Anda di halaman 1dari 101

PERAWATAN NIFAS

COASS OBSGYN
PERIODE 13 APRIL-10 MEI 2020
DEFINISI NIFAS
Nifas

Nifas/
puerperium
• Dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya
plasenta
• Sampai dengan 6
minggu (42 hari)
Definisi Nifas
Pencegah
an

Nutrisi Deteksi
bagi ibu dini

Pengobat
Pelayanan
an
Imunisasi pascapersalin
komplikas
an
i

Cara
Penyakit
menjaran
yang
gkan
mungkin
kehamila
terjadi
n
Konseling
ASI
ANATOMI UTERUS
ANATOMI UTERUS
• Letak anteversiofleksi
• Ukuran normal sebesar telur ayam dan
mempunyai rongga
• Ukuran panjang 7-7,5 cm, lebar diatas 5,25
cm, tebal 2,5 cm
• Dinding terdiri dari otot polos
Uterus terdiri dari
1. Fundus Uteri
2. Korpus Uteri (bagian terbesar, fungsi utama
tempat berkembang)
3. Serviks Uteri
Ligamentum yang memfiksasi uteri
• Ligamentum kardinal (Mackenrodt) kiri dan kanan 
mencegah uteri turun
• Ligamentum sakrouteri kiri dan kanan  agar uterus
tidak banyak bergerak
• Ligamentum rotundum kiri dan kanan  menahan
uterus agar antefleksi
• Ligamentum latum kiri dan kanan  yang meliputi
tuba
• Ligamentum infudibulo-pelvikum kiri dan kanan 
menahan tuba fallopi
Involusi Uteri
• Involusi uterus adalah suatu proses dimana uterus
kembali ke keadaan semula atau keadaan sebelum
hamil
• Proses Involusi :

Iskemia Miometrium

Atrofi Jaringan

Autolisis

Efek Oksitosin
FIGURE 30-1 Cross sections of uteri made at the level of the involuting placental site at varying times after
delivery. p.p. =postpartum. (Redrawn from Williams, 1931.)
Faktor yang mempengaruhi Involusi Uterus

• Mobilisasi Dini
• Status Gizi
• Menyusui
• Usia
• Paritas
Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram

2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gram


Subinvolusi Uterus
• Sub-invoiusi merupakan terganggunya proses
involusi uterus.
Subinvolusi Uterus
• Faktor-faktor penyebab antara lain tertinggalnya sisa
plasenta di dalam rongga uterus, endometritis, adanya
mioma uteri, dan sebagainya. Pada peristiwa ini lokhia
benambah banyak dan tidak jarang terdapat pula
perdarahan.
• subinvolusi disertai dengan perpanjangan keluarnya cairan
lochial dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau
berlebihan.
• Pada pemeriksaan bimanual ditemukan uterus lebih besar
dan lebih lembek daripada yang seharusnya sesuai dengan
masa nifas.
Managemen subinvolusi
• Utero Tonika
Terapi subinvolusi ialah pemberian Methyl ergometrin maleate
0,2 mg /12 jam selama 72 jam, IV

• Antibiotik
Empiris : ampicillin 4 x 1 gr dan atau metronidazol 3 x 500 mg.
Terapeutik : berdasarkan hasil kultur

• Pada subinvolusi karena tertinggalnya sisa plasenta, perlu


dilakukan kerokan rongga rahim (kuretase).
TFU PADA KEHAMILAN
Fungsi Pengukuran TFU saat Kehamilan
• Menentukan kemajuan pertumbuhan janin
• Memperkirakan usia kehamilan
• Salah satu komponen dalam menghitung
Taksiran Berat Janin (TBJ)
Memperkirakan Usia Kehamilan
Taksiran Berat Janin (TBJ)

•Jika kepala belum masuk PAP maka rumusnya:


Berat Janin = (tinggi fudus uteri – 12 ) x 155 gram

•Jika kepala sudah masuk PAP maka rumusnya:


Berat Janin = (tinggi fudus uteri – 11 ) x 155 gram
MENGUKUR TFU
Persiapan Alat
• Alat ukur fleksibel
• Kalender (penentuan hari persalinan)
Persiapan Ibu
• Menjelasakan tujuan dan prosedur
pemeriksaan
• Mendapatkan informed consent
• Mengatur posisi ibu berbaring setengah duduk
Cara Pengukuran TFU

• Pemeriksa berdiri sebelah kanan ibu


• Menyiapkan alat ukur (meteran)
• Tangan kiri dan kanan menentukan posisi fundus uteri
(palpasi abdomen)
• Tangan kiri pada posisi fundus uteri, tangan kanan
menempelkan meteran yang posisi satuan ukur
menempel pada kulit abdomen ibu, ukur mulai dari
fundus uteri sampai tepi atas simfisis pubis
• Tandai ukurannya, angkat meteran dan balik posisi
meteran untuk membaca hasil pengukurannya
LOCHIA
LOCHIA
Lokia adalah cairan
sekret yang berasal dari
cavum uteri dan vagina
selama masa nifas.

Lokia merupakan suatu


cairan yang mengandung
eritrosit, desidua parut,
sel-sel epitel, dan
bakteri.

35
3 FASE LOCHIA
Beberapa hari pertama 3 atau 4 hari Setelah kira-kira hari ke-
setelah melahirkan 10

Lochia RUBRA berwarna Lochia SEROSA berwarna Lochia ALBA berwarna


MERAH PUCAT warna putih atau putih
kekuningan

Lamanya pengeluaran lokia ini berlangsung selama 24 sampai 36


hari.

36
LOCHIA RUBRA

Merupakan lochia yang terjadi


1-2 hari pascapersalinan.
Terdiri dari darah, sisa
trofoblast, sisa desidual, dan
sel epitel. Berwarna merah,
terdapat gumpalan darah

37
LOCHIA SEROSA
▷ Setelah 3-4 hari pasca persalinan

▷ Berwarna lebih pucat daripada lochia rubra (pink


kuning kecoklatan)
▷ Sero-mukopurulen

38
LOCHIA SEROSA
▷ Lochia serosa mengandung :
○ Serum
○ Leukosit
○ Robekan atau laserasi plasenta

▷ Lochia serosa yang berlangsung lebih lama


menandakan ENDOMETRITIS terutama bila disertai :
1. nyeri pada abdomen
2. demam

39
LOCHIA SEROSA
○ Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah
berbau busuk yang disebut dengan “lochea
purulenta”. Pengeluaran lochea yang tidak
lancar disebut dengan “lochea statis”.

40
Lochia Alba

41
▷ Waktu
Sekitar hari ke-10 atau minggu kedua
pascapersalinan.
▷ Sifat
Lokia berwarna putih atau putih kekuningan,
kental, terdiri dari leukosit dan sel desidua yang
mengalami degenerasi.

42
Lochia Sanguilenta
▷ Hari 3-7
▷ berwarna putih campur merah
kecoklatan
▷ berisi darah dan lendir

43
Abnormalitas perubahan pengeluaran
lochia

▷ Perdarahan berkepanjangan
▷ Lochia statik (tertahan)
▷ Lochia purulenta (nanah)
▷ Rasa nyeri berlebihan
▷ Dengen memperhatikan bentuk
perubahan, lochea dapat diprediksi
▷ Terdapat sisa plasenta yang
berupakan sumber perdarahan
▷ Terjadi infeksi intrauterin
44

Tidak semua perdarahan
pascapartum adalah Lochea

45
Lochia Perdarahan bukan Lochia
- Aliran menetes dari muara - Cairan bercampur darah
vagina menyembur dari vagina
- Semburan dapat terjadi - Berwarna merah terang,
akibat masase uterus jumlahnya berlebihan
- Awalnya dapat memiliki
warna gelap karena
terkumpulnya lochea dalam
vagina

46
PERAWATAN LUKA
EPISIOTOMI
Perawatan Luka Episiotomi
Tindakan episiotomi adalah tindakan
pengguntingan jaringan yang terletak di
antara lubang kemaluan (vagina)
Tujuan
Untuk memperlebar jalan lahir sehingga memudah memudahkan proses lahirnya bayi.

Perawatan LUKA ! : mencegah infeksi dan


mempercepat penyembuhan
Persiapan Cara Merawat Luka Episiotomi
1 Siapkan air hangat

2 Sabun dan waslap

3 Handuk kering dan bersih

4 Pembalut ganti yang secukupnya

5 Celanan dalam yang bersih


Cara Merawat Luka Episiotomi

Kenakan pembalut baru yang nyaman


Lepas semua pembalut
Cebok dari arah depan ke Celana dalam bersih bahan katun.
belakang Setelah BAB/BAK bersihkan vagina dan
anus dengan air  ganti pembalut
Jika takut menyentuh luka  duduk
Basahi waslap dan buat busa sabun berendam di larutan antiseptic 10 menit

Gosok perlahan ke seluruh lokasi Ganti pembalut bila darah terasa


jahitan. Jangan takut dengan nyeri penuh
karena apabila tidak bersih  darah Semakin bersih semakin cepat
kotor menempel pada luka jahitan  sembuh dan kering
kuman bekembang biak
Konsumsi makanan bergizi dan
berprotein tinggi, berserat
Bilas dengan air hangat dan ulangi Jangan pantang makanan kecuali jamu
Diulang sampai luka benar-benar bersih. yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
Bila perlu gunakan cermin kecil. produksinya.
Konsultasi dengan dokter atau bidan bila
disarankan untuk minum jamu oleh
keluarga
Cara merawat luka episiotomi
Lepas semua pembalut dan cebok dari arah
1 depan ke belakang.

Waslap di basahi dan buat busa sabun lalu


2 gosokkan perlahan waslap yang sudah ada
busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka
jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila
tidak di bersihkan dengan benar maka darah
kotor akan menempel pada luka jahitan dan
menjadi tempat kuman berkembang biak.
Waslap di basahi dan buat busa sabun lalu
gosokkan perlahan waslap yang sudah
ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka
jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila
tidak di bersihkan dengan benar maka darah
kotor akan menempel pada luka jahitan dan
menjadi tempat kuman berkembang biak.
Cara merawat luka episiotomi
Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi
3 sampai yakin bahwa luka benar – benar bersih.
Bila perlu lihat dengan cermin kecil.

Kenakan pembalut baru yang nyaman, celana


4 dalam yang bersih dari bahan katun. Setelah
buang air kecil dan besar atau pada saat
hendak mengganti pembalut darah nifas,
bersihkan vagina dan anus dengan air seperti
biasa. Jika ibu benar-benar takut untuk
menyentuh luka jahitan disarankan untuk
duduk berendam dalam larutan antiseptik
selama 10 menit. Dengan begitu, kotoran
berupa sisa air seni dan feses juga akan hilang.
Cara merawat luka episiotomi
Segera mengganti pembalut jika terasa darah
5 penuh, semakin bersih luka jahitan maka akan
semakin cepat sembuh dan kering. Lakukan
perawatan yang benar setiap kali ibu buang air
kecil atau saat mandi dan bila terasa pembalut
sudah penuh.

Konsumsi makanan bergizi dan


6 berprotein tinggi agar luka jahitan cepat
sembuh. Terutama ikan, ayam, daging dan
telur. Kecuali bila ibu alergi dengan jenis
protein hewani tersebut.
Simple
Cara merawat luka episiotomi

Untuk menghindari rasa sakit kala buang air


7 besar, ibu dianjurkan memperbanyak konsumsi
serat seperti buah-buahan dan sayuran.
Dengan begitu tinja yang dikeluarkan menjadi
tidak keras dan ibu tak perlu mengejan.

Jangan pantang makanan, ibu boleh makan


8 semua makanan kecuali jamu yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan produksinya. Dan
sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau
bidan bila disaranakan untuk minumjamu oleh
keluarga.

9 Minum minimal 8 gelas per hari untuk


memperlancar buang air kecil, mengganti cairan
tubuh yang hilang dan memperlancar proses
pengeluaran ASI.
Infeksi pasca episiotomi
Gejala-gejala infeksi yang dapat diamati:

1. Suhu tubuh > 37,5C


2. Menggigil, pusing, mual
3. Keputihan berat
4. Keluar cairan seperti nanah dari jalan lahir
5. Cairan keluar disertai bau
6. Keluar cairan disertain rasa nyeri
7. Nyeri di perut
8. Perdarahan kembali banyak, padahal sebelumnya sudah berkurang.

Bila ada tanda-tanda di atas, segera periksakan diri ke dokter.


PERAWATAN LUKA
CAESAR
Perawatan Awal
• Letakkan pasien dalam posisi pemulihan
1.Tidur miring dengan kepala agak ekstensi  membebaskan jalan napas
2.Letakkan lengan atas di muka tubuh  memudahkan pemeriksaan tekanan darah
3.Tungkai bawah agak tertekuk, bagian atas lebih menekuk darpada bagian bawah 
jaga keseimbangan
• Segera setelah selesai pembedahan periksa kondisi pasien
1.Cek tanda vital dan suhu setiap 15 menit selama jam pertama, kemudian tiap 30
menit pada jam selanjutnya
2.Periksa tingkat kesadaran setiap 15 ment-sadar
3.Cek kontraksi uterus jangan sampai lembek
Catatan : Pastikan ibu tersebut di bawah pegawasan sampai ia sadar
• Yakinkan bahwa jalan nafas bersih dan cukup ventilasi
• Transfusi jika diperlukan
• Jika tanda vital tidak stabil dan hematokrit turun walau sudah diberi transfuse, segera kembali
ke kamar bedah karena kemungkinan terjadi perdarahan pascabedah
Analgesia
• Pemberian analgesia sesudah bedah sangat penting
• Pemberian sedasi yang berlebihan  menghambat
mobiltas pascabedah
• Yang diberikan  supositoria ketoprofen 2kali/12 jam/
tramadol; oral : tramadol per 6 jam atau parasetamol:
injeksi : petidin 50-75 mg diberikan tiap 6 jam bila
perlu
• Bila pasien sudah sadar, perdarahan minimal, tekanan
darah baik staabil, urin >30 cc/jam  pasien bisa
kembali ke ruangan
Perawatan Lanjutan
• Lakukan pemeriksaan TTV @ 4 jam
• Pemeriksaan kontraksi uterus
• Cek Perdarahan
Kapan pasien mulai di Mobilisasi?
1. Pasien dapat menggerakkan bagian tubuhnya
sedikit
2. Sudah dapat duduk pada jam ke-8 sampai 12
3. Mampu berjalan 24 jam pascabedah
4. Mandi sendiri pada hari kedua
Fungsi GI
1. Bila tindakan obstetric tidak berat -> berikan diet
cair
misal: 6-8 jam pasca bedah dengan anestesi
spinal, infus dan kateter dapat dilepas
2. Jika ada tanda infeksi, atau jika SC karena partus
macet atau rupture uteri, tunggu sampai BU timbul
3. Jika peristaltic baik dan pasien sudah bisa flatus
boleh diberi makanan padat
Catatan!
• Sebaiknya pemberian infus dilanjutkan sampai
pasien dapat minum dengan baik
• Pemberian 2liter pada 24 jam pertama,
monitoring (<30ml/jam atau lebih)
• Bila pemberian infus >48 jam, tambahkan cairan
elektrolit untuk balance (missal KCl 40mEq)
• Sebelum keluar RS pasien harus sudah bisa
makan makanan biasa
PEMBALUTAN DAN PERAWATAN LUKA
• Penutupan luka dengan kassa steril → untuk
mencegak infeksi selama reepitelisasi
• Jika pada pembalut luka keluar cairan sedikit ,
jangan mengganti pembalut :
 Perkuat pembalutnya
 Pantau keluarnya cairan atau darah
 Jika > ½ pebalut basah → buka pembalut,
inspeksi luka, atasi penyebab, ganti dengan
yang baru
PEMBALUTAN DAN PERAWATAN LUKA

• Jika pembalut kendor, cukup diplester untuk


mengencangkan
• Penggantian pembalut harus dengan cara
steril
• Luka dijaga kering dan bersih
PERAWATAN FUNGSI KANDUNG KEMIH

Semakin cepat kateter dilepas, semakin baik →


mencegah kemungkinan infeksi, lebih cepat
mobilisasi
• Kateter dipertahankan sampai urin jernih
• urin jernih → kateter di lepas 8 jam pasca
bedah atau setelah semalam
PERAWATAN FUNGSI KANDUNG KEMIH

• Kateter terpasang 48 jam pada kasus :


 Bedah karena ruptur uteri
 Partus lama atau partus macet
 Edema perineum yang luas
 Sepsis puerperalis/pelvio peritonitis

• Jika ada perlukaan pada kandung kemih →


kateter slm 7 hari atau sampai urin jernih
• Jika sudah tidak memakai antibiotik, beri
nitrofurantoin 100 mg/hari PO sampai kateter
dilepas ( mencegah sistitis)
Antibiotika Profilaksis
• Diberikan sebelum atau segera saat operasi.
• Sectio sesarea: diberikan sewaktu tali pusat dijepit setelah bayi
dilahirkan (dosis dua kali lipat)
• Diberikan satu kali dosis atau ditambahkan bila operasi >3jam
atau kehilangan darah ≥1500ml atau menyesuaikan waktu
paruh antibiotika
• Pemilihan Antibiotika sesuai dengan peta medan pathogen
terbanyak, toksisitas rendah, potensi bakteriosidal
• Golongan betalaktam IV perlahan atau dilusi cairan infus
(Amoksilin + as Klavunalat Sefazolin 1gr)
• Klindamisin dilarutkan dalam 50ml diberikan selama 10 menit
Pascapersalinan: Terapi Antibiotik

Antibiotik Dosis Keterangan


Ampisilin 2g/ iv dan 1g/6jam PO atau Spektrum luas
500mg/6jam parenteral
Sulbenisilin 1 gr dosis tunggal Spektrum luas
Kloramfenikol 1gr iv/6 jam Diandalkan untuk sepsis
Gentamisin 1,5mg/kgBB/dosis/ iv atau Gram (-) dan flora saluran cerna
im/8jam
Doksisiklin 100mg/12 jam Gram (+)
Metronidazol 1gr iv atau per rektal/12 jam atau Gram (-) dan anaerob
500mg/PO/6jam

Dilakukan perawatan luka pada jahitan SC


Ambulasi
• Ambulasi menyebabkan perbaikan sirkulasi,
membuat napas dalam, dan menstimulasi
kembali fungsi dari gastrointestinal normal
• Dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai
bawah sesegera mungkin, biasanya dalam
waktu 24 jam
Perawatan Gabung
• Pasien dapat dirawat gabung dengan bayi dan
memberikan ASI dalam posisi tidur dan duduk
Pemulangan pasien
• 2 hari pascaseksio sesarea berencana tanpa komplikasi
• Perawatan 3 – 4 hari cukup untuk pasien. Berikan
instruksi mengenai perawatan luka (mengganti kasa)
dan keterangan tertulis mengenai teknik pembedahan
• Pasien diminta datang untuk kontrol setelah 7 hari
pasien pulang
• Pasien perlu segera memeriksakan diri bila terdapat
perdarahan, demam, dan nyeri perut yang berlebihan
HIGIENITAS
PASCA MELAHIRKAN
HYGIENE BAGIAN TUBUH
SECARA UMUM
• Kebersihan rambut dan wajah
• Sikat gigi teratur pagi dan malam
sebelum tidur dengan pasta gigi
berflouride
• Kebersihan telinga
• Mandi 2x sehari, mengganti
pakaian kering dan bersih
• Kebersihan kuku -> pendek
• Cuci tangan sesuai anjuran WHO
• Kebersihan rambut dan wajah
• Sikat gigi teratur pagi dan malam
sebelum tidur dengan pasta gigi
berflouride
• Kebersihan telinga
• Mandi 2x sehari, mengganti
pakaian kering dan bersih
• Kebersihan kuku -> pendek
• Cuci tangan sesuai anjuran WHO
• Kebersihan rambut dan wajah
• Sikat gigi teratur pagi dan malam
sebelum tidur dengan pasta gigi
berflouride
• Kebersihan telinga
• Mandi 2x sehari, mengganti
pakaian kering dan bersih
• Kebersihan kuku -> pendek
• Cuci tangan sesuai anjuran WHO
◦ Kebersihan rambut dan wajah
◦ Sikat gigi teratur pagi dan malam sebelum tidur
dengan pasta gigi berflouride
◦ Kebersihan telinga
◦ Kebersihan kuku -> pendek
◦ Cuci tangan sesuai anjuran WHO
◦ Mandi 2x sehari, mengganti pakaian kering dan
bersih
◦ Kebersihan rambut dan wajah
◦ Sikat gigi teratur pagi dan malam sebelum tidur
dengan pasta gigi berflouride
◦ Kebersihan telinga
◦ Kebersihan kuku -> pendek
◦ Cuci tangan sesuai anjuran WHO
◦ Mandi 2x sehari, mengganti pakaian kering dan
bersih
HYGIENE PAYUDARA
• Ibu yang memberikan ASI secara dini lebih
sedikit akan mengalami masalah dengan
menyusui. Oleh karena itu kita perlu menjaga
hygiene payudara ibu guna tercapainya proses
menyusui yang baik dan aman.
Untuk perawatan payudara, anjurkan ibu untuk melakukan
hal-hal
berikut ini :
Menjaga payudara (terutama puting susu) tetap kering
dan bersih
 Memakai bra yang menyokong payudara
 Mengoleskan kolostrum atau ASI pada puting susu yang
lecet
Apabila lecet sangat berat, ASI dikeluarkan dan
ditampung dengan
menggunakan sendok
Jika payudara bengkak akibat pembedungan ASI:
• Kompres payudara dengan menggunakan kain
basah/hangat selama 5 menit
• Urut payudara dari arah pangkal menuju putting
• Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga
puting menjadi lunak
• Susukan bayi setiap 2-3 jam
• Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusu
Hygiene pada Luka Perineum dan
Luka Seksio Sesarea
Hygiene pada Luka Perineum
Sesudah partus terdapat luka di beberapa tempat pada
jalan lahir

