PUSKESMAS MLONGGO
PJJ PERIODE 31 MEI-13 JUNI 2021
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KELOMPOK 1
Aysha Nurin Sharfina 22010119220174
Putri Nurwadiningtyas 22010119220192
Kusumaningtyas Ayu Amarihati 22010119220150
Hafidh Bagus Aji Prasetyo 22010119220137
Agung Satria Winahyu 22010119220193
Mareta Praharian Nugrahanti 22010119220054
Fina Alvia Rahma 22010119220068
Farah Alya Ramadhania 22010119220053
Muhammad Faiq Luthfan 22010119220148
Zaifandre Muqorrobin 22010119220151
Julsyawiyah Novthalia 22010119220059
Fini Andriani 22010119220060
Ayyasi Izaz Almas 22010119220104
Farih Amanil Wafa 22010119220152
Ivana Shafira Putri 22010119220069
STRUKTUR
ORGANISASI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
▪ Puskesmas Mlonggo terletak di Desa Sinanggul,
Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Puskemas
Mlonggo memiliki wilayah kerja seluas ± 41,40 km 2
▪ 8 desa binaan :
- Desa Mororejo
- Desa Suwawal
- Desa Sinanggul
- Desa Sekuro
- Desa Jambu
- Desa Srobyong
- Desa Karang Gondang
- Desa Jambu Timur.
Penduduk menurut Umur dan
Jenis Kelamin per Desa
Penduduk menurut kelompok
umur
Data Kelahiran Kasar dan
Kematian Kasar
Data Institusi Pendidikan
Data Tempat Ibadah
setiap Desa
Data Pondok Pesantren
setiap Desa
Tujuan
▪ Mampu menganalisis data, mengidentifikasi masalah, menganalisis penyebab
masalah, dan menyusun rencana intervensi mengenai struktur organisasi,
sumber daya manusia, sarana dan jejaring, anggaran, SP2TP, UKM KIA, UKM
Promkes, UKM P2P, UKM Kesehatan Lingkungan, dan UKM Gizi Puskesmas
Mlonggo.
METODOLOGI
Metode metode pengumpulan kajian data.
Data sekunder adalah data yang ditulis kembali oleh orang yang
tidak langsung mengalami peristiwa berdasarkan informasi yang
diperoleh dari orang yang langsung mengalami peristiwa.
Data dasar dan data SPM (Standar Pelayanan Minimal) Puskesmas Mlonggo →
dianalisis dengan mengacu pada sumber-sumber lain (Peraturan Menteri
Kesehatan, dan Undang-Undang yang terkait) untuk mencari permasalahan yang
ada & dapat menyajikan rencana intervensi dari masalah yang didapatkan.
Struktur Organisasi
Definisi
Kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-
bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas
wewenang dan tangggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Handoko, T. 2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE Yogyakarta.
Robbins, C. S.P, Judge, 2007, Perilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta
Unsur-Unsur
Spesialisasi Sentralisasi dan
Standarisasi
Tugas-tugas individual dan kelompok
Desentralisasi
kerja dalam organisasi (pembagian Prosedur yang digunakan
kerja) dan pengaturan-pengaturan organisasi untuk menjamin
tugas tersebut menjadi satuan-satuan kegiatan pekerjaan yang terlaksana Sentralisasi, keputusan diambil
kerja telah seragam dan sesuai pada azas pada tingkat tinggi oleh manajer
atau peraturan yang berlaku puncak, atau bahkan oleh seorang
saja yang memiliki kedudukan
tertinggi dalam struktur organisasi.
Koordinasi Desentralisasi, gaya pengambilan
Proses dalam mengintegrasikan keputusan dibagi diantara para
seluruh aktivitas dan fungsi-fungsi bawahan pada hirarki manajemen
sub organisasi dari berbagai menengah dan bawah.
departemen
Sastrohadiwiryo, Siswanto B. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrasi dan Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Struktur Organisasi Puskemas
Kepala Puskesmas
Bertugas membawahi :
• Puskesmas Pembantu
• Puskesmas Keliling
• Bidan Desa
• Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
Kepala Puskesmas
Kepala Tata Usaha
Masalah yang terdapat pada pembuatan bagan struktur organisasi Puskesmas Mlonggo berupa
tidak lengkapnya komponen bagan struktur organisasi, antara lain
● Belum terdapat judul struktur organisasi yang terletak di tengah atas atau kiri atas struktur
organisasi,
● Belum terdapat periode masa jabatan,
● Belum terdapat tahun pembuatan struktur organisasi,
● Belum terdapat nama serta tandatangan penanggungjawab struktur organisasi di kanan
bawah,
● Belum terdapat dasar hukum dari pembentukan struktur organisasi yang menjelaskan
bahwa struktur organisasi tersebut dibuat berdasarkan pedoman yang jelas dan berlaku saat
ini.
Masalah yang terdapat pada
pembuatan bagan struktur organisasi
PROSES
LINGKUNGAN Puskesmas Mlonggo berupa tidak
Kata “Sumber Daya” menurut Poerwadarminta, menjelaskan bahwa dari sudut pandang etimologis
kata “sumber” diberi arti “asal” sedangkan kata “daya” berarti “kekuatan” atau “kemampuan”.
Dengan demikian sumber daya artinya “kemampuan”, atau “asal kekuatan”.
Tinjauan Pustaka
WHO
“all peoppe engaged in actions whose primary intent is to enhance health”
Semua orang yang terlibat dalam upaya pokok peningkatan Kesehatan.
Sumber daya manusia dapat berupa dokter, perawat, farmasi, dan dokter gigi,
serta staf manajemen dan pendukung yang tidak memberikan pelayanan secara
langsung tetapi terlibat dan esensial pada pelaksanaan system kesehatan
Tinjauan Pustaka
Sumber daya manusia Kesehatan adalah Tenaga kesehatan (termasuk tenaga kesehatan
strategis) dan tenaga pendukung atau penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta
mengabdikan dirinya dalam upaya kesehatan dan manajemen kesehatan.
Tinjauan Pustaka
Tenaga Kesehatan
1) Rasio tenaga dokter persatuan penduduk adalah merupakan perbandingan ideal antara julah ketersediaan
tenaga dokter berbanding jumlah penduduk. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan, rasio
idealnya adalah 1:2.500
2) Rasio tenaga bidan per satuan penduduk adalah merupakan perbandingan ideal antara jumlah
ketersediaan tenaga Bidan berbanding jumlah penduduk. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal
Kesehatan, rasio idealnya adalah 1:1.000
3) Rasio Perawat terhadap penduduk adalah merupakan perbandingan ideal antara jumlah ketersediaan
tenaga Perawat berbanding jumlah penduduk. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan, rasio
idealnya adalah 1:855
Tinjauan Pustaka
Puskesmas Kawasan Puskesmas Kawasan Puskesmas Kawasan Terpencil
Perkotaan Pedesaan dan Sangat Terpencil
No Jenis Tenaga Non Rawat Non Rawat
Non Rawat Inap Rawat Inap Rawat Inap
Inap Inap
Tenaga Kesehatan
1 Dokter dan atau dokter layanan primer 1 1 2 1 2
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 5 8 5 8
4 Bidan 4 4 7 4 7
5 Tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku 2 1 1 1 1
6 Tenaga sanitasi lingkungan 1 1 1 1 1
7 Nutrisionist 1 1 2 1 2
8 Tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian 1 1 1 1 1
9 Ahli teknologi laboratorium medik 1 1 1 1 1
Tenaga non Kesehatan
10 Tenaga system informasi kesehatan 1 1 1 1 1
11 Tenaga administrasi keuangan 1 1 1 1 1
12 Tenaga ketatausahaan 1
13 Pekarya 2 1 1 1 1
Jumlah 23 20 28 20 28
Tinjauan Pustaka
Namun tidak terdapat data komponen beban kerja norma waktu. Sehingga analisis kebutuhan tenaga kesehatan
metode ABK-Kes tidak dapat dilakukan.
Analisis kebutuhan tenaga Kesehatan metode standar ketenagaan minimal
Sumber daya manusia Puskesmas Mlonggo terdiri dari tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan dengan data
sebagai berikut:
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 Tahun 2019, pasal 17
1. Persyaratan ketenagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) meliputi dokter dan/atau dokter layanan
primer.
2. Selain dokter dan/atau dokter layanan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Puskesmas harus memiliki: a.
dokter gigi; b. Tenaga Kesehatan lainnya;dan c. tenaga nonkesehatan.
3. Jenis Tenaga Kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling sedikit terdiri atas: a.
perawat; b. bidan; c. tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku; d. tenaga sanitasi lingkungan; e. nutrisionis; f.
tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian; dan g. ahli teknologi laboratorium medik
4. Dalam kondisi tertentu, Puskesmas dapat menambah jenis tenaga kesehatan lainnya meliputi terapis gigi dan
mulut, epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, perekam medis dan informasi kesehatan, dan tenaga
kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan.
PEMBAHASAN
Puskesmas Mlonggo terdiri dari tenaga kerja dengan rincian sebagai berikut:
1.Dokter
2.Bidan Puskesmas
3.Ahli Gizi
4.Perawat
5.Perawat Gigi
7.Apoteker
8.Asisten Apoteker
PEMBAHASAN
Untuk jumlah per jenis tenaga kerja pada Puskesmas Mlonggo juga sudah
memenuhi target dengan rincian pada tabel berikut :
1. Tidak adanya data komponen beban kerja norma waktu, angka keluar masuk pegawai,
dan ketersediaan SDMK
Program
Monitoring
Masalah Strategi Pemecahan Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana
Evaluasi
Masalah
Pendirian puskesmas harus Sarana 🡺 bangunan yang sebagian atau seluruhnya berada di atas tanah/ perairan,
memenuhi persyaratan ataupun di bawah tanah/ perairan dan digunakan untuk penyelenggaraan atau
✔ Lokasi
penunjang pelayanan
✔ Bangunan
✔ Prasarana
Prasarana 🡺 alat, jaringan, dan sistem yang membuat suatu Sarana dapat
✔ Peralatan Kesehatan
✔ Ketenagaan berfungsi.
✔ Kefarmasian
Keberlangsungan pelayanan kesehatan yang berkualitas juga berhubungan
✔ Laboratorium.
dengan ketersediaan sarana, prasarana serta peralatan kesehatan yang aman
digunakan.
RI, Kementerian Kesehatan. Permenkes RI No.75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : 2014
RI, Kementerian Kesehatan. Permenkes RI No.43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : 2019
RI, Kementerian Kesehatan. Permenkes RI No.31 Tahun 2018 tentang Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan. Jakarta : 2018
Puskesmas pembantu 🡺 memberikan
Tinjauan Pustaka pelayanan kesehatan secara permanen di
suatu lokasi
Untuk mencapai suatu daerah yang sehat, puskesmas memiliki jaringan Puskesmas keliling memberikan
dan jejaring yang dapat membantu meningkatkan cakupan SPM. pelayanan kesehatan yang sifatnya bergerak
(mobile) di wilayah kerja Puskesmas yang
� Dalam Permenkes No. 43 Tahun 2019 menyebutkan jaringan
belum terjangkau oleh pelayanan dalam
pelayanan puskesmas terdiri atas: Puskesmas pembantu, Puskesmas
gedung Puskesmas
keliling, dan praktik bidan desa.
Praktik Bidan desa bertempat tinggal
� Jejaring puskesmas terdiri atas upaya kesehatan bersumberdaya
serta mendapatkan penugasan untuk
masyarakat, usaha kesehatan sekolah, klinik, rumah sakit, apotek,
melaksanakan praktik kebidanan dari
laboratorium, tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan dan Fasilitas
Pemerintah Daerah pada satu desa/
Pelayanan Kesehatan lainya.
kelurahan
RI, Kementerian Kesehatan. Permenkes RI No.43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : 2019
Puskesmas Rawat inap minimal harus memiliki ruang - Ruangan rawat inap
sebagai berikut: - Kamar mandi/WC pasien
- Laboratorium
Ruang Kantor - Ruangan cuci linen
- Ruangan administrasi kantor - Ruangan sterilisasi
- Ruangan kepala puskesmas - Ruangan penyenyelenggaraan makanan
- Ruangan rapat - KM/WC rawat inap -- KM/WC petugas
- Ruangan jaga petugas
- Gudang umum
Ruang Pelayanan
- Ruangan pendaftaran dan rekam medik
- Ruangan tunggu Ruang Pendukung
- Ruangan pemeriksaan umum - Rumah dinas tenaga Kesehatan
- Ruangan gawat darurat - Parkir kendaraan roda 2 dan 4 serta garasi untuk
- Ruangan kesehatan anak dan imunisasi ambulans dan puskesmas keliling
- Ruangan kesehatan ibu dan KB
- Ruangan kesehatan gigi dan mulut
- Ruangan ASI
- Ruangan promosi Kesehatan
- Ruang farmasi
- Ruangan persalinan
- Ruangan rawat pasca persalinan
- Ruangan Tindakan
RI, Kementerian Kesehatan. Permenkes RI No.43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : 2019
Untuk mendukung berjalanya sarana, puskesmas harus memiliki standart
Prasarana
prasarana minimal yang dapat berfungsi yakni:
RI, Kementerian Kesehatan. Permenkes RI No.43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : 2019
Analisis Situasi
Terdapat 2 gedung pada Puskesmas
Gedung baru terdiri dari : ✔ Klinik IMS/VCT
Mlonggo, yaitu gedung lama dan gedung
✔ PONED ✔ Klinik TB DOTS
baru. ✔ Poli umum ✔ Ruangan laktasi
✔ Poli untuk lanjut usia menyusui.
Gedung lama atau gedung rawat inap terdiri
✔ Poli kesehatan ibu ✔ Fasilitas pemeriksaan
dari dari : termasuk KB penunjang Puskesmas
✔ Poli MTBS untuk anak Mlonggo diantaranya :
− Ruangan untuk rawat inap (14 tempat
✔ Poli gigi ✔ Laboratorium ( tes
tidur) ✔ Laboratorium darah rutin, urin rutin,
✔ Farmasi kimia darah, feses rutin,
− IGD
✔ Fisioterapi tes kehamilan, protein
− Tata usaha ✔ Klinik konseling terpadu ibu hamil, sputum TB
(pengaduan pelanggan, dan tes darah malaria ),
− UKM gizi, catin, psikologi, ✔ EKG
sanitasi, berhenti ✔ Rontgen
merokok)
Analisis Situasi
Pembahasan
• Untuk ruang kantor hanya dituliskan terdapat ruangan untuk tata usaha dan UKM, tetapi tidak ada data untuk
ruang administrasi, ruang kantor untuk karyawan, ruang kepala puskesmas, serta ruang rapat/diskusi
• Untuk ruang pelayanan sudah sesuai yakni mencakup poli umum, poli lanjut usia, poli kesehatan ibu (termasuk
KB), poli MTBS untuk anak, ruang laktasi menyusui, laboratorium, dan farmasi
• Untuk ruang pendukung tidak dituliskan data mengenai adanya rumah dinas tenaga kesehatan, ruang tunggu,
ruang ASI, ruang cuci linen, ruang sterilisasi, ruang dapur, ruang jaga petugas, gudang umum, serta parkir
kendaraan.
Pembahasan
• Dari data yang didapatkan tidak dituliskan adanya data mengenari jaringan dan jejaring puskesmas
• Tetapi pada struktur organisasi terdapat jabatan yang membawahi 3 puskesmas pembantu dan 8 praktik bidan
desa, serta jejaring yang terdiri dari dokter praktek swasta, klinik, apotek, optik, laboratorium, dan PMB
• Pada Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial terdapat pelayanan promosi kesehatan untuk Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) yakni kegiatan penjaringan kesehatan di SD/MI, SLTP/MTS, pembinaan UKS/UKGS di
SD/MI dan SLTP/MTS, serta pelatihan dokter kecil
• Hal ini sesuai dengan prinsip Puskesmas 🡺 mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, Puskesmas
didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas
• Tetapi tidak ada data lebih lanjut mengenai peran jaringan dan jejaring puskesmas sehingga analisis lebih lanjut
tidak bisa dilakukan.
Masalah
Sesuai tinjauan pustaka, analisis situasi, serta pembahasan didapatkan masalah pada sarana,
jaringan, dan jejaring Puskesmas Mlonggo yakni:
o Belum ada data mengenai sarana, prasarana dan peralatan di Puskesmas Mlonggo
o Belum ada data mengenai beberapa ruangan di Puskesmas Mlonggo
o Belum ada data mengenai jaringan dan jejaring di Puskesmas Mlonggo
Prioritas Masalah
Belum ada pendataan sarana dan prasarana, dan peralatan di Puskesmas Mlonggo
o Kurangnya pengetahuan mengenai kegiatan pendataan sarana dan prasarana, jaringan, dan jejaring di Puskesmas Mlonggo
o Tidak adanya penanggung jawab pada bidang sarana dan prasarana
o Tidak adanya target capaian dari jaringan dan jejaring Puskesmas
4. Metode (Method) : Tidak adanya panduan serta pendataan sarana dan prasarana, jaringan dan jejaring Puskesmas
Tata Kelola Pemerintah Daerah dan Pengelolaan
Keuangan Daerah
Tata Kelola Pemerintah Daerah dan Pengelolaan
Keuangan Daerah
Kewenangan pengelolaan keuangan daerah dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKD), yaitu kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD) yang bertugas pengelola
APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah
Sedangkan OPD adalah pengguna uang dan barang daerah
Pola Tata Kelola Antara OPD, SKPKD, dan UPTD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Pengertian : menurut Undang – Undang no. 9 tahun 2020 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Berdasarkan Permendagri No. 79 Tahun 2018 Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas
dalam pola pengelola keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan daerah pada umumnya dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatutan, dan manfaat sejalan dengan praktik bisnis yang sehat, untuk
membantu pencapaian tujuan pemerintah daerah yang pengelolaannya
dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh kepala daerah.
Jaminan Kesehatan Nasional
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016
Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa
Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah
Salah satu sumber dana bagi UPTD Puskesmas adalah dana kapitasi dan non kapitasi
berupa dana jaminan kesehatan nasional dari Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS).
Yang dimaksud dengan dana kapitasi adalah besaran pembayaran perbulan yang
dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
Sedangkan dana non kapitasi besarnya berdasarkan klaim dari Puskesmas
Dana kapitasi yang diterima oleh FKTP dari badan penyelenggara jaminan sosial
kesehatan dimanfaatkan seluruhnya untuk:
a. Pembayaran jasa pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya 60%
b. Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan sebesar 40%
Sumber Dana Puskesmas
Tata Kelola Keuangan Puskesmas
rencana penyusunan
Tidak ada anggaran
masalah
SP2TP
� kegiatan pencatatan dan pelaporan puskesmas secara
menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja puskesmas
� meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan pokok yang
dilakukan serta hasil yang dicapai oleh puskesmas
� Tujuan : memenuhi kebutuhan data dan informasi yang akurat, tepat
waktu, dan mutakhir secara periodik dan teratur baik bagi
puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi
untuk mendukung manajemen kesehatan
Yusran. 2008. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Jakarta. Penerbit Andi.
Rajab, W. 2009. Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan Edisi pertama. Jakarta : EGC
TINJAUAN PUSTAKA
Pemanfaatan Data
Effendy, N. 1998. Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi kedua. Jakarta : EGC. Hal 185-187.
Departemen Kesehatan RI. 1997. Petunjuk Pengolahan dan Pemanfaatan Data SP2TP. Jakarta. Hal. 1-3
TINJAUAN PUSTAKA
tentang Sistem Informasi
Permenkes RI No. 31 tahun 2019 Kesehatan
Pencatatan
● Data dasar : identitas, wilayah kerja, sumber daya, dan sasaran
program puskesmas
● Data program : Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial, UKM
pengembangan, Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), dan
program lainnya
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta.
TINJAUAN PUSTAKA
tentang Sistem Informasi
Permenkes RI No. 31 tahun 2019 Kesehatan
Pelaporan
● Laporan data dasar : rutin setiap tahun
● Laporan data program
- Rutin :
Laporan mingguan 🡪 laporan penyakit potensi wabah
Laporan bulanan 🡪 data kesakitan (LB1), data pemakaian dan permintaan obat
(LB2), data gizi, KIA, imunisasi, pengamatan penyakit menular
(LB3), data kegiatan puskesmas (LB4)
Laporan tahunan 🡪 data dasar (LT-1), data kepegawaian (LT-2), dan peralatan (LT-3)
- Tidak rutin : laporan KLB, laporan khusus
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta.
ANALISIS SITUASI
Kegiatan Pencatatan
Data dalam Gedung Data luar Gedung
ANALISIS SITUASI
Kegiatan Pencatatan
Data dalam Gedung Data luar Gedung
✔ Puskesmas pembantu
✔ Puskesmas keliling
✔ Bidan di desa
✔ Posyandu
ANALISIS SITUASI
Kurang
lengkapnya
pelaksanaan
pelaporan rutin
berupa tidak adanya
laporan tahunan dari
Puskesmas Mlonggo
ke Dinkes
Kabupaten
Jepara
RENCANA INTERVENSI
Ahmad M, Laenggeng A, Andri M. Evaluasi Kesehatan Dasar Basic Six Program Pokok Puskesmas Tombiano
Kecamatan Tojo Barat Kabupaten Tojo Una-Una. Palu: Universitas Muhammadiyah Palu.
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
Pelayanan KB Berkualitas
2. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014.
3. Ahmad M, Laenggeng A, Andri M. Evaluasi Kesehatan Dasar Basic Six Program Pokok Puskesmas Tombiano Kecamatan Tojo Barat Kabupaten Tojo Una-Una. Palu: Universitas Muhammadiyah Palu.
Pelayanan ANC (K-4)
•ANC minimal 1x trimester pertama, 1x trimester kedua, 2x trimester ketiga, meliputi :
a. Penimbangan BB dan TB
b. Pengukuran TD
c. Penilaian status gizi (LiLA)
d. Pengukuran TFU
e. Penentuan presentasi janin dan DJJ
f. Skrining dan imunisasi tetanus
g. Pemberian tablet tambah darah
h. Pemeriksaan Laboratorium
i. Penganan kasus sesuai indikasi
j. Konseling
6. WHO. 2016. WHO Recommendations on Antenatal Care for a Positive Pregnancy Experience.UK.
7. Ritonga, Amelia Fitriana. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Medan: Repository Univeritas Sumatera Utara.
Kunjungan pertama (K1) 1. Identitas/biodata
Kunjungan kedua (K2) 2. Riwayat kehamilan,
Kunjungan ketiga (K3) 3. RiwayatKebidanan
4. Riwayat kesehatan,
5. Riwayat sosial ekonomi,
6. Pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan kesehatan
7. Penyuluhan dankonsultasi
•Indikator keberhasilan :
• Pencegahan infeksi
• Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar.
• Manajemen aktif kala III
• Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih
tinggi.
• Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
• Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir.
11. Bernis LD, Sherrat DR, AbouZahr C, and Lerberghe WV. Skilled Attendants for Pregnancy, Childbirth and Postnatal Care, British Medical Buletin. 2003;67:39-57.
12. Biro Pusat Statistik. BKKBN. Depkes. ORC Macro. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, BPS, Jakarta.2002.
Pelayanan Nifas
Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa nifas (lihat Buku
KIA). Kunjungan nifas (KF) dilakukan sesuai jadwal kunjungan nifas yaitu :
5. Muchtar A., Rumiatun D., Mulyati E., Nurrichmi E,Saputro H., et al. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakata: Pusat Pendidikan dan Pelatihan tenaga Kesehatan, 2014.
8. WHO, 2016, Standards For Improving Quality Of Maternal And Newborn Care In Health Facilities, Switzerland.
Pelayanan Nifas
Pemeriksaan meliputi :
a.TTV
b.TFU
f.KB
5. Muchtar A., Rumiatun D., Mulyati E., Nurrichmi E,Saputro H., et al. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakata: Pusat Pendidikan dan Pelatihan tenaga Kesehatan, 2014.
8. WHO, 2016, Standards For Improving Quality Of Maternal And Newborn Care In Health Facilities, Switzerland.
Komplikasi Kebidanan yang ditangani
Ibu hamil, ibu bersalin dan nifas dengan komplikasi mendapat
penanganan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
(Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB,
RSU, RSU PONEK).
• Manual rujukan
• Rujukan untuk ibu hamil melibatkan banyak pihak yang bertanggung
jawab; dinas kesehatan, puskesmas, rumah sakit, masyarakat dan
pemerintah daerah
P4K
•Peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapanmenghadapi komplikasi bagi ibu hamil
Tujuan khusus adanya program P4K yaitu13:
1. Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di setiap rumah ibu hamil (lokasi
tempat tinggal, identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan,
pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan, calon donor darah, transportasi yang
akan digunakan dan pembiayaan)
2. Adanya perencanaan persalinan
3. Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi
selama, hamil, bersalin maupun nifas.
4. Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarakat dalam perencanaan dan pencegahan
komplikasi, KB pasca salin dengan perannya masing-masing.
P4K
•Peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapanmenghadapi komplikasi bagi ibu hamil
•Komponen :
a.Pencatatan ibu hamil
b.Dasolin/ tabulin
c.Transport/ ambulan desa
d.Suami/ keluarga menemani ibu pada saat bersalin
e.IMD
f.Kunjungan nifas
g.Kunjungan rumah
Kematian Maternal
Salah satu hal yang ditakuti dari kehamilan risiko tinggi adalah terjadinya
kematian ibu. Terdapat 3 faktor yang berpengaruh terhadap proses terjadinya
kematian maternal.
• Determinan Dekat
• Determinan Antara
• Determinan Jauh
Kematian Maternal
bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr% pada trimester
2. diberikan intervensi gizi:
a) Konseling tentang pola makan dengan gizi seimbang, pemberian contoh
bahan makanan yang tinggi zat besi dan PHBS.
b) Pemberian 2 tablet tambah darah setiap hari sampai kadar Hb mencapai
normal. Jika ibu hamil terdeteksi anemia pada trimester I maka
pemeriksaan Hb dilakukan setiap bulan. Jika ibu hamil terdeteksi anemia
pada trimester ke II pemeriksaan Hb dilakukan setiap 2 minggu sekali.
c) Bila kadar Hb < 10 gr/dl harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lebih tinggi.
Ibu Hamil dengan KEK
KN 1 ; 6-48 jam PP
KN 2 ; 3-7 hari PP
Ibu diberikan KIE terhadap perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif
dan tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir
Pelayanan Anak Balita
•Kunjungan Bayi 1x pada umur 29 hari – 2 bulan, 1x pada umur 3 – 5 bulan, 1xumur 6 – 8
bulan, dan 1xumur 9 – 11 bulan, meliputi :
a. Imunisasi dasar
b. SDIDTK
c. Vitamin A
•Asfiksia
•Ikterus
•Hipoteria
•Tetanus neonatorum
•Infeksi/sepsis
•BBLR
“RADAR”
•Recognize
•Discuss options
•Assess danger
• Faktor resiko dapat berupa faktor maternal, faktor janin, ataupun faktor
lingkungan
• BBLR menyebabkan 60–80% dari Angka Kematian Bayi (AKB) yang terjadi
WHO. 2014. Low Bitrh Weight. [online]
http://www.worldlifeexpentancy.com/cause -of-death/low-birth-
weight/by-country/.
Pelayanan KB
Remaja/
muda
setelah
Usia 40-an
melahirkan
Sasaran
Dengan Setelah
HIV/AIDS keguguran
Pelayanan KB
Pemilihan Kontrasepsi secara Rasional
1. Fase menunda kehamilan/kesuburan.
2. Masa mengatur kehamilan/kesuburan
3. Masa mengahiri kesuburan ( tidak hamil lagi )
Macam-macam KB
4. KB alamiah (sistem kalender, metode amenore laktasi, coitus interuptus).
5. Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk).
6. Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan tubektomi).
Analisis Data
1. Kunjungan ibu hamil K-4
a. Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan dan
capaian kinerja sebesar 95,58%, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga belum mencapai
persentase target.
Analisis Data
2. Pertolongan Bersalin Oleh Tenaga Kesehatan
Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan dan capaian
kinerja sebesar 95,11%, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga belum mencapai persentase
target.
Analisis Data
3. Pelayanan Nifas KF-1
a. Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan dan
capaian kinerja sebesar 95,04%, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga belum mencapai
persentase target.
Analisis Data
3. Pelayanan Nifas KF-1
a. Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan dan
capaian kinerja sebesar 95,04%, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga belum mencapai
persentase target.
Analisis Data
4. Komplikasi Kebidanan ditangani
a. Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan dan
cakupan kinerja sebesar 107,97%, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga sudah mencapai
persentase target.
Analisis Data
5. Cakupan TT-2 Ibu Hamil
a. Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan dan
capaian kinerja sebesar 98,6%, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga belum mencapai
persentase target.
Analisis Data
6. Cakupan deteksi dini risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
a. Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan dan
capaian kinerja sebesar 113,25%, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga sudah mencapai
persentase target.
Analisis Data
7. Cakupan Deteksi Dini Risiko Tinggi Oleh Masyarakat
Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan dan
capaian kinerja sebesar 144%, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga sudah mencapai
persentase target.
Analisis Data
8. Cakupan Rujukan Kasus Resiko Tinggi Maternal
Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan dan capaian
kinerja sebesar 21,59%, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga belum mencapai persentase
target.
Analisis Data
9. Cakupan P4K
Dari data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan dan capaian kinerja
sebesar 99,63%, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga belum mencapai persentase target.
Analisis Data
10. Kematian Maternal
a. Hasil kegiatan berjalan didapatkan 2 kasus kematian maternal pada 2019, belum mencapai target yaitu 0 kematian maternal.
b. Sasaran 1 tahun Kematian Maternal per tahun 2019 sebanyak 0 kasus sehingga presentase cakupan dan pencapaian kinerja
tidak ada.
Analisis Data
11. Ibu Hamil dengan Anemia
Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan cakupan % bulan berjalan d sebesar 14,50 %, sudah mencapai target (%),
yaitu < 25%
Analisis Data
12. Ibu Hamil dengan KEK
Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan Cakupan % bulan berjalan sebesar 7,28 %, sudah
mencapai target (%), yaitu < 25%.
Analisis Data
13. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN3)
Dari data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan sebesar 100%, sedangkan targetnya sebesar
100%, sehingga sudah mencapai persentase target. Persentase capaian kinerja dihitung dengan perbandingan antara cakupan
bulan berjalan dengan target. Pencapaian % SPM (Standar Pelayanan Minimal) bulan berjalan adalah 100 %, sedangkan targetnya
sebesar 100%, sehingga sudah mencapai persentase target.
Analisis Data
14. Cakupan Pelayanan Anak Balita
Dari data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan sebesar 100,37%, sedangkan
targetnya sebesar 100%, sehingga sudah mencapai persentase target. Persentase capaian kinerja dihitung
dengan perbandingan antara cakupan bulan berjalan dengan target. Pencapaian % SPM (Standar Pelayanan
Minimal) bulan berjalan adalah 100,37 %, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga sudah mencapai
persentase target.
Analisis Data
15. Cakupan Kunjungan Bayi
Dari data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan sebesar 100%, sedangkan
targetnya sebesar 100%, sehingga sudah mencapai persentase target. Persentase capaian kinerja dihitung
dengan perbandingan antara cakupan bulan berjalan dengan target. Pencapaian % SPM (Standar Pelayanan
Minimal) bulan berjalan adalah 100 %, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga sudah mencapai
persentase target.
Analisis Data
16. Cakupan Neonatus dan Komplikasi yang ditangani
Dari data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan sebesar 100,39%, sedangkan
targetnya sebesar 100%, sehingga sudah mencapai persentase target. Persentase capaian kinerja dihitung
dengan perbandingan antara cakupan bulan berjalan dengan target. Pencapaian % SPM (Standar Pelayanan
Minimal) bulan berjalan adalah 100,39 %, sedangkan targetnya sebesar 100%, sehingga sudah mencapai
persentase target.
Analisis Data
17. Presentase Penaganan kasus KTPA yang ditemukan
a. Sasaran 1 tahun Presentase Penangaan Kasus KTPA per tahun 2019 sebanyak 0 kasus sehingga presentase cakupan dan
pencapaian kinerja tidak ada.
Analisis Data
18. Kematian Bayi
Sasaran 1 tahun Kematian Bayi per tahun 2019 sebanyak 0 kasus sehingga presentase cakupan dan pencapaian
kinerja tidak ada.
Analisis Data
19. BBLR
Sasaran 1 tahun Kasus BBLR per tahun 2019 sebanyak 0 kasus sehingga presentase cakupan dan pencapaian
kinerja tidak ada.
Analisis Data
20. Pelayanan Peserta KB Aktif
Dari data SPM Puskesmas Mlongo, didapatkan persentase cakupan bulan berjalan sebesar 94,25%, sedangkan
targetnya sebesar 85%, sehingga sudah mencapai persentase target. Persentase capaian kinerja dihitung
dengan perbandingan antara cakupan bulan berjalan dengan target. Pencapaian % SPM (Standar Pelayanan
Minimal) bulan berjalan adalah 85 %, sedangkan targetnya sebesar 110,88%, sehingga sudah mencapai
persentase target
Pembahasan
• 12 dari 20 indikator UKM KIA-KB Puskesmas Mlonggo sudah melebihi target yang
ditetapkan
U S G
No Daftar Masalah Total Ranking
(Urgency) (Seriousness) (Growth)
6. Cakupan P4K 3 3 4 10 6
7. Kematian Maternal 5 5 5 15 1
8. BBLR 4 5 4 14 2
Intervensi
Masalah Kematian maternal sejumlah 2 ibu, belum mencapai
target yaitu 0 kematian maternal.
Program Pemecahan
Strategi : advokasi Masalah
Program 5NG (JateNG GayeNG
NginceNG woNG meteNG) yang
dimiliki oleh Dinkes Jawa Tengah
Sekunder=Kepala Puskemas
Bumil risiko tinggi akan dipantau/ dikawal lebih ketat kondisinya oleh PKK atau
Dasa Wisma dan Masyarakat setempat
Mempromosikan acara kelas dan senam ibu hamil dengan membagikan informasi melalui
grup sosial media
Intervensi
Kematian maternal sejumlah 2 ibu, belum mencapai
Masalah target yaitu 0 kematian maternal.
Blum HL. Planning for Health: Development and Application of Social Change Theory . Human Sciences Press; 1974.
Promosi Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor; 1114/MENKES/SK/VII/2005, tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Keseharan di Daerah
Visi Promosi Kesehatan
Mau (willingess) memelihara dan
Menciptakan/membuat masyarakat
meningkatkan kesehatannya.
Undang-Undang Kesehatan RI No. 36 Mampu (ability) memelihara dan
Tahun 2009 meningkatkan kesehatannya
“Meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang Memelihara kesehatan, berarti mau dan
agar terwujud derajat kesehatan mampu mencegah penyakit
masyarakat yang setinggi–tingginya,
sebagai investasi sumber daya manusia Melindungi diri dari gangguan-gangguan
yang produktif secara sosial dan ekonomi”. kesehatan
Sasaran Primer
Sasaran Primer
Sasaran Primer
Maulana, Heri D. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
STRATEGI DASAR PROMOSI KESEHATAN
Pemberdayaan
Bina Suasana
Masyarakat
Advokasi Kemitraan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah,
PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta, Indonesia; 2011
4 Bidang PHBS
Pencegahan dan
penanggulangan penyakit
Gizi dan Farmasi
serta Kesehatan
lingkungan
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta, Indonesia; 2011
Tatanan Pelaksanaan PHBS
PHBS di Rumah Tangga
• KIA dan Gizi PHBS di Institusi Pendidikan
• Kesehatan Lingkungan
• Kesehatan Lingkungan
• Gaya Hidup PHBS di Tempat Kerja
• Gaya Hidup
• Upaya Kesehatan
• Upaya Kesehatan
Masyarakat
Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta, Indonesia; 2011
PHBS
Blum HL. Planning for Health: Development and Application of Social Change Theory . Human Sciences Press; 1974.
Desa Siaga
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
564/MENKES/SK/VIII/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga
Desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang
sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2018. Pengertian, tujuan, indikator, dan kegiatan Pokok Desa
Siaga.
Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2018. Desa Siaga.
Desa Siaga
Berdasarkan Depkes tahun 2006, suatu desa dikatakan desa siaga apabila memenuhi kriteria
berikut:11
● Memiliki 1 orang tenaga kebidanan yang menetap di desa tersebut dan sekurang-
kurangnya 2 orang kader desa
● Memiliki minimal 1 bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) beserta peralatan dan
perlengkapannya. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh masyarakat (UKBM) yang
melaksanakan kegiatan minimal
a) Pengamatan epidemioloogis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian
luar biasa serta faktor-faktor risikonya
b) Penanggulangan penyakit menular dan ayng berpotensi menjadi KLB serta
kekurangan gizi
c) Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
d) Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kompetensinya
e) Kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan, kadarzi, PHBS, penyehatan
lingkungan, dll.
Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2018. Desa Siaga.
Indikator dan Strata Desa Siaga
Surtimanah T, Dedeh H, Rini A. Buku pedoman Desa Siaga Aktif. Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat; 2011.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Umum Pengembangan Desa dan kelurahan Siaga Aktif. 1st ed. Jakarta: Pusat promosi Kesehatan; 2010.
POSYANDU
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Tujuan umum posyandu adalah menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak balita (AKABA) di Indonesia
melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
Tujuan Poskestren:
● Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Pondok Pesantren
● Menerpkan PHBS Pondok Pesantren
● Menanggulangi masalah kesehatan di Pondok Pesantren secara dini
● Meningkatkan pengetahuan kesehatan di lingkungan Pondok Pesantren
RI KK. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan
Pesantren. Jakarta; 2013.
Saka Bakti Husada
Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang
kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua
anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya.
Pembinaan SBH merupakan Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada kelompok remaja memalui forum pertemuan kepramukaan. Anggota
Saka Baki Husada adalah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega putra dan putri yang
menjadi anggota gugus depan di wilayah ranting atau cabang yang mengembangkan
bakat, minat, kemampuan dan pengalaman di bidang keterampilan, ilmu pengetahuan
dan teknologi tertentu melalui Saka Bakti Husada
Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Orientasi Anggota SBH dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. 2018
Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari
petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan.
Usaha Kesehatan Sekolah
Amanat Peraturan Bersama (PB) 4 Kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam
Negeri Nomor 6/X/PB/2014; Nomor 73 Tahun 2014; Nomor 41 Tahun 2014 dan Nomor
81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah (UKS/M), pasal 4 dan 5 mengamanatkan bahwa kegiatan pokok
UKS/M yaitu penanaman dan pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Berdasarkan Depkes tahun 2010, UKS adalah bagian dari program kesehatan anak usia
sekolah. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya terpadu antara lintas program dan lintas
sektor. UKS dapat dijadikan sebagai tempat pelaksanaan pendidikan dan kesehatan secara
bersamaan, terencana dan bertanggung jawab dalam menciptakan, mengembangkan serta
melaksanakan kegiatan hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siswa,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah
Lina PH. Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Siswa Di SDN 42 Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang. 2012
Program Pokok UKS
Pendidikan kesehatan
Pelayanan kesehatan
Pembinaan
lingkungan sekolah
sehat
M SN, Suharyanto A. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS/M. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dsar dan Menengah Kemeterian
pendidikan dan kebudayaan; 2019.
Strata UKS pada Setiap Jenjang Sekolah
L
L
L
L
L
L
Dana Desa
Dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang
diperuntukkan bagi desa yang ditransfer
melalui anggaran pendapatan dan belanja
daerah kabupaten/kota dan digunakan
untuk mendanai penyelenggaraan
pemerintah, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat.
Panduan Penggunaan Dana Desa untuk Bidang Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Permendesa PDTT No. 19 tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2018
PIS PK
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu
Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga
Buku Saku Progress Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019
ANALISIS SITUASI
1. Presentase Rumah Tangga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Keterangan :
• Pencapaian % SPM pada bulan berjalan didapatkan 107,7 %
• Cakupan % bulan berjalan sebesar 90,5% hal ini menunjukkan bahwa sudah mencapai
target (%), yaitu 84 %.
• Indikator tersebut dikatakan memenuhi SPM apabila persentase keadaan rumah tangga
yang memenuhi minimal 11 dari 16 indikator PHBS tatanan rumah tangga. Saat ini telah
ditetapkan target kegiatan pada sasaran bulan berjalan sebanyak 2000 RT dan sasaran per
tahun sebanyak 2000 RT.
• Target % didapat dari target pencapaian yang dicanangkan oleh Puskesmas Mlonggo.
2. Presentase Institusi Pendidikan Dilakukan Penilaian PHBS
Keterangan :
• Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah 100% hal ini menunjukkan telah mencapai target yaitu 100
%.
• Cakupan % bulan berjalan didapatkan sebesar 100% dimana hal itu menunjukkan telah tercapainya
target (%), yaitu 100 %.
Penjelasan data persentase institusi pendidikan yang dilakukan penilaian PHBS adalah sebagai berikut :
• Jumlah sasaran 1 tahun ditentukan berdasarkan jumlah keseluruhan institusi pendidikan yang ada di
Mlonggo dan hal tersebut yang juga ditetapkan oleh Puskesmas. Jumlah institusi pendidikan
keseluruhan di Mlonggo terdapat 71 institusi.
• Target % didapat dari target pencapaian yang dicanangkan oleh Puskesmas Mlonggo
3. Presentase Desa yang Dilakukan Penilaian PHBS
Keterangan :
• Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah 100 % sudah mencapai 100 %.
• Cakupan % bulan berjalan sebesar 100 % sudah mencapai target (%), yaitu 100 %.
Penjelasan data persentase desa yang dilakukan survey PHBS tatanan rumah tangga adalah sebagai berikut:
• Jumlah sasaran 1 tahun ditentukan berdasarkan jumlah dari keseluruhan desa yang ada di Mlonggo dimana jumlah desa
keseluruhan di Mlonggo terdapat 8 desa dan jumlah sasaran 1 tahun ini juga ditetapkan oleh Puskesmas.
• Target % didapat dari target pencapaian yang dicanangkan oleh Puskesmas Mlonggo.
4. Presentase Tempat Kerja Dilakukan Penilaian PHBS
Keterangan :
• Pencapaian % SPM bulan berjalan didapatkan hasil sebesar 133 %.
• Cakupan % bulan berjalan didapatkan sebesar 100% hal ini menunjukkan bahwa cakupan sudah
mencapai target (%), yaitu sebesar 75 %.
Penjelasan data Persentase tempat kerja yang dilakukan penilaian PHBS adalah sebagai berikut :
• Jumlah sasaran 1 tahun ditentukan berdasarkan jumlah keseluruhan tempat kerja yang ada di
Mlonggo dan hal tersebut yang juga dicanangkan oleh Puskesmas dimana jumlah tempat kerja
keseluruhan di Mlonggo terdapat 86 institusi
• Target % didapat berdasarkan target pencapaian yang dicanangkan oleh Puskesmas Mlonggo.
5. Presentase Sarana Kesehatan Dilakukan Penilaian PHBS
Keterangan :
• Pencapaian % SPM bulan berjalan didapatkan sebesar 100 %.
• Cakupan % bulan berjalan didapatkan sebesar 100% hal ini menunjukkan bahwa sudah mencapai
target (%), yaitu 100 %.
Penjelasan data persentase sarana kesehatan yang dilakukan penilaian PHBS adalah sebagai berikut :
• Jumlah sasaran 1 tahun ditentukan berdasarkan jumlah keseluruhan dari institusi sarana kesehatan
yang ada di Mlonggo, dimana jumlah institusi sarana kesehatan keseluruhan di Mlonggo terdapat 44
institusi dan hal tersebut juga dicanangkan oleh Puskesmas.
• Target % didapat dari target pencapaian yang dicanangkan oleh Puskesmas Mlonggo
6. Presentase TTU Dilakukan Penilaian PHBS (Warung Makan)
Keterangan :
• Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah mencapai 100 %
• Cakupan % bulan berjalan didapatkan data sebesar 100 %
Penjelasan data persentase sarana kesehatan yang dilakukan penilaian PHBS adalah sebagai berikut :
• Pada pelaksanaannya, selama 1 tahun didapatkan 92 warung makan (100%) yang masuk cakupan
program, berhasil dikunjungi dan dilakukan survey PHBS. Maka didapatkan kesimpulan jika
pencapaiannya sebesar 100%
• Target % didapat dari target pencapaian yang dicanangkan oleh Puskesmas Mlonggo
7. Presentasi TTU Dilakukan Penilaian PHBS (Tempat Ibadah)
Keterangan :
• Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target sasaran sebesar 71 tempat
ibadah (100%) di wilayah kerja Puskesmas dan dilakukan kunjungan dan survey PHBS. Pada
pelaksanaannya, selama 1 tahun didapatkan 71 tempat ibadah (100%) yang masuk cakupan
program dan berhasil dilakukan penilaian PHBS. Maka didapatkan kesimpulan jika
pencapaiannya sebesar 100% dan target sasaran yang ditentukan sudah tercapai.
8. Presentase Desa Siaga Aktif Mandiri
Keterangan :
• Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target sasaran sebesar 14% dan
sasaran 1 tahun adalah 8 desa di wilayah kerja Puskesmas yang memenuhi kriteria desa
siaga aktif mandiri. Pada pelaksanaannya, selama 1 tahun didapatkan 3 desa (nilai cakupan
1 tahun 37,5%) yang masuk cakupan program dan mencapai indikator desa siaga aktif
mandiri. Maka didapatkan kesimpulan jika pencapaiannya sebesar 267,8% dan target
sasaran yang ditentukan sudah tercapai bahkan terlampaui.
9. Presentase Posyandu Mandiri
Keterangan :
• Berdasarkan data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target
sasaran sebesar 26% dan sasaran 1 tahun adalah 60 posyandu dengan strata mandiri di
wilayah kerja Puskesmas. Pada pelaksanaannya, selama 1 tahun didapatkan hanya 12
posyandu pada strata mandiri (20%). Maka didapatkan kesimpulan jika pencapaiannya
76.9% dan belum mencapai target sasaran
10. Presentase Pembinaan Poskestren
Keterangan :
• Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target sasaran sebesar 100% dan
sasaran 1 tahun adalah 5 ponpes di wilayah kerja Puskesmas yang sudah dibentuk
poskestren dengan pembinaan rutin. Pada pelaksanaannya, selama 1 tahun didapatkan 5
poskestren (100%) yang masuk cakupan program. Maka didapatkan kesimpulan jika
pencapaiannya sebesar 100% dan target sasaran yang ditentukan sudah tercapai.
11. Presentase Pembinaan UKBM
Keterangan :
• Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target sasaran sebesar 100%
dan sasaran 1 tahun adalah 8 UKBM di wilayah kerja Puskesmas dengan pembinaan
selain Posyandu, Poskestren, UKS, SBH, Poskesdes. Pada pelaksanaannya, selama 1
tahun didapatkan 5 UKBM (100%) yang masuk cakupan program. Maka didapatkan
kesimpulan jika pencapaiannya sebesar 100% dan target sasaran yang ditentukan sudah
tercapai.
12. Presentase Pembinaan SBH
Keterangan :
• Berdasarkan data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target
sasaran sebesar 100% dan sasaran 1 tahun adalah 8 ambalan di wilayah kerja Puskesmas
yang dilakukan pembinaan. Pada pelaksanaannya, selama 1 tahun didapatkan hanya
terdapat 3 ambalan (37,5%). Maka didapatkan kesimpulan jika pencapaiannya 37.5% dan
belum mencapai target sasaran.
13. Presentase SD/Sederajat yang Mempromosikan Kesehatan
Keterangan :
• Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target sasaran sebesar 100% dan
sasaran 1 tahun adalah 51 SD/sederajat di wilayah kerja Puskesmas dengan kegiatan
pemeriksaan kesehatan (pemeriksaan fisik, gigi dan mulut, status gizi, indera (penglihatan dan
pendengaran), mental emosional dan kesegaran jasmani). Pada pelaksanaannya, selama 1 tahun
didapatkan 51 SD/sederajat (100%) yang masuk cakupan program. Maka didapatkan kesimpulan
jika pencapaiannya sebesar 100% dan target sasaran yang ditentukan sudah tercapai.
14. Presentase SMP/Sederajat yang Mempromosikan Kesehatan
Keterangan :
• Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target sasaran sebesar 100% dan
sasaran 1 tahun adalah 12 SMP/sederajat di wilayah kerja Puskesmas dengan kegiatan
pemeriksaan kesehatan (pemeriksaan fisik, gigi dan mulut, status gizi, indera (penglihatan
dan pendengaran), mental emosional dan kesegaran jasmani). Pada pelaksanaannya,
selama 1 tahun didapatkan 12 SMP/sederajat (100%) yang masuk cakupan program. Maka
didapatkan kesimpulan jika pencapaiannya sebesar 100% dan target sasaran yang
ditentukan sudah tercapai.
15. Presentase SMA/Sederajat yang Mempromosikan Kesehatan
Keterangan :
• Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target sasaran sebesar 100% dan
sasaran 1 tahun adalah 8 SMA/sederajat di wilayah kerja Puskesmas dengan kegiatan
pemeriksaan kesehatan (pemeriksaan fisik, gigi dan mulut, status gizi, indera (penglihatan dan
pendengaran), mental emosional dan kesegaran jasmani). Pada pelaksanaannya, selama 1
tahun didapatkan 8 SMA/sederajat (100%) yang masuk cakupan program. Maka didapatkan
kesimpulan jika pencapaiannya sebesar 100% dan target sasaran yang ditentukan sudah
tercapai.
16. Presentase Desa yang Mengalokasikan Dana untuk Kesehatan
Keterangan :
• Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target sasaran sebesar 40% dan
sasaran 1 tahun adalah 8 desa di wilayah kerja Puskesmas yang mengalokasikan dana
desanya untuk kesehatan. Pada pelaksanaannya, selama 1 tahun didapatkan 8 desa (100%)
yang masuk cakupan program. Maka didapatkan kesimpulan jika pencapaiannya sebesar
250% dan target sasaran yang ditentukan sudah tercapai bahkan melampau target.
17. Presentase Desa yang Sudah Melakukan Kegiatan PIS-PK
Keterangan :
• Berdasarkan data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target
sasaran sebesar 100% dan sasaran 1 tahun adalah 8 desa di wilayah kerja Puskesmas sudah
dilaksanakan program PIS-PK secara total coverage. Pada pelaksanaannya, selama 1 tahun
didapatkan hanya terdapat 6 ambalan (75%). Maka didapatkan kesimpulan jika
pencapaiannya 75% dan belum mencapai target sasaran.
18. Jumlah Penyuluhan Kelompok
Keterangan :
• Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target sasaran sebesar 100% dan
sasaran 1 tahun adalah 816 kali penyuluhan kelompok oleh tenaga kesehatan dengan sasaran
homogen dan jumlah terbatas. Pada pelaksanaannya, selama 1 tahun didapatkan 1143 kali
penyuluhan kelompok (140%). Maka didapatkan kesimpulan jika pencapaiannya sebesar
140% dan target sasaran yang ditentukan sudah tercapai bahkan melampau target.
19. Jumlah Penyuluhan Massa
Keterangan :
• Berdasarkan data SPM Puskesmas Mlonggo tahun 2019, target sasaran sebesar 80%
dan sasaran 1 tahun adalah 43 kali penyuluhan massa oleh tenaga kesehatan dengan
sasaran heterogen (lebih dari 1 jenis sasaran) dan dengan jumlah tidak terbatas. Pada
pelaksanaannya, selama 1 tahun didapatkan 58 kali penyuluhan kelompok (134,8%).
Maka didapatkan kesimpulan jika pencapaiannya sebesar 168,5% dan target sasaran
yang ditentukan sudah tercapai bahkan melampau target.
DAFTAR
PERMASALAHAN
Dari data yang ada, ditemukan beberapa masalah, yakni:
● Presentase Posyandu Mandiri, cakupan % 1 tahun 76,9%,
belum mencapai 100%
● Presentase Pembinaan SBH, cakupan % 1 tahun 37,5%,
belum mencapai 100%
● Presentase Desa yang sudah dilakukan kegiatan PIS-PK,
cakupan % 1 tahun 75%, belum mencapai 100%
PRIORITAS
MASALAH
Penilaian Prioritas Masalah dengan Hanlon Kuantitatif = (A+B) x C x
D
No Indikator Kriteria NPD NPT Urutan
A B C D
1 Presentase Posyandu 4 9 4 1 52 52 1
Mandiri
2 Presentase Pembinaan SBH 4 6 3 1 40 40 2
MAN
MAN
Kader yang ada rata-rata sudah berusia lanjut sehingga kurang kreatif dan
kurang tanggap dalam mengembangkan posyandu
MONEY
METHOD
MATERIAL
MACHINE
P-2 (Pelaksanaan-Penggerakan)
P-3
Strategi
- Pemberdayaan masyarakat
- Bina suasana
Pem
Berdasarkan analisis data yang didapatkan pada saat kunjungan orang tua yang tidak
hadir ke posyandu di bulan itu :
Kegiatan (4)
Menghubungi warga terkait perihal pencocokan waktu bila orang tua tidak dapat
mengunjungi posyandu sesuai yang dijadwalkan.
Tujuan (1)
Berdasarkan analisis data yang didapatkan pada saat kunjungan orang tua yang tidak
hadir ke posyandu di bulan itu :
Lokasi = Sasaran =
Desa Wilayah Primer: Sekunder:
Kerja Kader
Warga/Keluarga
Puskesmas kesehatan
wilayah kerja
Mlonggo
Puskesmas
Mlonggo
Tersier:
Pengurus
desa, RT dan
RW
UKM
P2P
A. Tinjauan Pustaka
Terdapat empat pilar upaya penanggulangan PTM berdasarkan Permenkes No. 71 tahun
2015, yaitu:
4. Promosi kesehatan
2. Deteksi dini ●Kuratif
Upaya menemukan faktor risiko ●Rehabilitatif
atau gejala PTM sedini mungkin ●Paliatif
Dalam Permenkes No. 43 Tahun 2019, manajemen terpadu program P2PTM antara lain:
1. Posbindu PTM
2. Program Gerakan Lawan Obesitas (GENTAS)
3. Pandu PTM
4. Deteksi dini kanker payudara dan leher Rahim
5. Program layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM)
6. Pencegahan dan pengendalian gangguan indera
7. Pelayanan kesehatan jiwa
2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Sementara itu, didapatkan pencapaian yang melebihi target pada 6 indikator kerja yaitu persentase
KK kepemilikan jamban sehat, persentase rumah sakit, persentase TTU dilakukan Inspeksi
Keshatan Lingkungan, persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan, persentase TPM
dilakukan Insepksi Kesehatan Lingkungan, dan persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan.
Standar Pelayanan Minimal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular 2019
1.
Pembahasan Analisis
∙ Prevalensi Penderita Hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ≥ 18 tahun tahun 2007-2018
menurut Provinsi yang didata Riskesdas 2018 sebesar 38 %
∙ Capaian proporsi kasus hipertensi di fasyankes Jawa Tengah tahun 2018 menurut RENSTRA 2018-2023 sebesar
18,84% dengan target <20%
∙ Proporsi kasus hipertensi di Jawa tengah tahun 2018 sebanyak 57,1%
∙ Persentase penyandang hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan di PKM Mlonggo belum mencapai target
2019. Hal ini bisa terjadi mungkin karena kurangnya SDM dari PKM Mlonggo untuk memberikan pelayanan kesehatan
bagi penyandang hipertensi, kurangnya kesadaran penderita hipertensi untuk memeriksakan diri ke yankes sesuai
standar, atau kurangnya monitoring pengecekan hipertensi di lingkungan PKM Mlonggo.
∙ Data persentase penyandang hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan di PKM Mlonggo diperoleh dari
kunjungan pasien hipertensi yang melakukan pemeriksaan di puskesmas. Total penduduk yang berisiko terkena
hipertensi mencapai 66782 sedangkan prevalensi hipertensi mencapai 38%. Diperkirakan setiap bulannya terdapat
kunjungan 2090 pasien hipertensi (dalam sehari mencapai 88 pasien).
Pembahasan dan Analisis
Pencapaian SPM belum memenuhi target 2019. Hal dapat dikarenakan
pengunjung usia 15-59 tahun di PKM Mlonggo belum mendapatkan skrining
kesehatan secara merata, meliputi skrining minimal 1 kali dalam setahun untuk
penyakit menular dan tidak menular meliputi : pengukuran tinggi badan, berat
badan, dan lingkar perut, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah,
anamnesis perilaku berisiko, serta tindak lanjut hasil skrining kesehatan yaitu :
merujuk jika diperlukan dan memberikan penyuluhan kesehatan. Penyebab lain
kemungkinan kurangnya SDM dan alat skrining pada PKM Mlonggo yang
membuat proses pemeriksaan skrining menjadi lebih lama dan terbatas
sehingga mempengaruhi target yang akan dicapai.
Pembahasan dan Analisis
∙ Berdasarkan Kebijakan dan Strategi Penerapan dan Perluasan KTR di Indonesia tahun
2016 yang dilakukan oleh Kemenkes RI, didapatkan status implementasi KTR di 67
kab/kota rata-rata sebesar 66 %, di PKM Mlonggo ditetapkan target sebesar 50%.
∙ Pencapaian SPM belum memenuhi target 2019. Hal ini dapat disebabkan kurangnya
SDM dari PKM Mlonggo untuk membangun KTR tersebut, dapat juga dikarenakan
kurangnya kesadaran masyarakat mengenai bahaya merokok. Hal ini dapat
mempengaruhi target yang akan dicapai
Pembahasan dan Analisis
∙ Target yang ditetapkan di PKM Mlonggo sebesar 100 % dari jumlah pengunjung usia
30-59 tahun yang mendapatkan skrining Ca Serviks dan Sadanis sesuai standar
kesehatan lingkungan. Skrining Ca serviks yang dimaksud adalah cek IVA.
∙ Pencapaian SPM belum memenuhi target di PKM Mlonggo maupun Jawa Tengah
2018. Hal ini dapat dikarenakan dari kurangnya pengetahuan dari WUS tentang
penyakit kanker leher rahim dan kanker payudara serta faktor risikonya, dapat pula
dikarenakan belum terencananya kegiatan khusus untuk skrining Ca serviks dan
Sadanis di PKM Mlonggo sehingga mempengaruhi target.
Pembahasan dan Analisis
WHO. CONSTITUTION OF THE WORLD HEALTH ORGANIZATION [Internet]. [cited 2021 Jun 4].
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI LINGKUNGAN
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.
Jakarta Republik Indonesia. 2014;
Tujuan Ruang Kesehatan
Lingkungan
Kesehatan lingkungan memiliki tujuan yaitu
merupakan upaya yang bertujuan untuk Ruang kesehatan lingkungan terdiri
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, dari air, udara, tanah, pangan,
baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun Sarana dan bangunan, vektor dan
sosial, yang memungkinkan setiap orang binatang pembawa penyakit.
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan. Jakarta Republik Indones. 2014
Mekanisme Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Konseling Inspeksi Kesehatan
01 Konseling dilakukan kepada 02 Lingkungan
masyarakat dan pasien
Dapat dilakukan pengamatan,
pengukuran, uji laboratorium,
Intervensi kesehatan lingkungan dan analisis risiko kesehatan
03 Dapat dilakukan dengan penyampaian
edukasi, teknologi , pembangunan sarana,
dan rekayasa lingkungan
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di puskesmas. Jakarta Republik
Indones. 2015
Permasalahan pada kesehatan lingkungan
Masalah- masalah yang sering ditemukan dalam kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Urbanisasi penduduk
2. Tempat pembuangan sampah
3. Penyediaan air bersih
4. Pencemaran udara
5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga
6. Bencana alam / pengungsian
7. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah
8. Penyakit berbasis lingkungan, antara lain : malaria, demam berdarah, diare, kecacingan,
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), tuberkulosis paru.
Analisis Situasi dan Pembahasan
▪ Cakupan % bulan berjalan sebesar 100 % telah mencapai target 2019 (%), yaitu 100%.
▪ Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah 100 %, telah mencapai 100 %.
▪ Cakupan % 1 tahun sebesar 100 % telah mencapai target 2019 (%), yaitu 100%.
▪ Riskesdas 2018 🡪 target ODF Jawa Tengah adalah 90%.
▪ Target jumlah desa dan persentase desa ODF di Puskesmas Mlonggo 🡪 4 desa (100%) 🡪 telah
tercapai.
Analisis Situasi dan Pembahasan
▪ Cakupan % bulan berjalan sebesar 100 % telah mencapai target 2019 (%), yaitu 100%.
▪ Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah 100 %, telah mencapai 100 %.
▪ Cakupan % 1 tahun sebesar 100 % telah mencapai target 2019 (%), yaitu 100%.
▪ Target RPJMN 2015-2019 🡪 akses 100% untuk mendapatkan sumber air minum yang aman dan
fasilitas sanitasi yang layak.
▪ Peraturan Gurbenur Jawa Tengah No. 47 tahun 2015, target akses terhadap air minum aman pada
tahun 2019 yakni sebesar 100%.
▪ Target persentase KK dengan akses air minum berkualitas di Puskesmas Mlonggo 🡪 100% 🡪 telah
tercapai.
Analisis Situasi dan Pembahasan
▪ Cakupan % bulan berjalan sebesar 95,5% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 70%.
▪ Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah 136,42%, telah mencapai 100 %.
▪ Cakupan % 1 tahun sebesar 136,42% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 100%.
▪ Profil kesehatan Jawa Tengah, target capaian penduduk dengan akses jamban sehat (2014) 🡪 75%.
▪ Target nasional (SDKI 2017) 🡪 72% RT di Indonesia memiliki jamban sehat.
▪ Data Riskesdas 2018 🡪 angka nasional penggunaan jamban sehat sebesar 88,2%.
▪ Target persentase KK dengan kepemiikan jamban sehat di Puskesmas Mlonggo 🡪 70% 🡪 telah tercapai.
Analisis Situasi dan Pembahasan
▪ Cakupan % bulan berjalan sebesar 74,82% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 71%.
▪ Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah 105,3 %, telah mencapai 100 %.
▪ Cakupan % 1 tahun sebesar 74,82% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 71%.
▪ Profil kesehatan Indonesia 2014 🡪 pencapaian rumah sehat di Indonesia 61,81%
▪ Target nasional (Depkes RI, 2014) 🡪 80%
▪ Dinkes 2018, rumah memnuhi rumah sehat di Jawa Tengah 🡪 44,84%
▪ Target persentase rumah memenuhi rumah sehat di Puskesmas Mlonggo 🡪 71% 🡪 telah tercapai.
Analisis Situasi dan Pembahasan
▪ Cakupan % bulan berjalan sebesar 100 % telah mencapai target 2019 (%), yaitu 87%.
▪ Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah 114,9 %, telah mencapai 100 %.
▪ Cakupan % 1 tahun sebesar 100 % telah mencapai target 2019 (%), yaitu 87%.
▪ Inspeksi kesehatan lingkungan di TTU 🡪 serangkaian kegiatan pengawasan tempat umum yang
memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun
gangguan kesehatan lainnya.
▪ Capaian kegiatan pengawasan TTU 2018 di Jawa Tengah 🡪 82,47%
▪ Target jersentase TTU dilakukan inspeksi kesehatan lingkungan di Puskesmas Mlonggo 🡪 87% 🡪
telah tercapai
Analisis Situasi dan Pembahasan
▪ Cakupan % bulan berjalan sebesar 77,27% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 77%.
▪ Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah 100,3%, telah mencapai 100 %.
▪ Cakupan % 1 tahun sebesar 77,27% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 77%.
▪ Direktoran Kesehatan Lingkungan tahun 2015 – 2019 (Gabungan RPJMN, Renstra, RAP, RAK, IKK)
🡪 target kegiatan pengawasan TTU yang telah memenuhi syarat kesehatan adalah 56 % (2018) dan
meningkat menjadi 58% atau 86.182 TTU (2019)
▪ Target persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan di Puskesmas Mlonggo 🡪 77% 🡪 telah
tercapai
Analisis Situasi dan Pembahasan
▪ Cakupan % bulan berjalan sebesar 75% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 73%.
▪ Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah 102,7%, telah mencapai 100 %.
▪ Cakupan % 1 tahun sebesar 75% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 73%.
▪ Sasaran pengawasan TPM🡪 rumah makan, restoran, jasa boga, depot air minum, dsb
▪ Capaian TPM yang telah memenuhi syarat di Jateng tahun 2018 🡪 62,09%
▪ Capaian TPM yang telah memenuhi syarat di Kabupaten Jepara tahun 2018 🡪 54,2 %
▪ Target persentase persentase TPM dilakukan inspeksi kesehatan lingkungan di Puskesmas
Mlonggo 🡪 73% 🡪 telah tercapai
Analisis Situasi dan Pembahasan
▪ Cakupan % bulan berjalan sebesar 75% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 60%.
▪ Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah 125%, telah mencapai 100 %.
▪ Cakupan % 1 tahun sebesar 75% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 60%.
▪ Capaian tempat pengolahan makanan di Jateng pada 2018 🡪 62,09%
▪ Capaian tempat pengolahan makanan di Jepara pada 2018 🡪 54,2%
▪ Direktoran Kesehatan Lingkungan tahun 2015 – 2019 (Gabungan RPJMN, Renstra, RAP, RAK,
IKK), target persentase TPM tyg memenuhi syarat tahun 2019 🡪 32%
▪ Target persentase TPM dilakukan inspeksi kesehatan lingkungan di Puskesmas Mlonggo 🡪 60% 🡪
telah tercapai
Analisis Situasi dan Pembahasan
▪ Cakupan % bulan berjalan sebesar 100% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 100%.
▪ Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah 100%, telah mencapai 100 %.
▪ Cakupan % 1 tahun sebesar 100% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 100%.
▪ Pangan jajanan 🡪 makanan dan minuman yang dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang kaki lima
di jalanan dan tempat-tempat keramaian, langsung dimakan atau dikonsumsi kemudian tanpa
pengolahan atau persiapan lebih lanjut (WHO)
▪ Data BPOM 2014 🡪 PJAS yang memenuhi syarat pada tahun 2014 sebesar 76,18% (target PJAS
sebesar 90%)
▪ Target persentase sekolah yang melakukan PJAS di Puskesmas Mlonggo 🡪 100 % 🡪 telah tercapai
Analisis Situasi dan Pembahasan
▪ Cakupan % bulan berjalan sebesar 100% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 100%.
▪ Pencapaian % SPM bulan berjalan adalah 100%, telah mencapai 100 %.
▪ Cakupan % 1 tahun sebesar 100% telah mencapai target 2019 (%), yaitu 100%.
▪ Pos UKK 🡪 bentuk UKBM yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat pekerja
terutama pekerja informal serta merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan
pekerja yang terencana, teratur, dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh dan untuk
masyarakat pekerja dengan pendekatan promotif dan preventif, disertai kuratif dan rehabilitatif
sederhana.
▪ Target jumlah pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) di Puskesmas Mlonggo 🡪 100 % 🡪 telah tercapai
Daftar Masalah Kesehatan Lingkungan Puskesmas Mlonggo
KRITERIA
NO INDIKATOR NPD NPT URUTAN
A B C D
Persentase KK kepemilikan jamban 1 11 2 1 24 24 3
4 sehat
5 Persentase rumah sehat 4 11 2 1 30 30 2
Persentase TTU yang memenuhi 4 11 2 1 30 30 2
7 syarat kesehatan
4 7 2 1 22 22 4
Persentase TPM dilakukan inspeksi
8 kesehatan lingkungan
Persentase TPM yang memenuhi 4 12 2 1 32 32 1
9 syarat kesehatan
Analisis Permasalahan Lingkungan Puskesmas Mlonggo
• Dari Permenkes RI Nomor 1096 Tahun 2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga,
diketahui bahwa Suatu TPM dikatakan masuk kedalam kriteria sehat adalah dengan
cara pengolahanan makanan yang aman, cara pengangkutan yang higienis, tempat
penyimpanan yang sesuai, serta penyajian makanan bersih.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Permenkes RI Nomor 1096 Tahun 2011 Tentang
Higiene Sanitasi Jasaboga. Jakarta Republik Indones. 2011;
Fishbone
INPUT
∙ ·Man : Tukang masak dan pengelola TPM belum memilki kesadaran dan informasi
yang cukup untuk dapat memenuhi standar TPM yang sehat.
∙ ·Money : tidak ada masalah
∙ ·Method : Cara memasak makanan yang belum sesuai dengan standar TPM yang
sehat
∙ ·Material : Bahan makanan yang kurang higienis yang membuat belum sesuai
Tinjauan Pustaka
Surveilans Gizi ❑
❑
% balita bb kurang;
% balita pendek;
❑ % balita gizi kurang;
❑ % remaja putri anemia;
❑ % ibu hamil anemia;
Pengamatan sistematis dan ❑ % ibu hamil risiko
terus menerus terhadap Indikator Kurang Energi Kronik;
masalah gizi masyarakat dan ❑ % Bayi dengan Berat
indikator pembinaan gizi
Masalah Badan Lahir Rendah.
Gizi
Nilai besaran masalah
Cakupan:
Indikator
ASI eksklusif, TTD, Kinerja
KEK, IMD, KIA, BB, Program Gizi Indikator
Vit. A, garam beryodium Faktor Risiko
Sumber: Permenkes No. 14 tahun 2019 tentang pelaksanaan teknis surveilans gizi
Indikator Surveilans Gizi
Gangguan Pertumbuhan?
Sumber: Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 61 tahun 2019 dan Riskesdas 2018
Indikator Surveilans Gizi
% RT konsumsi garam
Pemberian Vit. A Yodium
07 Target Jateng 2019-2023 : 100%
08 Target jepara 2018 tercapai 86,36%
Cakupan% tahun 2019 lebih tinggi dibandingkan target sebesar 83%, sehingga pencapaian
% telah melebihi target yaitu 105,54%. Persentase %SPM bulan berjalan telah
memenuhi persentase SPM.
Prevalensi Balita Pendek (Stunting)
02
Persentase % ibu hamil yang mendapat TTD selama 1 tahun pada 2019 telah memenuhi
persentase target SPM
Prevalensi Balita Kurus Dapat PMT
05
Prevalensi balita 0 0 1 1 II
stunting tinggi
No. Masalah Strategi Program Kegiatan Tujuan Sasaran dan Monitoring dan Pelaksana
Pemecahan Lokasi Evaluasi
Masalah
1. Pencapaian Pemberdayaan Pemberian Pemberian Meningkatkan Sasaran Peningkatan Bidan desa
bulan masyarakat edukasi leaflet kepada pengetahuan primer : ibu pemahaman dan kader
berjalan dengan media ibu hamil yang dan wawasan hamil ibu hamil
prevalensi leaflet “Ibu berisikan edukasi ibu hamil mengenai
anemia hamil bebas tentang sekaligus Lokasi : pencegahan
pada ibu anemia” pencegahan mendeteksi dini Posyandu di anemia dan
hamil belum anemia dan cara kejadian wilayah kerja deteksi dini
mencapai mendeteksi dini anemia pada Puskesmas anemia
target terjadinya ibu hamil Mlonggo
anemia pada ibu
hamil
Intervensi Masalah I: Anemia Ibu Hamil
No. Masalah Strategi Program Kegiatan Tujuan Sasaran dan Monitoring dan Pelaksana
Pemecahan Lokasi Evaluasi
Masalah
Bina Optimalisasi peran Penyuluhan Meningkatkan Sasaran Peningkatan Bidan desa
suasana kader Posyandu kepada kader pemahaman sekunder: kader pemahaman kader dan dokter
atau dan tenaga posyandu dan kader dan Posyandu dan dan tenaga kesehatan Puskesmas
dukungan kesehatan dalam tenaga kesehatan tenaga tenaga tentang pencegahan
sosial mengenali tanda- mengenai kesehatan kesehatan anemia dan deteksi
tanda anemia pencegahan tentang dini anemia pada ibu
anemia pada ibu pencegahan Lokasi : hamil sehingga
hamil dan deteksi anemia dan Puskesmas kejadian anemia dapat
dini terjadinya deteksi dini Mlonggo terdeteksi lebih cepat
anemia pada ibu anemia pada dan tepat
hamil ibu hamil
Intervensi Masalah I: Anemia Ibu Hamil
No Mas Strategi Program Kegiatan Tujuan Sasaran dan Monitoring dan Pelaksana
. alah Pemecahan Lokasi Evaluasi
Masalah
Advokasi Penambahan Advokasi kepada Pemeriksaan Sasaran Peningkatan Kepala
tenaga patologi pemerintah anemia pada tersier: jumlah Puskesmas
klinis dan tenaga kabupaten untuk ibu hamil Bupati Kab tenaga kerja Mlonggo
laboratorium meningkatkan dapat Jepara, patologi
kesehatan jumlah tenaga dilakukan Dinas klinis dan
kerja patologi klinis secara tepat Kesehatan laboratorium
dan tenaga dan akurat Kab. Jepara kesehatan
laboratorium
Intervensi Masalah I: Anemia Ibu Hamil
No. Masalah Strategi Program Kegiatan Tujuan Sasaran dan Monitoring dan Pelaksana
Pemecahan Lokasi Evaluasi
Masalah
Program Sasaran
Monitoring dan
No Masalah Strategi Pemecahan Kegiatan Tujuan dan Pelaksana
Evaluasi
Masalah Lokasi
1. Status Advokasi Peningkatan Advokasi kepada Meningkatk Sasaran Penambahan Kepala
ekonomi ekonomi pemerintah an tersier : lapangan Puskesmas
masyarakat masyarakat kabupaten untuk ekonomi Bupati/ pekerjaan dan Mlonggo
rendah Mlonggo meningkatkan masyaraka walikota peningkatan
jumlah lapangan t Mlonggo status ekonomi
pekerjaan dan masyarakat
pemberian subsidi
pangan
Intervensi Masalah II: Prevalensi Balita Stunting Tinggi
Program Sasaran
Monitoring dan
No Masalah Strategi Pemecahan Kegiatan Tujuan dan Pelaksana
Evaluasi
Masalah Lokasi
2. Pola asuh Bina Pelatihan Kader Pemberian Meningkatkan Sasaran Meningkatnya Bidan Desa
orang tua suasana materi pengetahuan sekunder : pengetahuan dan Dokter
salah dan pentingnya kader agar kader kader dan kader Puskesmas
pengetahuan mempersiapkan dapat membantu Puskesmas dapat
orangtua nutrisi baik melakukan Mlonggo mengedukasi ibu
rendah pada masa edukasi kepada Lokasi : yang memiliki
prakehamilan, orang tua balita Rumah balita
kehamilan, perangkat
menyusui, desa
pemberian
MPASI dan
kebutuhan
makanan anak-
anak
Intervensi Masalah II: Prevalensi Balita Stunting Tinggi
Program Sasaran
Monitoring dan
No Masalah Strategi Pemecahan Kegiatan Tujuan dan Pelaksana
Evaluasi
Masalah Lokasi
Pola Pemberday Pemberian Setiap satu wilayah Pengetahuan Sasaran Perubahan pola Bidan desa
asuh aan edukasi dan posyandu memiliki dan wawasan primer : makan anak dan kader
orang Masyarakat dukungan grup WA bersama ibu meningkat Ibu balita dan peningkatan
tua salah kepada ibu bidan desa dan kader. serta pendek, gizi gizi anak.
dan balita Grup ini diharapkan mendorong kurang dan
pengeta- menjadi wadah semangat ibu gizi buruk.
huan sebagai edukasi dan dalam
orangtua sharing pengalaman memperbaiki
rendah dan konsultasi antara gizi anaknya
ibu balita mengenai
cara-cara perawatan
balita agar status
gizinya meningkat
Terima Kasih