Anda di halaman 1dari 8

KATARAK

A. Definisi

Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening
menjadi keruh. Asal kata katarak dari kata Yunani cataracta yang berarti air terjun. Hal ini
disebabkan karena pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu seperti tertutup oleh air
terjun di depan matanya (Ilyas, 2013). Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang
normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan, tapi dapat timbul pada saat
kelahiran (katarak kongenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam
maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemis, pemajanan
radiasi, pemajanan sinar matahari yang lama, atau kelainan mata yang lain (seperti uveitis
anterior) (Budiono, 2019).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, jadi dapat disimpulkan, katarak adalah
kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan dilalui cahaya ke retina, yang dapat
disebabkan oleh berbagai hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan.

B. Etiologi

Menurut Tamsuri (2016)


etiologi katarak adalah :
a. Trauma Mata Trauma mata mengakibatkan terjadinya erosi epitel pada lensa,
pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa mencembung dan
mengeruh.
b. Umur Proses penuaan menyebabkan lensa mata menjadi keras dan keruh,
umumnya terjadi pada umur diatas 50 tahun.
c. Genetika Kelainan kromosom mampu memengaruhi kualitas lensa mata
sehingga dapat memicu katarak.
d. Diabetes melitus menyebabkan kadar sorbitol berlebih (gula yang terbentuk
dari glukosa) yang menumpuk dalam lensa dan akhirnya membentuk
kekeruhan lensa.
e. Hipertensi Hipertensi menyebabkan konformasi struktur perubahan protein
dalam kapsul lensa sehingga dapat menyebabkan katarak.
f. Merokok dapat mengubah sel-sel lensa melalui oksidasi dan menyebabkan
akumulasi logam berat seperti cadmium dalam lensa sehingga dapat memicu
katarak.
g. Alkohol dapat mengganggu homeostasis kalsium dalam lensa sehingga
menyebabkan kerusakan membran dan dapat memicu katarak.

C. Gejala dan Tanda

Menurut Kemenkes (2019) tanda dan gejala katarak adalah:

A. Penglihatan akan suatu benda atau cahaya menjadi kabur dan buram.
B. Bayangan benda terlihat seperti bayangan semu atau seperti asap.
C. Kesulitan melihat ketika malam hari.
D. Bayangan cahaya yang ditangkap seperti sebuah lingkaran.
E. Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang untuk membaca atau beraktifitas
lainnya.
F. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena merasa sudah tidak nyaman
menggunakannya.
G. Warna cahaya memudar dan cenderung berubah warna saat melihat, misalnya cahaya
putih yang ditangkap menjadi cahaya kuning.
H. Jika melihat hanya dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya terlihat ganda.

D. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Menurut Ilyas (2007,hlm.53) :

1. Penatalaksanaan Non Medis


Disarankan mengkonsumsi banyak buah yang mengandung vitmin C, B2, A, Dan E
selain itu mengurangi pajanan sinar matahari, dan menggunakan kaca mata
2. Penatalaksanaan Medis
Ada dua macam teknik yang tersedia untuk pengangkatan katarak :
a. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler
Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98% pembedahan
katarak mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata selama pembedahan.
Prosedur ini meliputi pengambilan kapsul anterior. Menekan keluar nucleus lentis,
dan mengisap sisa fragmen kortikal lunak menggunakan irigasi dan alat hisap
dengan meninggalkan kapsula posterior dan zonula lentis tetap utuh. Selain itu ada
penemuan terbaru pada ekstraksi ekstrakapsuler yaitu, fakoemulsifikasi. Cara ini
memungkinkan pengambilan lensa melalui insisi yang lebih kecil dengan
menggunakan alat ultrason frekuensi tinggi untuk memecah nucleus dan korteks
lemsa menjadi yang kecil yang kemudisn di aspirasi melulai alat yang sama yag
juga memebrikan irigasi yang kontinus.
b. Ektraski katarak intrakapsuler
Pengakatan seluruh lensa sabagai satu kesatuan. Setelah zonula dipisahkan lensa
diangkat dengan cryoptobe, yang diletakkan secara langsung pada kapsula lentis.
Ketika cryoptobe diletakkan secara langsung pada kapsula lentis, kapsul akan
melekat pada probe. Lensa kemudian diangkat secara lembut, namun saat ini
pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.
E. Konsep Asuhan Keperawatan

1. PENGKAJIAN

a. Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:

Pengkajian adalah tahap awal dari rposes keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data. Untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi sattus kesehatan klien

Adapun data – data dari pengkajian karatak adalah :

1. Aktivitas/Istirahat : Adanya perubahan aktivitas biasanya/ hobi sehubungan


dengan adanya gangguan penglihatan
2. Makanan/ cairan : Adanya gejala mual / muntah ( Glaukoma Akut)
3. Neurosensori : Adanya gangguan penglihatan (kabur/ tidak jelas), sinar terang
menyababkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan
memfokus kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak). Penglihatan
berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/ pelangi disekitar sinar, kehilangan
penglihatan perifer, fotopobia (glaukomaakut). Dan tandanya yaitu tampak
kecoklatan atau putih susu pada pupil (katark). Pupil menyempit merah, mata
keras dengan keornea berawan (glaucoma darurat), dan peningkatan air mata
4. Nyeri : Gejalanya yaitu ketidak nyamanan ringan mata berair (glaucoma kronis),
nyeri tiba-tiba menetap atau tekanan pada bola mata dan sekitar mata, sakit kepala
(Glaukoma Akut)

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

A. Gangguan persepsi sensori b.d penurunan penglihatan


B. Risiko jatuh b.d gangguan penglihatan
C. Ansietas b.d krisis situasional, kekhawatiran mengalami kegagalan dan ancaman
status kesehatan
D. Resiko infeksi b.d efek prosedur invansif
A. INTERVENSI KEPERAWATAN BERDASARKAN SLKI DAN SIKI
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN (SDKI) KRITERIA HASIL
(SLKI)
1.  Gangguan Persepsi Gangguan Persepsi Intervensi Keperawatan:
Sensori (pengelihatan) Sensori (pengelihatan) Minimalisasi Rangsangan (I.08241)
(D. 0085)
1. Periksa status mental, status
Setelah dilakukan sensori, dan tingkat
tindakan keperatawan kenyamanan (mis. nyeri,
3x24jam diharapkan kelelahan)
pengliahatan mulai
2. Diskusikan tingkat toleransi
membaik dengan
terhadap beban sensori (mis.
kriteria :
Bising, terlalu terang)
Luaran : Persepsi sensori 3. Batasi stimulus lingkungan
membaik (L.09083) (mis. cahaya, suara, aktivitas)
a. Verbalisasi 4. Jadwalkan aktivitas harian dan
melihat meningkat waktu istirahat
b. Respons sesuai 5. Kombinasikan
stimulus membaik prosedur/tindakan dalam satu
c. Distorsi sensori waktu, sesuai kebutuhan
menurun 6. Ajarkan cara meminimalisasi
d. Konsentrasi stimulus (mis. mengatur
membaik pencahayaan ruangan,
e. Orientasi mengurangi, membatasi
membaik kunjungan)
7. Kolaborasi dalam
prosedur/tindakan
8. Kolaborasi pemberian obat
yang mempengaruhi stimulus
persepsi

2 Risiko Jatuh b/d gangguan Risiko Jatuh b/d Intervensi


Pengelihatan gangguan Pengelihatan Keperawatan: Pencegahan Jatuh
(D.0143) (I.14540)
Setelah dilakukan 1. Identifikasi faktor resiko jatuh
tindakan keperawatan 2. Identifikasi resiko jatuh
3x24 jam diharapkan setidaknya sekali setiap shift
Luaran: Tingkat jatuh
atau sesuai dengan kebijakan
menurun dengan kriteria :
institusi
(L.14138)
3. Identifikasi faktor lingkungan
a. Jatuh saat berdiri yang meningkatkan resiko
menurun jatuh (misalnya lantai licin,
b. Jatuh saat duduk penerangan kurang)
menurun 4. Hitung risiko jatuh dengan
c. Jatuh saat berjalan menggunakan skala (Misalnya
menurun Fall Morse Scale, Humpty
d. Jatuh saat Dumpty Scale) Jika perlu
dipindahkan
5. Monitor kemampuan
menurun
berpindah dari tempat tidur
e. Jatuh saat dikamar
mandi menurun kek kursi roda dan sebaliknya
f. Jatuh saat 6. Orientasikan ruangan pada
membungkuk psien dan keluarga
menurun 7. Pastikan roda tempat tidur dan
kursi roda selalu dalam
keadaan terkunci
8. Pasang Handrail tempat tidur
9. Tempatkan pasien beresiko
tinggi dekat dengan pantauan
perawat atau nuurse station
10. Atur tempat tidur mekanis
pada posisi terendah
11. Gunakan alat bantu berjalan
12. Dekatkan bel pemanggil
dalam jangkauan pasien
13. Anjurkan memanggil perawat
jika membutuhkan bantuan
untuk berpindah
14. Anjurkan menggunakan alas
kaki yang tidak licin
15. Anjurkan berkonsentrasi untuk
menjaga keseimbangan tubuh
16. Anjurkan melebarkan kaki
untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri

3. Ansietas b.d d krisis Ansietas (D.0080) Intervensi Keperawatan: Reduksi


situasional, kekhawatiran ansietas (I.09314)
mengalami kegagalan dan Setelah dilakukan
ancaman status kesehatan tindakan keperawatan 1. Identifikasi saat tingkat
3x24 jam diharapkan ansietas berubah seperti
tingkat Ansietas menurun Kondisi, waktu, dan stressor.
dengan kriteria hasil 2. Identifikasi kemampuan
(L.09093)
mengambil keputusan
a. Verbalisasi 3. Monitor tanda anxietas baik
kebingungan dan verbal dan non verbal
khawatir akibat 4. Ciptakan suasana terapeutik
kondisi yang untuk menumbuhkan
dihadapi menurun kepercayaan
b. Perilaku gelisah 5. Temani pasien untuk
dan tegang mengurangi kecemasan, jika
menurun memungkinkan
c. Palpitasi, tremor, 6. Pahami situasi yang membuat
dan pucat ansietas
menurun
7. Dengarkan dengan penuh
d. Konsentrasi dan
perhatian
pola tidur
membaik 8. Gunakan pedekatan yang
E. Orientasi tenang dan meyakinkan
membaik 9. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
10. Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa yang
akan datang
11. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
12. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
13. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
14. Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
15. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
16. Latih kegiatan pengalihan,
untuk mengurangi ketegangan
17. Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
18. Latih teknik relaksasi

Resiko Infeksi b/d Efek Resiko Infeksi b/d Efek Intervensi


Prosedur Invasif  Prosedur Invasif (D. Keperawatan : Pencegahan Infeksi
0142) (I.14539)
Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan gejala
tindakan keperawatan infeksi lokal dan sistemik
3x24 jam diharapkan 2. Batasi jumlah pengunjung
Tingkat Infeksi Menurun
3. Berikan perawatan kulit pada
dengan kriteria (L.14137)
daerah edema
a. Kebersihan tangan 4. Cuci tangan sebelum dan
dan badan sesudah kontak dengan pasien
meningkat dan lingkungan pasien
b. Demam, 5. Pertahankan teknik aseptik
kemerahan, nyeri, pada psien beresiko tinggi
dan bengkak 6. Jelaskan tanda dan gejala
menurun infeksi
c. Periode malaise 7. Ajarkan cara memeriksa luka
menurun 8. Kolaborasi pemberian
d. Periode
antibiotiki jika perlu
menggigil, letargi,
dan ganggauan
kognitif menurun
e. Kadar sel darah
putih membaik

Anda mungkin juga menyukai