I
DENGAN DIAGNOSA TRAUMA MATA DI RUANG ANGGREK
RSUD ABDUL MOLOEK BANDARLAMPUNG
OLEH :
Kelompok 4
1. ANISA WULANDARI
2. CINDYKA WIDAHSANA GASTA GASTI
3. ERDIN DWI PRASETYA
4. FITRIA DAMAYANTI
5. HERU DWI PRASETYO
6. IRMA TRI WAHYUNI
7. PISDA ERI SIWI
8. REZKI GHOZALI
9. WENI MAHARANI
Menyetujui
A. Definisi
Trauma tumpul adalah trauma pada mata akibat benturan mata dengan
benda yang relatif besar tumpul/tajam . keras maupun tidak keras . kelopak
mata atau pal pebra yang menyebabkan kelopak mata tidak dapat membuka
dengan sempurna (ptosis) . Trauma mata adalah kondisi mata yang mengalami
trauma (rudapaksa) baik oleh zat kimia maupun oleh benda keras dan tajam (Anas,
2010). Trauma adalah cidera mata yang menyebabkan kerusakan jaringan pada
mata. (widodo, 2007)
Trauma mata adalah kelainan mata yang terjadi akibat cidera atau trauma
oleh benda tumpul,benda tajam,kimia,bahan bakar,maupun radiasi . (mangun
kusumo, 2008)
B. Etiologi
Trauma mata dapat terjadi secara mekanik dan non mekanik
1. Mekanik
a. Trauma tumpul akibat objek yang cukup kecil dan tidak menyebabkan
impaksi pada pinggir orbita perubahan tekanan mendadak dan distorsi
mata dapat menyebabkan kerusakan berat. Trauma tumpul seperti :
terkena tonjokan tangan ,terkena lemparan batu,terkena lemparan
bola,terkena jepretan ketapel.
b. Trauma tajam, trauma tembus dimana struktur okuler mengalami
kerusakan akibat benda asing yang menembus lapisan okular dan juga
dapat bertahan dalam mata. Trauma tajam seperti : terkena pecahan
kaca, terkena pensil, lidi, pisau, besi, kayu, dan seng .
2. Non Mekanik
a. Trauma bahan kimia dan radiasi dimana reaksi resultan jaringan
okular menyebabkan kerusakan seperti : air cukua,air asam,cairan
HcL , Air keras .
b. Trauma hipermetik : terkena percikan api,terkena air panas
c. trauma radiasi : sinar ultra violet,sinar infra merah , sinar ionisasi
dan sinar x
C. Manisfestasi klinis
Gejala yang muncul
1. Tajam penglihatan menurun
2. Tekanan bola mata rendah
3. Bilik mata dangkal
4. Bentuk dan letak pupil yang berubah
5. Terlihatnya ada ruptur pada kornea dan sclera
6. Terdapat jaringan yang proplas , seperti cairan mata,iris,lensa,benda kaca
atau retina
7. Konjungtiva kemotis
D. Patofisiologi
a. Palpebra
Mengenai sebagian atau seluruhnya jika mengenai levator apaneurosis
dapat menyebabkan suatu ptosis yang permanen
b. Saluran lakmaris
Dapat merusak sistem pengaliran air mata dari pungtum likmaris sampai
kerongga hidung
c. Konjungtiva
Dapat merusak dan ruptur pembuluh darah menyebabkan perdarahan , sub
konjungtiva
d. Sklera
Bila ada luka tembus pada sklera dapat menyebabkan penurunan tekanan
bola mata dan kamera okuli jadi dangkal (obkteni) luka sklera yang lebar
dapat disertai prolap jaringan bola mata,bola mata menjadi injuri .
PATHWAY
E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
Pada trauma mata sangat membantu dalam menegakkan diagnosa terutama
bila ada benda asing,pemeriksaan ultra sonografi untuk menentukan
letaknya dengan pemeriksaan ini dapat diketahui benda benda tersebut
pada bilik mata,lensa dan retina .
2. Pemeriksaan computed tonografi
CT,Tonogram dengan menggunakan komputer dan dapat dibuat scanning
dari organ tersebut
3. Pemeriksaan laboratorium
Untuk mengetahui adanya infeksi sekunder
F. Penatalaksanaan
1. Bila di curigai adanya tanda perforasi bola mata,maka secepatnya
dilakukan pemberian antibiotik.mata ditutup , dan segera di kirim kepada
dokter mata untuk dilakukan pembedahan . pastikan dahulu apakah ada
benda asing yang masuk ke dalam mata .
2. Trauma tembus terjadi akibat masuknya benda asing dalam bola mata .
benda asing dikeluarkan dengan vitrektomi .
H. Kesehatan fisik
Status kesehatan umum : keadaan umum,tanda-tanda vital,pemeriksaan
fisik,data fokus,nyeri luka operasi .
I. Diagnosis Keperawatan
1.Nyeri akut b.d agen cidera fisik (perubahan anatomis)
2.Resiko jatuh b.d gangguan penerimaan sensori/status organ cidera
3.Resiko infeksi b.d trauma jaringan
4.Defisit perawatan mandi b.d gangguan personal hygine
Rencana Keperawatan Sesuai Diagnosa
No Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
hasil
1 Nyeri akut Noc Nic
Definisi: pengalaman *pain level Pain Management
sensori emosional *pain control -lakukan pengkajian nyeri secara
yang tidak *comfort level komprehensif termasuk
menyenangkan yang Kriteria Hasil: lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi
muncul akibat *mampu Kualitas dan faktor presipitasi
kerusakan jaringan mengontrol nyeri -kaji kultur yang mempengaruhi
yang aktual atau (tahu penyebab nyeri
potensial atau nyeri,mampu -kurang faktor presipitasi nyeri
digambarkan dalam menggunakan -pilih dan lakukan penanganan
hal kerusakan nonfarmakologi nyeri
sedemikian rupa untuk mengurangi -kolaborasi dengan dokter jika ada
(international nyeri,mencari keluhan dan tindakan nyeri tidak
association for the bantuan) berhasil
student of pain) *melaporkan Analgesic Administration
awitan yang tiba- bahwa nyeri -tentukan
tiba/lambat dari berkurang dengan lokasi,karakteristik,kualitas dan
intensitas ringan menggunakan derajat nyeri sebelum pemberian
hingga berat dengan manajemen nyeri obat
akhir yang dapat *mampu mengenali -cek intruksi dokter
diantisipasi atau nyeri (skala -cek riwayat alergi
diprediksi intensitas,frekuensi -pilih analgesik yang diperlukan
berlangsung <6 bulan. dan tanda nyeri) -monitor vital sign sebelum dan
Batasan *menyatakan rasa sesudah pemberian analgesik
karakteristik: nyaman setelah -evaluasi efektivitas analgesik
-perubahan selera nyeri berkurang pertama kali
makan -berikan analgesik tepat waktu
-perubahan tekanan terutama saat nyeri hebat
darah -evaluasi efektivitas
-perubahan frekuensi analgesik,tanda dan gejala
jantung
-perubahan frkuensi
napas
-laporan isyarat
-diaforesis
-perilaku distraksi
(berjalan mondar-
mandir)
-mengekspresikan
perilaku
-masker wajah
-sikap melindungi
area nyeri
-indiksasi nyeri yang
bisa diamati
-sikap tubuh
melindungi
Faktor yang
berhubungan:
-agen cidera (mis;
biologis,zat
kimia,fisik,psikologis
2 Resiko jatuh Noc Nic
Definisi:peningkatan *trauma risk for Fall Prevention
kerentanan jatuh yang *injury risk -mengidentifikasi defisit fisik
dapat menyebabkan Kriteria Hasil: pasien yang dapat meningkatkan
bahaya fisik *keseimbangan: potensi jatuh dalam lingkungan
Faktor Resiko kemampuan untuk tertentu
*Dewasa mempertahankan -sarankan perubahan dalam gaya
-usia 65 tahun atau ekulibrium berjalan kepada pasien
lebih *gerakan -mendorong pasien untuk
-riwayat jatuh terkordinasi menggunakan alat bantu (tongkat)
-tinggal sendiri *perilaku -kunci roda/kursi roda,tempat
-prosthesis ekstrimitas pencegahan jatuh tidur/brankar selama transfer
bawah *kejadian jatuh: pasien
-penggunaan alat tidak ada kejadian -tempat artikel mudah dijangkau
bantu jatuh dari pasien
-penggunaan kursi *pengetahuan -gunakan rel sisi panjang yang
roda *pengetahuan sesuai untuk mencegah jatuh dari
*Anak keamanan pribadi tempat tidur
-usia 2 tahun atau *tingkat agitasi -memberikan pasien tergantung
kurang *komunitas dengan sarana bantuan
-tempat tidur yang pengendalian pemanggilan (bel/cahaya)
terletak didekat resiko -menyediakan lampu malam
jendela *kekerasan disamping tempat tidur
-kurangnya penahan *komunitas tingkat -menyediakan lajur anti tergelincir
kereta dorong kekerasan -pastikan pasien memakai sepatu
- *gerakan yang pas kencangkan aman
kurangnya/longgarnya terkordinasi -berkolaborasi dengan anggota tim
pada tangga *kejadian terjun kesehatan lain
-kurangnya *mengasuh -memberikan pengawasan yang
pengawasan orang tua keselamatan fisik ketat atau perangkat menahan
-bayi yang tidak remaja (misalnya bayi kursi dengan sabuk
diawasi berada *mengasuh: bayi pengaman)
dipermukaan yang atau keselamatan
tinggi fisik
*Kognitif *perilaku
-penurunan status keselamatan fisik
mental *keparahan cidera
*Lingkungan fisik
-lingkungan yang *pengendalian
tidak terorganisas resiko
-pengekangan *deteksi resiko
-karpet yang tidak *lingkungan rumah
rata/terlipat aman
-ruang yang tidak *zat penarikan
dikenal keparahan
-kondisi cuaca (mis; *integritas jaringan
lantai basah,es) *perilaku
*Medikasi kepatuhan visi
-penggunaan alcohol
-agen anti ansietas
-agen anti hipertensi
-deuretik
-hipnotik
-obat penenang
*Fisiologis
-sakit akut
-anemia
-artritis
-penurunan kekuatan
ekstermitas bawah
-diare
-kesulitan gaya
berjalan
-vertigo saat
mengekstensikan
leher
-masalah kaki
-kesulitan mendengar
-gangguan
keseimbangan
-gangguan mobilitas
fisik
-inkontinensia
-neuropati
-hipotensi ortostatisk
-kondisi postoperative
-perubahan gula darah
postprandial
-ngantuk
3 Resiko Infeksi Noc Nic
Definisi:mengalami *immune status Infection control
peningkatan resiko *knowlwdge: -bersihkan lingkungan setelah
terserang organisme infection control dipakai pasien lain
patogeniik *risk control -pertahankan tehnik isolasi
Faktor Resiko: Kriteria Hasil: -batasi pengunjung bila perlu
*penyakit kronis -klien bebas dari -intruksi pada pengunjung untuk
-diabetes melitus tanda dan gejala mencuci tangan saat berkunjung
-obesitas infeksi -gunakan sabun anti mikroba
*pengetahuan yang -mendeskripsikan -cuci tangan sebelum dan sesudah
tidak cukup untuk proses penularan tindakan
menghindari penyakit,faktor -pertahankan lingkungan aseptik
pemanjanan patogen yang selama pemasangan alat
*pertahankan tubuh mempengaruhi -monitor tanda dan gejala infeksi
primer yang tidak penularan serta sistemik dan lokal
adekuat penatalaksanaannya -batasi pengunjung
-gangguan peritalsis -menunjukan -berikan perawatan kulit pada
-kerusakan intergritas kemampuan untuk edema
kulit mencegah -inspeksi kulit dan membran
-perubahan sekresi pH timbulnya infeksi mukosa
-penurunan kerja -jumlah leukosit -ajarkan pasien dan keluarga tanda
siliaris dalam batas normal dan gejala infeksi
-pecah ketuban dini -menunjukan -ajarkan cara menghindari infeksi
-merokok perilaku hidup -laporkan kecurigaan infeksi
-statis cairan tubuh sehat -laporkan kultur positif
-trauma jaringan
*ketidak adekuatan
pertahanan sekunder
-penurunan
hemoglobin
-imunosupresi
*vaksinasi adekuat
*pemajanan terhadap
patogen
*lingkungan
meningkat
-wabah
*prosedur invasif
*malnutrisi
DAFTAR PUSTAKA
Ruang : Anggrek
No. medical record : 00.50.74.78
Tanggal pengkajian : 3 juni 2017
Pukul : 11.00 WIB
1. DATA DASAR
a. Identitas Pasien
1. Nama : Tn. I
2. Usia : 17 Tahun
3. Status Perkawinan : Belum Kawin
4. Pekerjaan : Pelajar
5. Agama : Islam
6. Pendidikan :SMK
7. Suku : Lammpung
8. Bahasa Yang Di Gunakan : Lampung
9. Alamat Rumah : Cukuh Balak
10. Sumber Biaya : BPJS
11. Tanggal Masuk Rumah Sakit : 1 Juni 2017
12. Diagnose Medis Saat Pengkajian : Ruptur Kornea
b. Sumber informasi (penanggung jawab)
1. Nama : Tn. R
2. Umur : 37 Tahun
3. Hubungan Dengan Klien : Ayah
4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : Petani
6. Alamat : Cukuh Balak Tanggamus
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Masuk Rumah Sakit
Klien datang dengan di antar keluarga melalui ugd pada tanggal 1 juni 2017
pukul 17.00 WIB dari rujukan rumah sakit umum pringsewu dengan keluhan
nyeri di bagian mata sebelah kiri , karena mata klien mengalami trauma (tertimpa
durian) pada tanggal 1 juni 2017 setelah kejadian (tertimpa duren) klien langsung
di bawa kerumah sakit. Selama di ugd klien di beri perawatan medis yaitu
tindakan pemasangan infuse rl 500ml 20 tpm dan injeksi ats 1 amp, tt 0,5 gram,
amoxcylin 500 mg 3x1 (tablet), paracetamol 500 mg 3x1 (tablet). Dan klien di
bawa ke ruang anggrek pada tanggal 1 juni 2017 pukul 19.00 WIB.
g. Lingkungan
rumah klien di pegunungan, keadaan rumah bersih, tidak ada polusi dan tidak ada
bahaya.
h. Pola Kebiasaan Sehari-Hari Sebelum Dan Saat Sakit
No. Pola nutrisi Sebelum sakit Saat sakit
1 Pola nutrisi dan
cairan
Asupan nutrisi Oral Oral
Frekwensi makanan 2x/ hari 2x/hari
Nafsu makan Baik Baik
Diit Nasi, lauk, Nasi, lauk, sayur, telur
sayur
Makanan tambahan - Teh/susu
Makanan yang - -
tidak di sukai
/alergi/pantangan
Kebiasaan makan Membaca doa Membaca doa
Keluhan - -
Perubahan berat 70 kg 70kg
badan 3 bulan
terakhir
Asupan cairan Oral, mineral Oral, mineral 1 liter, parentral
2 liter infuse RL 20 tpm 500 ml
2 Pola eliminasi
Frekwensi BAK 6-7 hari 7-8 hari
Waktu BAK Pagi, siang, Pagi, siang, malam
malam
Jumlah BAK 1500 cc 700 cc
Warna BAK Bening seperti Kuning pucat
mineral
Bau BAK Khas Khas
Keluhan saat BAK - -
Frekwensi BAB 1-2 kali / hari 1-2 kali/hari
Waktu BAB Pagi, malam Pagi, malam
Warna BAB Kuning coklat Kuning coklat
Konsistensi BAB Lunak Lunak
Bau BAB Khas Khas
Keluhan saat BAB - -
Penggunaan laktasif - -
3 Pola kebutuhan rasa aman nyaman
Keluhan : tidak demam
4 Pola personal
hygiene
Frekuensi mandi 2 kali / hari Selama sakit belum pernah
mandi
Frekuensi oral 3 kali/hari 1 kali / hari
hygene
Waktu oral hygene Pagi, sore, Pagi
malam
Frekwensi cuci 2 kali / hari -
rambut
5 Pola istirahat tidur
Lama tidur 8-9 jam 6 jam
Waktu siang 1-2 jam 1 jam
Waktu malam 6-7 jam 5 jam
Kebiasaan sebelum Membaca doa Membaca doa
tidur
Kesulitan dalam hal - Saat tidur sering terbangun
tidur
6 Pola aktivitas dan
latihan
Jenis pekerjaan - -
Kegiatan waktu - -
luang
Jenis olahraga Sepak bola -
Frekuensi 1-2 kali / -
minggu
Keterbatasan dalam - Mandi
hal
7 Pola kebiasaan
yang
mempengaruhi
kesehatan
Merokok Ya Tidak
Frekuensi merokok 2-4 batang/ hari -
Lamanya merokok 3 tahun -
3. PENGKAJIAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis (13) E:3 M:5 V:5
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 86 X/m
Pernafasan : 22 X/m
Suhu : 36,7
TB/BB : 160 CM / 55 KG
2. Pemeriksaan Persistem
a. Pemeriksaan Penglihatan
Posisi mata : Tidak simetris (karena terdapat odema dibagian mata s
ebelah kiri)
Kelopak mata : kelopak mata kanan normal tidak terdapat luka, lecet
atau odema dan kemerahan
Kelopak mata kiri terdapat luka lecet, kemerahan dan odema
Pergerakan bola mata : pergerakan bola mata kanan normal
Pergerakan bola mata kiri tidak ada
Konjungtiva : mata kanan ananemis
Mata kiri ananemis
Kornea : mata kanan jernih Mata kiri terjadi ruptur kornea
Pupil : mata kanan isokor
Mata kiri tidak bisa dinilai
Reaksi terhadap cahaya : mata kanan reaksi cahaya positif
Mata kiri reaksi cahaya negatif
Ketajaman penglihatan : mata kanan visus od normal
Mata kiri visus os : 0
Tanda-tanda radang tidak ada : tidak ada
Pemakaian alat bantu penglihatan : Tidak menggunakan alat bantu penglihatan
Keluhan lain : gangguan penglihatan
b. Sistem pendengaran
kesimetrisan : simetris
karakteristik serumen :-
tanda radang : Tidak ada
cairan dari telinga : tidak ada
fungsi pendengaran : normal
pemakaian alat bantu : tidak memakai alat bantu pendengaran
c. Sistem Wicara
kesulitan / gangguan wicara : tidak ada gangguan / kesulitan wicara
d. Sistem Pernafasan
Jalan nafas :
Normal tidak terganggu
keluhan : tidak ada
bila sesak : tidak sesak
frekuensi : 22 x/m
irama : teratur
kedalaman : dalam
suara nafas : vesikuler
batuk : Tidak
palpasi dada : Simetris
penggunaan otot bantu nafas : tidak
penggunaan oksigen, ETT, orofaringeal airway, trakeostomi : tidak
e. sistem kardiovaskuler
Sirkulasi perifer
- Nadi : 86 X/M
- Irama : teratu
- Denyut : kuat
- Distensi vena jugularis : tidak
- Temperatur kulit : hangat
- Warna kulit : pucat
- Pengisian kapiler : CTR < 3 detik
- Edema : tidak ada
Sirkulasi jantung
- Kecepatan denyut apical : 76 X/M
- Irama : teratur
- Bunyi jantung normal : normal
- Kelainan bunyi jantung : tidak
- Keluhan : tidak ada keluhan
- Nyeri dada : tidak ada nyeri dada
- CTR : < 3 detik
g. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut : bersih
Kesulitan menelan : tidak
Bising usus : 20 X/M
Lingkar perut : 83 CM
Luka post operasi : tidak ada
h. Sistem Immunologi
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
i. Sistem Endokrin
Nafas bau keton : tidak
Luka : tidak
Exopthalamus : tidak
Tremor : tidak
Pembesaran kelenjar tyroid : tidak
Tanda-tanda peningkatan gula darah : tidak
j. sistem urogenital
Distensi kandung kemih : tidak
Nyeri tekan : tidak
Penggunaan kateter : tidak
k. Sistem Integumen
Keadaan rambut
- Kekuatan : kuat
- Warna : hitam
- Kebersihan : bersih
Keadaan kuku
- Kekuatan : kuat
- Warna : putih kemerahan
- Kebersihan : bersih
Keadaan kulit
- Warna : pucat
- Kebersihan : bersih
Tanda-tanda radang pada kulit : tidak ada
Luka : terdapat luka dibagian mata, muka, hidung (lecet)
Dekubitus : tidak
Pruritus : tidak
l. Sistem Muskuloskeletal
Keterbatasan dalam pergerakan : tidak
Sakit pada tulang sendi : tidak
Tanda-tanda fraktur : tidak ada
Lokasi :-
Tonus otot : kuat
Kelainan bentuk tulang dan otot :-
Tanda-tanda radang pada sendi :-
Penggunaan alat bantu : tidak
Penatalaksanaan
Terapi medis : 3 juni 2017
No. Nama Obat Dosis Aturan pakai
1 Amoxylin 500 mg 3 X 1 (oral)
2 Paracetamol 500 mg 3 X 1 (oral)
3 Vigamex ED 0,05 % 1 tetes / 1 jam Os = obat
tetes mata
4 Asamefenamat 500 mg 3 X 1 (oral)
Penatalaksanaan Keperawatan
1. Beri posisi nyaman
2. Ganti balutan mata sebelah kiri
3. Pemberian obat vigamex ED (obat tetes mata) mata sebelah kiri
4. Monitor TTV
5. Mengajarkan tehnik relaksasi
7. Data Fokus
Data subjek
- Klien mengatakan nyeri di bagian mata sebelah kiri
- Klien mengatakan mata sebelah kiri sakit saat di buka
- Klien mengatakan nyeri di bagian mata sebelah kiri seperti tertusuk-tusuk
- Klien mengatakan dirinya cemas
- Klien mengatakan dirinya takut tidak bisa melihat lagi
- Klien mengatakan bahwa dirinya belum mandi sejak masuk rumah sakit
- Klien mengatakan mata sebelah kiri tidak bisa melihat cahaya
Data objektif
- Klien tampak menahan nyeri
- Skala nyeri 4
- Mata kiri klien tidak bisa melihat VOS : 0
- Terdapat luka (gores/luka lecet) di bagian sekitar mata (Muka, hidung sebelah
kiri)
- Terdapat odema kemerahan di bagian kelopak mata kiri klien
- Mata kiri klien tertutup dengan perban
- Terdapat kotoran di bagian mata yng tertutup perban
- Rupture kornea mata sebelah kiri
- Pergerakan bola mata kiri negative
- Terjadi gangguan penglihatan di mata sebelah kiri
- Klien terlihat cemas dan banyak berdiam diri
- Pupil mata sebelah kiri tidak dapat di nilai
- Mata sebelah kiri t idak bereaksi terhadap cahaya
Analisa data