NIM : 11409719049 Kelas : I B Merpati Dosen Pembimbing : Baidah, S.Kep, Ns, M.,Kep
AKPER KESDAM VI/TANJUNGPURA
BANJARMASIN 2020 KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI) A. Konsep Medis 1. Definisi Kebutuhan Rasa Nyaman Dan Definisi Nyeri Menurut koziar (2010), mengatakan bahwa keamanan adalah keadaan bebas dari segalah fisik fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu: a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh, b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial, c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan). d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya. Istilah dalam nyeri a. Nosiseptor : Serabut syaraf yang mentransmisikan nyeri b. Non-nosiseptor : Serabut syaraf yang biasanya tidak mentransmisikan nyeri c. System nosiseptif : System yang teribat dalam transmisi dan persepsi terhadap nyeri d. Ambang nyeri : Stimulus yang paling kecil yang akan menimbulkan nyeri e. Toleransi nyeri : intensitas maksimum/durasi nyeri yang individu ingin untuk dapat ditahan 2. Sifat Nyeri Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut: 1. Nyeri bersifat individu 2. Nyeri tidak menyenangkan 3. Merupakan suatu kekuatan yang mendominasi 4. Bersifat tidak berkesudahan Karakteristik Nyeri (PQRST) P (Pemacu) : faktor yg mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri Q (Quality) : seperti apa-> tajam, tumpul, atau tersayat R (Region) : daerah perjalanan nyeri S (Severity/Skala Neri) : keparahan / intensitas nyeri T (Time) : lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri 3. Fisiologi Nyeri Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Tahapan Fisiologi Nyeri 1. Tahap Trasduksi 3. Tahap Persepsi 2. Tahap Transmisi 4. Tahap Modulasi 4. Klasifikasi Nyeri a. Berdasarkan sumbernya 1) Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar). (contoh: terkena ujung pisau atau gunting) 2) Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lebih lama daripada cutaneous. (contoh: sprain sendi) 3) Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan b. Berdasarkan penyebab: 1) Fisik. Bisa terjadi karena stimulus fisik (contoh: fraktur femur) 2) Psycogenic. Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak disadari. (contoh: orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya) c. Berdasarkan lama/durasinya 1) Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan. 2) Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik d. Berdasarkan lokasi/letak a. Radiating pain. Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di dekatnya (contoh: cardiac pain) b. Referred pain. Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yg diperkirakan berasal dari jaringan penyebab c. Intractable pain. Nyeri yg sangat susah dihilangkan (contoh: nyeri kanker maligna) d. Phantom pain. Sensasi nyeri dirasakan pada bagian.Tubuh yg hilang (contoh: bagian tubuh yang diamputasi) atau bagian tubuh yang lumpuh karena injuri medulla spinalis Pada praktek klinis sehari-hari kita mengenal 4 jenis nyeri: a) Nyeri Nosiseptif Nyeri dengan stimulasi singkat dan tidak menimbulkan kerusakan jaringan.. Contoh: nyeri pada operasi, nyeri akibat tusukan jarum, dll. b) Nyeri Inflamatorik Nyeri dengan stimulasi kuat atau berkepanjangan yang menyebabkan kerusakan atau lesi jaringan. Contoh: nyeri pada rheumatoid artritis. c) Nyeri Neuropatik Merupakan nyeri yang terjadi akibat adanya lesi sistem saraf perifer (seperti pada neuropati diabetika, post-herpetik neuralgia, radikulopati lumbal, dll) atau sentral (seperti pada nyeri pasca cedera medula spinalis, nyeri pasca stroke, dan nyeri pada sklerosis multipel). d) Nyeri Fungsional Bentuk sensitivitas nyeri ini ditandai dengan tidak ditemukannya abnomalitas perifer dan defisit neurologis. Nyeri disebabkan oleh respon abnormal sistem saraf terutama hipersensitifitas aparatus sensorik. beberapa bentuk nyeri dada non- kardiak, dan nyeri kepala tipe tegang. 5. Stimulus Nyeri Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, di antaranya: a. Motorik disebabkan karena Gangguan dalam jaringan tubuh Tumor, spasme otot Sumbatan dalam saluran tubuh Trauma dalam jaringan tubuh b. Thermal (suhu) Panas dingin yang ekstrim c. Kimia Spasme otot dan iskemia jaringan 6. Masalah-Masalah Pada Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas Nyeri) a. Nyeri menurut tempat dan sumbernya Peripheral pain Superficial pain (nyeri permukaan) Dreppain (nyeri dalam) Defereed ( nyeri alihan) Nyeri fisik : Nyeri fisik disebabkan karena kerusakan jaringan yang timbul dari stimulasi serabut saraf pada struktur somatik viseral. Nyeri somatic : Nyeri yang terbatas waktu berlangsungnya kecuali bila diikuti kerusakan jaringan diikuti rasa nyeri pada sigmen spinal lokasi tertentu. Nyeri Viseral : Nyeri yang sulit ditentukan lokasi nya karena lokasinya dari organ yang sakit ke seluruh tubuh. Sentral pain/ nyeri sentral thalamik : Nyeri ini terjadi karena perangsangan system saraf pusat,spinal cord,batang otak,dll. Psyhcogenik pain : Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab mekanik, tetapi akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik. Biasanya disebabkan oleh ketegangan otot yang kronis yang terjadi pada klien yang mengalami stress yang lama. b. Nyeri menurut sifatnya 1. Seperti diiris benda tajam 3. Seperti terbakar 2. Seperti ditusuk pisau 4. Seperti diremas-remas c. Menurut berat dan ringannya Nyeri ringan : Nyeri yang intensitasnya ringan Nyeri sedang : Nyeri yang intensitasnya menimbulkan reaksi Nyeri Berat : Nyeri yang intensitasnya tinggi d. Menurut waktunya Nyeri Kronis Berkembang secara progresif selama 6 bulan lebih Reaksinya menyebar Respon parasimpatis Penampilan Depresi dan menarik diri Pola serangan tidak jelas. Nyeri akut Berlangsung singkat kurang dari 6 bulan Terelokasi Respon system saraf parasimpati Penampilan: Gelisah , cemas Pola serangan jelas Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri 1) Usia Mekanisme 5) penysuaian diri 2) Lingkungan 6) Nilai-nilai budaya 3) Keadaan fisik 7) Penilaian tingkat nyeri 4) Pengalaman masa lalu 8)Skala nilai menurut Mc. Gill 1 = tidak Nyeri 2 = Nyeri ringan 3 = Tidak menyenangkan 4 = Nyeri menekan 5 = Sangat Nyeri 6 = Nyeri yang menyiksa 9) Skala penilaian expresi wajah nyeri (whole dan Wrong) o Skema tubuh (body outline) o Skala numeric ( 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ) Penyebab Rasa Nyeri : 1. Trauma Trauma mekanik : benturan, gesekan, dll Trauma thermis : panas dan dingin Trauma Chermis :tersentuh asam/basa kuat 2. Neoplasama Neoplasama jinak Neoplasma ganas 3. Peradangan : Abses ,pleuritis,dll 4. Gangguan pembuluh darah 5. Trauma psikologis Teori keperawatan yang membahas tentang kebutuhan dasar manusia yaitu teori keperawatan Virginia Henderson. Virginia Henderson mengidentifikasi 14 kebutuhan dasar manusia (klien), antara lain: 1. Bernapas secara normal 2. Makan dan minum dengan cukup 3. Membuang kotoran tubuh 4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan 5. Tidur dan istirahat 6. Memilih pakaian yang sesuai 7. Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan 8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi integument 9. Menghindar dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai 10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kenutuhan, rasa takut, atau pendapat-pendapat 11. Beribadah sesuai keyakinan seseorang 12. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi 13. Bermain atau terlibat dalam beragan bentuk rekreasi 14. Belajar, mengetahui, atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas-fasilitas ksehatan yang tersedia. Dari ke-14 kebutuhan dasar diatas, kebutuhan dasar yang terganggu ketika orang mengalami nyeri yaitu: 1. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan 2. Tidur dan istirahat 3. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi integument 4. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi 5. bermain atau terlibat dalam beragan bentuk rekreasi 6. Belajar, mengetahui, atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas-fasilitas ksehatan yang tersedia. 7. Etiologi (patofisiologi) 1) Nosiseptik vs Neuropatik Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang disebabkan oleh adanya stimuli noksius (trauma, penyakit atau proses radang). Berasal dari jaringan seperti kulit, otot, tulang atau sendi. contoh nyeri somatik superfisial sensasi tajam dengan lokasi yang jelas, atau rasa terbakar. Sedang nyeri viseral digambarkan sebagai sensasi cramping dalam yang sering disertai nyeri alih (nyerinya pada daerah lain). Sebagai contoh nyeri somatik superfisial digambarkan sebagai sensasi tajam dengan lokasi yang jelas, atau rasa terbakar. Nyeri neuropatik sering dikatakan nyeri yang patologis karena tidak bertujuan atau tidak jelas kerusakan organnya. Kondisi kronik dapat terjadi bila terjadi perubahan patofisiologis yang menetap setelah penyebab utama nyeri hilang. Nyeri neuropatik dapat bersifat terus menerus atau episodik dan digambarkan dalam banyak gambaran seperti rasa terbakar, tertusuk, shooting, seperti kejutan listrik, pukulan, remasan, spasme atau dingin. 2) Akut vs Kronik Nyeri akut berperan sebagai alarm protektif terhadap cedera jaringan. Reflek protektif (reflek menjauhi sumber stimuli, spasme otot, dan respon autonom) sering mengikuti nyeri akut Nyeri kronik juga diartikan sebagai nyeri yang menetap yang mengganggu tidur dan kehidupan sehari-hari, tidak memiliki fungsi protektif, serta menurunkan kesehatan dan fungsional seseorang. Penyebabnya bermacam-macam dan dipengaruhi oleh factor multidimensi, Nyeri kronik sering di bagi menjadi nyeri kanker (pain associated with cancer) dan nyeri bukan kanker (chronic non-cancer pain, CNCP). A. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan a. Pengumpulan Data b. Keluhan utama 1) Keluhan yang paling dirasakan klien 2) Klien mengatakan nyeri a) P (Paliatif) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri b) Q (Qualitatif) : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat c) R (Regio) : Daerah perjalan nyeri d) S (Severe) : Keparahan atau intensitas nyeri e) T (Time) : Lama waktu serangan atau frequensi nyeri 2. Pemeriksaan fisik a. Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan b. Perilaku : Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi c. Expresi wajah 3. Diagnosa Keperawatan a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stres c. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyempitan pembuluh daraH 4. Rencana Tindakan Diagnosa 1 : Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan Defenisi : Suatu perasaan yang tidak menyenangkan atau disebabkan oleh stimulus spesifik seperti mekanik atau elektrik pada ujung syaraf. Tujuan : Penurunan tingkat nyerI Perubahan dalam rasa nyaman Intervensi : 1. Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga Rasional : Agar pasien dan keluarganya lebih kooperatif dalam tindakan keperawatan 2. Kaji tingkat nyeri Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri 3. Menciptakan lingkungan yang nyaman Rasional : Untuk memberikan ketenangan kepada pasien 4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasI Rasional : Untuk mengurangi rasa nyerI 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan analgesik Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri 5. Implementasi Merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksananakan: melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. 6. Evaluasi Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri diantaranya: 1. Hilangnya perasaan nyeri 2. Menurunnya intensitas nyeri 3. Adanya respon fisiologis yang baik 4. Pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri