sejuk sesaat lupa di hati, Pun esuk akan dinanti datangnya. Unsur-
unsur cinta yang kau ciptakan, Antara embun dan mentari Aku tak bisa menilau pasti Sesaat
sejuk ‘cinta’-mu ada. Sesaat lebuh ‘cinta’-mu pergi Berliku bagai air hujan mencariSinggahan
tempat yang damaikan hati. Gelembung-gelembung embun cinta Sejenak bawa leburan cinta ini.
Antarkan pada mentari Agar kudekap pelangi.
Dalam puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" karya Chairil Anwar, terdapat beberapa unsur batin yang
dapat diidentifikasi melalui analisis lebih mendalam:
1. Perasaan Kesendirian dan Kehilangan:
 Unsur utama dalam puisi ini adalah perasaan kesendirian dan kehilangan yang
terus-menerus disiratkan. Pemilihan kata-kata seperti "tanah dan air tidur hilang
ombak," "Aku sendiri," dan "sedu penghabisan bisa terdekap" menciptakan aura
kehampaan dan isolasi emosional.
2. Nostalgia dan Keterhubungan dengan Masa Lalu:
 Melalui gambaran pelabuhan, gudang, dan rumah tua, puisi ini mengandung unsur
nostalgia yang mendalam. Penyair merenungkan masa lalu, menciptakan
keterhubungan emosional dengan kenangan yang mungkin membawa rasa
kehilangan.
3. Harapan yang Hampir Padam:
 Meskipun suasana kesedihan, ada juga sentuhan harapan yang hampir padam.
Misalnya, "kelepak elang" bisa diartikan sebagai simbol harapan yang masih ada,
meskipun mungkin sangat rapuh di tengah kondisi yang sulit.
4. Refleksi pada Perubahan dan Perjalanan Hidup:
 Puisi ini mencerminkan refleksi pada perubahan dan perjalanan hidup. Kata-kata
seperti "desir hari lari berenang" menyiratkan perubahan yang cepat dan tidak
terelakkan, menciptakan rasa melankolis terhadap kecepatan waktu dan
perubahan.
5. Keterasingan dari Lingkungan Sekitar:
 Unsur batin keterasingan muncul melalui frasa "Berjalan menyisir semenanjung,"
yang mencirikan perasaan penyair berjalan sendirian dan merenung di tepi pantai.
Ini menciptakan gambaran keterasingan dari dunia sekitarnya.
Dengan merinci unsur-unsur batin ini, kita dapat lebih memahami kompleksitas emosional dan
pemikiran yang terkandung dalam puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" karya Chairil Anwar. Puisi
ini memperkenalkan kita pada inner landscape penyair yang dipenuhi oleh perasaan kompleks
dan mendalam terkait dengan waktu, perubahan, dan kehilangan.
Dalam puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" karya Chairil Anwar, terdapat juga unsur fisik yang
mengacu pada elemen-elemen konkret atau gambaran nyata yang dapat dikenali. Berikut adalah
beberapa unsur fisik yang dapat diidentifikasi:
1. Pelabuhan, Gudang, dan Rumah Tua:
 Puisi ini memberikan gambaran fisik tentang lokasi, termasuk pelabuhan, gudang,
dan rumah tua. Gambaran ini menciptakan latar belakang yang kongkrit dan dapat
dirasakan pembaca.
2. Tiang serta Temali, Kapal, dan Perahu:
 Kata-kata seperti "tiang serta temali," "kapal," dan "perahu" memberikan unsur
fisik yang merujuk pada lingkungan maritim. Ini menciptakan citra dari
pelabuhan kecil dengan peralatan dan kendaraan maritim.
3. Gerimis dan Kelepak Elang:
 Puisi ini menyajikan unsur fisik berupa cuaca, seperti "gerimis." Keberadaan
elang dengan "kelepak elang" juga memberikan elemen fisik dalam bentuk fauna
yang hadir dalam gambaran senja.
4. Semenanjung dan Pantai Keempat:
 Ungkapan "Berjalan menyisir semenanjung" mengacu pada bentangan daratan,
sedangkan "pantai keempat" menciptakan gambaran fisik dari tempat-tempat
tertentu dalam perjalanan penyair.
5. Tanah dan Air yang Kehilangan Ombak:
 Gambaran "tanah dan air tidur hilang ombak" menciptakan citra fisik yang kuat,
menunjukkan perubahan dalam kondisi alam yang dulu diwarnai oleh ombak,
tetapi sekarang telah kehilangan dinamikanya.
Melalui unsur-unsur fisik ini, Chairil Anwar membawa pembaca ke dalam dunia fisik yang
konkret dan memberikan fondasi visual bagi pengalaman poetik yang diungkapkan dalam
puisinya. Pemilihan kata-kata yang konkrit ini membantu dalam membangun citra dan suasana
yang terasa nyata, memperkaya pemahaman pembaca terhadap realitas yang digambarkan dalam
puisi.
Menurut saya puisi Gelembung Cinta Karya Anung D.Lizta sudah sangat bagus, puisi ini
memiliki poin positif tetapi juga poin negative yang dapat di usik atau di perbaiki ulang.
Kelebihan:
Imaji Alam yang Kuat: Puisi memukau dengan gambaran alam yang mendalam, menciptakan
suasana senja yang hidup.
Ekspresi Emosional yang Kuat: Penyair berhasil menyampaikan perasaan kesendirian dan
kehilangan dengan kata-kata yang penuh makna.
Kreativitas Bahasa: Bahasa yang digunakan menunjukkan kekayaan dan kreativitas, memperkuat
daya tarik puisi.
Potensi Perbaikan:
Struktur yang Cukup Bebas: Meskipun struktur bebas memberikan kebebasan, terdapat beberapa
bagian yang mungkin bisa lebih teratur untuk meningkatkan pemahaman.
Interpretasi Simbolisme: Beberapa simbolisme, seperti "kelepak elang," bisa lebih dijelaskan
untuk memudahkan pemahaman.
Kesimpulan:
"Puisi ini menghadirkan gambaran alam yang memukau, diungkapkan melalui ekspresi
emosional yang kuat. Meskipun struktur bebas memberikan kebebasan artistik, beberapa
penjelasan simbolisme dapat meningkatkan keterbacaan puisi."

Anda mungkin juga menyukai