PPT
MANAJEMEN KEPERAWATAN
JIWA PROFESIONAL KLINIK /
RUMAH SAKIT
ANGGOTA KELOMPOK
AQSAL MACHDI MELINDA H.
01 ADAM
(C01419014) 04 DUKALANG
(C01419059)
DEVINA TESYA
03 LATAMA
(C01419029)
01
PENDAHUL
UAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN JIWA
PROFESIONAL KLINIK / RUMAH SAKIT
PENDAHULUAN
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan bagi organisasi
pelayanan kesehatan. Saat ini adanya suatu keinginan untuk merubah sistim pemberian pelayanan
kesehatan ke sistim desentralisasi. Dengan meningkatnya Pendidikan bagi perawat, diharapkan dapet
memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan issue pada masyarakat.
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata, yaitu di rumah sakit
dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan langkah-langkah operasional dari
manajemen keperawatan.
02
TINJAUAN
PUSTAKA
MANAJEMEN KEPERAWATAN JIWA
PROFESIONAL KLINIK / RUMAH SAKIT
Data Gathering
4. Penjadwalan
Penjadwalan adalah satu aspek dari fungsi kepegawaian. Kepegawaian adalah
perhimpunan dan persiapan pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan misi dari
sebuah organisasi, penjadwalan adalah penentuan pola jam kerja masuk dan libur
mendatang untuk pekerja dalam sebuah unit, seksi atau divisi.
5. Pengembangan Staff
Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja,
mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada beberapa
metode pendidikan dan latihan yang akan digunakan untuk meningkatkan prestasi
kerja (Moenir, 1994:162)
a) Metode Seminar atau Konferensi
b) Metode Lokakarya (Workshop)
c) Metode Sekolah atau Kursus
d) Metode Belajar Sambil Bekerja (Learning by Doing)
KONTROLLING
1. Definisi
Controling merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan penyebab masalah mutu
pelayanan berdasarkan standart yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan
cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai
hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu
(Azwar, 1996)Fungsi pengawasan (controling) merupakan fungsi yang terakhir dari
proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen
lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan.
LANJUTAN
4. Manfaat Controling
Apabila fungsi controling dapat dilaksanakan secara tepat, organisasi akan memperoleh
manfaat sebagai berikut :
• Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai
dengan standart atau rencana kerja dengan menggunakan sumber daya yang telah
ditetapkan.
• Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
• Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan
dan telah digunakan secara benar.
• Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
• Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan
latihan lanjutan
LANJUTAN
5. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan mencakup data dalam lingkup
kontrolling, yang meliputi :
Evaluasi kepuasan pasien
Evaluasi kepuasan perawat
Evaluasi Kinerja perawat
03
ANALISA
SITUASI
RUANGAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN JIWA
PROFESIONAL KLINIK / RUMAH SAKIT
ANALISA SITUASI RUANGAN
1. ANALISA SITUASI RUANGAN
A. Data Gathering
1). Lingkungan Kerja
Lokasi penerapan proses manajerial keperawaatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan
mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNDIP Semarang adalah ruang Madrin ( XII ) RSJD Dr. Amino Gondo Hutomo
Semarang dengan ruangan berkapasitas 15 tempat tidur khusus wanita. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 13
Desember 2004– 14 Desember 2004 tercatat data sebagai berikut :
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang XII :
Tanggal 13 Desember 2004 :
Kelas VIP : 2 bed ( 1 bed kosong )
Kelas I : 3 bed ( 2 bed kosong )
Kelas 2 : 10 bed ( 5 bed kosong )
BOR = 7/15 x 100 = 46 %
Tanggal 14 Desember 2004
Kelas VIP : 2 bed ( 1 bed kosong )
Kelas 1 : 3 bed ( 2 bed kosong )
Kelas 2 : 10 bed ( 5 bed kosong )
BOR = 7/15 x 100 = 46 %
LANJUTAN
Dari data diatas, dapat disimpulkaan bahwa rata-rata jumlah pasien yang dirawat sebanyak 7 orang dengan laju penggunaan tempat tidur /
Bed Occupation Rate ( BOR ) sebesar 46 %.
a. Lokasi dan Denah Ruangan
Lokasi yang digunakan dalam penerapan proses penerapan manajerial adalah ruang Madrin ( XII ) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang
sebagai berikut :
Timur : Taman
Barat : Ruang Janoko ( IX )
Utara : Ruang Larasati ( XI ) dan taman
Selatan : Lapangan tenis
b. Fasilitas untuk Pasien
Tempat Tidur
Kelas VIP : 2 bed ( 1 kamar )
Kelas I : 3 bed ( 1 kamar )
Kelas II : 10 bed ( 2 kamar, 1 kamar berisi 5 bed )
Fasilitas Ruangan
Kelas VIP : Kursi sofa dan meja, 2 lemari meja, AC, jam dinding, 2 kamar mandi
Kelas I : Kursi sofa dan meja, 2 lemari meja, jam dinding, 2 kamar mandi
Kelas II : 2 lemari meja, 2 kamar mandi
Kipas angin 1 buah di tengah ruangan, termometer ruangan
Ruang isolasi, ruang tindakan dan ruang terapi keluarga belum ada
Peralatan makan
• Meja makan dan kursi di ruang tengah
• Gelas plastik : buah
• Sendok : buah
• Air minum tersedia
LANJUTAN
Sarana Audiovisual
a) TV 1 buah
b) Speaker
Peralatan mandi
a) Belum ada label nama
b) Masing-masing pasien belum terpisah
Lantai : Bersih, tidak licin
2. Sumber
a) Sumber daya Manusia
1) Tenaga Perawat
Tenaga keperawatan di ruang XII RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang yang ada sejumlah 10 orang.
D III Keperawaatan : 9 orang
S1 Keperawatan : 1 orang
2) Tenaga non Keperawatan
Tenaga non keperwatan di ruang XII RSJD Dr. Amino Gondohutomo terdiri dari :
Pramu Husada : 1 orang
Cleaning Service : 1 orang
3) Ketenagaan Keperawatan dan Pasien
Klasifikasi pasien tidak berdasarkan tingkat ketergantungan, tetapi berdasarkan kelas yanag terdiri dari kelas
VIP, kelas 1 dan kelas 2. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan analisa jabatan. Jadwal dinas
dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi ( rata-rata 3 orang dengan karu ), siang ( 2orang ), dan malam ( 2 orang )
b. Sumber Data
1) Sumber primer : Observasi dan wawancara langsung
2) Sumber Sekunder : Data dari laporan atau dokumentasi
3) Sumber Tersier : Data dari publikasi badan- badan resmi
04
PLANNING
PENGORGANISASIA
N ACTUITING
CONTROLING
MANAJEMEN KEPERAWATAN JIWA
PROFESIONAL KLINIK / RUMAH SAKIT
B. Planning
1. Visi dan Misi
2. Standar
3. Budget
4. Kebijakan atau prosedur
5. Di ruangan sudah ada kebijakan – kebijakan atau prosedur untuk setiap tindakan yang akan dilakukan pada pasien
C. PENGORGANISASIAN
1) Struktur Organisasi
2) Job Diskription
3) Metode Penugasan dan Dokumentasi
4. Delegasi
5. Pendokumentasian
6. Pengambilan Keputusan
7. Perubahan
8. Supervisi
D. ACTUITING
1. Pengembangan staf
2. Motivasi
3. Jadwal
E. CONTROLING
1. Evaluasi
a. Evaluasi Kepuasan Pasien :
Belum dilaksanakan (belum ada instrumen questioner kepuasan pasien). Ada kotak saran, tetapi sosialisasi keberadaan kotak saran masih
kurang. Saat pasien akan pulang, perawat ruangan tidak menegaskan kembali adanya kotak saran.
b. Evaluasi Kepuasan Perawat
Belum ada instrumen khusus untuk mengevaluasi kepuasan perawat. Evaluasi kepuasan perawat dilaksanakan dengan melakukan auidit
perawat setiap satu bulan sekali pada saat arisan bulanan oleh kepala ruang.
c. Evaluasi Kinerja Perawat
Selain dilakukan oleh kabag kepegawaian setiap 6 bulan sekali melalui DP3, diruangan ada “buku suci” untuk mengevaluasi kinerja
perawat. Bila ada perawat yang melakukan kesalahan, perawat yang bersangkutan harus menuliskan sendiri di buku suci tentang bentuk
kesalahan tersebut.
2. Kualitas kontrol
Dilaksanakan dengan Gugus Kendali Mutu (GKM). GKM mengadakan pertemuan 1 bulan sekali,apabila permasalahan yang ada tidak
mendesak, namun bila permasalahan dirasa mendesak dapat juga dilaksankan pertemuan 1 minggu sekali atau sesuai dengan kepentingan
Dalam pelaksanaannya, kualitas kontrol dilakukan oleh 12 komite yang ada
3. Sistem Informasi
Informasi mendesak dikomunikasikan langsung pada yang bersangkutan melaui telepon ataupun papan pengumunan.
Informasi tidak mendesak, dikomunikasikan melalui forum pertemuan bulanan.
4. Hubungan dengan teman sejawat
Konflik antar teman sejawat diminimalkan dengan bimbingan kepala ruang dan
dibudayakan untuk saling memuji antar teman sejawat minimal 2 kali dalam sehari
5. Audit Klien
Dilakukan secara multi disiplin ilmu (dokter, perawat, psikolog, mahasiswa, residen,
petugas gizi, apoteker) setiap hari selasa, tetapi belum ada audit klien khusus dari tim
keperawatan
PEMBAHASA
N
MANAJEMEN KEPERAWATAN JIWA
PROFESIONAL KLINIK / RUMAH SAKIT
PEMBAHASAN
A. KETENAGAAN
B. PENGORGANISASIAN
1. Metode Penugasan
Sesuai dengan teori metode Tim, Metode Tim merupakan pengorganisasian pelayanan
keperawatan oleh sekelompok perawat pada sekelompok klien. Di impin oleh perawat
yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya (register
nurse). Didalam metode Tim memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
• Dalam satu unit terdapat 3 katim
• Masing-masing tim beranggotakan 4 – 7 orang
• Perputaran dinas masing-masing tim minimal 3 bulan
• Tingkat ketergantungan pasien diupayakan berimbang untuk masing-masing tim.
• Anggota tim diupayakan merawat pasien sesuai spesialisasinya, sehingga mengupayakan
agar pasien dengan penyakit atau gangguan yang hampir sama berada dalam satu boks
atau berdekatan
2. Struktur Organisasi
Sesuai dengan hasil implementasi tentang metode penugasan tim yang telah
disederhanakan menjadi 2 tim maka struktur organisasi yang baru di ruang XII adalah
sebagai berikut :
TIM II KATIM Beberapa pasien Beberapa pasien
3) Uraian Tugas
Metode penugasan yang digunakan di ruang XII adalah metode Tim dengan uraian tugas
sebagai berikut :
Tanggung Jawab Ketua Tim
• Mengkaji setiap klien dan menerangkan tindakan keperawatan yang tepat.
• Mengkoordinasikan rencana keperawatan dan pengobatan.
• Menyusun rencana keperawatan tepat waktu, membimbing anggota tim.
Tanggung Jawab Anggota Tim
• Mengikuti instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan secara teliti
termasuk program pengobatan.
• Bertanggung jawab untuk setiap klien di unit yang bersangkutan.
• Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan keperawatan yang dilakukan
maupun respon klien.
• Menerima bantuan dan bimbingan katim.
KESIMPULAN
B. Saran
Perawat RSJD dr. Amino Gondo Hutomo Semarang, hendaknya mensosialisasikan keberadaan kotak saran mulai dari saat
pasien masuk di UGD sampai dengan pasien akan pulang. Komite mutu hendaknya membuat instrument evaluasi kepuasan
pelanggan mengenai mutu pelayanan keperawatan dengan sasaran keluarga
C. Rekomendasi
Perawat perlu menindaklanjuti alur sosialisasi kotak saran dan instrumen evaluasi kepuasan pelanggan mengenai mutu
pelayanan keperawatan dengan sasaran keluarga yang kami tawarkan, dengan melakukan uji coba
TERIMA
KASIH