Pada hipotiroid primer didapatkan penurunan kadar hormon tiroid (T4 dan
T3) serta peningkatan kadar TSH. Peningkatan kadar TSH ini terjadi karena
feedback negatif akibat penurunan kadar hormon tiroid. Pada kondisi
subklinis dimana gejala klinis belum terlihat didapatkan peningkatan kadar
TSH, namun kadar hormon tiroid masih dalam batas normal.
Pada hipotiroidisme sekunder dan tersier didapatkan kadar TSH dan hormon
tiroid bebas yang rendah. Bila mendapatkan hal ini, maka perlu dilakukan tes
provokasi dengan memberi TRH. Pada hipotiroidisme sekunder tidak
didapati peningkatan kadar TSH, sedangkan pada hipotiroidisme tersier akan
didapati peningkatan kadar TSH.3
Diagnosis Kerja
Hipotiroid kongenital merupakan suatu kelainan dimana jumlah hormon
tiroid berada pada level dibawah normal berupa defisiensi hormon tiroid
(tiroksin dan triiodotironin) yang diderita sejak lahir. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh gangguan primer di kelenjar tiroid, gangguan di
hipotalamus dan pituitari, kurangnya iodium serta pemakaian bahan
goitrogenik oleh ibu selama masa kehamilan. Gambaran klinis yang
terlihat adalah didapatkan bayi dengan wajah tipikal (ekspresi bodoh)
dengan pembesaran lidah/makroglosi dan fontanela major/frontal dan
atau fontanella occipital yang terbuka lebar. Bayi umumnya mengalami
ikterus fisiologis lebih dari tiga hari, yang di kemudian hari diikuti
dengan hambatan perkembangan motorik dan mental. Selain itu juga
didapati gagguan perkembangan bicara. Bayi dan anak dengan
hipotiroidisme umumnya terlihat kurang aktif dibandingkan dengan
sebayanya.3
Berbagai bentuk pemeriksaan seperti antropometri, tes denver, skor apgar
hipotiroid, uji tapis dan radiologi dapat membantu diagnosis penyakit ini
selain mengacu pada gejala klinis yang tampak.
Diagnosis Banding
Ada beberapa keadaan yang dapat dibandingkan dengan hipotiroidisme
kongenital, yaitu:
1. Hipotiroidisme didapat
Hipotiroidisme didapat/accuired merupakan kekurangan kadar
hormon tiroid yang terjadi setelah kelahiran. Penyebabnya adalah
tiroiditis, pemakaian obat anti tiroid, tiroidektomi dan kelainan
hipofisis. Sedangkan ada juga jenis hipotiroidisme idiopatik dimana
terjadi reaksi autoimun. Pada hipotiroidisme didapat bisa ditemukan
intoleransi terhadap dingin, kekerdilan, gangguan perkembangan
motorik dan mental, miksudema serta dapat disertai dengan goiter
maupun tidak disertai dengan goiter. Pada hipotiroidisme didapat,
anak umumnya akan bertambah berat badan namun tidak disertai
pertambahan tinggi badan. Gangguan pertumbuhan terjadi pada usia
sekolah. Kurva pertumbuhan juga merupakan suatu alat yang dapat
digunakan untuk mendiagnosis kelainan ini. Pada hipotiroidisme
kongenital, didapati gangguan pertumbuhan dari bulan-bulan awal
kehidupan, sedangkan pada hipotiroidisme didapat gangguan
pertumbuhan ini cenderung terjadi pada usia sekolah.4
2. Sindrom Down
Merupakan kelainan dimana didapatkan 1 tambahan kromosom 21.
Seperti pada hipotiroidisme kongenital, bisa didapati adanya retardasi
mental, hambatan pertumbuhan, hipotonia dan makroglosi. Namun
ada beberapa hal lain yang menyertai sindrom Down yang tidak
ditemukan pada hipotiroidisme kongenital, seperti bentuk garis
tangan yang tipikal, gangguan jantung kongenital dan pemisahan otot
abdomen.3
Gejala Klinis
Umumnya gejala defisiensi hormone tiroid tidak terlihat saat bayi baru
lahir. Deteksi didasarkan pada tanda dan gejala yang umumnya mulai
terlihat paling lambat 6-12 minggu setelah kelahiran. Berikut ini
merupakan tabel yang memperlihatkan gejala klinis yang mungkin
ditemukan pada penderita hipotiroid congenital. Berdasarkan
pemeriksaan apgar hipotiroid pada bayi dan anak. Dicurigai hipotiroid
bila didapati skor >5 2
Etiologi
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya hipotiroidisme
kongenital pada bayi. Berbagai kelainan tersebut dapat berasal dari
kelenjar tiroid maupun dari luar kelenjar tiroid yang mempengaruhi
fungsi kelenjar tiroid. Keadaan hipotiroid dapat terjadi secara permanen
atau pun tidak permanen. Berikut penyebab hipotiroidisme secara
permanen :
1. Gangguan embriogenesis tiroid (disgenesis tiroid)
Dapat terjadi pada 1 dari 4000 bayi yang baru lahir. Kasus disgenesis
lebih sering terjadi pada bayi perempuan disbanding bayi laki-laki
dengan ratio 2:1. Yang dimaksud dengan disgenesis ialah kelenjar
tiroid ektopik maupun hipoplastik, maupun bayi dengan agenesis
tiroid total. Pada bayi dengan jumlah jaringan tiroid yang berkurang,
bisa didapati kadar T3 yang normal sedangkan kadar T4 rendah.
Adanya disgenesis kelenjar tiroid dapat dihubungkan dengan
tiroiditis autoimun maternal. Hal ini mungkin terjadi akibat
pemindahan faktor antitiroid transplasental berupa suatu
immunoglobulin yang menduduki reseptor kerja TSH sehingga
menghambat kerja TSH.2
2. Cacat bawaan pada sintesis atau pengaruh hormon tiroid
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab timblnya
hipotiroidisme akibat gangguan sintesis hormon tiroid, yaitu:
Defisiensi TSH kongenital
Pada beberap kasus ditemukan penurunan kadar T3 dan T4
disertai penurunan TSH, namun penurunan ini tidak disertai
dengan penurunan hormone hipofisis anterior lainnya seperti LH
dan FSH. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena adanya
mutasi satu pasangan basa pada regio CAGYC pada gen sub unit
beta yang menyebabkan perubahan konfirmational yang
mencegah pengikatan sub unit alfa dan beta.2
Menurunnya ketanggapan TSH
Pada keadaan normal, seharusnya TSH yang berikatan pada
reseptor akan mengaktifkan hormone adenilat siklase yang akan
meningkatkan cAMP sehingga memulai sintesis hormone tiroid.
Namun pada kelainan ini pengikatan TSH pada reseptornya tidak
diikuti dengan aktivasi adenilat siklase. Kelainan ini jarang
ditemukan.
Kegagalan pemekatan iodida
Untuk memulai pembentukan MIT dan DIT, diperlukan
pengambilan iodium darah ke dalam jaringan tiroid. Keadaan ini
akan meningkatkan kepekatan iodium dalam kelenjar tiroid
hingga 50x lipat. Bila proses ini terganggu tentu saja akan terjadi
gangguan pembentukan MIT dan DIT yang akan mengganggu
sintesis hormon tiroid.2
Gangguan pembentukan iodida
Berupa gangguan dimana terdapat defisiensi enzim peroksidase
yang diperlukan untuk oksidasi iodida menjadi iodium reaktif.
Meskipun demikian keadaan ini dapat dipulihkan dengan
pemberian riboflavin, sitokrom b2 teroksidasi, sitokrom c atau
NADH. Pasien ini berciri-ciri memiliki ketulian saraf kongenital
pada nada tinggi maupun ketulian komplit, gondok dalam
berbagai derajat yang muncul pada masa pertengahan maupun
akhir kanak-kanak.2
Gangguan iodotirosin deiodinase
MIT dan DIT dapat bergabung membentuk T3 dan T4 (hormon
tiroid). MIT dan DIT yang tersisa akan mengalami deiodinisasi
oleh enzim iodotirosin deiodinase. Ketiadaan enzim ini
menyebabkan penurunan kadar iodium karena iodotirosin yang
tidak mengalami degradasi ini akan keluar melalui urin sehingga
iodium yang seharusnya mengalami proses daur ulang menjadi
terbuang. Gangguan ini dapat bersifat parsial maupun total.
Umumnya gangguan yang bersifat parsial dapat berkompensasi
jika pasien tinggal di daerah dengan kadar iodium yang tinggi.2
Gangguan sintesis atau transport tiroglobulin
Gangguan ini dapat terjadi akibat ketidaknormalan sintesis
tiroglobulin yang dpaat menyebabkan penurunan iodinasi,
penurunan efisiensi penggabungan MIT dan DIT dan
peningkatan iodinasi substrat alternatif. Gangguan ini dapat
bersifat kuantitatif (dimana ada penurunan sintesis tiroglobulin)
maupun kulitatif (ada produksi tiroglobulin abnormal).
Penunuran ketanggapan perifer terhadap efek hormon tiroid
Pada kelainan ini didapatkan kadar TSH yang normal, sedangkan
kadar T4 dan T3 sangat tinggi. Pada kelainan ini umumnya laju
pertumbuhan, laju metabolisme dan intelegensi normal.
Pemberian T4 dan T3 eksogen tidak meningkatkan laju
metabolism. Gambaran klinisnya ialah bisu tuli dengan bercak
pada epifisis, keterlambatan umur tulang serta adanya gondok.
Seiring berjalannya usia epifisis akan menutup, gondok akan
menghilang serta kadar T4 akan menjadi normal.
Terdapat dua macam gangguan, yaitu resistensi jaringan
generalisata (GTHR) dan resistensi hipofisis. Pada GTHR,
sebagian jaringan lebih resisten dibandingkan jaringan lainnya.
Manifestasi klinisnya dapat berupa hiperaktivitas, kegelisahan,
takikardia dan gondok.2,3
3. Gangguan hipofisis hipotalamus
Pada hipotiroidisme kongenital sekunder dan tersier bisa didapati
defisiensi dan atau resistensi TRH, defisiensi TSH saja,
panhipopituitarisme familial dan panhipopituitarisme disertai dengan
ketiadaan sela tursika, agenesis hipofisis kongenital. Hipopituitarisme
dapat disertai dengan cacat lainnya seperti labiopalatoschisis,
displasia septo optic maupun cacat genetik seperti cacat pada gen Pit-
I dan cacat autosomal resesif lainnya. Bayi dengan defisiensi TRH
dicurigai dengan nilai T4, T3, dan TSH serum yang rendah secara
persisten.
Non-Medika Mentosa
Terapi yang paling baik non-medika mentosa untuk hipotiroidisme
kongenital adalah pencegahan. Pencegahan dapat dilakukan dengan:
Pemberian makanan yang adekuat dengan cukup kalori dan
protein
Mengkonsumsi makanan yang diberi garam beryodium atau
pemberian suplemen yodium untuk merangsang produksi
hormon.
Kecukupan kebutuhan vitamin dan mineral
Komplikasi
Perparahan yang dapat terjadi akibat tidak diobatinya hipotiroidisme
kongenital ialah:
1. Retardasi mental
Retardasi mental terjadi akibat gangguan pembentukan sistem saraf
pusat. Pada 2-3 tahun pertama kehidupan, sistem saraf pusat sangat
memerlukan hormon tiroid untuk perkembangan mielinisasi dan
vaskularisasi. Selain itu kurangnya hormon tiroid dapat mengganggu
interaksi aksodendritik dan penurunan konektivitas. Pengobatan
setelah masa ini menyebabkan retardasi mental yang irreversibel.8
2. Kretinisme
Gangguan pertumbuhan dapat terjadi akibat pembentukan tulang
yang berkurang akibat defisiensi hormon tiroid. Keadaan ini dapat
dipantau melalui kurva tinggi badan terhadap usia.
Pencegahan
1. Menghindari konsumsi zat goitrogenik pada ibu hamil
Zat zat tersebut dapat menyebabkan goiter janin dan adanya
hipotiroidisme ketika lahir. Beberapa zat tersebut ialah iodium dalam
jumlah besar, perklorat, tiosianat, kobal, garam arsenik, garam litium,
PTU, metimazol, asam aminosalat, aminoglutetimid, fenilbutazon,
kacang kedelai dan linamarin (suatu glikosida dalam singkong).2
2. Memberi asupan iodium yang cukup
Pada daerah endemis dianjurkan pemberian suntikan yodium dalam
minyak (lipiodol 40%) diberikan 3 tahun sekali dengan dosis untuk
dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun 1 cc dan untuk anak kurang
dari 6 tahun 0,2-0,8 cc.
3. Screening test
Pada neonatus dapat dilakukan screening test apabila didapati ikterus
fisiologis yang lebih dari 3 hari. Screening test yang dilakukan berupa
pemeriksaan kadar TSH dan FT4. Bila didapati penurunan kadar FT4
dan peningkatan kadar TSH maka harus dicurigai sebagai suatu
hipotiroidisme primer. Bila kadar FT4 rendah dan kadar TSH
normal/rendah maka lakukan pemeriksaan TRH sebagai indikator
adanya hipotiroidisme sekunder/tersier.8
Prognosis
Bila pasien cepat terdiagnosis dan makin muda dimulai pemberian
hormon tiroid, maka makin baik prognosisnya. Kalau terapi dimulai
sesudah umur 1 tahun, biasanya tidak akan tercapai IQ yang normal.
Pasien yang terlambat didiagnosis memiliki prognosis yang lebih buruk
karena komplikasi (retardasi mental dan kretinisme) yang mungkin
terjadi.9
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku kuliah ilmu kesehatan anak.
Jilid 1. Jakarta: Percetakan Infomedika, 2007. h. 266-8.
2. Abraham MR, Julien IEH, Colin DR. Buku ajar pediatrik rudolph.
Jakarta: EGC, 2002. h. 1930-8.
3. Vinay K, Ramzi SC, Stanley R. Buku ajar patologi robbins. Edisi 7.
Jakarta: EGC, 2007. h. 833-5.
4. Roberts CG, Ladenson PW. Hypothyroidsm. New York : Lancet, 2004. p.
793-803.
5. Mansjoer et al., 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, cetakan 1,
Media Aesculapius, Jakarta.
6. Aru WS, Bambang S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 3 Edisi 5.
Jakarta: Interna Publishing, 2009. h. 1994-2015.
7. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Farmakologi dan terapi.
Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2008. h. 433-45.
8. Van Vliet G. Hypothyroidsm in infants and children. New
York: Lippincott Williams & Wilkins, 2005. p. 1029-47.
9. Boudi, F.B. Hipotiroid kongenital. Diunduh dari www.emedicine.com.
Pada tanggal 11 November 2012.