Anda di halaman 1dari 23

PERAWATAN

STROKE
KELOMPOK 4
NURUL THALIA SALSABILA, PRATIWI HARDITANTHY
PUTRI, NURUL BAITY, YAYU SAFITRI
DEFINISI
Stroke merupakan suatu “Brain Attack” atau “serangan otak”, sesuai
dengan istilah “serangan” kejadian stroke hampir selalu tiba-tiba dengan gejala
yang beragam. Gejala yang paling sering ditemukan adalah keadaan lumpuh
separo badan dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Stroke sering
dihubungkan
dengan keadaan “stress” walaupun hal ini tidak selalu ada (Enny, 2015).
KLASIFIKASI STROKE
Gangguan peredaran darah otak atau stroke menurut Muttaqin (2008)
Diklasifikasikan menjadi :
a. Stroke hemoragik
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subaraknoid.Disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah otak pada area otak tertentu.Biasanya terjadi saat melakukan aktivitas
atau saat aktif, namun bisa terjadi saat istirahat.Kesadaran klien biasanya menurun. Perdarahan otak
dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Perdarahan intracranial Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi

mengakibatkan darah masuk kedalam jaringan otak membentuk masa yang menekan jaringan otak.

2) Pendarahan subaraknoid. Pendarahanini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau

AVM.Aneurisma yang pecah in berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi dan cabang -cabngnya

yang terdapat diluar parenkim otak. Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang sub struktur

mengakibatkan nyeri, danvasopasme


KLASIFIKASI STROKE

Stroke non hemoragik


Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis
serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristiahat,
baru bngun tidur atau di pagi hari.Tidak terjadi
pendarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan
hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema
sekunder.Kesadaran umumnya baik.
ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS STROKE
Manifestasi klinis stroke menurut Mansjoer (2014) adalah :
a. Defisit Lapang Penglihatan
1) Homonimus hemianopsia ( kehilangan setengah lapang
penglihatan). Tidak menyadari orang atau obyek ditempat
kehilangan, penglihatan, mengabaikan salah satu sisi tubuh,
kesulitan menilai jarak.
2) Kesulitan penglihatan perifer Kesulitan penglihatan pada malam
hari, tidak menyadari obyek atau batas obyek.
3) Diplopia Penglihatan ganda
DEFISIT MOTORIK
Hemiparese Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang
sama. Paralisis wajah (karena lesi pada hemisfer yang
berlawanan)
Defisit Kognitif pada penderita stroke akan kehilangan memori
jangka pendek dan panjang, penurunan lapang perhatian,
kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi, alasan abstrae
buruk, perubahan penilaian.
PROSES PERAWATAN HOMECARE PADA
PASIEN PASCA STROKE
Pada situasi seperti ini perawatan home care adalah salah
satu cara untuk orang tua dirumah, perawat home care sangat
penting dalam pemulihan stroke, khususnya mengetahui
proses penyembuhan stroke. Penyakit stroke cenderung tidak
menentu, khususnya pada fase awal pemulihan atau pasca
stroke. Penting bagi perawat home care untuk meyakinkan
pasien dan keluarga akan hal ini.
Terutama banyak pasien yang berusaha untuk beraktivitas
kembali saat berada dirumah. Aktivitas ini justru membuat
pasien kelelahan dan memperburuk kondisi tubuh, terlebih
proses pemulihan kondisi pasien pasca stroke bisa memakan
waktu yang sulit diperkirakan, bisa memakan waktu
berminggu-minggu hingga tahunan.
TAHAP-TAHAP DALAM PEMBERIAN
PERAWATAN HOMECARE PADA PASIEN
PASCA STROKE ANTARA LAIN :
1) Membina hubungan saling percaya antara perawat, pasien dan
keluarga pasien agar komunikasi yang terjadi tidak mengalami
kendala.
2) Selalu membersihkan pasien dan tempat tidur pasien,saat pagi tiba
hal yang wajib dilakukan untuk merawat orang sakit strike adalah
memandikannya dan membersihkan tempat tidur dalam hal ini bisa
dengan mengajak pasien ke kamar mandi atau dengan seka dan juga
dengan menggunakan kain basah lalu menggosok kulit pasien di
tempat tidur, tidak lupa dengan membersihkan gig dan mulut minimal 1
hari 1 kali.
TAHAP-TAHAP DALAM PEMBERIAN
PERAWATAN HOMECARE PADA PASIEN
PASCA STROKE ANTARA LAIN :
3) Memberikan kebutuhan makanan pasien,pada pasien stroke
beragam ada yg ringan, siskemik dan hemoragik jadi perawat harus
bisa mengetahui dan membedkan jenisnya terlebih dahulu. Biasanya
beberapa pasien hanya bisa memakan makanan dalam bentuk cair
seperti jus atau susu. Mulailah untuk menyiapkan makanan yang
disukai oleh pasien atau buatkan makanan khusus untuk pasien.
4) Memberikan pendampingan untuk mengembalikan kemandirian dan
kepercayaan diri (psikologis),mendampingi pasien baik saat pasien
terbaring di tempat tidurataupun duduk di kursi roda sangat di
butuhkan untuk memberikan perhatian khusus kepadanya.
TAHAP-TAHAP DALAM PEMBERIAN
PERAWATAN HOMECARE PADA PASIEN
PASCA STROKE ANTARA LAIN :
5) Membantu penderita stroke untuk bergerak (fisioterapi),
mendampingi pasien stroke untuk melkaukan kegiatan seperti
mobilitas atau lakukan terapi pergerakan lengan kaki dan tangan.
Membawa pasien berkeliling halaman rumah dan menikmati sinar
matahari sangat cocok untuk mengembalikan kemandirian dan
kepercayaan diri pasien.
6) Memberikan terapi bicara, beberapa penderita ada yang kehilangan
fungsi gerak mulut baik dalam hal kemampuan untuk berbicara
ataupun menelan. Dibutuhkan terapi khusus bicara agara pasien
stroke dapat melatih kekuatan rahang dan kemampuan berbicara.
TAHAP-TAHAP DALAM PEMBERIAN
PERAWATAN HOMECARE PADA PASIEN
PASCA STROKE ANTARA LAIN :
7) Memberikan pelatihan kesehatan otak (kognitif), kondisi
stroke dapat mempengaruhi kemampuan berpikir, bahkan ada
yang kehilangan memori otak. Melakukan terapi memori dapat
dilakukan untuk membantu pasien stroke mendapatkan kembli
memori yang hilang.
TAHAP-TAHAP DALAM PEMBERIAN
PERAWATAN HOMECARE PADA PASIEN
PASCA STROKE ANTARA LAIN :
8) Komunikasi dengan anggota keluarga, perawat harus mencatat serta
mendokumentasikan perawatan dirumah yang dilakukan pada pasien dari
catatan pemeriksaan fisik, makanan yang dikonsumsi, perawat juga perlu
mengedukasikan anggota keluarga pasien agar metode kesehatan yang
dijalankan pasien dapat berjalan dengan baik. Serta perawat home care harus
memastikan anggota keluarga untuk menghitung dalam sesi rehabilitasi,
sehingg mereka dapat belajar tehnik-tehnik bantuan untuk pasien dan
kemampuan komunikasi untuk membantu perawatan pasien.
Dalam hal ini maka perawat home care harus berkordinasi dengan dokter agar
dapat menentukan baik obat serta supan dan kegiatan apa saja bisa di brtikan
atau lakukan pada pasien pasca stroke.
ASKEP HOMECARE STROKE
Pengkajian:
Bpk S mengalami stroke non hemoragik sudah sebulan
dirawat di rumah sakit. 
 
Data objektif:
Klien tidak dapat menggerakkan tubuh bagian kanan
Klien mengalami kesulitan berbicara dan menelan
 
Data subjektif:
Klien baru dua hari keluar dari rumah sakit
Keluarga mengatakan kurang paham cara merawat klien
Keluarga mengatakan klien belum terlihat adanya kemajuan
kesehatan pada diri klien
DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang mungkin:
1.  Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
penurunan neuromuscular, immobilisasi
2. Risiko injuri berhubungan dengan immobilitas fisik
3.  Gangguan komunikasi verbal  berhubungan dengan
kerusakan neuromuscular
4.  Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan
immobilitas fisik.
Tujuan:  klien mampu melakukan aktivitas fisik
dengan optimal
Tujuan khusus:
1.      Mencegah atrofi otot
2.      Kemampuan otot maksimal
3.      Integritas kulit utuh
Kriteria evaluasi:
1.      Tidak terlihat adanya pengecilan otot pada klien
selama perawatan di rumah
2.      Klien dapat melakukan minimal tiga gerakan ROM
selama perawatan setiap hari
3.      Klien dapat menggengam benda dengan jari setelah
minimal 3 hari perawatan
4.      Tidak terdapat injuri pada klien selama perawatan di
rumah
Intervensi
Diagnosa Keperawatan  
Tempatkan klien di tempat tidur yang padat dengan
 
bagian kepala cukup keras untuk menopang berat
Gangguan mobilitas fisik ketika disandarkan
Berikan latihan ROM pasif pada bagian yang
berhubungan dengan
lumpuh setiap empat jam sekali.
penurunan neuromuscular, Berikan latihan ROM aktif pada bagian yang tidak
lumpuh
immobilisasi
Berikan latihan ambulasi dengan menggunakan alat
bantu
Bantu klien untuk membangun koping efektif
Intervensi
Diagnosa
 Pantau tingkat kesadaran dan kegelisahan klien
Keperawatan
Beri pengaman pada daerah yang sehat, beri bantalan lunak
Beri pengaman di samping tempat tidur
Bantu klien untuk turun dari tempat tidur atau berpindah dari tempat tidur ke kursi,
 Risiko injuri terutama pada tahap-tahap awal setelah stroke.
berhubungan Letakkan sebuah kursi yang kuat dan tidak terlalu rendah dekat tempat tidur untuk
dengan membantu pemindahan (jika Anda menggunakan kursi roda, rem tangan harus terkunci

immobilitas untuk mencegahnya bergerak).


Singkirkan semua keset yang dapat bergerak atau benda lain yang dapat menyebabkan
fisik
pasien terpeleset, terantuk, atau jatuh.
Secara umum, seperti pada orang lain, sebaiknya klien melakukan sekitar setengah jam
aktivitas yang menyebabkan pasien merasa hangat, sedikit terengah-engah, dan sedikit
berkeringat, tiga kali seminggu atau lebih.
Gangguan komunikasi verbal  berhubungan dengan kerusakan neuromuscular
Berdiri di dalam lapang pandang pasien pada saat bicara

Latih otot bicara secara optimal


Libatkan keluarga dalam melatih komunikasi verbal pada pasien
Kolaborasi dengan ahli terapi wicara
Bantu latihan bibir dan lidah dengan mengajarkan gerakan berikut:
·         Ulangi setiap gerakan sepuluh kali selama satu sesi. Keluarga pun dapat membantu melatih klien.
·         Bentuklah bibir Anda menjadi seperti huruf “O”.
·         Tersenyumlah.
·         Berganti-ganti membentuk bibir seperti huruf “O” dan tersenyumlah, seolah-olah Anda mengucapkan “oo-ee”.
·         Bukalah mulut lebar-lebar, kemudian gerakkan bibir seolah-olah Anda hendak mencium.
·         Lemparkan ciuman.
·         Tutuplah bibir erat-erat seakan Anda berkata “mm”.
·         Ucapkan “ma ma ma ma” secepat mungkin.
·         Ucapkan “mi mi mi mi” secepat mungkin.
·         Katuplah bibir Anda rapat-rapat dan gembungkan pipi dengan udara; tahanlah udara di dalam pipi selama lima detik, dan kemudian keluarkan.
·         Cobalah sentuh dagu Anda dengan ujung lidah.
·         Cobalah sentuh hidung Anda dengan ujung lidah.
·         Julurkan lidah Anda sejauh mungkin, tahanlah selama tiga detik, dan kemudian tariklah kembali ke dalam mulut.
·         Sentuhlah sudut-sudut mulut Anda dengan lidah, gerakkan lidah Anda dengan cepat dari kanan ke kiri, dan kembali lagi.
·         Usapkan lidah Anda mengelilingi bibir Anda.
·         Ucapkan suara “ta ta ta” dengan kecepatan yang semakin meningkat.
·         Tekanlah lidah Anda ke gusi bagian atas, kemudian ke gusi bagian bawah.
·         “Sikat”-lah gigi Anda dengan lidah.
·         Doronglah lidah Anda sekuat mungkin ke pipi kanan dan kemudian pipi kiri .
Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilitas fisik

Balikkan pasien dari satu sisi ke sisi lain setiap 2 – 3 jam sepanjang siang dan malam.
Ubahlah posisi lengan dan tungkai setiap 1 – 2 jam sepanjang siang dan malam hari
Gerakkan semua sendi di tungkai yang lumpuh secara lembut dan perlahan-lahan (yaitu, lurus dan menekuk) 5 – 7
kali. Tahanlah sendi di setiap posisi selama sekitar 30 detik. Gerakan sebaiknya tidak menimbulkan nyeri. Ulangi
proses ini setiap empat jam. Jika mungkin, cobalah memberi semangat pasien untuk bekerja sama dengan
gerakan dan meningkatkan mobilitas mereka karena ini akan membantu mempercepat pemulihan.
 
Topanglah hemiplegik (lemah) dengan buah bantal. Jangan membaringkan pasien telentang atau menarik lengan
yang lumpuh.
 
Punggung klien harus juga diperiksa untuk melihat tanda-tanda dekubitus. Untuk mencegah timbulnya dekubitus,
bersihkan kulit dengan air hangat, spons, dan sedikit antiseptik atau sabun paling tidak sekali sehari. Semua
seprai yang basah harus langsung diganti.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai