Anda di halaman 1dari 34

KELOMPOK 3

PPT
MANAJEMEN KEPERAWATAN
JIWA PROFESIONAL KLINIK /
RUMAH SAKIT
ANGGOTA KELOMPOK
AQSAL MACHDI MELINDA H.
01 ADAM
(C01419014) 04 DUKALANG
(C01419059)

SINDY CLAUDIA AYU LUCIANA


02 PAUWENI
(C01419107)
05 DOTU
(C01418022)

DEVINA TESYA
03 LATAMA
(C01419029)
01

PENDAHUL
UAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN JIWA
PROFESIONAL KLINIK / RUMAH SAKIT
PENDAHULUAN

Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan bagi organisasi
pelayanan kesehatan. Saat ini adanya suatu keinginan untuk merubah sistim pemberian pelayanan
kesehatan ke sistim desentralisasi. Dengan meningkatnya Pendidikan bagi perawat, diharapkan dapet
memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan issue pada masyarakat.

Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan


keperawatan dimasa depan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan professi dan tuntutsan global bahwa
setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.

Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata, yaitu di rumah sakit
dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan langkah-langkah operasional dari
manajemen keperawatan.
02

TINJAUAN
PUSTAKA
MANAJEMEN KEPERAWATAN JIWA
PROFESIONAL KLINIK / RUMAH SAKIT
Data Gathering

Data Gathering Sumber Data


Data gathering adalah kegiatan pengumpulan data yang - Sumber primer : misal hasil observasi dan wawancara langsung
merupakan kegiatan pertama yang dilakukan dalam penetapan - Sumber sekunder : misal data dari laporan atau dokumentasi
prioritas masalah. Sedangkan data adalah hasil dari suatu - Sumber tersier : hasil publikasi badan-badan resmi
pengukuran dan atau pengamatan.
LANJUTAN

Cara Pengumpulan Data Jenis Data


- Wawancara Jenis data yang dikumpulkan mencakup
- Inspeksi data-data dalam lingkup manajemen
- Observasi Partisipatif keperawatan
PLANNING
Planning atau perencanaan dimaksudkan untuk menysun sustu perencanaan yang strategis dalam mencapai
suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksudkan ntuk menentukan kebutuhan
dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan semua anggaran belanja,
memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatn yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat
mengoptimalkan efektifitas staff serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi
dan misi institusi yang telah ditetapkan.
ORGANIZING
Merupakan suatu uraian pembagian tugas sesuai Metode penugasan yang ditetapkan
peran yang ia jalankan, misalnya sorang kepala harus dapat memudahkan pembagian
ruang maka tugas dan tanggung jawabnya, jadi tugas perawat yang
Masing-masing organisasi memiliki
antara satu dengan yang lainnya mempunyai tugas disesuaikan dengan
struktur formal dan informal yang
dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan perawat
menentukan alur kerja dan hubungan
dan sesuai dengan kebutuhan
timbal balik antar pribadi. perannya.
klien.
Metode
Struktur Organisasi Job Diskriptions  Penugasan
Jenis model askep menurut Grant & Massey, 1997
dan Marquis & Houston, 1998

Model Model Model Primer


Fungsional Tim

Manajemen Model Tim


Kasus Primer
ACTUITING
1. Pengertian Motivasi
Motivasi ada;ah sesuatu yg mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. ( Ngalim, 2000). tujuan
adalah akhir dari satu siklus motivasi ( Luthan) Menurut bentuknya motivasi dibagi :
• Motivasi instrinsik
• Motivasi ekstrinsik
• Motivasi terdesak
2. Sistem Klasifikasi Pasien
Sistem klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan pasien menurut jumlah dan kompleksitas
persyaratan perawatan mereka. Tujuan setiap sistem klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien
dan menghargai masing-masing nilai angkanya yang mengukur volume usaha yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan perawatan pasien.Untuk dapat mengembangkan sistem klasifikasi pasien yang
akan dijalankan, manajer perawat harus menentukan jumlah kategori pembagian pasien
3. Ketenagaan Keperawatan dan Pasien
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah pasien
dan derajat ketergantungan pasien menurut douglas (1984) & loverjdge & cummings (1996).
Perawatan minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam, Perawatan intermediet memerlukan waktu 3
– 4 jam / 24 jam, dan Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam / 24 jam.
LANJUTAN

4. Penjadwalan
Penjadwalan adalah satu aspek dari fungsi kepegawaian. Kepegawaian adalah
perhimpunan dan persiapan pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan misi dari
sebuah organisasi, penjadwalan adalah penentuan pola jam kerja masuk dan libur
mendatang untuk pekerja dalam sebuah unit, seksi atau divisi.

5. Pengembangan Staff
Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja,
mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada beberapa
metode pendidikan dan latihan yang akan digunakan untuk meningkatkan prestasi
kerja (Moenir, 1994:162)
a) Metode Seminar atau Konferensi
b) Metode Lokakarya (Workshop)
c) Metode Sekolah atau Kursus
d) Metode Belajar Sambil Bekerja (Learning by Doing)
KONTROLLING

1. Definisi
Controling merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan penyebab masalah mutu
pelayanan berdasarkan standart yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan
cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai
hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu
(Azwar, 1996)Fungsi pengawasan (controling) merupakan fungsi yang terakhir dari
proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen
lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan.
LANJUTAN

2. Peran Leadhershifp Dalam Controling


a) Mendorong staf untuk aktif terlibat dalam pengawasan mutu
b) Mengkomunikasikan secara jelas standart yang diharapkan terhadap staf
c) Mendorong / memotivasi standart tertinggi untuk kualitas yang maksimal dengan
menyediakan standart keamanan minimum
d) Mengimplementasikan pengawasan mutu secara proaktif serta reaktif
e) Menggunakan pengawasan sebagai metode untuk menentukan mengapa tujuan
tersebut tidak dapat dicapai

3. Fungsi Manajemen Dalam Controling


Menghubungi individu dalam organisasi, membentuk standart ukuran yang jelas
terhadap keperawatan dan menentukan metode yang paling tepat untuk mengukur
standart yang ada.
LANJUTAN

4. Manfaat Controling
Apabila fungsi controling dapat dilaksanakan secara tepat, organisasi akan memperoleh
manfaat sebagai berikut :
• Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai
dengan standart atau rencana kerja dengan menggunakan sumber daya yang telah
ditetapkan.
• Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
• Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan
dan telah digunakan secara benar.
• Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
• Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan
latihan lanjutan
LANJUTAN

5. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan mencakup data dalam lingkup
kontrolling, yang meliputi :
 Evaluasi kepuasan pasien
 Evaluasi kepuasan perawat
 Evaluasi Kinerja perawat
03
ANALISA
SITUASI
RUANGAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN JIWA
PROFESIONAL KLINIK / RUMAH SAKIT
ANALISA SITUASI RUANGAN
1. ANALISA SITUASI RUANGAN
A. Data Gathering
1). Lingkungan Kerja
Lokasi penerapan proses manajerial keperawaatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan
mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNDIP Semarang adalah ruang Madrin ( XII ) RSJD Dr. Amino Gondo Hutomo
Semarang dengan ruangan berkapasitas 15 tempat tidur khusus wanita. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 13
Desember 2004– 14 Desember 2004 tercatat data sebagai berikut :
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang XII :
Tanggal 13 Desember 2004 :
Kelas VIP : 2 bed ( 1 bed kosong )
Kelas I : 3 bed ( 2 bed kosong )
Kelas 2 : 10 bed ( 5 bed kosong )
BOR = 7/15 x 100 = 46 %
Tanggal 14 Desember 2004
Kelas VIP : 2 bed ( 1 bed kosong )
Kelas 1 : 3 bed ( 2 bed kosong )
Kelas 2 : 10 bed ( 5 bed kosong )
BOR = 7/15 x 100 = 46 %
LANJUTAN
Dari data diatas, dapat disimpulkaan bahwa rata-rata jumlah pasien yang dirawat sebanyak 7 orang dengan laju penggunaan tempat tidur /
Bed Occupation Rate ( BOR ) sebesar 46 %.
a. Lokasi dan Denah Ruangan
Lokasi yang digunakan dalam penerapan proses penerapan manajerial adalah ruang Madrin ( XII ) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang
sebagai berikut :
Timur : Taman
Barat : Ruang Janoko ( IX )
Utara : Ruang Larasati ( XI ) dan taman
Selatan : Lapangan tenis
b. Fasilitas untuk Pasien
 Tempat Tidur
Kelas VIP : 2 bed ( 1 kamar )
Kelas I : 3 bed ( 1 kamar )
Kelas II : 10 bed ( 2 kamar, 1 kamar berisi 5 bed )
 Fasilitas Ruangan
Kelas VIP : Kursi sofa dan meja, 2 lemari meja, AC, jam dinding, 2 kamar mandi
Kelas I : Kursi sofa dan meja, 2 lemari meja, jam dinding, 2 kamar mandi
Kelas II : 2 lemari meja, 2 kamar mandi
 Kipas angin 1 buah di tengah ruangan, termometer ruangan
 Ruang isolasi, ruang tindakan dan ruang terapi keluarga belum ada
 Peralatan makan
• Meja makan dan kursi di ruang tengah
• Gelas plastik : buah
• Sendok : buah
• Air minum tersedia
LANJUTAN

 Sarana Audiovisual
a) TV 1 buah
b) Speaker
 Peralatan mandi
a) Belum ada label nama
b) Masing-masing pasien belum terpisah
 Lantai : Bersih, tidak licin

c. Fasilitas untuk Petugas Kesehatan


 Ruang nurse station di ruang tengah
 Ruang pertemuan perawat di bagian tengah
 Ruang ganti perawat di sebelah barat
 Kamar mandi dan WC 3 buah
 Gudang 2 kamar
 Ruang kepala ruang di dekat nurse station
 Ruang dokter jaga di sebelah timur
LANJUTAN

d.Fasilitas Peralatan dan Bahan Kesehatan


• Alat tidak habis pakai : ECT, O2, Tensimeter, Stetoskop, Linen
• Alat habis pakai : NGT, spuit, urine bag, infus set dan abbocath
• Obat emergensi :
 Oral : Parasetamol, antalgin, entromycine, tetrsiklin, istisin,, CTM, antasid,
dexametasone, papaaverin, HCT, reserpin, gliserin guikolat
 Injeksi : Diazepam, CPZ, SA, phenobarbitol, delladrl, vitamin B 12,
vitamin K, dopamin,dormicum, adrenalin
 Cairan : D5%, RL, NaCl
LANJUTAN

2. Sumber
a) Sumber daya Manusia
1) Tenaga Perawat
Tenaga keperawatan di ruang XII RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang yang ada sejumlah 10 orang.
D III Keperawaatan : 9 orang
S1 Keperawatan : 1 orang
2) Tenaga non Keperawatan
Tenaga non keperwatan di ruang XII RSJD Dr. Amino Gondohutomo terdiri dari :
Pramu Husada : 1 orang
Cleaning Service : 1 orang
3) Ketenagaan Keperawatan dan Pasien
Klasifikasi pasien tidak berdasarkan tingkat ketergantungan, tetapi berdasarkan kelas yanag terdiri dari kelas
VIP, kelas 1 dan kelas 2. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan analisa jabatan. Jadwal dinas
dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi ( rata-rata 3 orang dengan karu ), siang ( 2orang ), dan malam ( 2 orang )
b. Sumber Data
1) Sumber primer : Observasi dan wawancara langsung
2) Sumber Sekunder : Data dari laporan atau dokumentasi
3) Sumber Tersier : Data dari publikasi badan- badan resmi
04
PLANNING
PENGORGANISASIA
N ACTUITING
CONTROLING
MANAJEMEN KEPERAWATAN JIWA
PROFESIONAL KLINIK / RUMAH SAKIT
B. Planning
1. Visi dan Misi
2. Standar
3. Budget
4. Kebijakan atau prosedur
5. Di ruangan sudah ada kebijakan – kebijakan atau prosedur untuk setiap tindakan yang akan dilakukan pada pasien

C. PENGORGANISASIAN
1) Struktur Organisasi
2) Job Diskription
3) Metode Penugasan dan Dokumentasi
4. Delegasi
5. Pendokumentasian
6. Pengambilan Keputusan
7. Perubahan
8. Supervisi

D. ACTUITING
1. Pengembangan staf
2. Motivasi
3. Jadwal
E. CONTROLING
1. Evaluasi
a. Evaluasi Kepuasan Pasien :
Belum dilaksanakan (belum ada instrumen questioner kepuasan pasien). Ada kotak saran, tetapi sosialisasi keberadaan kotak saran masih
kurang. Saat pasien akan pulang, perawat ruangan tidak menegaskan kembali adanya kotak saran.
b. Evaluasi Kepuasan Perawat
Belum ada instrumen khusus untuk mengevaluasi kepuasan perawat. Evaluasi kepuasan perawat dilaksanakan dengan melakukan auidit
perawat setiap satu bulan sekali pada saat arisan bulanan oleh kepala ruang.
c. Evaluasi Kinerja Perawat
Selain dilakukan oleh kabag kepegawaian setiap 6 bulan sekali melalui DP3, diruangan ada “buku suci” untuk mengevaluasi kinerja
perawat. Bila ada perawat yang melakukan kesalahan, perawat yang bersangkutan harus menuliskan sendiri di buku suci tentang bentuk
kesalahan tersebut.
2. Kualitas kontrol
Dilaksanakan dengan Gugus Kendali Mutu (GKM). GKM mengadakan pertemuan 1 bulan sekali,apabila permasalahan yang ada tidak
mendesak, namun bila permasalahan dirasa mendesak dapat juga dilaksankan pertemuan 1 minggu sekali atau sesuai dengan kepentingan
Dalam pelaksanaannya, kualitas kontrol dilakukan oleh 12 komite yang ada
3. Sistem Informasi
Informasi mendesak dikomunikasikan langsung pada yang bersangkutan melaui telepon ataupun papan pengumunan.
Informasi tidak mendesak, dikomunikasikan melalui forum pertemuan bulanan.
4. Hubungan dengan teman sejawat
Konflik antar teman sejawat diminimalkan dengan bimbingan kepala ruang dan
dibudayakan untuk saling memuji antar teman sejawat minimal 2 kali dalam sehari
5. Audit Klien
Dilakukan secara multi disiplin ilmu (dokter, perawat, psikolog, mahasiswa, residen,
petugas gizi, apoteker) setiap hari selasa, tetapi belum ada audit klien khusus dari tim
keperawatan

ii.ANALISA SWOT DAN PERUMUSAN MASALAH


Sebelum menerapkan suatu metode pemberian asuhan keperawatan maka perlu dikaji
terlebih dahulu beberapa hal. Fokus identifikasi bisa menggunakan pendekatan
SWOT :Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan
Threatened( ancaman). Dari hasil pengumpulan data yang sudah dilakukan di Ruang XII,
dilakukan analisa dengan menggunakan pendekatan analisa SWOT.
1. Ketenagaan
2. Metode Penugasan
3. Kendali Mutu
05

PEMBAHASA
N
MANAJEMEN KEPERAWATAN JIWA
PROFESIONAL KLINIK / RUMAH SAKIT
PEMBAHASAN
A. KETENAGAAN
B. PENGORGANISASIAN
1. Metode Penugasan
Sesuai dengan teori metode Tim, Metode Tim merupakan pengorganisasian pelayanan
keperawatan oleh sekelompok perawat pada sekelompok klien. Di impin oleh perawat
yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya (register
nurse). Didalam metode Tim memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
• Dalam satu unit terdapat 3 katim
• Masing-masing tim beranggotakan 4 – 7 orang
• Perputaran dinas masing-masing tim minimal 3 bulan
• Tingkat ketergantungan pasien diupayakan berimbang untuk masing-masing tim.
• Anggota tim diupayakan merawat pasien sesuai spesialisasinya, sehingga mengupayakan
agar pasien dengan penyakit atau gangguan yang hampir sama berada dalam satu boks
atau berdekatan
2. Struktur Organisasi
Sesuai dengan hasil implementasi tentang metode penugasan tim yang telah
disederhanakan menjadi 2 tim maka struktur organisasi yang baru di ruang XII adalah
sebagai berikut :
TIM II KATIM Beberapa pasien Beberapa pasien

3) Uraian Tugas
Metode penugasan yang digunakan di ruang XII adalah metode Tim dengan uraian tugas
sebagai berikut :
Tanggung Jawab Ketua Tim
• Mengkaji setiap klien dan menerangkan tindakan keperawatan yang tepat.
• Mengkoordinasikan rencana keperawatan dan pengobatan.
• Menyusun rencana keperawatan tepat waktu, membimbing anggota tim.
Tanggung Jawab Anggota Tim
• Mengikuti instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan secara teliti
termasuk program pengobatan.
• Bertanggung jawab untuk setiap klien di unit yang bersangkutan.
• Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan keperawatan yang dilakukan
maupun respon klien.
• Menerima bantuan dan bimbingan katim.

Tanggung Jawab Kapala Ruang


• Menetapkan standar kinerja stafff
• Membantu stafff menetapkan sasaran keperawatan pada unit yang dipimpinnya.
• Memberikan kesempatan pada katim dan membantu untuk mengembangkan
keterampilan manajemen dan kepemimpinan.
• Mengorientasikan staff baru tentang prosedur tim keperawatan.
• Menjadi nara sumber bagi katim dan staff serta tempat berdiskusi.
• Melakukan komunikasi terbuka untuk setiap staff yang dipimpinnya.
C. CONTROLLING
Berdasarkan permasalahan, rencana intervensi dan pelaksanaannya, maka dapat dibahas
beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan fungsi kontroling di ruang XII, antara
lain :
• Kotak saran
Menurut Azwar (1996), controling merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan penyebab
masalah mutu pelayanan berdasarkan standart yang telah ditetapkan, menetapkan dan
melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta
menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan
mutu .
• Instrumen evaluasi kepuasan pelanggan (khususnya keluarga) tentang mutu pelayanan
keperawatan.Menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Medik tahun 1995, untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pelayanan perlu dilakukan penilaian secara obyektif
dengan menggunakan metode dan instrumen penilaian yang baku, salah satunya dengan
angket evaluasi kepuasan pelanggan (pasien / keluarga).
05

KESIMPULAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN JIWA


PROFESIONAL KLINIK / RUMAH SAKIT
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan, maka ditarik kesimpulan :
1. Solusi yang ditawarkan oleh kelompok mengenai ketenagaan, struktur organisasi dan kontroling telah disetuui oleh Kepala
Ruangan XII.
2. Negosiasi yang dilakukan kelompok tanggal 10 dan 11 Januari tentang perhitungan kebutuhan tenaga perawat,
perngorganisasian dan kontroling telah berhasil diperoleh kesepakatan yaitu untuk ketenagaan memilih metode perhitungan
tenaga menurut Gillies, untuk pengorganisasian akan dibuat struktur organisasi yang baru beserta uraian tugas Karu, Katim,
perawar pelaksana.
3. Untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan di RSJDdr. Amino Gondo Hutomo Semarang, perlu dilakukan sosialisasi
keberadaan kotak saran dengan menetapkan alur yang jelas serta pembuatan instrument evaluasi kepuasan pelanggan
mengenai mutu pelayanan keperawatan dengan sasaran keluarga.

B. Saran
Perawat RSJD dr. Amino Gondo Hutomo Semarang, hendaknya mensosialisasikan keberadaan kotak saran mulai dari saat
pasien masuk di UGD sampai dengan pasien akan pulang. Komite mutu hendaknya membuat instrument evaluasi kepuasan
pelanggan mengenai mutu pelayanan keperawatan dengan sasaran keluarga

C. Rekomendasi
Perawat perlu menindaklanjuti alur sosialisasi kotak saran dan instrumen evaluasi kepuasan pelanggan mengenai mutu
pelayanan keperawatan dengan sasaran keluarga yang kami tawarkan, dengan melakukan uji coba
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai