NPM:
Chairil Anwar lahir di Medan, 26 Juli 1922 dan meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun
ia di juluki sebagai si Bintang Jalang itu julukan di ambil dari karyanya yang berjudul Aku. Beliau merupakan
penyair terkemuka di Indonesia, di perkirakan ada sekitar 96 karya termasuk 70 puisi bersama Asrul Sani dan
Rivai Apin, beliau di nobatkan sebagai pelopor Angkatan ’45 oleh H.B. Jasin dan merupakan pencita puisi
modern Indonesia.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Chairil_Anwar#:~:text=Chairil%20Anwar%20(lahir%20di%20Medan,96%20karya%2C%20termasuk%2070%20puisi.
Sumber : https://akcdn.detik.net.id/visual/2017/03/30/37e753fb-ef42-4a4a-9ce4-a3b749fb375b_169.jpg?w=650
Tema yang diangkat dalam puisi ini adalah tentang kemanusiaan atau lebih jelasnya tentang perasaan
dalam hati ketika rasa cinta yang lambat laun menghilang seperti sebuah senja yang cepat menghilang, rasa
yang di gambarkan begitu mendalam ketika dihayati dengan sebuah penyampain dengan musikal puisi seperti
yang di nyanyikan oleh chenel youtube https://www.youtube.com/watch?v=B25m3z7PNaI . Pilihan kata yang
lugas dengan arti yang mengandung makna lebih dari satu pengertian dan pemahaman serta rasa yang
mendalam sulit kita jumpai pada para penyair jaman sekarang ini. Bentukan resapan hati Chairil Anwar yang
ditumpahkan semuanya dalam Puisi Senja di Pelabuhan Kecil.
Isi dari puisi “Senja Di Pelabuhan Kecil” ini lebih memperlihatkan rasa kesendirian yang begitu
mendalam, karena sudah hilangnya rasa sayang terhadanp seseorang yang di gambarkan dengan bait pertama
“Ini kali tidak ada yang mencari cinta ” menurut saya ini mengartikan bahwasnya cinta si penyair yang sudah
nggan untuk mencari ataupun dicari. Ini begitu sangat mendalam dirasakan baik si penyair maupun si pembaca.
Ini membuka pencerahan bagi kita para generasi Muda yang suka terhadap sastra puisi bahwasannya syair yang
luar biasa dan sempurna merupakan syair yang melukiskan perasaan diri dalam hati yang mendalam ketika
membuatnya, baik itu dalam keadaan senang, sedih, kecewa, marah, galau bahkan jatuh cinta.
Dalam artian lain puisi ini menggambarkan si penyair mengungkapkan bahwanya dirinya mengalami
sebuah kegagalan cinta yang menyebabkan hatinya kosong terpuruk dan teramat cekam oleh emosi perasaannya
sendiri. Ia membutuhkan seseorang untuk menghibur dirnya. Namun seseorang yang diharapkan tersebut justru
pergi meninggalkannya bagikan “Gerimis mempercepat kelam”. Pengarang merasakan itu semua sebagi sebuah
kegagalan diri dalam mencintai. Hal itu dirasa seolah-olah si pengarang berada di posisi kehilangan yang amat
kelam.
Ini banyak di rasakan oleh sebagian orang ketika seseorang mulai berusaha untuk bangkit dari kesedihan
yang membuatnya terpuruk, lalu ia berusaha bahwa ia sangup untuk menguasai dirinya. Namun, ketika uasah
untuk bangkit namun di sia-siakan baik oleh perasaannya maupun orang yang didekatnya, hal itu yang
menyebabkan dirinya terganggu baik secara fisik maupun emosional.
Semua bisa terganggu ketika hal yang ia alami tidak sesuai dengan keinginannya dan menyebabkan hal buruk.
Yakinlah dibalik itu semua ada suatu keindahan yang akan segera kita saksikan.
Manusia hanya berdoa dan berusaha untuk yang terbaik. Kebahagiaan hakiki terletak pada diri setiap insan
manusia yang selalu bersyukur atas segala yang telah kita nikmati dalam hidup.
Amanat yang terkandung dalam puisi “Senja di Pelabuhan Kecil” ini yaitu:
Ketika ada masalah jangan bersedih terus-menerus, segeralah bangkit dari kesedihan.
Selalu mencari cinta sejati tanpa mengenal lelah, karena cinta sejati baru akan ada ketika usaha kita disertai
dengan doa yang tulus dan ikhlas.
Cinta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, cinta kepada sesama, dan cinta kepada alam raya.
***