Pada hari-hari pertama pasca persalinan harus dijaga agar


tidak dimasuki kuman dari luar

Kebersihan luka perineum  Mencegah infeksi,


meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat
penyembuhan
Pada waktu pasca persalinan dini, yakinkan ibu dapat berkemih
tanpa kesukaran

Memberitahu ibu untuk:


• Membersihkan daerah vulva setelah buang air kecil atau
besar
• Mengganti pembalut dua kali sehari
• Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelamin
• Menghindari menyentuh daerah luka episiotomi atau laserasi
Hygiene pada Luka Seksio Sesarea
 Menjaga kebersihan disekitar bekas jahitan, luka dijaga tetap kering
 Pertahankan penutup luka selama hari pertama setelah pembedahan
 Mencegah infeksi selama proses re-epitelisasi berlangsung

 Pembalut luka terdapat perdarahan sedikit/keluar cairan tidak terlalu


banyak:
a. Perkuat pembalutnya
b. Pantau keluarnya cairan dan darah
c. Jika perdarahan tetap bertambah  Buka pembalut, inspeksi luka,
atasi penyebab, dan ganti dengan pembalut baru

 Jika pembalut agak kendor  Diplester


 Tidak boleh ada bukti infeksi sampai ibu diperbolehkan pulang dari RS
Pemakaian kateter dibutuhkan pada prosedur bedah
Semakin cepat melepas  Lebih baik dalam mencegah
kemungkinan infeksi, membuat perempuan lebih cepat
mobilisasi

Periksa bahwa urin


Jika memakai tetap mengalir dan Cabut kateter pada
kateter penampungan 6 - 8 jam
terpasang baik

Jika urin tidak


jernih: Pastikan urin jernih
pada saat melepas
Biarkan kateter kateter
sampai jernih
• Pasien dapat duduk pada 8 - 12 jam pasca bedah, berjalan
bila mampu pada 24 jam dan mandi sendiri pada hari ke-2
• Pasien pulang  2 hari pasca seksio sesarea
• Perawatan selama 3 - 4 hari  Berikan instruksi mengenai
perawatan luka
• Pasien diminta datang untuk kontrol setelah 7 hari pasien
pulang
• Pasien perlu segera datang bila  Perdarahan, demam, dan
nyeri perut berlebihan
• Jahitan  Melepas jahitan kulit 5 hari setelah hari bedah
pada penjahitan dengan sutera
Infeksi Luka Perineum dan Luka Abdominal

Peradangan karena masuknya kuman ke dalam luka


episotomi/abdomen pada waktu persalinan dan nifas

Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan


dirawat bersama dengan penderita dalam nifas yang sehat

Contoh:
Abses, Seroma dan Hematoma pada Luka:
– Kompres luka dengan kasa lembab dan ganti kompres tiap 24 jam
– Jaga kebersihan ibu, minta ibu untuk mengenakan baju dan pembalut
yang bersih
Hygiene Perawatan Bayi
Perawatan Pasca Lahir
• Gunakan sarung tangan dan apron dalam
penanganan bayi  bersihkan kulit bayi
• Bersihkan kulit bayi dengan kapas yang
dibasahi air hangat
• Cuci tangan sebelum memegang bayi
• Tunda membersihkan bayi  hingga suhu
stabil
Perawatan Umum
• Jaga kebersihan kulit bayi
• Jaga kebersihan mata
• Jaga kebersihan tali pusat
• Jaga kebersihan pakaian
• Ganti popok min.4-5 kali perhari
• Jaga kebersihan tempat tidur dan lingkungan
sekitar
Perawatan tali pusat
• Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan
tali pusat
• Jangan membungkus/mengoleskan cairan ke putung tali
pusat
• Oleskan alkohol/povidon yodium apabila terdapat tanda
infeksi
• Jaga luka tali pusat agar tetap kering dan bersih, hingga
terlepas sendiri
• Bersihkan tali pusat dengan air dan sabun
• Keringkan tali pusat dengan kain bersih
Asuhan nutrisi ibu dalam masa
nifas
Kebutuhan gizi pada masa nifas
• Kebutuhan gizi pada masa nifas dan menyusui meningkat 25 %
yaitu diperlukan untuk produksi ASI dan untuk memenuhi
kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya.
• Makanan yang dikonsumsi oleh ibu berguna untuk melakukan
aktivitas sehari-hari, metabolisme, cadangan dalam tubuh,
untuk proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan
dikonsumsi oleh bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya.
• Makanan yang dikonsumsi perlu memenuhi syarat seperti harus
seimbang, porsinya cukup. Menu makanan yang seimbang
mengandung unsur-unsur seperti karbohidrat, protein, mineral,
vitamin.
Kebutuhan kalori ibu nifas
Kebutuhan energi ibu nifas atau menyusui pada 6 bulan pertama
postpartum kira – kira 700 kkal / hari dan 6 bulan kedua 500 kkal /
hari, sedangkan kalori yang dibutuhkan untuk menghasilkan ASI
adalah sebanyak 750 kkal.
Syarat gizi seimbang ibu pada masa nifas

1. Tinggi cairan : 800- 1000 ml/hari. Dianjurkan minum


8-12 gelas/ hari.
2. Mudah dicerna.
3. Dianjurkan untuk mengonsumsi sayur-sayuran
4. Tinggi kalori dan protein
5. Cukup vitamin dan mineral
6. Mengkonsumsi buah-buahan segar
7. Susunan menu bervariasi dan seimbang
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari
beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi
yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi
seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel – sel
tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan (Almatsier, 2004).
Untuk mendapatkan gizi yang seimbang, yang
dianjurkan adalah karbohidrat sebanyak 60 – 70%,
protein 12 – 15% dan lemak kurang lebih sebesar 10 –
20% (Proverawati. 2009).
Makanan yang seimbang harus mengandung zat – zat gizi sebagai berikut :
a) Sumber tenaga (energi)

Karbohidrat Sumber tenaga diperlukan untuk pembakaran


tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan
protein. Zat gizi sebagai sumber karbohidrat.
Kebutuhan energi dalam masa nifas adalah
sekitar 60 – 70% dari seluruh total kalori.

Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan


Protein pengganti sel – sel yang rusak atau mati. Protein
b) Sumber Pembangun (Protein) dari makanan harus diubah menjadi asam amino
sebelum di serap oleh sel mukosa usus, dan
dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena
portae. Jumlah kebutuhan 10 – 20% dari total
kalori.
c) Sumber Pengatur dan Pelindung (Mineral, Vitamin dan Air)
Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui,
sebaiknya minum air sedikitnya 3 liter air setiap hari setelah menyusui.
Sumber zat pengatur dan pelindung diperoleh dari semua jenis sayuran dan
buah – buahan segar.

• Adapun jenis mineral diantaranya : zat kapur, fosfor, zat besi, yodium dan
kalsium.

• Sedangkan jenis vitamin yang dibutuhkan diantaranya :


Vitamin A, B, B2 (Riboflavin), B3 (Niacin), B6 (Pyridoksin), B12
(Cyanocobalamin), Folic Acid, Vitamin C, D dan K. Kebutuhan Vitamin C
adalah 85 mg / hari sedangkan kebutuhan vitamin A adalah 850 mg / hari
TERIMAKASIH

102

Anda mungkin juga menyukai