Nunung F. Sitepu
Definisi
• Penyakit akut atau lebih tepat subakut yang
lambat laun menjadi paralitik dengan
penyebab yang belum jelas, namun teori saat
ini mulai terarah pada proses imunologik.
• Merupakan peradangan neuritis demielinasi
(disebut juga polineuropati) progresif dan
akut yang mengenai sistem saraf perifer.
• Gangguan kelemahan neuromuskular akut
yang memburuk secara progresif yang dapat
mengarah pada kelumpuhan total tetapi
biasanya paralisis sementara.
Etiologi
Belum diketahui, diduga oleh karena :
Selain yang disebutkan diatas penyakit ini dapat pula timbul oleh
karena infeksi cytomegalovirus, epster-barr virus, enterovirus,
mycoplasmadan dapat pula oleh post imunisasi .
3 tahap pada keadaan akut GBS:
1. The initial period (1-3 minggu), dimulai pada
onset pertama dari gejala yang nyata dan berakhir
ketika tidak terjadi keadaan yang memburuk.
2. The plateu period (beberapa hari sampai 2 minggu).
3. The recovery period (4-6 bulan) bersamaan dengan
remyelinisasi dan regenerasi aksonal
- Klien yang mengalami injury pada akson
memerlukan rehabilitasi yang intensive mungkin
lebih dari 2 tahun penyembuhan tidak terjadi dengan
baik maka disebut sebagai GBS kronik.
Initial Onset
Pada awalnya biasanya muncul gejala-gejala yang terjadi secara
mendadak,yaitu adanya parathesia (hilang rasa), nyeri dan atau
kekauan dari anggota badan yang diikuti dengan kelemahan anggota
badan.
Pasien-apsien ini tidak hanya menderita kelemahan dan
parathesia,namun juga terjadi kelembekan dan nyeri otot. Hal ini
seperti apabila kita tidur dengan tangan tertekan sepanjang malam
sehingga saat bangun tangan kita terasa kaku, parathesia, terasa
lumpuh dan nyeri.
Pasien mungkin tidak menjadi lebih buruk dan hanya menderita GBS
ringan, namun bagaimana pun tahap ini dapat terjadi sampai 3
minggu dan pasien menjadi semakin lemah dan mengakibatkan:
arefleksia (tidak ada reflek), menurunnya atau tidak berfungsinya
otot-otot diafragma dan intercosta, hilangnya sensani secara total,
quadraplegia penuh.
Continue…
The Plateu Stage (tahap Mendatar)
Pada tahap ini tidak terjadi kemerosotan
atau penambahan gejala. Tahap ini dapat
berlangsung beberapa hari sampai
beberapa minggu.
Recovery Stage (tahap penyembuhan)
Terjadi remyelinisasi dan penambahan
konduksi. Hal ini dapat terjadi dari 4 bulan
sampai 3 tahun.
Patofisiologi
Fisiotherapi
dada dan penghisapan endotrakeal
apabila kemampuan untuk batuk hilang dan sekresi
mulai terkumpul di paru-paru
Pemasangan selang nasogastrik untuk pemberian
makanan, bila pasien tidak dapat menelan
1. Riwayat pasien
Riwayat pasien merupakan hal yang sangat penting, perlu
dicatat tidak hanya demam pada 2-3 minggu sebelumnya.
2. Lumbal Punctie
Adanya kenaikan protein pada cairan serebrospinal
namun tidak ditemukan peningkatan Leukosit.
Continue..
3. Tes Fungsi Paru
Dilihat kapasitas vital parunya, cek setiap jamuntuk melihat adanya
kelemahan. Jika kapasitas menurun sampai 20 mls/kg atau 1,5 liter,
pindahkan pasien ke ICU.
4. Gambaran Kondusif Saraf
Terlihat adanya penurunan pada kecepatan konduksi saraf-saraf.
5. Elektro Myelogram
Pada rekaman elektro myelogram, kontraksi otot-otot dihasilnya
dari rangsangan listrik. Tidak adanya kontraksi menandakan
hilangnya lapisan myelin.
Diagnosis Banding
Nic :
1) Kaji kemampuan untuk mengunyah, menelan, pada keadaan yang teratur.
2) Catat masukan kalori setiap hari.
3) Catat makanan yang disukaii oleh pasien termasuk pilihan diet yang
dikehendaki.
4) Izinkan untuk makan sesuai waktu yang diinginkan yang menyenangkan bagi
pasien
5) Beri diet tinggi kalori.
6) Pasang/pertahankan selang NGT.
Dx 7 : Konstipasi b.d kehilangan sensasi dan reflex
sfingter
Noc : Konstipasi tidak ada.
Nic :
1) Auskultasi bising usus, catat adaya perubahan bising
usus.
2) Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 2000
ml/hari (jika pasien dapat menelan).
3) Berikan privasi dan posisi fowler dengan jadwal waktu
secara teratur.
4) Beri obat pelembek feses.
5) Tingkatkan diet makanan yang berserat.
Dx 8 : hambatan interaksi social b.d paralisis otot wajah