Anda di halaman 1dari 22

Multiple Sclerosis

Nama:
1. Aas uswatun hasanah
2. Ade nuriah amin
3. Adelia puspita ayu
4. Anisya pramestyas
Pengertian Multiple Sclerosis
Multipel Sklerosis (MS) merupakan keadaan Sklerosis Multipel adalah penyakit autoimun
inflamasi, demielinisasi dan pembentukan yang ditandai dengan respon imun yang
jaringan parut pada selubung myelin yang dimediasi sel dan respon imun humoral dengan
tidak dapat diduga dalam otak, medulla antibody dan sel T yang diaktivasi, yang
spinalis dan saraf cranial sehingga terjadi keduanya diproduksi melawan antigen sendiri
disfungsi neurologi yang luas. ( Esther yang menyebabkan kerusakan neuron di system
Chang : 2010 ). saraf pusat. ( Elizabeth J. Corwin : 2009 ).

Multiple Sklerosis ( Sclerosis Multiple - MS)


adalah penyakit kronis pada sistem saraf
pusat (SSP) yang dikarakteristikkan oleh
sedikit lapisan dari batas substansia alba pada
saraf optik, otak dan medula spinalis.
(Batticaca, Fransisca.B, 2008).
Etiologi Multiple Sklerosis tidak dianggap sebagai
penyakit keturunan, namun, genetika dapat
Faktor genetik berperan dalam menentukan kerentanan seseorang
terhadap multiple sklerosis.

Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan


Faktor lingkungan
risiko yang lebih tinggi dari Multiple Sklerosis.

Infeksi Paparan awal terhadap virus, bakteri dan mikroba


lainnya selama masa kanak-kanak dapat memicu
terkena Multiple Sklerosis

Imunologi
Secara umum multiple sklerosis ini melibatkan
proses autoimun yaitu respon abnormal dari
sistem kekebalan tubuh
Klasifikasi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis Multiple Sclerosis

2. Gangguan 3. Gangguan indra 4. Gangguan


1. Gangguan perasa kemampuan berbicara
Motorik
Sensorik

5. Gangguan 6. Gangguan
berkemih dan BAB Kognitif dan Emosi
Pemeriksaan diagnostik

■ Lumbal punction
■ DCT Scan
■ MRI
■ Urodinamik
■ Neuropsikologik.
Penatalaksanaan Multiple Sclerosis

Terapi obat untuk fase akut : Kortikosteroid


dan ACTH : Digunakan sebagai agens anti-
1. Terapi obat
inflamasi yang dapat meningkatkan konduksi
saraf.

Terapi suportif diberikan untuk mencegah


terjadinya komplikasi dan mempertahankan
kondisi pasien agar tetap stabil. Fisioterapi
dan terapi suportif diberikan untuk
2.Terapi suportif
mampertahankan kekuatan otot serta
ditambah dengan obat untuk relaksasi otot
untuk mengurangi ketidaknyamanan dan
nyeri.
Asuhan keperawatan multiple sclerosis
1. Pengkajian

■ Identitas

Pada umunya terjadi pada orang-orang yang hidup di daerah utara dengan temperatus tinggi,
terutama pada dewasa muda (20-40th).

■ Keluhan Utama

Muncul keluhan lemah pada anggota badan bahkan mengalami spastisitas / kekejangan dan
kaku otot, kerusakan penglihatan.

■ Riwayat Penyakit Dahulu

Biasanya klien pernah mengalami pengakit autoimun


■ Riwayat Penyakit Sekarang

Pada umunya terjadi demilinasi ireguler pada susunan saraf pusat perier yang mengakibatkan erbagai
derajat penurunan motorik, sensorik, dan juga kognitif

■ Riwayat penyakit keluarga

Penyakit ini sedikit lebih banyak ditemukan di antara keluarga yang pernah menderita penyakit tersebut,
yaitu kira-kira 6-8 kali lebih sering pada keluarga dekat.

■ Pengkajian psikososiospiritual

Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respons emosi klien terhadap
penyakit yang dideritanya.
Pemeriksaan Fisik

■ Keadaan umum

Klien dengan mutiple sclerosis umumnya tidak mengalami penurunan kesadaran.


Adanya perubahan pada tanda-tanda vital, meliputi bradikardi, hipotensi, dan penurunan
frekuensi pernapasan berhubungan dengan bercak lesi di medula spinalis.

■ System pernafasan

Pasien pada multiple sclerosis dapat mempunyai nafas yang dipendek dikarenakan tirah
baring yang lama.

■ System kardiovaskuler

Akibat dari tirah baring lama dan inaktivitas biasanya klien mengalami hipotensi postural.
■ System syaraf
Inspeksi umum didapatkan berbagai manifestasi akibat perubahan tingkah laku.
■ System perkemihan
Disfungsi kandung kemih. Lesi pada traktus kortokospinalis menimbulkan gangguan
pengaturan spingtersehingga timbul keraguan, frekuensi dan urgensi yang menunjukkan
berkurangnya kapasitas kandung kemih yang spatis.selalin itu juga timbul retensi dan
inkontinensia.
■ System pencernaan
Pemenuhan nutrisi berkurang berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang karena
kelemahan fisik umum dan perubahan status kognitif. Penurunan aktivitas umum klien
sering mengalami konstipasi.
■ System muskuloskeletal

Pada keadaan pasien mutiple sclerosis biasanya didapatkan adanya kesuliatan untuk
beraktivitas karena kelemahan spastik anggota gerak. Kelemahan anggota gerak pada satu
sisi tubuh atau terbagi secara asimetris pada keempat anggota gerak. Merasa lelah dan berat
pada satu tungkai, dan pada waktu berjalan terlihat jelas kaki yang sebelah terseret maju,
dan pengontrolan yang kurang sekali. Klien dapat mengeluh tungkainya seakan-akan
meloncat secara spontan terutama apabila ia sedang berada di tempat tidur.keadaan spatis
yang lebih berat disertai dengan spasme otot yang nyeri.
Diagnosis keperawatan

■ Hambatan mobilitas fisik berhubungan demngan kelemahan, paresis, dan spastisitas


■ Resiko cedera berhubungan dengan kerusakan sensori dan penglihatan, dampak tirah
baring lama dan kelemahan spastic.
■ Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan kelumpuhan saraf perkemihan.
Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria hasil
1. Hambatan mobilitas fisik Dalam waktu 3 x 24 jam klien Klien dapat ikut serta dalam
yang berhubungan dengan mampu melaksanakan aktifitas program latihan
kelemahan, paresis, dan fisik sesuai dengan Tidak terjadi kontraktor sendi
spastisitas. kemampuannya. Bertambahnya kekuatan otot
Klien menunjukkan tindakkan
untuk meningkatkan mobilitas
Intervensi
Intervensi Rasional
Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap mengetahui tingkat kemampuan klien dalam meakukan
peningkatan kerusakan, kaji secara teratur fungsi aktifitas
motorik
Modifikasi peningkatan mobilitas fisik relaksasi dan koordinasi latihan otot meningkatkan
efisiensi otot pada klien multipel sklerosis.
Anjurkan teknik aktifitas dan teknik istirahat klien dianjurkan untuk melakukan aktifitas melelahkan
dalam waktu singkat, karena lamanya latihan yang
melelahkan ekstremitas dapat menyebabkan paresis, kebas,
atau tidak ada koordinasi.
Ajarkan teknik latihan jalan Latihan berjalan meningkatkan gaya berjalan, karena
umumnya pada keadaan tersebut kaki dan telapak kaki
kehilangan sensasi positif.
Ubah posisi klien tiap 2 jam menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat
sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan.
Intervensi

Ajarkan klien untuk melakukan Gerakan aktif memberikan massa, tonus


latihan gerak aktif pada ekstermitas dan kekuatan otot serta memperbaiki
yang tidak sakit funsi jantung dan pernapasan
Lakukan gerak pasif pada otot volunteer akan kehilangan tonus dan
ekstermitas yang sakit. kekuatannya bila tidak dilatih untuk
digerakan.
Bantu klien melakukan latihan ROM, untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai
perawatan diri sesuai toleransi kemampuannya
Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan atau sesuai
dengan kriteria hasil
Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada proses akhir keperawatan setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Evaluasi ditulis berdasarkan respon pasien dan perkembangan pasien selama tindakan
keperawatan.
Kesimpulan
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Multiple Sklerosis adalah penyakit
autoimun dan merupakan salah satu kondisi neurologis kronik ditandai oleh lesi pada SSP
atau bercak kecil dimielinasi di dalam otak medula spinalis dan saraf kranial sehingga
terjadi disfungsi neurologis.
Pengobatan yang dilakukan dengan fisioterapi dan terapi suportif diberikan untuk
mampertahankan kekuatan otot serta mengkolaborasikan juga dengan terapi obat untuk
relaksasi otot untuk mengurangi ketidaknyamanan dan nyeri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai