Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

4.1. Sejarah Kota pekanbaru

Dimasa silam kota ini hanya berupa dusun kecil yang bernama payung

sekaki yang terletak di pinggiran sungai siak. Dusun sederhana itu kemudian

dikenal juga dengan sebutan senaplan. Desa ini berkembang pesat terlebih setelah

lokasi pasar (pekan) lama pindah keseberang pada 23 juni 1784. Tecipta lah pasar

baru yang indentik dengan sebutan “pekanbaru “, nama yang hingga kini dipakai

untuk menyebut kota pekanbaru.

Pada tanggal 9 April tahun 1689, telah diperbaharui sebuah perjanjian

antara Kerajaan Johor dengan Belanda (VOC) dimana dalam perjanjian tersebut

Belanda diberi hak yang lebih luas. Diantaranya pembebasan cukai dan monopoli

terhadap beberapa jenis barang dagangan. Selain itu Belanda juga mendirikan Loji

di Petapahan yang saat itu merupakan kawasan yang maju dan cukup penting.

Karena kapal Belanda tidak dapat masuk ke Petapahan, maka Senapelan

menjadi tempat perhentian kapal-kapal Belanda, selanjutnya pelayaran ke

Petapahan dilanjutkan dengan perahu-perahu kecil. Dengan kondisi ini, Payung

Sekaki atau Senapelan menjadi tempat penumpukan berbagai komoditi

perdagangan baik dari luar untuk diangkut ke pedalaman, maupun dari pedalaman

untuk dibawa keluar berupa bahan tambang seperti timah, emas, barang kerajinan

kayu dan hasil hutan lainnya.

71
72

Terus berkembang, Payung Sekaki atau Senapelan memegang peranan

penting dalam lalu lintas perdagangan. Letak Senapelan yang strategis dan kondisi

Sungai Siak yang tenang dan dalam membuat perkampungan ini memegang posisi

silang baik dari pedalaman Tapung maupun pedalaman Minangkabau dan

Kampar. Hal ini juga merangsang berkembangnya sarana jalan darat melalui rute

Teratak Buluh (Sungai Kelulut), Tangkerang hingga ke Senapelan sebagai daerah

yang strategis dan menjadi pintu gerbang perdagangan yang cukup penting.

Perkembangan Senapelan sangat erat dengan Kerajaan Siak Sri Indra Pura.

Semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan,

beliau membangun Istana di Kampung Bukit dan diperkirakan Istana tersebut

terletak disekitar lokasi Mesjid Raya sekarang. Sultan kemudian berinisiatif

membuat pekan atau pasar di Senapelan namun tidak berkembang. Kemudian

usaha yang dirintis tersebut dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali

yang bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah meskipun lokasi

pasar bergeser di sekitar Pelabuhan Pekanbaru sekarang.

Akhirnya menurut catatan yang dibuat oleh Imam Suhil Siak, Senapelan

yang kemudian lebih popular disebut Pekanbaru resmi didirikan pada tanggal 21

Rajab hari Selasa tahun 1204 H bersamaan dengan 23 Juni 1784 M oleh Sultan

Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah dibawah pemerintahan Sultan Yahya

yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru.

Sejak ditinggal oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah,

penguasaan Senapelan diserahkan kepada Datuk Bandar yang dibantu oleh empat

Datuk besar yaitu Datuk Lima Puluh, Datuk Tanah Datar, Datuk Pesisir dan
73

Datuk Kampar. Mereka tidak memiliki wilayah sendiri tetapi mendampingi Datuk

Bandar. Keempat Datuk tersebut bertanggungjawab kepada Sultan Siak dan

jalannya pemerintahan berada sepenuhnya ditangan Datuk Bandar.

Selanjutnya perkembangan tentang pemerintahan di Kota Pekanbaru selalu

mengalami perubahan :

1. SK Kerajaan Bershuit van Inlandsch Zelfbestuur van Siak No. 1 tanggal

19 Oktober 1919, Pekanbaru bagian dari Kerajaan Siak yang disebut

District.

2. Tahun 1932 Pekanbaru masuk wilayah Kampar Kiri dipimpin oleh

seorang Controleor berkedudukan di Pekanbaru.

3. Tanggal 8 Maret 1942 Pekanbaru dipimpin oleh seorang Gubernur Militer

Go Kung, Distrik menjadi GUM yang dikepalai oleh GUNCO.

4. Ketetapan Gubernur Sumatera di Medan tanggal 17 Mei 1946 No.

103, Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut Haminte atau Kota

B.

5. UU No.22 tahun 1948 Kabupaten Pekanbaru diganti dengan Kabupaten

Kampar, Kota Pekanbaru diberi status Kota Kecil.

6. UU No.8 tahun 1956 menyempurnakan status Kota Pekanbaru sebagai

Kota Kecil.

7. UU No.1 tahun 1957 status Pekanbaru menjadi Kota Praja.

8. Kepmendagri No. 52/1/44-25 tanggal 20 Januari 1959

Pekanbaru menjadi Ibukota Propinsi Riau.

9. UU No.18 tahun 1965 resmi pemakaian sebutan Kotamadya Pekanbaru.


74

10. UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebutan Kotamadya

berubah menjadi Kota Pekanbaru.

4.1.1. Pekanbaru baru sebagai kota Provinsi Riau

Berdasarkan Penetapan Gubernur Sumatera di Medan No 103 tanggal 17

Mei 1956, Kota Pekanbaru dijadikan Daerah Otonomi yang disebut Harminte

(kota Baru) sekaligus dijadikan Kota Praja Pekanbaru.

Dan pada tahun 1958, Pemerintah Pusat yang dalam hal ini Kementerian

Dalam Negeri RI mulai menetapkan ibukota Provinsi Riau secara permanen.

Sebelumnya Kota Tanjung Pinang Kepulauan Riau ditunjuk sebagai ibu kota

propinsi hanya bersifat sementara. Dalam hal ini Menteri Dalam Negeri RI telah

mengirim surat kawat kepada Gubernur Riau tanggal 30 Agustus 1958 No. Sekr.

15/15/6.

Untuk menanggapi maksud surat kawat tersebut, dengan penuh

pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka Badan Penasehat

meminta kepada Gubernur supaya membentuk suatu Panitia Khusus. Dengan

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Swatantra tingkat I Riau tanggal 22

September 1958 No. 21/0/3-D/58 dibentuk panitia Penyelidik Penetapan Ibukota

Daerah Swantantra Tingkat I Riau.

Panitia ini telah berkeliling ke seluruh daerah di Riau untuk mendengar

pendapat pemuka masyarakat, penguasa Perang Riau Daratan dan Penguasa

Perang Riau Kepulauan. Dari angket langsung yang diadakan panitia tersebut,

maka diambillah ketetapan bahwa kota Pekanbaru terpilih sebagai ibukota

Propinsi Riau. Keputusan ini langsung disampaikan kepada Menteri Dalam


75

Negeri RI. Akhirnya tanggal 20 Januari 1959 dikeluarkan Surat Keputusan dengan

No. Des 52/1/44-25 yang menetapkan Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau

sekaligus Pekanbaru memperoleh status Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru.

Untuk merealisasi ketetapan tersebut, pemerintah pusat membentuk Panitia

Interdepartemental, karena pemindahan ibukota dari Tanjungpinang ke Pekanbaru

menyangkut kepentingan semua Departemen. Sebagai pelaksana di daerah

dibentuk suatu badan di Pekanbaru yang diketuai oleh Penguasa Perang Riau

Daratan Letkol. Kaharuddin Nasution.

Sejak itulah mulai dibangun Kota Pekanbaru dan untuk tahap pertama

mempersiapkan sejumlah bangunan dalam waktu singkat agar dapat menampung

pemindahan kantor dan pegawai dari Tanjungpinang ke Pekanbaru. Sementara

persiapan pemindahan secara simultan terus dilaksanakan, perubahan struktur

pemerintahan daerah berdasarkan Panpres No. 6/1959 sekaligus direalisasi.

Gubernur Propinsi Riau Mr. S. M. Amin digantikan oleh Letkol

Kaharuddin Nasution yang dilantik digedung Sekolah Pei Ing Pekanbaru tanggal 6

Januari 1960. Karena Kota Pekanbaru mempunyai gedung yang representatif,

maka dipakailah gedung sekolah Pei Ing untuk tempat upacara.

4.1.2. Letak geografis Kota Pekanbaru

Wilayah Kota Pekanbaru sangat strategis, terletak di tengah-tengah Pulau

Sumatera yang dapat dilalui dengan perhubungan darat ke seluruh kawasan.

Secara geografis Kota Pekanbaru terletak antara 1010 14’- 1010 34’ Bujur Timur

dan 00 25’- 00 45 Lintang Utara. Dari hasil pengukuran/pematokan di lapangan


76

oleh BPN Tingkat I Riau, ditetapkan luas wilayah Kota Pekanbaru 632,26 km2.

Batas-batas Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Siak

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Pelalawan

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar;

4.2. Sejarah kelurahan Kulim Kota Pekanbaru.

Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan,

yang mana wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten atau kota.

Kelurahan harus dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus Pegawai Negeri

Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil setingkat dengan desa. Berbeda

dengan desa, kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih terbatas.

Kelurahan Kulim merupakan suatu wilayah yang berada di Kecamatan

Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau, yang memiliki luas wilayah sekitar

51,50 KM2 atau 51.500 Ha, yang terdiri dari 71 RT / 19 RW dan memiliki

ketinggian wilayah 60 M Dpl (di atas permukaan laut).

Berdasarkan Perda Nomor 03 Tahun 2003 dan Keputusan Walikota

Pekanbaru Nomor 578 Tahun 2003, Kelurahan Kulim memiliki batas:

a) Sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Pelalawan / Siak

b) Sebelah Barat berbatas dengan Sungai Sail Kecamatan Bukit Raya

c) Sebelah Selatan berbatas dengan Sungai Sail / Kabupaten Kampar

d) Sebelah Utara berbatas dengan Kelurahan Tangkerang Timur, Kelurahan

Sail Kecamatan Tenayan Raya.


77

Jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Kulim berjumlah 22.381 dengan

perincian : Laki-Laki sebanyak 13.298 dan Perempuan sebanyak 9083. Pada

umumnya masyarakat adalah masyarakat heterogen baik ditinjau secara sosial

maupun ekonomi. Mata pencaharian penduduk lebih didominasi oleh petani,

buruh, pedagang, dan sebagian kecil pengrajin, PNS, sebagai daerah yang

berpotensi dan berkembang, maka daerah ini akan mengalami jumlah penduduk

yang akan terus meningkat.

Kelurahan Kulim dalam mewujudkan maksud dan tujuannya

memiliki visi dan misi yang sejalan dengan visi dan misi Kota Pekanbaru yaitu

sebagai berikut :

a. Visi : Terwujudnya Kelurahan Kulim sebagai tempat pemukiman,

yang asri dan bersahaja serta pusat pertanian dan peternakan.

b. Misi

1) Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat.

2) Memberdayakan masyarakat

Kemudian Pekanbaru, Riau, meresmikan 25 kelurahan sebelumnya jumlah

kelurahan yang ada di Kota Pekanbaru 58 kelurahan setelah di sahkan( Perda)

Nomor 4/2016 oleh DPRD menjadi 83 kelurahan di Kota Pekanbaru, termasuklah

Kelurahan Kulim di mekarkan menjadi 3 kelurahan yaitu

1. Kelurahan Pembatuan

2. Kelurahan Sialang Rampai

3. Kelurahan Mentangor.

Kelurahan Kulim mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar sekitar

22,381 jiwa (2010) karna semakin meningkatnya jumlah penduduk yang ada di
78

Kelurahan Kulim secara otomatis juga turut semakin meningkatkan volume

kegiatan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan .

Tabel 4.1
Pasca Pemekaran dan Sebelum Pemekaran
Kelurahan Sebelum pemekaran Keluraan Setelah pemekaran

1. Kelurahan kulim 1. Kelurahan kulim


2. Kelurahan pebatuan
3. Kelurahan sialang rampai
4. Kelurahan mentangor
Sumber data : Perda Kota Pekanbaru Nomor 4 tahun 2016

Kemudian peraturan walikota pekanbaru tentang batas wilayah kelurahan

pada kecamatan tenayan raya di kelurahan kulim, kelurahan mentangor, kelurahan

pebatuan dan kelurahan sialang rampai kelurahan mentangor berdasarkan Nomor

188 Tahun 2017 yang jatuh pada tanggal 01 Agustus 2017 sebagai berikut:

TABEL 4.2
Peraturan Walikota Pekanbaru Tentang Batas Wilayah Kelurahan Pada
Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru
No Kelurahan Batas wilayah
1. Kulim Utara kelurahan tuah negri
Timur berbatasan dengan jalan maredan kabupaten Siak
Selatan berbatasan dengan Jalan Lintas Timur Kelurahan Sialang Rampai,
Kabupaten Kampar.
Barat jala Binjai ( Kelurahan Kulim )
2. Mentangor Utara bukit Rahayu ( Kelurahan Tangkerang Timur ), jalan Kenanga Jalan
Budi Luhur ( kelurahan Sialang Sakti )
Timur jalan Binjai Raya ( Kelurahan Kulim )
Selatan jalan Lintas Timur ( kelurahan Sialang Rampai )
Barat jalan sepakat ( kelurahan pebatuan, kelurahan pematang kapau )
3. Pebatuan Utara Jalan Pesantren Meranti Kelurahan Pematang Kapau dan Kelurahan
Mentangor
Timur jalan Binjay Raya ( kelurahan Pebatuan )
Selatan Sungai Sail ( Kabupaten Kampar )
Barat Sungai Sail ( Kecamatan Bukit Raya )
4. Sialang Utara Jalan lintas Timur ( Kelurahan Kulim )
Rampai Timur Sungai Sail ( kabupaten kampar )
Selatan Sungai Sail (Kabupaten Kampar )
Barat anak sungai Sail dan jalan Seroja ( kelurahan Pebatuan )
Sumber data : peraturan Walikota Pekanbaru tentang batas wilayah kelurahan
pada kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.
79

4.3. Kondisi Umum Keluarahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota


Pekanbaru

a. Letak dan Geografis

Kelurahan Kulim merupakan suatu wilayah yang berada di

Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau, yang memiliki

luas wilayah sekitar 51,50 KM2 atau 51.500 Ha, yang terdiri dari 71 RT /

19 RW dan memiliki ketinggian wilayah 60 M Dpl (di atas permukaan

laut). Pada saat ini kelurahan kulim sudah terjadinya pemekaran

berdasarkan peraturan daerah kota pekanbaru No 4 Tahun 2016 tentang

pembentukan kelurahan di kota pekanbaru, kelurahan kulim terbagi

menjadi 4 kelurahan

1. Kelurahan kulim

2. Kelurahan pebatuan

3. Kelurahan sialang rampai

4. Kelurahan mentangor

Kelurahan kulim mempunyai jarak tempuh ke ibu kota pekanbaru 2

km dan menggunakan kendaraan sepedamotor sekitar 30 menit. Mata

pencaharian penduduk lebih didominasi oleh petani, buruh, pedagang,

dan sebagian kecil pengrajin, PNS, sebagai daerah yang berpotensi dan

berkembang, maka daerah ini akan mengalami jumlah penduduk yang

akan terus meningkat.

b. Keadaan Sosial Penduduk

Kelurahan Kulim mempunyai jumlah penduduk sebanyak 22.381

jiwa dan 10,181 Kepala Keluarga (KK), yang tersebar di 71 wilayah


80

Rukun Warga (RW) dan 19 Rukun Tetangga (RT), dengan rincian sebgai

berikut:

Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Kelurahan kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota
Pekanbaru
No Jumlah Jenis kel Jenis kel Jumlah Jumlah Jumlah Ket
KK laki-laki perempuan penduduk RT RW
1 10,181 13298 9083 22.381 19 71 -
Sumber: kantor kecamatan Tenayan Raya Kota pekanbaru

c. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam

masyarakat. Karena pendidikan dapat meningkatkan status sosial

seseorang. Apabila pendidikan seseorang baik maka taraf hidupnya akan

baik juga. Perkembangan zaman sekarang ini yang semakin maju

dan berkembang perlu adanya pendidikan agar tidak terjadi ketimpangan

budaya mengenai modernisasi. Jumlah Pendidikan masyarakat di

kelurahan Kulim sebagai berikut:

Tabel 4.4
Jumlah Sekolah Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota
Pekanbaru
No Jenis pendidikan Milik Milik Jumlah Ket
pemerintah swasta sekolah
1 Play grup  - 1 -
2 TK  - 6 Terakreditasi
3 SD/sederajat  - 7 Terakreditasi
4 SMP/sederajat  - 3 Terakreditasi
5 SMA/sederajat  - 1 terakreditasi
Sumber: kantor Kecamatan Tenayan Raya kota Pekanbaru.

d. Perekonomian Masyarakat Kelurahan Kulim Kota Pekanbaru

Perekonomian masyarakat tak terlepas dari mata pencaharian

masyarakat itu sendiri. Mata pencarian penduduk adalah suatu pekerja


81

yang dilakukan penduduk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik

kebutuhan dasar maupun kebutuhan sampingan. Sedangkan mata

pencaharian adalah aktivitas masyarakat untuk memperoleh taraf hidup

layak, dimana mata pencaharian antara masyarakat pasti berbeda sesuai

letak geografisnya. Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Kulim ada

bermacam–macam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di

bawah ini :

Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kelurahan Kulim
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah ( Orang )
1 Pertanian 242
2 Perkebunan 548
3 Pertenakan 216
4 Pedagang dan Jasa 1,202
5 Pengrajin dan Industri Kecil 587
6 Angkutan 259
7 PNS/TNI/POLRI 818
5 Buruh 1.793
6 Lain-Lain 3.001
Jumlah 8666
Sumber Data : Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru

Dari table di atas, menunjukkan bahwa jumlah masyarakat yang

bermata pencaharian sebanyak 8666, dan orang yang belum memiliki

pekerjaan atau belum bekerja sebanyak 13715 jiwa.

4.4 Kehidupan Beragama

Agama adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat

ataupun suatu sistem yang mengatur tata keimanan seseorang (kepercayaan).

Mayoritas masyarakat Kelurahan Kulim beragama Islam. Dan minoritas juga

terdapat beberapa agama lainnya. Walaupun berbeda kepercayaan tetap


82

terdapat kerukunan untuk menjalankan ibadah. Dapat dilihat dari aktivitas

masyarakat dalam menjalankan syariat agama, sekaligus pengikut antar umat

beragama.

Table 4.6
Sarana prasarana peribadatan Masyarakat Kelurahan Kulim
Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru

No Jenis peribadatan Jumlah Ket


1 Masjid 15 -
2 Langgar 1 -
3 Mushola/surau 14 -
4 Gereja 8 -
5 Jumlah 37
Sumber data : kecamatan tenayan raya Kota Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai