Anda di halaman 1dari 3

Gangguan Somatisasi

Tatalaksana

a. Pendekatan untuk tatalaksana gangguan somatisasi harus berfokus pada care dan
bukan cure serta bersifat realistis.

b. Beberapa poin klinis yang bermanfaat, berdasarkan asumsi bahwa adanya


kebutuhan psikologis yang merupakan penyebab mendasar dari gangguan
somatisasi:

i. Pasien ingin dokter mengakui bahwa dirinya sakit

ii. Pasien tidak selalu mencari kesembuhan tetapi mungkin menginginkan


adanya relasi dengan praktisi.

iii. Pasien seringkali tidak suka dan menolak (resisten) dengan pernyataan-
pernyataan bahwa dirinya tidak sakit, bahwa gejalanya bersumber dari
emosi/psikis.

iv. Berikan reassurance (dukungan) secara lambat dan berhati-hati serta


tunjukkan kepedulian pada distress pasien dan tunjukkan keinginan untuk
menolong.

v. Lakukan penjelasan secara bertahap yang membuat pasien mengerti dan


menganggapnya serius. Hindari saran-saran yang menyatakan bahwa
segala masalah terletak dalam psikis pasien.

vi. Hindari dikotomi tubuh-pikiran dalam menginterpretasikan gejala dan


targetkan optimalisasi fungsi

Usahakan untuk mengerti sumber stres dan sarana coping, serta


tetapkan target untuk perilaku adaptasi yang lebih baik
Tanamkan pola perilaku dan komunikasi pasien jangan seperti orang
sakit terus menerus.

c. Ajarkan bahwa adanya relasi erat antara tubuh, otak, dan pikiran dengan
menggunakan contoh-contoh sederhana yang bisa diterima pasien.

d. Buat jadwal pertemuan terencana, misalnya 1 bulan sekali dan batasi penggunaan
alat diagnostik dan obat-obatan. Terapi kelompok dan terapi kognitif-perilaku
dapat bermanfaat

e. Belum terdapat psikofarmaka yang efektif untuk mengatasi gejala gangguan


somatisasi, dan hanya dianjurkam bila terbukti ada komorbid gangguan psikiatris
lainnya.

Hypochondriasis

Pendekatan Cognitive-behavioral therapy (CBT) terbukti efektif dalam mengurangi


hypochondriasis. Cognitive-behavioral therapy dapat bertujuan untuk mengubah pemikiran
pesimistis. Selain itu, pengobatan juga hendaknya dikaitkan dengan strategi yang mengalihkan
penderita gangguan ini dari gejala-gejala tubuh dan meyakinkan mereka untuk mencari kepastian
medis bahwa mereka tidak sakit.

Pain Disorder

Pengobatan yang efektif cenderung:

Memvalidasikan apakah rasa nyeri itu adalah nyata dan bukan hanya ada dalam pikiran
penderita.

Relaxation training.

Memberi reward kepada mereka yang berperilaku tidak seperti orang yang mengalami
rasa nyeri.

Terapi perilaku yang membimbing pasien untuk menerima rasa nyeri dan
mengoptimalisasi fungsi mereka walaupun tetap ada rasa nyeri
Farmakoterapi yang dapat menolong adalah golongan antidepresan trisiklik dan SSRI.
Golongan analgetik, sedatif, dan anticemas tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan
ketergantungan dan memperparah gejala.

Seperti pada gangguan somatisasi dan hipokondriasis, target tatalaksana bukanlah


kesembuhan melainkan perawatan, sebab tidak mungkin menghilangkan nyeri

Elvira, S. D., & Hadisukanto, G. (2010). Gangguan Somatoform. Jakarta: FKUI.

Sadock, B. J., & Sadock, V. A. (2007). Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition. New York: Lippincott William&Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai