KEPERAWATAN
MULTIPEL SKLEROSIS
Nama Kelompok :
Kharisma Nur Wijayanti (108118064)
Penyebab terjadi multipel sklerosis masih belum diketahui secara pasti. Namun,
para ilmuwan memperkirakan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya
multipel sklerosis. Penyebab MS belum diketahui secara pasti namun ada dugaan b
erkaitan dengan virus dan mekanisme autoimun (Clark, 1991).
Kerusakan myelin pada MS mungkin terjadi akibat respon abnormal dari sistem
kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh dari serangan organisme berb
ahaya (bakteri dan virus).
a) Gangguan autoimun (kemungkinan dirangsang / infeksi virus)
b) Genetik
c) Kelainan pada unsur pokok lipid myelin
d) Racun yang beredar dalam CSS
e) Infeksi virus pada SSP
KLASIFIKASI
Menurut Basic Neurologi (Mc. Graw Hill,2000),ada beberapa kategori sklerosis multipe
l berdasarkan progresivitasnya adalah :
1. Relapsing Remitting sklerosis multiple
Ini adalah jenis MS yang klasik yang sering kali timbul pada akhir usia belasan ata
u dua puluhan tahun diawali dengan suatu erangan hebat yang kemudian diikuti den
gan kesembuhan semu.Yang dimaksud dengan kesembuhan semu adalah setelah ser
angan hebat penderita terlihat pulih.Namun sebenarnya,tingkat kepulihan itu tidak la
gi sama dengan tingkat kepulihan sebelum terkena serangan
2. Primary Progresssiv MS
Pada jenis ini kondisi penderita terus memburuk ada saat – saat penderita tidak
mengalami penurunan kondisi, namun jenis sklerosis multipel ini tidak mengenal istil
ah kesembuhan semu
3. Secondary Progressiv sklerosis multiple
Ini adalah kondisi lanjut dari Relapsing Remitting sklerosis multipel. Pada jenis ini
kondisi penderita menjadi serupa pada kondisi penderita Primary Progresssiv sklerosis
multipel.
( Mutaqin Arif, Asuhan keperawatan klien dangan gangguan system persyarafan, (2008) h
al 216 )
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan farmakoterapi
a) Terapi obat untuk fase akut : Kortikosteroid dan ACTH, digunakan sebagai age
ns anti-inflamasi yang dapat meningkatkan konduksi saraf.
b) Terapi obat untuk menurunkan jumlah kekambuhan : Beta interferon ( betasero
n ), digunakan dalam perjalanan relapsing-remittting, dan juga menurunkan se
cara signifikan jumlah dan beratnya eksaserbasi
c) Baklofen : Sebagai agens antispasmodic merupakan pengobatan yang dipilih u
ntuk spastisitas
d) Imunosupresan (immunosuppressant) dapat menstabilkan kondisi penyakit
e) Terapi obat lain : cycloscospamid, total limpoid irradiation (TLI).
2. Terapi suportif
Terapi suportif diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mempertahan
kan kondisi pasien agar tetap stabil. Fisioterapi dan terapi okupasi diberikan untuk m
empertahankan tonus dan kekuatan otot serta ditambah dengan obat untuk relaksasi
otot untuk mengurangi ketidaknyamanan dan nyeri karna spastik.
3. Blok saraf dan pembedahan
Dilakukan jika terjadi spastisitas berat dan kontraktur untuk mencegah kerusakan l
ebih lanjut
KOMPLIKASI