Anda di halaman 1dari 31

Prodi Fisioterapi

ASPEK REHABILITASI MEDIK


PADA GUILLAIN BARRE
SYNDROME
Sabirin Berampu
Inkes Medistra

1
PENDAHULUAN

2
PENDAHULUAN

Alcoholic neuropathy

Landry’s paralysis

Disosiasi sitoalbumin

Guillain Barre
Syndrome

33
Guillain Barre Syndrome

Suatu kelainan kekebalan tubuh


manusia yang menyerang bagian dari
susunan syaraf tepi dirinya sendiri
dengan karakteristik berupa
kelemahan atau arefleksia dari syaraf
motorik yang sifatnya progresif

Etiologi : Inflamasi dan destruksi dari mielin


(demyelinisasi) dan menyerang beberapa syaraf.
Penyebabnya belum diketahui (autoimun). Dapat
didahului oleh infeksi virus, bakteri ( Campylobacter
jejuni), vaksinasi atau penyakit sistemik

4
PATOFISIOLOGI

Replikasi

Aktivasi sel Limfosit T

Infeksi oleh
bakteri,virus/antigen lain
memasuki sel Schwann

• Proses pematangan Limfosit B


• Produksi autoantibodi spesifik
• Terjadi destruksi Myelin

55
EPIDEMIOLOGI

GBS dapat terjadi pada semua orang


tanpa membedakan usia dan ras. Insiden
meningkat dengan bertambahnya usia

GBS merupakan penyebab paralisa akut yang


tersering di negara Barat
66
NINCDS KRITERIA DIAGNOSTIK GBS

Gejala Utama Kelemahan yang bersifat progresif pada satu atau lebih ekstremitas
dengan atau tanpa disertai ataxia

Arefleksia atau hiporefleksia yang bersifat general

Gejala • Progresivitas dalam waktu sekitar 4 minggu, Biasanya simetris


Tambahan • Adanya gejala sensoris yang ringan
• Terkenanya SSP, biasanya berupa kelemahan saraf facialis bilateral
• Disfungsi saraf otonom
• Tidak disertai demam
• Penyembuhan dimulai antara minggu ke 2 sampai ke 4
Pemeriksaan  Peningkatan protein
LCS
 Sel MN < 10 /ul

Pemeriksaan Terlihat adanya perlambatan atau blok pada konduksi impuls syaraf
Elektro-
diagnostik 7
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

88
ETIOLOGI
DIAGNOSA BANDING

GBS harus dibedakan dengan beberapa kelainan SSP

Botulism Myasthenia MYOSITIS


Gravis

Keterlibatan otot Kelumpuhan bersifat


ekstraokuler dan paroximal, CPK meningkat,
konstipasi LCS normal

Ophtalmoplegia
9
9
10
KOMPLIKASI DAN PROGNOSA

Komplikasi gagal napas, aspirasi makanan


atau cairan ke dalam paru, pneumonia,
meningkatkan resiko terjadinya infeksi, trombosis
vena dalam, paralisa permanen pada bagian tubuh
tertentu, dan kontraktur pada sendi

Prognosa 95% dapat bertahan hidup, 5%


kematian. Sebanyak 3% dapat mengalami relaps
yang lebih ringan beberapa tahun setelah onset
pertama

11
Masalah mendasar pada Pasien GBS dari
aspek rehabilitasi medik :
Muskuloskeletal
Kardiopulmonari
Sistem Syaraf Otonom
Sensasi

12
MUSKULOSKELETAL

13
KARDIOPULMONARI

14
SISTEM SYARAF OTONOM

Gangguan yang biasanya tampak adalah naik


turunnya tekanan darah, keringat yang
berlebihan, ataupun postural hipotensi

15
SENSASI

16
Penatalaksaan Fisioterapi

Fisioterapi harus dimulai sejak awal penyakit,


yaitu sejak kondisi pasien stabil

Ada dua fase yang perlu diperhatikan dalam


memberikan fisioterapi, yakni pada fase
progresif serta fase penyembuhan

Pada fase progresif, yang penting diperhatikan


adalah bagaimana mempertahankan kondisi
pasien, sehingga tidak terjadi komplikasi

17
Data Collection

Penatalaksaan Fisioterapi
Each study site received a Microsoft Excel–based data
Pada faseform
collection penyembuhan, prinsip
and a study guid e rehabilitasi
ditujukan terutama pada peningkatan kekuatan
dan optimalisasi kondisi pasien

Prinsip rehabilitasi pada fase ini terutama


ditujukan pada
Clinical and masalah
imaging muskuloskeletal
predictors dan by
were collected
kardiopulmoner
stroke neurologists based on the review of medical
Tujuan utama
record and dari
brain rehabilitasi pada penderita
images
GBS secara keseluruhan adalah untuk
mengoptimalisasi kemampuan fungsional
penderita
18
7
Penatalaksanaan Fisioterapi pada Masalah Muskuloskeletal

 Fase Progresif
 Mempertahankan kekuatan otot, panjang otot, luas gerak
sendi (LGS)
 Latihan penguatan secara aktif, penguatan dengan
bantuan (aktif asistif) maupun latihan pasif
 Dimulai dari bagian bawah, dan diakhiri dengan bagian
tubuh yang terkuat
 Perhatikan tingkat toleransi pasien terhadap latihan
 Intensitas latihan dalam sehari dapat ditingkatkan secara
bertahap

19
Penatalaksanaan Fisioterapi pada Masalah Muskuloskeletal

 Fase Penyembuhan
 Merupakan fase lanjutan dari fase progresif
 Rehabilitasi ditekankan pada pemeliharaan panjang otot dan lingkup
gerak sendi
 Beban latihan yang diberikan belum boleh terlalu berat
 Program latihan aktif dapat ditingkatkan apabila penderita sudah
mampu melakukan latihan aktif dan memenuhi LGS normal tanpa
kesulitan
 Latihan pergerakan sendi yakni berupa latihan gerak pada setiap
sendi secara sistematis, dan di akhir gerakan aktif, ditambahkan 2
sampai 3 kali gerakan sendi maksimal untuk mempertahankan LGS

20
Penatalaksanaan Pada Masalah
Kardiopulmoner
• Latihan peningkatan Ekspansi
Berkurangnya dada
Ekspansi Dada • Bantuan ventilator atau
hiperventilasi manual

Gangguan Pembersihan saluran nafas


Pembersihan dengan bantuan ventilator,
Jalan Nafas hiperventilasi manual dan
drainase postural

Pemberian makanan melalui


Gangguan selang makan untuk mencegah
Menelan aspirasi

21
Penatalaksanaan Pada Masalah Otonom

Gangguan otonom ini merupakan salah satu hal


yang perlu dicermati dalam rehabilitasi,
terutama dalam hal mobilisasi; dimana saat
mobilisasi, tubuh perlu melakukan adaptasi,
baik karena pengaruh postural ataupun
terhadap sistem kardiovaskuler. Karenanya,
perlu dicermati perubahan tekanan darah saat
dilakukan tindakan rehabilitasi

22
Penatalaksanaan Pada Masalah Sensasi

• Nyeri pada punggung dapat dikurangi dengan


melakukan peregangan pada sendi-sendi tulang
belakang beserta otot-otot disekitarnya, pergerakan
pasif anggota gerak, masase, perubahan posisi yang
cukup sering, serta dengan medikasi

• Untuk pencegahan terjadinya ulkus maka posisi


penderita harus diubah setiap 2 jam sekali

23
Short wave diathermy

SWD merupakan arus frekuensi


tinggi yaitu 27,12 MHz dengan
panjang gelombang 11 m.
Merupakan arus yang tidak
memberikan rangsangan terhadap
saraf sensorik maupun motorik
dapat menghasilkan efek terhadap
jaringan seperti meningkatnya
metabolisme sel – sel lokal,
meningkatkan elastisitas jaringan
dan menurunkan nyeri

24
Infra Red

Efek fisiologis dan terapeutik sinar infra merah antara lain :

 Meningkatkan proses metabolisme


 Vasodilatasi pembuluh darah
 Pigmentasi
 Pengaruh terhadap urat syaraf sensoris
 Pengaruh terhadap jaringan otot
 Destruksi jaringan
 Menaikkan temperatur tubuh
 Mengaktifkan kerja kelenjar keringat
 

25
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)

TENS merupakan suatu cara penggunaan


energi listrik guna merangsang sistem saraf
melalui permukaan dan terbukti efektif untuk
mengurangi berbagai tipe nyeri

Terapi Okupasi

memfokuskan terapi pada aktivitas untuk


membantu pasien melakukan aktivitasnya sehari-
hari secara optimal

26
Ortotik Prostetik

Alat Bantu Jalan


• Tongkat atau cane - Walker

• Crutch atau kruk atau gait

27
Terapi Wicara dan Psikologis

• meningkatkan kemampuan bicara dan menelan


pasien pasca intubasi ataupun trakeostomi
• memperbaiki kemampuan penderita dalam
berkomunikasi
• Bila diperlukan, konseling profesional dapat
diadakan untuk meningkatkan rasa percaya diri
serta harga dirinya sebagai manusia

28
KESIMPULAN

29
SARAN

• Perlu adanya waktu istirahat diantara


tahapan latihan baik interval 1 atau 2 hari
diantaranya

• Konseling profesional dapat diadakan


untuk meningkatkan rasa percaya diri serta
harga dirinya sebagai manusia

30
Thank You

Anda mungkin juga menyukai