Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Bahasa dan Sastra

Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA ALANGKAH


LUCUNYA NEGERI INI KARYA DEDDY MIZWAR
Febrina Anwar
Febrinaa884@gmail.com
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Tadulako
Jalan Soekarno-Hatta Km 9, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah

ABSTRAK – Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk kritik sosial dalam
Naskah Drama Alangkah Lucunya Negeri Ini karya Deddy Mizwar. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan serta menjelaskan bentuk-bentuk kritik sosial yang terdapat dalam naskah
drama alangkah lucunya negeri ini Karya Deddy Mizwar dengan menggunakan pendekatan sosiaologi
sastra. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode dokumentasi, rekam, simak
dan catat. Metode ini dilakukan untuk menganalisis bentuk-bentuk kritik sosial dalam naskah drama
alangkah lucunya negeri ini, hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) kemiskinan, (2) kejahatan,
(3) Disorganisasi keluarga, (4) pendidikan, (5) lingkungan hidup, (6) birokrasi, (7) agama dan
keperyaan.

Kata Kunci: Kritik Sosial, Naskah Drama, Sosiologisastra.

1.1 LATAR BELAKANG digambarkan oleh orang lain, ketika dijelaskan


Dalam kehidupan manusia begitu banyak oleh sastrawan, maka fakta itu kemudian terlihat
peristiwa yang terjadi di muka bumi ini. Peristiwa jelas oleh orang-orang awam atau pembaca.
ini terlahir dari segala kegiatan dan aktivitas (Teori Sastra 1997:3).
manusia yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari pada lingkungannya yang Naskah drama adalah salah satu genre
dapat menghasilkan berbagai kisah atau cerita karya sastra yang sejajar dengan prosa dan puisi.
dalam karya sastra tentang pengalaman yang Berbeda dengan prosa maupun puisi, naskah
dilalui oleh seseorang. Untuk mengetahui drama memiliki bentuk sendiri yaitu ditulis dalam
peristiwa kehidupan manusia, pengarang harus bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin
mampu mengamati dengan penuh penghayatan dan mempunyai kemungkinan dipentaskan
tentang peristiwa yang terjadi agar pengarang (Waluyo, 2003: 2).
benar-benar merasakan peristiwa yang di alami
oleh manusia. Setelah pengarang mengetahui Drama berarti perbuatan, tindakan.
berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang
manusia, pengarang kemudian mengungkapkan berarti berbuat, berlaku, bertindak dan
kembali melalui rangkaian tulisan yang sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan
dituangkan dalam sebuah karya sastra. dengan gerak. Konflik dari sifat manusia
merupakan sumber pokok drama. Naskah drama
Berdasarkan penjelasan di atas, sastra juga sebagai ungkapan pernyataan penulis (play
merupakan sebuah ciptaan atau kreasi dari wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum
seseorang yang memiliki potensi dalam juga merupakan ide dasar bagi actor.
mengkreasikan pikirannya melalui seni untuk
menunjukkan sebuah makna dalam Berdasarkan pengertian diatas naskah
pemikirannya. Pencipta karya sastra disebut drama dapat diartikan suatu karangan atau cerita
dengan sastrawan karna mampu manciptakan yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih
sebuah dunia baru dalam hasil karya berbentuk teks atau tulisan yang belum
imajinasinya. Sastra berisi pengungkapan yang diterbitkan (pentaskan). Yang akan diteliti dalam
“tidak bisa terungkapkan”. Pengarang penelitian ini adalah naskah drama.
menghasilkan kata-kata untuk memotret sebuah Jadi dapat disimpulkan disimpulkan bahwa
fakta aktual atau imajinatif yang tidak bisa karya sastra lahir dari latar belakang dan
105
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan mencari penghasilan sendiri jika ingin
eksistensi dirinya. Sebuah karya sastra di melanjutkan hidupnya. Seorang anak yang
persepsikan sebagai ungkapan nyata kehidupan seharusnya dilindungi oleh negera seperti merasa
dan konteks penyajiannya, disusun secara sangat terancam akibat dari tidak tercekupinya
terstruktur, menarik, serta menggunakan media kebutuhan-kebutuhan biologis. Disini seorang
bahasa berupa teks yang disusun melalui anak yang ditelantarkan oleh orang tua dan
pengalaman dan pengetahuan secara potensial negera dikisahkan mencuri uang milik orang lain
memiliki berbagai macam bentuk representasi yang sudah pasti hal itu melanggar norma-norma
kehidupan. Maka penelitian ini menggunakan dalam masyarakat, jika diteliti secara mendalam
metode penelitian Sosiologi Sastra. pada naskah drama tersebut anak-anak yang
Sebagaimana yang di utarakan oleh Ratna dipekerjakan sebagai pencuri justru dijadikan
(2004:31) sosiologi sastra secara definitif kambing hitam oleh sekelompok pihak untuk
merupakan aktivitas pemahaman dalam rangka mendapatkan hasil dari jerih payah anak
mengungkapkan aspek-aspek kemasyarakatan tersebut.
yang terkandung dalam karya. Dengan demikian
karya tersebut merupakan bentuk atau media Penelitian ini membahas sebuah naskah
yang digunakan pengarang dalam menyampaikan drama berjudul “Alangkah Lucunya Negeri Ini”
gagasannya tentang kenyataan sosial yang karya Deddy Mizwar khususnya mengenai kritik
terdapat dalam naskah drama. sosial, naskah ini memaparkan secara jelas
Dalam hal ini penulis menggunakan kondisi masyarakat mengenai berbagaimacam
naskah drama sebgai objek penelitian agar permasalahan dalam kehidupan sosial.
mempermudah proses penelitian tersebut.
Naskah dapat dihasilkan dalam bentuk olahan asli Seorang anak akan berkembang sesuai
atau adaptasi penulisan yang sudah ada seperti dengan cara pengajarannya jika sejak dini
hasil sastra. Komponen-komponen utama dalam soerang anak diajarkan dengan kebaikan hati dan
naskah drama terdiri dari aksi dan dialog. Aksai perkataan mulia maka anak tersebut akan
merujuk kepada “apa yang kita lihat”, dan dialog tumbuh menjadi seseorang yang baik akhlaknya
merujuk kepada “apa yang dituturkan oleh juga berprilaku santun begitu pula sebaliknya.
tokoh”. Tokoh-tokoh dalam naskah drama juga
Berikut penggalan kritik sosial dalam
dapat diperkenalkan dalam bentuk visual di awal
naskah drama “Alangkah Lucunya Negeri Ini”.
cerita.
“Tampilnya pencopet yang terampil
Berikut penggalan adegan dalam naskah drama :
menjalankan aksinya disinilah awal mula
“Pagi hari muluk keluar dari rumah dengan cerita ini bergulir. Ketika tertangkap
mengenakan pakaian yang rapi melewati tangan seorang pencopet kecil yang
gerbong kereta api dalam benaknya ia diketahui bernama Komet, diberi nasehat
ingin mendapatkan pekerjaan di hari itu. oleh Muluk untuk meminta dengan baik-
Melewati pasar tradisional ia baik ketika membutuhkan uang. Dengan
memperhatikan keadaan penjual di pinggir enteng Komet berkata (saya kan pencopet
jalan yang sibuk dengan jualannya bukan peminta-minta)”.
masing-masing ada juga penjual obat
Pada penggalan cerita di atas pengarang
yang teriak-teriak mencari perhatian agar
menghadirkan kritik sosial dalam naskah drama
ada yang mampir ke tempat dagangannya.
karangannya, realita kehidupan masyarakat
Seketika pandangannya tersita oleh anak
digambarkan Deddy Mizwar selaku pengarang
kecil yang cukup berani mengambil
dalam penggalan naskah di atas dengan lugas.
dompet oranglain tanpa sedikitpun takut
Kritik sosial pada penggalan kalimat “Komet
atau ragu seperti sudah sangat
berkata, saya kan pencopet bukan peminta-
berpengalaman”.
minta”. Bermakna seolah pencopet kecil itu
Pada penggalan cerita di atas pengarang merasa bahwa pekerjaan sebagai pencopet lebih
menggambarkan kehidupan sosial masyarakat mulia dibandingkan peminta-minta.
kelas bawah di sebuah kota besar tentang betapa Pengarang berusaha menyampaikan
susahnya mencari nafkah agar bisa bertahan kritikan tentang seorang anak di negeri ini yang
hidup di ibu kota. Pengarang seolah ingin diterlantarkan oleh negara dan orang tuanya
menyampaikan bahkan sekelompok anak yang sehingga memilih profesi sebagai pencuri untuk
terdesak oleh problematik kehidupan harus mendapatkan penghasilan bagi kehidupannya.
106
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
Seorang anak yang dibesarkan dengan mental diteliti oleh Astri Pertiwi (2016) dengan judul
seorang pencuri dan membentuk pemikirannya skripsi “Analisis Kesantunan Berbahasa dalam film
bahwa dengan mencuri ia dapat menghasilkan Alangkah Lucunya Negeri Ini Karya Deddy Mizwar
uang lebih banyak dengan cara yang cepat dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa
dibandingkan ketika ia meminta baik-baik namun dan Sastra Indonesia di SMA”. Jurusan Pendidikan
masih memerlukan kesabaran, bahkan hasilnya Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu
pun terbilang sedikit. Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Paparan tersebut memberi ketertarikan Syarif Hidayatullah Jakarta.Skripsi tersebut
pada penulis untuk melakukan penelitian dengan membahas tentang masalah kesantunan dalam
mengangkat judul “Kritik Sosial dalam Naskah berbahasa yang terdapat di dalam dialog film
Drama (Alangkah Lucunya Negeri Ini)”. tersebut.
Diangkatnya judul tersebut sebagai kajian ilmiah Persamaan penelitian di atas dengan
untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kritik penelitian ini adalah membahas tentang film
sosial dalam naskah drama “Alangkah Lucunya “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Berbeda dengan
Negeri Ini”. penelitian di atas, penelitian ini lebih difokuskan
pada naskah drama dan kritik sosial dalam
1.2 Rumusan Masalah naskah drama “Alangkah Lucunya Negeri Ini”.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis
merumuskan masalah yang dikaji dalam 1.2 Kajian Pustaka
penelitian ini yaitu bagaimanakah bentuk-bentuk Penelitian ini didukung oleh teori-teori
kritik sosial dalam naskah drama Alangkah yang relevan, yang diharapkan dapat mendukung
Lucunya Negeri Ini karya Deddy mizwar. temuan di lapangan agar dapat memperkuat teori
dan kekuatan data. Adapun teori yang digunakan
1.3 Tujuan Penelitian dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
tujuan penelitian ini adalah untuk 2.2.1 Pengertian Naskah Drama
mendeskripsikan bentuk-bentuk kritik sosial Naskah drama merupakan karya sastra
dalam naskah drama “Alangkah Lucunya Negeri dua dimensi naskah sebagai dimensi sastra dan
Ini”. drama sebagai dimensi pertunjukkan. Kedua
hal tersebut mempunyai keterkaitan satu sama
1.4 Manfaat Penelitian lain. Pengarang menulis naskah drama bukan
Penelitian ini memberi manfaat bagi hanya sampai tahap pembeberan peristiwa untuk
peneliti, baik itu dalam aspek teoretis (keilmuan) dinikmati oleh para pembaca saja, akan tetapi
maupun dalam aspek praktis (guna laksana). penulisan karya tersebut kemungkinan untuk
dipertontonkan di atas panggung. Telah kita
1. Manfaat Aspek Teroretis ketahui bahwa dilihat dari pengertian drama yang
Secara teoretis, kajian ini diharapkan menyatakan bahwa sebuah komposisi yang
dapat memberikan sumbangan menceritakan sebuah cerita, biasanya tentang
perkembangan ilmu sastra. konflik manusia, yang berarti sebuah dialog dan
2. Manfaat Aspek Praktis perbuatan sehingga unsur dalam drama haruslah
Secara praktis, penelitian ini dapat ada naskah drama.
dijadikan bahan bacaan atau pegangan Waluyo (2001:6) mengungkapkan bahwa
dalam melakukan penelitian berikutnya naskah drama disebut juga sastra lakon. Sebagai
khususnya penelitian yang mengkaji kritik salah satu genre sastra, naskah drama dibangun
sosial dalam karya sastra. oleh struktur fisik (kebahasaan) dan struktur
batin (semantik, makna). Wujud fisik sebuah
BAB II naskah drama adalah dialog atau ragam tutur.
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA
PEMIKIRAN 2.2.2 Pengertian Sastra
Sastra (sansekerta/shastra) merupakan
2.1 2.1 Penelitian yang Relevan kata serapan dari bahasa Sansekerta, sastra,
Berdasarkan penelusuran kepustakaan, yang berarti “teks yang mengandung instruksi”
bahwa penelitian tentang naskah drama atau “pedoman”, dari kata dasar sas yang berarti
“Alangkah Lucunya Negeri Ini” belum pernah “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia
dilakukan, namun penelitian pengajaran yang ini bisa digunakan untuk merujuk kepada
berhubungan dengan penelitian ini sudah pernah “kesusastraan” atau sebuah jenis lisan yang
107
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
memiliki arti atau keindahan tertentu. Selain itu terhadap karya sastra berdasarkan teori dan
arti, kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sejarah sastra.
sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di
2. Menjadi media konduksi antara karya
sini sastra tidak banyak berhubungan dengan
sastra dengan masyarakat penikmat sastra
tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan
berupa pemberian motivasi kepada penikmat
wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau
sastra untuk secara tidak langsung menjadi
pemikiran tertentu. (Redaksi PM 2012:9)
seorang kritikus sastra.
2.3 Pengertian Kritik Sastra 3. Menjadi guide pembaca dalam menikmati
Kritik tidak semata-mata urusan lidah. sebuah karya sastra yang baik dan karya
Kritik tetap sebagai komoditi berolah sastra yang sastra yang tidak baik, yang asli dan tidak
bergengsi. Kritik itu penting, manakala asli.
dilaksanakan dalam koridor yang benar. Teori
4. Menjadi pengarah atau pembimbing dengan
kritik itu sudah sering digunakan namun kadang-
memberikan pendapat atau pertimbangan
kadang tidak tepat sasaran. Batasan dan alasan
bagi sastrawan muda atau pengarang pemula
mengapa perlu ada kritik sastra sekarang masih
untuk meningkatkan kualitas karya sastranya.
bervariasi. Hakikat kritik sastra itu pada teks,
namun esensinya pengarang yang “ditembak” 5. Mematangkan pemikiran ataupun ide bagi
(mendapat sasaran). Prinsip filosofi kritik sering pengarang yang telah banyak berkarya dan
terkait pula dengan aneka aliran yang banyak mendapat impuls dari kritik sastra.
berkembang pada suatu periode sastra. Setiap
6. Menjadi media untuk membangkitkan
periode sering memunculkan warna kritik yang
emosi yang baik terhadap karya-karya
berlainan satu sama lain. Bahkan sebuah karya
pengarang tertentu.
yang dikritik banyak orang pun, asal
menggunakan prinsip andal, tentu hasilnya tidak 7. Memberikan sumbangan pendapat atau
akan jauh berbeda. Prinsip itu sering berkaitan bahan-bahan bagi penyusunan atau
dengan pandangan tertentu dalam kritik. McKeon pengembangan teori sastra dan sejarah
(1957:191-194) menyatakan bahwa ada sastra.
bermacam-macam pandangan kritik sastra yang
beraliran pragmatisme dan positivisme.
Aliran pragmatis selalu mengetengahkan 2.4 Pendekatan Sosiologi Sastra
pentingnya kritik bagi pengembangan sastra. Sosiologi sastra sebagai pendekatan dalam
Pragmatisme memiliki prinsip, sastra yang bagus menganalisis karya sastra. Sosiologi sastra
tentu yang memenuhi selera pembaca atau merupakan pendekatan yang bertolak dari
penikmatnya. Oleh karena itu prinsip kritik sastra orientasi kepada semesta, namun bisa juga
bersifat longgar, tidak kaku, dan tidak terpancang bertolak dari orientasi kepada pengarang dan
pada makna tunggal. Sebuah karangan tentang pembaca. Menurut pendekatan sosiologi sastra,
kritik sastra bukanlah karya sastra yang karya sastra dilihat hubungannya dengan
diciptakan, melainkan berupa tanggapan, kenyataan, sejauh mana karya sastra itu
penafsiran, pendalaman, penghakiman, setelah mencerminkan kenyataan. Kenyataan di sini
seorang membaca, menikmati dan memahami mengandung arti yang cukup luas, yakni segala
karya sastra, sehingga kritik sastra termaksud sesuatu yang berada di luar karya sastra dan
karya nonfiksi, kritik sastra bagian dari ilmu yang diacu oleh karya sastra.
sastra, karena ia memiliki teori dan metodenya Demikianlah, pendekatan sosiologi sastra
sendiri (Zulfahnur, dkk 1997:106). menaruh perhatian pada aspek dokumenter
Kritik sastra berguna memberikan bahan- sastra, dengan landasan suatu pandangan bahwa
bahan dalam penyusunan sejarah sastra ataupun sastra merupakan gambaran atau potret
teori sastra. Apabila kita simpulkan secara fenomena sosial. Pada hakikatnya, fenomena
sederhana, kritik sastra memiliki fungsi sebagai sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita
berikut: sehari-hari, bisa diobservasi, difoto, dan
didokumentasikan. Oleh pengarang, fenomena itu
1. Mendudukan persoalan yang muncul dan
diangkat kembali menjadi wacana baru dengan
menjawab pertanyaan yang timbul setelah
proses kreatif (pengamatan, analisis, interpretasi,
menikmati karya sastra yang dilakukan
refleksi, imajinasi, evaluasi, dan sebagainya)
dengan menafsirkan, menganalisis, dan
dalam bentuk karya sastra.
mengevaluasi (memberikan penilaian)

108
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
Sastra menyajikan gambaran kehidupan, sosiologi sastra memahami karya sastra melalui
dan kehidupan itu sendiri sebagian besar terdiri perpaduan ilmu sastra dengan ilmu sosiologi
dari kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, “interdisipliner”. (Wiyatmi, 2013:5)
kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat Baik sosiologi maupun sastra mamiliki
dengan orang-orang, antar manusia, antar kajian yang sama, yaitu masyarakat dengan
peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. memahami hubungan-hubungan antaramanusia
Maka, memandang karya sastra sebagai dan proses yang timbul dari hubungan-hubungan
penggambaran dunia dan kehidupan manusia, tersebut di dalam masyarakat. Dalam paradigma
kriteria utama yang dikenakan pada karya sastra studi sastra, sosiologi sastra, terutama soiologi
adalah “kebenaran” penggambaran, atau yang karya sastra, dianggap sebagai perkembangan
hendak digambarkan. Namun Wellek dan Warren dari pendekatan mimetik, yang dikemukakan
mengingatkan, bahwa karya sastra memang Plato, yang memahami karya sastra dalam
mengekspresikan kehidupan, tetapi keliru kalau hubungannya dengan realitas dan aspek sosial
dianggap mengekspresikan selengkap- kemasyarakatan. Dalam sosiologi sastra, teori
lengkapnya. Plato dan Aristoteles dianggap mendasari kajian
Hal ini disebabkan fenomena kehidupan sosiologi sastra, yang membahas “kenyataan”
sosial yang terdapat dalam karya sastra tersebut yang terdapat dalam karya sastra dalam
kadang tidak disengaja dituliskan oleh pengarang, hubungan dengan kenyataan yang terjadi dalam
atau karena hakikat karya sastra itu sendiri yang masyarakat dan menganggap sastra sebagi
tidak pernah langsung mengungkapkan fenomena sarana untuk mencatat dokumen historis
sosial, tetapi secara tidak langsung, yang masyarakat. Dalam kajian sosiologi sastra yang
mungkin pengarangnya sendiri tidak tahu. awal, hubungan antara karya sastra dengan
Pengarang merupakan anggota yang hidup dan kenyataan, seringkali dipahami dalam hubungan
berhubungan dengan orang- orang yang berada yang bersifat langsung, tanpa mengingat hakikat
disekitarnya, maka dalam proses penciptaan sastra sebagai estetik yang di ciptakan
karya sastra seorang pengarang tidak terlepas pengarang, dengan berbagai latar belakang dan
dari pengaruh lingkungannya. Oleh karena itu, motivasi yang semuanya akan ikut berperan
karya sastra yang lahir ditengah-tengah dalam membentuk realitas yang tergambar dalam
masyarakat merupakan hasil pengungkapan jiwa karya sastra. Pandangan tersebut
pengarang tentang kehidupan, peristiwa, serta dilatarbelakangi oleh fakta bahwa keberadaan
pengalaman hidup yang telah dihayatinya. karya sastra tidak dapat terlepas dari realitas
Dengan demikian, sebuah karya sastra tidak sosial dalam masyarakat. Seperti yang pernah
pernah berangkat dari kekosongan sosial. Artinya dikemukakan oleh Sapardi Djoko Damono (1979),
karya sastra ditulis berdasarkan kehidupan sosial salah seorang ilmuan yang mengembangkan
masyarakat tertentu dan menceritakan pendekatan tentang sosiologi sastra di Indonesia,
kebudayaan-kebudayaan yang bahwa karya sastra tidak jatuh begitu saja dari
melatarbelakanginya. Berangkat dari uraian langit, tetapi selalu ada hubungan antara
tersebut, adapun pengertian sosiologi sastra sastrawan, sastra, dan masyarakat. Oleh karena
sebagai pendekatan dalam menganalisis karya itu, pemahaman terhadap karya sastra pun harus
sastra. selalu menempatkannya dalam bingkai yang tak
Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi terpisahkan dengan berbagai variable tersebut:
dan sastra. Sosiologi berasal dari kata sos pengarang sebagai anggota masyarakat, kondisi
(Yunani) yang berarti bersama, bersatu, kawan, sosial budaya, politik, ekonomi yang ikut
teman, dan logi (logos) berarti sabda, perkataan, berperan dalam melahirkan karya sastra, serta
perumpamaan. Sastra dari akar kata sas pembaca yang akan membaca, menikmati, serta
(Sansekerta) berarti mengarahkan,mengajarkan, memanfaatkan karya sastra tersebut.
memberi petunjuk dan instruksi akhiran tra Sependapat dengan itu Swingewood,
berarti alat, sarana. Merujuk dari definisi (1972) memandang ada dua corak penyelidikan
tersebut, keduanya memiliki objek yang sama sosiologi yang menggunakan kata sastra. Yang
yaitu manusia dan masyarakat. Dalam wacana pertama, penyelidikan yang bermula dari
studi sastra, sosiologi sastra sering kali lingkungan sosial untuk masuk kepada hubungan-
didefinisikan sebagai salah satu pendekatan hubungan sastra dengan faktor luar sastra yang
dalam kajian ilmu sastra yang memahami dan terbayang dalam karya sastra. Oleh Swingewood,
menilai karya sastra dengan mempertimbangkan cara seperti ini disebut sosiologi of literature
segi-segi kemasyarakatan (sosial) (Damono, (sosiologi sastra). Sosiologi dasarnya penelitian,
1979:1). Sesuai dengan namanya, sebenarnya objek ilmiahnya adalah masyarakat, studinya
109
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
tentang institusi sosial dan proses sosial yaitu Sastra sebagai cermin masyarakat yaitu
berusaha untuk menjawab pertanyaan tentang sejauh mana sastra dianggap menjadi cerminan
bagaimana cara kerjanya, mengapa semua itu dalam keadaan masyarakatnya. Kata “cermin”di
tetap dalam kondisi tertentu di masyarakat. sini dapat menimbulkan gambaran yang kabur,
Melalui pemeriksaan yang ketat dari lembaga- dan oleh karenanya sering disalah artikan dan
lembaga sosial, agama, ekonomi, politik, dan disalah gunakan. Dalam hubungan ini, terutama
pendidikan, yang bersama-sama membentuk apa yang harus mendapat perhatian adalah:
yang disebut struktur sosial. Munculnya 1. Sastra mungkin dapat dikatakan
gambaran itu tidak terlalu jelas, cara di mana mencerminkan masyarakat pada waktu ia
manusia beradaptasi dan dikondisikan oleh ditulis, sebab banyak ciri masyarakat yang
masyarakat tertentu; dari mekanisme ‘sosialisasi’, ditampilkan dalam karya sastra itu sudah
proses pembelajaran budaya, dimana individu tidak berlaku lagi pada waktu ia ditulis.
yang dialokasikan dan menerima peran masing- 2. Sifat “lain dari yang lain” seorang sastrawan
masing dalam struktur sosial. Aspek sosiologi sering mempengaruhi pemilihan dan
berkaitan dengan konsep stabilitas sosial, penampilan fakta-fakta sosial dalam
kontinuitas dalam masyarakat yang berbeda, karyanya.
cara-cara dimana individu mulai menerima 3. Genre sastra sering merupakan sikap sosial
lembaga-lembaga sosial utama baik sebagai suatu kelompok tertentu, dan bukan sikap
keperluan dan kebenaran (Endraswara, 2013:6). sosial seluruh masyarakat.
Aspek sosiologi diatas dikatakan berhubungan 4. Satra yang berusaha menampilkan keadaan
dengan konsep stabilitas sosial, kontinuitas yang masyarakat yang secermat-cermatnya
terbentuk antar masyarakat yang berbeda, cara- mungkin saja tidak bias dipercaya atau
cara yang dengannya individu-individu menerima diterima sebagai cermin masyarakat.
lembaga-lembaga yang utama sebagai suatu hal Demikian juga sebaliknya, karya sastra yang
yang memang di perlukan dan benar. Akan tetapi, sama sekali tidak dimaksudkan untuk
disamping itu, sosiologi juga berurusan dengan menggambarkan keadaan masyarakat secara
proses perubahan-perubahan sosial baik yang teliti barangkali, masih dapat dipercaya
terjadi secara berangsur-angsur maupun secara sebagai bahan untuk mengetahui keadaan
revolusioner, dengan akibat-akibat yang masyarakat. Pandangan sosial sastrawan
ditimbulkan oleh perubahan tersebut harus diperhatikan apabila sastra akan dinilai
(Faruk,2012:1). sebagai cermin masyarakat (Damono,
2002:4).
2.4.1 Konteks Sosial Pengarang
Konteks sosial sastrawan ada 2.4.3 Fungsi Sosial Sastra
hubungannya dengan posisi sosial sastrawan Pendekatan sosiologi berusaha menjawab
dalam masyarakat dan kaitannya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti “sampai seberapa
masyarakat pembaca. Dalam bidang pokok ini jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial”?
termasuk juga factor-faktor sosial yang dapat ada tiga hal yang harus diperhatikan.
mempengaruhi karya sastranya. Oleh karena itu 1) Sudut pandang yang memandang bahwa
yang terutama di teliti adalah sebagai berikut : sastra sama derajatnya dengan karya
1. Bagaimana sastrawan mendapatkan mata pendeta atau nabi. Dalam pandangan ini,
pencarian; apakah ia menerima bantuan tercakup juga pandangan bahwa sastra harus
dari pengayom atau dari masyarakat secara berfungsi sebagai pembaharu dan perombak.
langsung bekerja rangkap. 2) Sudut pandang lain yang menganggap bahwa
2. Profesionalisme dalam kepengaraman; sastra bertugas sebagai penghibur belaka.
sejauh mana sastrawan menganggap Dalam hal ini gagasan-gagasan seni untuk
pekerjaannya sebagai profesi. seni misalnya, tidak berdaya dengan usaha
3. Masyarakat yang dituju oleh sastrawan. untuk melariskan dagangan agar menjadi
Dalam hal ini, kaitannya antara sastrawan penjualan terbaik.
dan masyarakat sangat penting sebab 3) Sudut pandang kompromi dapat dicapai
seringkali didapati bahwa macam dengan meminjam slogan klasik yaitu, sastra
masyarakat yang dituju itu menentukan harus mengajarkan sesuatu dengan cara
bentuk dan isi karya sastra mereka menghibur (Damono, 2002:5).
(Damono, 2002:4)
2.5 Masyarakat
2.4.2 Sastra Sebagai Cermin Masyarakat
110
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
Masyarakat adalah sejumlah manusia berperilaku sesuai dengan perilaku orang-orang di
dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu sekitarnya.
budaya yang mereka anggap sama. (KBBI Pusat Koentjaraningrat berpendapat bahwa
Bahasa Edisi Tiga:2007). sosialisasi adalah seluruh proses dimana seorang
Menurut Max Waber, masyarakat adalah individu sejak kanak-kanak sampai dewasa,
suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya berkembang, berhubungan, mengenal, dan
ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang menyesuaikan diri dengan individu-individu lain
dominan pada warganya. yang hidup dalam masyarakat.
Soejono Soekanto (1987) berpendapat Sosialisasi adalah usaha untuk mengubah
bahwa, masyarakat pada umumnya memiliki ciri- milik perseorangan menjadi milik umum (milik
ciri antara lain sebagai berikut: Negara). (KBBI Pusat Bahasa Edisi Ketiga: 2007).
1) Manusia yang hidup bersama, sekurang-
kurangnya terdiri atas dua orang. 2.5.3 Norma Sosial
2) Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu Norma sosial adalah kebiasaan umum
yang cukup lama. Berkumpulnya manusia yang menjadi patokan perilaku dalam suatu
akan menimbulkan manusia baru. Sebagai kelompok masyarakat dan batasan wilayah
akibat dari hidup bersama, timbul system tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan
komunikasi dan peraturan yang mengatur kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya,
hubungan antar manusia. sering juga disebut dengan peraturan sosial.
3) Sadar bahwa mereka merupakan satu Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas
kesatuan. dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
4) Merupakan suatu system hidup bersama. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat
System kehidupan bersama menimbulkan memaksa individu atau suatu kelompok agar
kebudayaan karena mereka dirinya terkait bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah
sama lain. terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar
(Artikelsiana.com Diakses 08 Oktober 2016). hubungan di antara manusia dalam masyarakat
dapat berlangsung tertib sebagaimana yang
2.5.1 Interaksi Sosial diharapkan.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang
balik antar individu dan invidu, antara individu melanggar norma atau tidak bertingkah laku
dan kelompok dan hubungan timbal balik antara sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kelompok dengan kelompok yang lain. (KBBI norma itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya,
Pusat Bahasa Edisi ke tiga: 2007). bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh
Menurut Gillin interaksi sosial adalah masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan.
menyangkut hubungan antar individu dan Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai
kelompok atau antar kelompok dan kelompok. makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk
Soerjono soekanto (1987) berpendapat secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-
bahwa, interaksi sosial adalah proses sosial norma itu disusun atau dibentuk secara sadar.
tentang cara berhubung yang bisa dilihat jika Norma dalam masyarakat berisis tata tertib,
individu dengan kelompok sosial saling bertemu aturan, dan petunjuk standar perilaku yang
lalu menentukan. pantas atau wajar.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Norma_sosial.
2.5.2 Sosialisasi Diakses 08 November 2017).
Sosialisasi merupakan suatu proses
pergaulan seseorang terhadap banyak orang di 2.6 Bentuk-bentuk Kritik Sosial
dalam masyarakat. Proses ini berlangsung pada Masalah sosial merupakan gejala-gejala
setiap orang seumur hidupnya mulai dari lahir sosial yang meresahkan masyarakat. Menurut
hingga meninggal. Melalui, proses ini, seseorang Soekanto (1992:79), setiap perubahan, biasanya
akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan, senantiasa menimbulkan masalah, baik masalah
dan norma-norma uang akan membekali individu besar maupun masalah kecil. Suatu masalah
tersebut dalam pergaulannya. sosial akan terjadi apabila kenyataan yang
Menurut Soejono Soekanto (1987), dihadapi oleh warga masyarakat berbeda dengan
sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang harapannya.Hal tersebut sejalan dengan
indovidu mendapatkan pembentukan sikap untuk Abdulsyani (2012:183) yang mengatakan bahwa
masalah sosial itu bisa muncul karena nilai-nilai
111
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
atau unsur-unsur kebudayaan pada suatu waktu
mengalami perubahan sehingga menyebabkan
anggota-anggota masyarakat merasa terganggu
atau tidak lagi dapat memenuhi kebutuhannya
melalui kebudayaan itu. Masalah-masalah sosial
itu dapat berupa kebutuhan-kebutuhan sosial
atau dapat juga berupa kebutuhan-kebutuhan
yang bersifat biologis. Masalah kebutuhan sosial
biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan
pergaulan dalam masyarakat; sedangkan
masalah kebutuhan biologis disebabkan oleh
sulitnya atau tidak terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan biologis, seperti kebutuhan makan,
minum, dan lain-lain. Menurut Soekanto
(2010:365) ada beberapa masalah sosial yang
terjadai di tengah masyarakat, yaitu :
1. Kemiskinan
2. Kejahatan BAB III
3. Disorganisasi Keluarga METODE PENELITIAN
4. Pendidikan
5. Lingkungan Hidup Penelitian ini menggunakan metode
6. Birokrasi kualitatif. Oleh karena itu, pada bagian ini
7. Agama dan Kepercayaan dipaparkan beberapa hal yang terkait dengan
penggunaan metode penelitian, yaitu (1) jenis
2.7 Kerangka Pemikiran penelitian, (2) data dan sumber data, (3) metode
Kerangka pemikiran merupakan alur pikir dan teknik penelitian (4) teknik pengumpulan
atas penelitian yang dilakukan. Berdasarkan pada data, (5) intrumen penelitian dan (6) teknik
bab sebelumnya fokus penelitian ini mengenai analisis data.
kritik sosial dalam naskah drama Alangkah
Lucunya Negeri Ini. Untuk menemukan jawaban 3.1 Jenis Penelitian
dari rumusan masalah tersebut dengan Penelitian naskah drama “Alangkah
menghubungkan teori-teori pendukung yang Lucunya Negeri Ini”termaksud jenis penelitian
relevan dengan metode penelitian. Penelitian ini kualitatif. Menurut Sugiono (2016:8) metode
lebih terfokus pada penelitian naskah drama. pelitian kualitatif adalah metode penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
analisis data dari Miles dan Huberman yang kondisi yang alamiah (natural setting); untuk
langkah-langkahnya dimulai dari pengumpulan mengkonstruksi situasi sosial yang menekankan
data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan pada makna. Penelitian ini mengkaji bentuk dan
dan verifikasi. Hal yang harus dilakukan peneliti fungsi pada interksi sosial masyarakat mengenai
yaitu menonton dan menyimak tayang televisi pelanggaran norma-norma kehidupan yang
dan video. Selanjutnya peneliti akan terjadi di dalam masyarakat itu sendiri dengan
menggunakan metode dokumentasi, metode melaksankan pengumpulan data, analisis data
simak, dan metode catat untuk menganalisis dan penarikan kesimpulan.
kritik sosial dalam naskah drama.
3.2 Data dan Sumber Data
Data utama penelitian ini berupa teks
lisan dalam hal ini kritik sosial dalam naskah
drama. Data berupa teks lisan berupa kritik sosial
yang merupakan kritik tentang kehidupan yang
dianggap menyimpang. Sumber data berasal dari
naskah drama “Alangkah Lucunya Negeri Ini”.
Sedangkan data sekunder dari rujukan teori-teori
yang relevan untuk mendukung keabsahan data
yang ditemukan.

3.3 Metode dan Teknik Penelitian


112
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
Metode pengumpulan data melalui sedangkan penyadapan penggunan bahasa secara
dokumentasi dilakukan melalui dokumen, dengan tertulis, jika peneliti berhadapan dengan
menguduh film Alangkah Lucunya Negeri Ini penggunaan bahasa bukan dengan orang yang
kemudian peneliti menyimak dan merekam sedang berbicara atau bercakap-cakap, tetapi
bahasa yang digunakan. Teknik penelitian berupa bahasa tulis, misalnya naskah-naskah
selanjutnya adalah mereduksi bahasa yang kuno, teks narasi, bahasa-bahasa massmedia dan
termasuk bentuk kritik sosial. Dokumen-dokumen lain-lain.
yang berupa rekaman audio dan audio-visual c. Taknik Catat
ditranskripsi sehingga diperoleh dokumentasi Mahsun, (2012 : 93-94) teknik catat
yang tertulis agar data yang diperoleh relevan. adalah teknik lanjutan yang di lakukan ketika
menerapkan metode simak dengan teknik
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data lanjutan di atas. Jika melakukan pencatatan, si
Metode pengumpulan data dilakukan penulis dapat melakukan perekaman ketika
melalui dokumen, dengan mengunduh film melakukan metode simak dengan kedua teknik
“Alangkah Lucunya Negeri Ini” kemudian peneliti lanjutan di atas. sementara itu, apabila peneliti
menyimak dan mencatat cerita dalam film. Teknik berhadapan dengan penggunaan bahasa secara
penelitian selanjutnya adalah mengklasifikasi tertulis, dalam penyadapan itu peneliti hanya
kritik sosial yang terjadi pada naskah drama. dapat melakukn teknik catat sebagai gandengan
Dokumen-dokumen yang berupa rekaman audio- teknik simak bebas libat cakap, yaitu mencatat
visual di transkripsi sehingga mendapatkan beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya
dokumentasi yang tertulis agar data yang dari penggunaan bahasa secara tertulis.
diperoleh menjadi relevan. (Maryaeni, 2012:27) melalui cara ini, penelitian
Teknik pengumpulan data yang diharapkan bisa memperoleh sejumlah fakta dan
dipergunakan dalam penelitian ini dengan informasi atas sebuah fokus permasalahan yang
menggunakan teknik sebagai berikut: evidensinya sehingga teknik pengumpulan data
a. Teknik Dokumentasi melalui teknik ini berlangsung secara progresif.
Metode dokumentasi merupakan metode Aktivitas demikian tidak menutup kemungkinan
yang digunakan untuk mencari data melalui peneliti kehilangan jejak sehingga tidak dapat
peninggalan tertulis. Metode ini digunakan sepenuhnya memaknai sekumpulan data dan
untuk mendapatkan dokumen-dokumen yang informasi yang terbaur secara akumulatif.
berkaitan dengan pelaksanaan dokumentasi
dengan cara menyimak naskah drama 3.5 Instrumen Penelitian
“Alangkah Lucunya NegeriIni”. Sehingga Instrument penelitian ini adalah film, alat
peneliti dapat mengumpulkan data penelitian. tulis untuk menulis isi cerita dalam dan mencatat
b. Taknik Simak data yang terdapat dalam film. Nilai penelitian ini
Mahsun, (2012: 92-93) metode terletak pada hasil penelitian yang diperoleh
penyediaan data ini diberi nama metode simak melalui media. Dengan demikian, peneliti
karena cara yang digunakan untuk memperoleh merupakan instrumen kunci dari penelitian ini.
data yang dilakukan dengan menyimak
penggunaan bahasa. Istilah menyimak disini tidak 3.6 Metode dan Teknik Analisis Data
hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa Analisis data pada penelitian ini telah
secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa dimulai pada saat kegiatan penelitian
secara tertulis. Metode ini memiliki teknik dasar berlangsung, yaitu sejak pengumpulan data.
yang berwujud teknik sadap. Teknik sadap Teknik analisis data yang dilakukan dalam
disebut sebagai teknik dasar metode simak penelitian ini diambil dari pendapat Milles dan
karena pada hakikatnya penyimak diwujudkan Huberman, (dalam Sugiono, 2015:247). Adapun
dengan penyadapan. Dalam arti, peneliti dalam langkah yang ditempuh dalam penelitian kualitatif
upaya mendapatkan data dilakukan dengan (1) tahap pengumpulan data, (2) reduksi data,
penyadap penggunaan bahasa seseorang atau (3) penyajian data, (4) penarikan kesimpulan.
beberapa orang yang menjadi informan.
Penyadapan penggunaan bahasa secara lisan jika 3.6.1 Reduksi Data
peneliti tampil dengan sosoknya sendiri sebagai Reduksi data dapat diartikan sebagai,
orang yang sedang menyadap pemakaian bahasa memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-
seseorang (yang sedang berpidato, berkotbah hal yang penting untuk mencari tema dan
dan lain-lain) atau beberapa orang yang polanya. Dengan demikian data yang telah di
menggunakan bahasa atau bercakap-cakap, reduksi dapat memberikan gambaran yang lebih
113
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data dalam penelitian ini peneliti
mengembangkan, mennggambarkan dan
melakukan diskusi sehingga dapat mereduksi
data-data yang memiliki nilai temuan dan
pengembangan teori yang efisien.

3.6.2 Penyajian Data


Penyajian data dalam penelitian ini
dilakukan dalam bentuk uraian dan ketegori.
Dalam hal ini Miles dan Huberman (1994)
menyatakan “the most frequent from of display
data for qualitative research data in the past has
been narrative text”. Yang paling sering
digunakan untuk menyjikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Hal demikian akan lebih memudahkan
peneliti dalam proses penyusunan data
.
3.6.3 Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan awal yang di kemukkan masih
bersifat sementara dan akan berubah bila tidak di
temukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan yang di temukan pada tahap
awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan BAB IV
konsisten saat peneliti kembali mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
merupakan kesimpulan yang kerdibel (dapat
dipercaya). 4.1 Hasil Penelitian

Dalam hasil penelitian yang dilakukan


pada naskah drama Alangkah Lucunya Negeri Ini
karya Deddy Mizwar, ditemukan 5 (Lima) hal
penting yang mengandung kritik sosial. Seperti
yang telah dijelaskan pada batasan istilah, kritik
sosial sebagai salah satu bentuk komunikasi
dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi
sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem
sosial atau proses bermasyarakat
(Oksinata,2010:33). Dengan demikian, kritik
sosial merupakan suatu kritikan, masukan,
sanggahan, sindiran, tanggapan, atau pun
penilaian terhadap sesuatu yang dinilai
menyimpang atau melanggar nilai-nilai yang ada
di dalam kehidupan masyarakat. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan pendekatan sosiologi
sastra sebagai kajian penelitian, sebagaimana
yang diutarakan oleh Milles dan Huberman,
(dalam Sugiono, 2015:247). Dalam hasil
penelitian ini akan di kemukakan beberapa data
yang telah diperoleh peneliti, sebagai dari hasil
penelitian. Berikut data yang diperoleh peneliti

114
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
dalam naskah drama Alangkah Lucunya Negeri Ini (Data 2) “Yang penting si Muluk punya
karya Deddy Mizwar. penghasilan dulu biar bias ngelamar si
Rahmah. Kalo kaga si Rahmah bias saya
4.1 Kemiskinan kawinin sama anggota DPR, tau ngak!”
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi (DM, 2010:3)
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, minuman, pakaian, Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. sangat sulit hidup di kota besar dengan menjadi
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan seorang pengangguran. Sebagai seorang laki-laki
alat pemenuh kebutuhan dasar, atau sulitnya yang berpendidikan dengan usia yang matang
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, seharusnya Muluk sudah memiliki pekerjaan yang
(Wikipedia). Menurut Suparlan (2004:315) cukup untuk dapat menikahi Rahmah, hidup tak
kemiskinan adalah suatu standar tingkat hidup semulus cerita dongeng. Kehidupan nyata si
yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat Muluk hanyalah seorang pengangguran yang giat
kekurangan pada sejumlah atau segolongan mencari pekerjaan namun tak kunjung
orang dibandingkan dengan standar kehidupan mendapatkan panggilan kerja.
yang rendah ini secara langsung nampak Melihat dari sisi kemasyarakatan,
pengaruhnya terhadap tingkat keadaan pemerintah seakan gagal dalam mensejahterakan
kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri kehidupan penduduknya karena tidak dapat
mereka yang tergolong sebagai orang miskin. menyeimbangkan pertumbuhan penduduk dengan
Dapat disimpulkan bahwa kemiskinan merupakan penyediaan lapangan pekerjaan yang baik.
suatu masalah ketidakmampuan untuk memenuhi (Data 3) “Ada bukaan kios baru di Cipulir
kebutuhan hidup. Hal tersebut dideskripsikan abangnya si Rahmah si Idam tuh bisa
peneliti bahwa kemiskinan terjadi karena jumlah bantu modal buat si Muluk.” (DM,
penghasilan tidak sebanding dengan kebutuhan, 2010:8)
rendahnya pendidikan dan pengetahuan terhadap Kutipan di atas mendeskripsikan gambaran
sesuatu, kurangnya perhatian dari pemerintah hati dari ayah seorang wanita yaitu si Rahmah
untuk mengendalikan kemiskinan di negaranya. ingin membantu kehidupan Muluk agar dia bisa
(data 1) “Kalo Pipit punya orangtua kaya, punya memiliki penghasilan walaupun hanya menjadi
banyak duit Pipit sanggup gak di gaji pedagang tetapi bisa menghasilkan uang yang
buat ngajar copet itu. Paling tidak halal lalu dapat menikah dengan Rahmah
sekarang abah gak perlu lagi ngasih anaknya, seperti halnya orang tua pada
Pipit uang jajan, ia kan ? paling tidak umumnya ingin menikahkan anak wanitanya
Pipit mau melakukan sesuatu yang dengan lelaki yang tidak hanya berpendidikan
besar, ia kan ? Abah, sekarang Pipit tetapi jiga memiliki penghasilan tetap, agar hidup
udah dewasa segala perbuatan Pipit anaknya tidak mengalami kesulitan nantinya,
menjadi tanggung jawab Pipit sendiri, tetapi orang tua Muluk tidak ingin anaknya yang
kalo Pipit dosa Abah gak ikutan dosa seorang sarjana ekonomi hanya menjadi seorang
Baahh..” (DM, 2010:42). pedagang.

Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa 4.2 Kejahatan


Pipit seorang wanita yang memiliki latar belakang Kejahatan atau kriminalitas tumbuh karena
agama yang baik dan berpendidikan tinggi namun adanya berbagai ketimpangan sosial, yaitu
belum memiliki penghasilan tetap. Dengan adanya gejala-gejala kemasyarakatan, seperti
memilih menjadi guru bagi para pencopet kecil krisis ekonomi, adanya keinginan-keinginan yang
Pipit menutup mata dari norma-norma agama tidak tersalur, tekanan-tekanan mental, dendam,
yang selama ini diajarkan oleh orang tuanya, dan sebagainya. Dengan pengertian lain yang
menjalani kehidupan sebagai pengangguran lebih luas, kejahatan timbul karena adanya
membuatnya berpendapat bahwa pekerjaan yang perubahan masyarakat dan kebudayaan yang
memberinya penghasilan haram itu lebih baik dari teramat dinamis dan cepat. Kejahatan tidak
pada harus menjadi pengangguran tanpa usaha hanya disebabkan oleh disorganisasi sosial dan
sama sekali. Pipit adalah seorang wanita muda ekonomi, tetapi juga disebabkan oleh hubungan
berbakat tentunya dengan kesabaran dan usaha antara-antara variasi-variasi keburukan mental
ia pasti bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih (kejahatan) dengan variasi-variasi organisasi
baik. sosial (Abdulsyani, 2012:189).

115
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
(Data 4) “Yah nama Ribut, saya pencopet, preman di kota-kota besar memiliki keamanan
pengalaman saya cukup lama adalah 10 yang cukup menjamin mereka untuk tetap
tahun, adalah 6 kali ketangkep, adalah melaksanakan aksinya, maka dari itu tidak heran
2 kali masuk TV, adalah 3 kali nyebur bahwa tingkat keamanan masyarakat yang hidup
empang.” (DM, 2010:13) di kota besar semakin rendah.
Dalam kutipan di atas pengarang ingin (Data 7) “Oke begini, orang yang berpendidikan
mendeskripsikan dibalik gemerlapnya kehidupan juga ada nyopet, tapi mereka gak
ibu kota terdapat hidup seorang anak yang susah nyopet dari dompet orang yang sisinya
payah mencari nafkah untuk dirinya sendiri terbatas. Mereka nyopet dari lemari,
dengan profesi yang tercela pula. Seorang anak brangkas, dari bank..” (DM, 2010:25)
terkadang melakukan apa yang diajarkan Kutipan di atas mendeskripsikan Muluk
padanya sejak usia dini, semakin baik ajaran sedang memberi pengarahan kepada anak copet
yang ia dapatkan maka akan semakin baik pula itu namun dengan membuat peranggapan yang
caranya bersikap. Komet berusia antara 15-17 membuat anak-anak copet itu semakin berpikir,
tahun saat naskah ini ditayangkan. Mengartikan bahwa menjadi pencopet yang berkelas seperti
bahwa di umur yang sangat belia saat berusia 7 para koruptor dapat menghasilkan banyak uang
tahun seorang anak telah dibiasakan dengan tanpa memberi tahu mereka dampak buruk
lingkungan yang mengharuskannya melakukan mengenai koruptor itu sendiri.
hal yang melanggar norma-norma masyarakat (Data 8) “Di markas para pencopet cilik sedang
seperti mencuri. Sekarang dengan memiliki berkumpul bang Jarot selaku bos
pengalaman yang cukup banyak Komet telah pencopet sedang mengatur aba-aba dan
tumbuh dan terbentuk menjadi pencopet strategi mencopet baik dan Muluk yang
profesional yang mempunyai pengalaman selama sedang bersiap-siap untuk memberikan
10 tahun. Betapa mirisnya kehidupan seorang pengarahan selanjutnya kepada para
anak di negeri tercinta ini. pencopet cilik itu”. (DM, 2010:12)
(Data 5) “Kalian sudah melakukan sebagian Kutipan di atas menggambarkan kondisi
prinsip dari management. Sesuaikan diri menyimpang yang dilakukan oleh kelompok
dengan lingkungan kerja agar bisa tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan.
diterima dan tidak dicurigai sama sekali. Bang Jarot bos besar bagi para pencopet kecil
Bagus ! Aahh.. Ini ketua copet Mall yang mengasuh dan memberi pengaruh buruk
belum mandi yah ?! Glen management bagi mereka. Anak-anak kecil yang dipekerjakan
itu adalah pengaturan. Pengaturan sebagai pencopet itu seakan diberi tujuan hidup
untuk mencapai suatu tujuan tertentu !” untuk dapat menghasilkan uang yang banyak
(DM, 2010:13) dengan cara mencopet di lokasi-lokasi tertentu
Kutipan di atas mendeskripsikan perilaku yang sudah ditentukan oleh bang Jarot. Muluk
Muluk yang memanfaatkan kepintaran yang dia dengan bekal pendidikan yang mempuni seolah
miliki untuk mendapatkan hasil yang ia inginkan, ingin bermain di lingkungan yang sepatutnya ia
yaitu memulai kerjasama dengan sekelompok sudah menyadari bahwa keadaan di tempat itu
pencopet beserta dengan bosnya. Muluk tidaklah benar. Dengan bekal ilmu yang ia miliki
menggunakan ilmu management yang ia miliki Muluk seolah memanfaatkan kepintarannya untuk
dengan melakukan penawaran bagi hasil satu dapat mengontrol proses pencopetan yang
banding sepuluh agar bisa mendapatkan dilakukan anak-anak kecil itu agar ia bisa
penghasilan dan tidak lagi menjadi mendapatkan keuntungan dari hasil kerja para
pengangguran. Perilaku Muluk juga didasari oleh penncopet kecil tersebut.
rendahnya lowongan pekerjaan yang disediakan (Data 9) “Oke ! Seperti yang sudah di jelaskan
oleh pemerintah dan minimnya akses untuk bisa oleh bang Samsul bahwa pandidikan itu
mendapatkan penghasilan yang halal di kota-kota penting ! Sekarang tinggal kita ngatur
besar. jadwal agar gak bentrok antara nyopet
(Data 6) “Gini.. Anak itu kan butuh dan belajar.” (DM, 2010:26)
perlindungan, saya yang ngelindungin Kutipan di atas menggambarkan bahwa
mereka. Saya juga butuh butuh jabatan yang dimiliki seorang Muluk dalam
perlindungan, mereka itulah yang mengatasi dan memberi pengarahan kepada para
melindungi saya. Yah.. sama-sama cari pencopet ini semata-mata agar anak kecil yang
makan, ngertilah..”(DM, 2010:22) sedang mereka pekerjakan sebagai pencopet bisa
Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa melakukan proses copet dengan baik lalu bisa
pengarang ingin menggambarkan seorang kepala menghasilkan uang yang banyak bagi mereka.
116
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
(Data 10) “Lu kenapa berubah jadi sok suci gitu Kemudian bang Jarot selaku bos bagi para
Pit ? lu juga Mul ?? lu yang ngajak pencopet kecil ini membuat peraturan baru yang
gua, lu yang ngomong.. Ehh. Liat.. Lu mengharuskan untuk seluruh anak itu untuk
rela gua main gaple lagi hah ? Lu rela belajar agar bisa membaca dan menulis dengan
liat gue frustasi ? eeh Mul.. Allah itu baik, tentunya agar dapat memenuhi target
maha mangetahui, apa yang kita setoran sesuai dengan yang ia inginkan.
lakukan Mul.. Allah juga tau lah kita
tuh bakalan kaya karna kita bos copet. 4.3 Disorganisasi Keluarga
Allah itu maha mengetahui dan maha Disorganisasi keluarga adalah perpecahan
memaklumi.” (DM, 2010:44) keluarga sebagai suatu unit karena anggota-
Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa anggotanya gagal memenuhi kewajiban-
seorang Samsul yang merasa dirinya sudah kewajibannya yang sesuai dengan peranan
sangat berguna dengan berprofesi sebagai guru sosialnya. Disorganisasi keluarga meliputi, (1)
bagi para pencopet mengesampingkan norma- Unit keluarga yang tidak lengkap karena
norma agama dalam kehidupan agar memperoleh hubungan di luar perkawinan, (2) Disorganisasi
keuntungan dari sistem pembelajaran yang keluarga karena hubungan di luar perkawinan,
mereka berikan bagi para pencopet cilik itu. (3) Adanya kekurangan dalam keluarga tersebut,
(Data 11) “Produktifitas copet dan produktifas yaitu dalam hal komunikasi dengan anggota-
nasional kalah sama produktifitas anggotanya, (4) krisis keluarga, karena salah
koruptor jadi, kalian harus lebih giat satu yang bertindak sebagai kepala keluarga, di
lagi supaya ada peningkatan.” (DM, luar kemampuannya sendiri meninggalkan rumah,
2010:33) mungkin karena meninggal dunia, dihukum, dan
Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa karena peperangan, (5) Krisis keluarga, yang
Muluk sedang memberi pelajaran kepada para disebabkan oleh faktor-faktor intern, misalnya
pencopet kecil itu dengan tujuan agar dapat terganggunya keseimbangan jiwa salah seorang
meningkatkan hasil dari pencopetan yang mereka anggota keluarga/stres (Soekanto, 2010:324).
lakukan sehari-hari. Menunjukkan betapa giatnya
Muluk perpikir cara yang tepat untuk (Data 14) “Mereka berdua kemudai beristigfar..
mengarahkan anak copet tersebut agar dapat Sambil menangisi perbuatan anak
memberi penghasilan yang lebih kepada mereka. mereka masing-masing dengan penuh
(Data 12) “Nah kalo pencopet bisa ngumpulin haru.” (DM, 2010:45)
duit 5 juta setahun. Orang Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa
berpendidikan bisa ngumpulin duit 5 perilaku menyimpang yang di lakukan oleh anak
juta dalam waktu sebulan atau malah mereka masing-masing menyebabkan perasaan
satu minggu.” (DM, 2010:25) duka yang mendalam. Anak yang mereka
Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa besarkan penuh kasih dengan menggunakan jerih
Muluk berusaha memberi pemahaman kepada payah yang halal hingga tumbuh dewasa dan
para pencopet kecil itu agar bisa mengerti dan berpendidikan ternta mampu melakukan hal yang
mau mengikuti proses belajar-mengajar yang jauh dari pengajaran yang mereka berikan
mereka adakan sehingga penghasilan mereka selama ini.
bisa bertambah dan pendapatan mereka juga
menjadi meningkat. 4.4 Pendidikan
(Data 13) “Glen, lu inget nyopet di Kalibata Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):
mall ? waktu nyopet di sana lu dikejar- Pendidikan yaitu sebuah proses pembelajaran
kejar masa itu karena lo gak bisa baca bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan
! inget lu ?! kalo bisa baca petunjuk dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai
jalan yang kaya gitu “POLISI” lo gak obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan yang
bakal kabur kekantor polisi tolol ! diperoleh secara
pulang !” (DM, 2010:27) formal tersebut berakibat pada setiap individu
Kutipan di atas mendeskripsikan yaitu memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak
malangnya nasib yang dimiliki akan yang bekerja yang sesuai dengan pendidikan yang
sebagai pencopet tanpa memiliki bekal pendidikan diperolehnya. Sependapat dengan itu Ki Hajar
sama sekali karena selama mencopet mereka DewantaraMenurutnya pendidikan adalah suatu
hanya diajarkan bagaimana cara mendapatkan tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak.
uang dengan cepat bagaimanapun caranya Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun
asalkan bisa mengahasilkan uang yang banyak. segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta
117
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
didik agar sebagai manusia dan anggota mampir ke tempat dagangannya”.
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan (DM, 2010:1)
kebahagiaan hidup yang setinggi- Kutipan di atas mendeskripsikan riuhnya
tingginya.http://www.spengetahuan.com/2015/0 keadaan Ibu kota di pagi hari. Banyaknya
2/15-pengertian-pendidikan-menurut-para- pedangang yang menjajahkan jualannya di
ahli.html sebuah rel kereta api dengan kondisi kereta api
(Data 15) “Yee Gimana mau selesai hj.Sarbini yang sedang melaju, melihat gambaran seperti ini
tetep ngotot bilang pendidikan itu gak sangat menyedihkan karena sebuah kota besar
penting, die gak tau sih Jepang tuh seakan-akan tidak dapat menyediakan tempat
maju karena Pendidikan.” (DM, yang layak bagi masyarakatnya untuk berdagang
2010:3) karena kondisi seperti ini sangat berbahaya bagi
Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa para padagang maupun orang-orang yang
pak Makbul sangat mengetahui betapa datang untuk membeli di tempat tersebut.
pentingnya pendidikan untuk mengembangkan
kehidupan masyarkat. Pendidikan yang baik di 4.6Birokrasi
ikuti dengan sistem pemerintahan yang tepat bisa Birokrasi merupakan organisasi yang
membangun sebuah negara maju seperti Jepang bersifat hierarki, yang diterapkan secara rasional
misalnya. mengkoordinasikan pekerjaan orang-orang untuk
kepentingan pelaksanaan tugas-tugas
4.5 Lingkungan Hidup administratif. Menurut Santoso (1997:21),
Lingkungan hidup meliputi hal-hal yang birokrasi adalah keseluruhan organisasi
ditimbulkan oleh interaksi antara organisme hidup pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas
dengan lingkungan. Organisme hidup terdiri atas Negara dalam berbagai unit organisasi
manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan yang pemerintahan di bawah departemen, baik pusat
secara sendiri-sendiri atau bersama maupun daerah, seperti provinsi, kabupaten,
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan. kecamatan, dan desa/kelurahan.
Manusia merupakan unsur yang paling dominan
dalam lingkungan hidup. Manusia memiliki (Data 18) “Muluk yang terlihat sangat
kemampuan untuk bertambah secara kuantitatif gembira bisa bertemu dengan Komet
dan berkat akal pikirannya manusia juga mampu dan ke-6 kawannya yang sekarang
meningkatkan diri secara kualitatif. Karena sudah tidak lagi menjadi copet tetapi
manusia merupakan faktor dominan, sasaran pun mereka sudah menjadi pengasong
tertuju pada pengaruh timbal balik antara dengan mencari uang yang halal saat
manusia dengan lingkungan dalam berbagai memperhatikn ke-6 teman Komet,
aspeknya (ekosistem). Lantas, pengaruh timbal Muluk melihat ada mobil patroli yang
balik tersebut dapat menimbulkan masalah- sering merazia pedangan asongan
masalah, baik itu masalah lingkungan sosial, seperti mereka.” (DM, 2010:49)
lingkungan biologis, maupun lingkungan fisik Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa
(Abdulsyani, 2012:194). sangat sulit untuk mencari uang halal di kota-
(Data 16) “Tapi buat saya pendidikan itu gak kota besar. Berusaha mencari uang dengan
penting.. gak penting.. begini aja si mengerjakan pekerjaan halal di larang oleh
Muluk mendingan buka usaha pemerintah. Anak-anak mantan copet yang ingin
sablonan tuh, ini lagi rame orang bikin memperoleh penghasilan yang halal seakan di
sepatu”. (DM, 2010:3) anggap haram oleh pemerintah.
Kutipan di atas mendeskripsikan mengenai
pemikiran masyarakat yang menganggap bahwa (Data19) “Satpol PP berkata : Ini aturan gak
hidup di kota besar tidak harus memiliki boleh ngemis, ngasong dan gak bisa
pendidikan yang tinggi karena dengan lari dari petugas.” (DM, 2010:50)
berpendidikan tidak dapat menjamin kehidupan Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa
ekonomi seseorang menjadi lebih baik. penegak hukum yang seharusnya mengayomi
(Data 17) “Melewati pasar tradisional Muluk warganya dengan baik malah bertindak
memperhatikan keadaan penjual di seenaknya kepada anak di bawah umur yang
pinggir jalan yang sibuk dengan seharusnya mendapatkan perlindungan dari
jualannya masing-masing ada juga Negara. Mengatas namakan untuk menegakkan
penjual obat yang teriak-teriak mencari “peraturan” oknum-oknum penegak hkum itu
perhatian agar ada pengunjung yang justru berprilaku seenaknya tanpa memikirkan
118
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
nilai sosial yang kadang tersampingkan demi anak mereka masing-masing telah bekerja
mewujudkan ketertiban yang merugikan sebagai guru bagi kelompok pencuri.
masyarakat itu sendiri.
(Data 22) “Kebersihan sebagaian dari iman, jadi
(Data 20) “Muluk.. yang paling besar dosanya tidak harus menunggu datangnya
itu mereka yang korupsi. Mereka yang musin hujan makanya mari belajar
ngabisin duit rakyat.. yang biarin mandi”. (DM, 2010:32)
rakyatnya melarat, yang biarin Kutipan di atas mendeskripsikan keadaan
rakyatnya jadi tukang copet. di mana Pipit sebagai guru agama sedang
Muluukk.. lu tega ngeliat gue jadi mengajarkan tentang kebersihan kepada para
bangke lagi ? Samsul sarjana pencopet yang sama sekali tidak tau bagaimana
pendidikan kerjanya cuman main cara mendi yang benar. Selama diasuh oleh bang
gaple, gangguin orang. Muluukkkk !!! Jarot mereka tidak pernah mandi sama sekali
“menangis dan berteriak,” (DM, kecuali jika musim hujan tiba. Peran pipit terlihat
2010:45-46) baik dengan mengajarkan kebersihan kepada
Kutipan diatas mendeskripsikan kacaunya para copet cilik tersebut beralih-alih dengan
kehidupan seorang sarjana muda yang cerdas mengajarkan hal yang baik mereka. Selaku guru
namun belum memiliki pekerjaan yang tepat. bagi pencopet kecil itu juga memiliki keinginan
Banyaknya sarjana muda pengangguran dengan tersendiri yaitu, agar anak-anak pencopet yang
tidak tersedianya lowongan pekerjaan yang baik mereka tugaskan untuk mencuri di mall dapat di
maka timbul gejala yang merugikan bagi terima dan tidak mudah di curigai oleh
masyarakat yaitu keinginan untuk mendapatkan pengunjung mall lainnya. Dengan begitu para
hasil dari usaha yang telah ia lakukan tanpa pencopet cilik bisa dengan leluasa melakukan
memikirkan baik dan buruknya. pekerjaan tercela itu.

4.7Agama dan Kepercayaan (Data 23) “Kalo lo ngajar yang bener gak ada
Agama adalah ajaran atau sistem yang istimewahnya, tapi kalo lo ngajar
mengatur tata keimanan (kepercayaan) kepada mereka itu jauh lebih mulia”. (DM,
Tuhan Yang Mahakuasa, tata peribadatan, dan 2010:31)
tata kaidah yang bertalian dengan pergaulan Kutipan di atas mendeskripsikan
manusia dan manusia serta lingkungannya penngaruh yang Muluk timbulkan bagi orang di
dengan kepercayaan itu (KBBI, 2008:17). Di sekitarnya yang memang lagi membutuhkan
Indonesia, saat ini, ada enam agama yang diakui, pekerjaan. Mencoba menolong perekonomian
yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, temannya Muluk mengajak Pipit untuk ikut
dan Kong Hu Cu. Dari keenam agama tersebut, menjadi guru bagi para anak pencopet agar anak
tak jarang terjadi konflik antara pemeluknya. copet bisa mengetahui mana yang halal dan
Konflik tersebut biasanya terjadi karena mana yang haram. Namun dalam hal ini kejadian
kurangnya toleransi antar umat beragama dan tersebut menjadi janggal karena seorang guru
menganggap agama masing-masing paling benar. agama yang mencerminkan sikap dan akhlak
yang baik mengajarkan seorang anak pencopet
(Data 21) “Muluk dan Pipit sampai di masjid mengenai hal baik dan buruk namun tetap
ternyata si Samsul juga mengikuti mengiakan untuk anak-anak tersebut melakukan
mereka kesana, dengan mengintip dari aksi pencopetan di mana-mana.
jendela masjid mereka melihat ayah
mereka menangis sambil bersujud (Data 24) “Jadi honor Pipit di bayar dari uang
memohon ampun kepada Allah.” (DM, hasil nyopet bang ?”. (DM, 2010:32)
2010:44) Kutipan di atas mendeskripsikan
Kutipan di atas mendeskripsikan kesedihan mengetahui honornya akan di bayar dengan
yang teramat dalam yang di rasakan oleh ayah menggunakan uang hasil mencuri Pipit malah
Muluk Dan Abah Pipit kerena mereka berdua telah ingin melanjutkan pekerjaannya itu. Dengan
mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang beranggapan sudah mengajarkan kebaikan
yang haram. Entah apa yang harus dilakukan oleh pencopet ia merasa pekerjaan yang ia lakukan
ke dua orang itu. Mereka hanya bisa berdoa benar. Padahal melihat dari sisi agama itu sangat
kepada tuhan agar mau membukakan pintu tobat bertentangan dengan norma-norma yang ada.
bagi mereka karena merasa frustasi mengetahui Sepatutnya Pipit sebagai guru agama seharusnya
paham betul dengan baik tidaknya hal tersebut.
119
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
sesuatau yang dibangun untuk mencapai
BAB V efek-efek tertentu pada audien (pendengar
KESIMPULAN DAN SARAN dan pembaca), baik berupa efek
kesenangan, estetis, pendidikan maupun
5.1 Kesimpulan efek lainnya. Sementara tujuan karya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sastra pada umumnya: edukatif, estetis,
oleh peneliti tentang kritik sosial dalam naskah atau politis. Dengan kata lain, kritik ini
drama Alangkah Lucunya Negeri ini karya Deddy cenderung menilai karya sastra atas
Mizwar. Adapun bagian-bagian kritik yang keberhasilannya mencapai tujuan. Ada
menjadi acuan dalam penelitian ini, Abram (David yang berpendapat, bahwa kritik jenis ini
Logde, 1972:5-21) membagi jenis kritik lebih bergantung pada pembacanya
berdasarkan orientasinya, yakni: (reseptif). Kritik jenis ini berkembang pada
1. Kritik mimetik adalah kritik yang Angkatan Balai Pustaka. Sutan Takdir
memandang karya sastra sebagai Alisjabana pernah menulis kritik jenis ini
pencerminan kenyataan kehidupan yang dibukukan dengan judul “Perjuangan
manusia. Menurut Abrams, kritikus pada dan Tanggung Jawab” dalam
jenis ini memandang karya sastra sebagai Kesusastraan.
tiruan aspek-aspek alam. Sastra 4. Kritik objektif memandang karya satra
merupakan pencerminan/penggambaran hendaknya tidak dikaitkan dengan hal-hal
dunia kehidupan. Sehingga kriteria yang di luar karya sastra itu. Ia harus
digunakan kritikus sejauh mana karya dipandang dsebagai teks yang utuh dan
sastra mampu menggambarkan objek otonom, bebas dari hal-hal yang
yang sebenarnya. Semakin jelas karya melatarbelakanginya, seperti pengarang,
sastra menggambarkan realita semakin kenyataan, maupun pembaca. Objek kritik
baguslah karya sastra itu. Kritik jenis ini adalah teks satra: unsur-unsur interinsik
jelas dipengaruhi oleh paham Aristoteles karya tersebut. ( Jenis-jenis-kritik-sastra-
dan Plato yang menyatakan bahwa sastra dan. Htm Diakses 12 Desember 2017).
adalah tiruan kenyataan. Berdasarkan empat bagian kritik sastra
2. Kritik ekspresif adalah kritik sastra yang diatas, penulis menggunakan kritik mimetik
memandang karya sastra sebagai dalam penelitian ini untuk mempermudah proses
ekspresi, curahan perasaan, atau imajinasi penelitian. Penulis menemukan 24 hasil penelitian
pengarang. Kritik ekspresif mengenai kritik sosial dalam naskah drama
menitikberatkan pada pengarang. Kritikus Alangkah Lucunya Negeri Ini karya Deddy Mizwar,
ekspresif meyakini bahwa sastrawan yaitu:
(pengarang) karya sastra merupakan 1. Kemiskinan, pada naskah drama
unsur pokok yang melahirkan pikiran- Alangkah Lucunya negeri Ini karya
pikiran, persepsi-persepsi dan perasaan Deddy Mizwar peneliti menemukan 3
yang dikombinasikan dalam karya sastra. kritik sosial mengenai kemiskinan.
Kritikus dalam hal ini cenderung menimba 2. Kejahatan, pada naskah drama
karya sastra berdasarkan kemulusan, Alangkah Lucunya negeri Ini karya
kesejatian, kecocokan pengelihatan mata Deddy Mizwar peneliti menemukan 10
batin pengarang/keadaan pikirannya. kritik sosial mengenai kejahatan.
Pendekatan ini sering mencari fakta 3. Disorganisasi Keluarga, pada naskah
tentang watak khusus dan pengalaman- drama Alangkah Lucunya Negeri Ini
pengalaman sastrawan yang sadar/tidak, karya Deddy Mizwar peneliti
telah membuka dirinya dalam karyanya. menemukan 1 kritik sosial mengenai
3. Kritik pragmatik memandang karya sastra Disorganiasasi keluarga.
sebagai sesuatu yang dibangun untuk 4. Pendidikan, pada naskah drama
mencapai efek-efek tertentu pada audien Alangkah Lucunya Negeri Ini karya
(pendengar dan pembaca), baik berupa Deddy Mizwar peneliti menemukan 1
efek kesenangan, estetis, pendidikan kritik sosial mengenai pendidikan.
maupun efek lainnya. Kritik ini cenderung 5. Lingkungan Hidup, pada naskah drama
menilai karya sastra menurut berhasil Alangkah Lucunya negeri ini karya
tidaknya karya tersebut mencapai tujuan Deddy Mizwar peneliti menemukan 2
tersebut (Pradopo, 199:26). Kritik ini kritik sossial mengenai pendidikan.
memandang karya sastra sebagai
120
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 1 (2019)
ISSN 2302-2043
6. Birokrasi, pada naskah drama Alangkah [12] http://www.spengetahuan.com/2017/03/pengertian-
kritik-sosial-dan-kedudukannya-sebagai-bahasa.html
Lucunya Negeri Ini karya Deddy Mizwar
[13] https://id.wikipedia.org/wiki/Skenario
peneliti menemukan 3 kritik sosial [14] https://wijayalabs.wordpress.com/2010/04/30/sosiologi
mengenai birokrasi. -sastra/
7. Agama dan Kepercayaan, pada naskah [15] https://www.google.com/search?q=sosiologi+sastra%2
C+wiyatmi.+kanwa+publisher&ie=utf-8&oe=utf-
drama Alangkah Lucunya Negeri Ini
8&client=firefox-b-ab. [Online].
karya Deddy Mizwar peneliti [16] Sugiono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan
menemukan 4 kritik sosial mengenai Pendekatan KUantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
agama dan kepercayaan. Alfabeta.
[17] Susanto, Dwi (2012). Pengantar teori sastra.
Yogyakarta:CAPS
5.2 Saran [18] Wiyatmi (2013). Sosiologi Sastra. Kanwa Publisher
Sehubungan dengan menganalisis kritik [19] ZF. Zulfahnur, DKK. (1997). Teori sastra
sosial pada naskah drama, peneliti ingin
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Pembaca diharapkan dapat memahami
kritik sosial yang terkandung dalam
naskah drama Alangkah Lucunya
Negeri Ini karya Deddy Mizwar, karna
karya sastra ini banyak mengandung
pembelajaran tentang perilaku dalam
lingkungan sosial, seperti kemiskinan,
kejahatan, disorganisasi keluarga,
pendidikan, lingkungan sosial,
birokrasi, dan Agama.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan bacaan dan bahan acuan,
khususnya bagi mahasiswa pendidikan
bahasa Indonesia atau kepada para
pemerhati karya sastra.
3. Pemerintah perlu menyediakan lebih
banyak sarana berupa menyediakan
buku kebahasaan buku kesastraan
untuk kepentingan apresiasi sastra
agar dapat merangsang kreativitas
anak bangsa.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Anggraeini Sadimo, (2017). Nilai Sosial Novel Laskar


Pelangi Karya Andrea Hirata. Skripsi. Palu. FKIP
UNTAD: Tidak Diterbitkan.
[2] Anwar, Ahyar. (2012). Teori sosial sastra. Yogyakarta:
Ombak
[3] Emzir dan Rohman, Saifur. (2016). Teori dan
Pengajaran Sastra. Jakarta: Raja Grafindo
[4] Endraswara, Suwardi (2013). Sosiologi Sastra (Studi,
Teori, dan Intepretasi). Yogyakarta: Ombak
[5] Faruk (2012). Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
[6] http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skrips
i/Isi cover_364391129787.pdf
[7] http://kajiansastra.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-
dan-fungsi-kritik-sastra.html
[8] http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-naskah-
menurut-para-ahli.html
[9] http://www.kajianpustaka.com/2016/03/pengertian-
dan-masalah-kritik sosial.html.[Online]
[10] http://www.kajianteori.com/2013/03/naskah-drama-
unsur-unsur-dalam-drama.html
[11] http://www.kompasiana.com. [Online]

121

Anda mungkin juga menyukai