Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

(PAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KATARAK

1 Pengertian (Definisi) Asuhan keperewatan pada pasien dengan katarak.


Katarak adalah kondisi mata di mana terjadi penurunan
transparansi  lensa mata dan  menjadi keruh, menyebabkan
penglihatan memburuk, dan pada akhirnya bisa menyebabkan
kebutaan. Katarak sebagian besar mengenai orang yang berusia
diatas 50 tahun dan resikonya meningkat seiring pertambahan
usia.
2 Asesmen Keperawatan 1. Gejala awal mungkin berupa hilangnya kontras, silau,
membutuhkan lebih banyak cahaya untuk melihat dengan baik,
dan masalah membedakan biru tua dari hitam.
2. Pemburaman tanpa rasa sakit dengan tingkatan yang
tergantung pada lokasi dan luasnya keburaman.
3. Pada katarak nuklear, penglihatan jarak jauh memburuk.
Penglihatan dekat dapat membaik pada tahap awal karena
perubahan indeks bias lensa, pasien presbiopi kadang untuk
sementara dapat membaca tanpa kacamata.
4. Setelah pembedahan, pasien boleh pulang setelah ia sembuh
dari anestesia lokal.
5. Ingatkan pasien untuk kembali memeriksakan diri sehari
setelah pembedahan dan menghindari aktivitas yang
meningkatkan tekanan intraokular, misalnya mengejan.
6. Minta pasien mengenakan kaca mata di siang hari dan perisai
mata di malam hari untuk melindungi matanya dari cedera
yang tak disengaja. Beberapa pasien mengenakan perisai mata
selama 6 sampai 8 jam, sedangkan pasien lain mungkin
mengenakan perisai kolagen (mirip dengan lensa kontak) yang
dilarutkan dalam 24 jam.
7. Beri tahu pasien bahwa ia mungkin perlu kaca mata baca
korektif maupun lensa kontak korektif, yang akan disesuaikan
4 sampai 8 minggu setelah pembedahan.
8. Jika tidak ada lensa yang diimplan, pasien bisa diberi kaca
mata katarak afakia; dalam 4 sampai 8 minggu, ia akan
terbiasa dengan kaca matanya sendiri.
9. Beri salep atau tetes mata antibiotik untuk mencegah infeksi
dan steroid untuk mengurangi inflamasi, atau kombinasi tetes
mata antibiotik-steroid.
10. Pantau adakah komplikasi, misalnya nyeri menusuk di mata,
yang mengindikasikan kenaikan tekanan intraokular, atau
tanda dini infeksi (misalnya hifema atau hipopion).
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
(PAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KATARAK

3 Diagnosis Keperawatan Pre Operasi :


1. Gangguan Persepsi Sensori (pengelihatan) (D. 0085)
2. Risiko Jatuh b/d gangguan Pengelihatan (D.0143)
3. Ansietas (D.0080)
Post Operasi :
1. Resiko Infeksi b/d Efek Prosedur Invasif (D. 0142)
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
(D.0111)

4 Kriteria Evaluasi/ 1. Persepsi sensori membaik (L.09083)


Nursing Outcome 2. Tingkat jatuh menurun (L.14138)
3. Tingkat Ansietas menurun (L.09093)
4. Tingkat Infeksi Menurun (L.14137)
5. Tingkat pengetahuan membaik ( L.12111)

5 Intervensi Keperawatan 1. Minimalisasi Rangsangan (I.08241)


 Periksa status mental, status sensori, dan tingkat
kenyamanan (mis. nyeri, kelelahan).
 Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis.
Bising, terlalu terang)
 Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
 Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai
kebutuhan.
 Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur
pencahayaan ruangan, mengurangi, membatasi kunjungan).
 Kolaborasi dalam prosedur/tindakan.
 Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi stimulus
persepsi.

2. Pencegahan Jatuh (I.14540)


 Identifikasi faktor resiko jatuh
 Identifikasi resiko jatuh setidaknya sekali setiap shift atau
sesuai dengan kebijakan institusi
 Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan resiko
jatuh (misalnya lantai licin, penerangan kurang)
 Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala (Misalnya
Fall Morse Scale, Humpty Dumpty Scale) Jika perlu
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
(PAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KATARAK

 Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur kek kursi


roda dan sebaliknya
 Orientasikan ruangan pada psien dan keluarga
 Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu dalam
keadaan terkunci
 Pasang Handrail tempat tidur
 Tempatkan pasien beresiko tinggi dekat dengan pantauan
perawat atau nuurse station
 Atur tempat tidur mekanis pada posisi terendah
 Gunakan alat bantu berjalan
 Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien
 Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan
untuk berpindah
 Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
 Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga keseimbangan
tubuh
 Anjurkan melebarkan kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri.

3. Reduksi ansietas (I.09314)


 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah seperti Kondisi,
waktu, dan stressor.
 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
 Monitor tanda anxietas baik verbal dan non verbal
 Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
 Pahami situasi yang membuat ansietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
 Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
akan datang
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
 Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
 Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif,
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
(PAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KATARAK

sesuai kebutuhan
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
 Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
 Latih teknik relaksasi

4. Pencegahan Infeksi (I.14539)


 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
 Batasi jumlah pengunjung
 Berikan perawatan kulit pada daerah edema
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada psien beresiko tinggi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara memeriksa luka
 Kolaborasi pemberian antibiotiki jika perlu.

5. Edukasi kesehatan (l.12383)


 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
 Jelaskan klien tentang penyakitnya
 Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.

6 Informasi dan Edukasi 1. Pemberian informasi tentang penyaki, program pengobatan


dan perawatan serta aspek lain dari p e n y a k i t yang
harus diketahui pasien dan keluarganya.
2. Diet, dan konsumsi obat sebaiknya diperhatikan atau dilihat
langsung oleh dokter, dan keluarga pasien telah memahami
serta mampu melaksanakan.
3. Tanda-tanda kegawatan harus diberitahu kepada pasien dan
keluarga supaya bisa segera dibawa ke rumah sakit terdekat
untuk perawatan
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah dilaksanakan
intervensi dan dibandingkan dengan Standar luaran Keperawatan
Indonesia serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan.
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
(PAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KATARAK

8 Discharge Planning Edukasi Lanjutan Asuhan dirumah :


1. Jadwal kontrol dokter
2. Perawatan dirumah (olah raga teratur, diet, istirahat yang
cukup, hindari mengedan)
3. Obat-obatan yang harus diminum, dosis, cara pemberian, dan
waktu yang tepat minum obat
4. Aktifitas dan istirahat
5. Perilaku hidup sehat dan pola makan yang sehat.
6. Minta pasien mengenakan kaca mata di siang hari dan perisai
mata di malam hari untuk melindungi matanya dari cedera
yang tak disengaja. Beberapa pasien mengenakan perisai mata
selama 6 sampai 8 jam, sedangkan pasien lain mungkin
mengenakan perisai kolagen (mirip dengan lensa kontak) yang
dilarutkan dalam 24 jam.
7. Beri tahu pasien bahwa ia mungkin perlu kaca mata baca
korektif maupun lensa kontak korektif, yang akan disesuaikan
4 sampai 8 minggu setelah pembedahan.
8. Jika tidak ada lensa yang diimplan, pasien bisa diberi kaca
mata katarak afakia; dalam 4 sampai 8 minggu, ia akan
terbiasa dengan kaca matanya sendiri.
9. Beri salep atau tetes mata antibiotik untuk mencegah infeksi
dan steroid untuk mengurangi inflamasi, atau kombinasi tetes
mata antibiotik-steroid.
9 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan

10 Unit Pengolah Bidang Keperawatan


11 Kepustakaan 1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
2. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
4. Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M.,Wagner,
C.M. (Eds). (2013). Nursing intervention classification (NIC)
(6th ed). St. Louis : Mosby Elsevier.
5. James, S.R., Nelson, K.A., & Ashwill, J.W. (2013) Nursing
Care of Children Principles & Practice (4th edition). St. Louis :
Elsevier Saunders.
6. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
(PAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KATARAK

international Nursing Diagnoses: Definitions & classification,


2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
7. Hockenberry, J.M. & Wilson, D. (2009). Wong’s Nursing
Care of Infants and Children. (8th edition). Canada :Mosby
Company Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson,
E. (Eds). (2013). Nursing outcome classifications (NOC) (5th
ed). St. Louis: Mosby Elsevier.
8. Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2011). Diagnosis
Keperawatan Diagnosis NANDA, NIC Intervensi, NOC
Outcome (Edisi 9). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai