Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Hipertensi Dan Penyakit Jantung Koroner”

Disusun untuk memenuhi

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah

Pengampu : dr. Eko Priyono

Kelompok 1

1. Destri Retno R 8. Riki Andri M

2. Fitrianingsih 9. Adi Vanda D

3. Anggi Novita Sari 10. Via Wahyuningtyas

4. Dwi Agustin 11. Meisi Awandani

5. Asna Cahyaningsih 12. Ikhsan Kurniawan

6. Sofia Aina 13. Riza Amalia

7. Dias Risky Y

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
“Hipertensi Dan Penyakit Jantung Koroner”tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai
pihak, penulis tidak mungkin dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Oleh karena
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua elemen yang turut
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, dan dapat
memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca. Meskipun penulis menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, karena tak ada satupun yang sempurna
di dunia ini, demikian dengan tulisan ini. Oleh karena itu, kritik yang membangun kami
harapkan dari para pembaca, demi penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik.
Terima Kasih.

Cilacap, 16 September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
C. Tujuan ................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipertensi ........................................................................................ 6
B. Pengobatan Hipertensi ....................................................................................... 7
C. Pengertian Jantung Koroner ............................................................................ 10
D. Tanda dan Gejala Jantung Koroner ................................................................. 11
E. Patofisiologi..................................................................................................... 15
F. Manifestasi Klinis............................................................................................ 17
G. Pengobatan ...................................................................................................... 17

BAB III PENUTUP


Kesimpulan dan Saran ..................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia
yang menimbulkan kesakitan, kecacatan, dan kematian yang tinggi, serta
menimbulkan beban pembiayaan kesehatan sehingga perlu dilakukan
penyelenggaraan penanggulangan, Pada tingkat global, 63% penyebab
kematian di dunia adalah penyakit tidak menular yang membunuh 36 juta jiwa
per tahun, 80% kematian ini terjadi di negara berpenghasilan menengah dan
rendah. Penyakit tidak menular adalah penyakit kronis dengan durasi yang
panjang dengan proses penyembuhan atau pengendalian kondisi klinisnya yang
umumnya lambat. Indonesia juga mengalami eskalasi penyakit tidak menular
yang dramatis. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 dan 2013 menunjukkan
bahwa telah terjadi peningkatan secara bermakna, diantaranya prevalensi
penyakit stroke meningkat dari 8,3 per mil pada 2007 menjadi 12,1 per mil pada
2013. Lebih lanjut diketahui bahwa 61 persen dari total kematian disebabkan
oleh penyakit kardiovaskuler, kanker, diabetes dan PPOK. Tingginya
prevalensi bayi dengan BBLR (10%, tahun 2013) dan lahir pendek (20%, tahun
2013), serta tingginya stunting pada anak balita di Indonesia (37,2%, 2013)
perlu menjadi perhatian oleh karena berpotensi pada meningkatnya prevalensi
obese yang erat kaitannya dengan peningkatan kejadian penyakit tidak menular.
Dengan demikian, penanggulangan penyakit tidak menular juga perlu
mengintegrasikan dengan upaya-upaya yang mendukung 1000 hari pertama
kehidupan (10Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular
saat ini merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara
maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, secara global
penyakit ini akan menjadi penyebab kematian pertama di negara berkembang,
menggantikan kematian akibat infeksi. Diperkirakan bahwa diseluruh dunia,

4
PJK pada tahun 2020 menjadi pembunuh pertama tersering yakni sebesar 36%
dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat
kanker. Di Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan menjadi penyakit
sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh
kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka
kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang
satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK.
Berbagai faktor risiko mempunyai peran penting timbulnya PJK mulai dari
aspek metabolik, hemostasis, imunologi, infeksi, dan banyak faktor lain yang
saling terkait.
Jantung sanggup berkontraksi tanpa henti berkat adanya suplai
bahanbahan energi secara terus menerus. Suplai bahan energi berupa oksigen
dan nutrisi ini mengalir melalui suatu pembuluh darah yang disebut pembuluh
koroner. Apabila pembuluh darah menyempit atau tersumbat proses
transportasi bahanbahan energi akan terganggu. Akibatnya sel-sel jantung
melemah dan bahkan bisa mati. Gangguan pada pembuluh koroner ini yang
disebut penyakit jantung coroner.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit hipertensi dan klasifikasinya?
2. Apa patofisiologi dan obat-obatan penyakit hipertensi?
3. Apa pengertian penyakit jantung koroner dan etiologinya?
4. Bagaimana tanda gejala dan patofisiologi dari jantung koroner?
5. Apa saja manifestasi klinis dan pengobatan jantung koroner?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit hipertensi dan klasifikasinya
2. Untuk mengetahui patofisiologi dan obat-obatan penyakit hipertensi
3. Untuk mengetahui pengertian penyakit jantung koroner dan etiologinya
4. Untuk mengetahui tanda gejala dan patofisiologi dari jantung koroner
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dan pengobatan jantung koroner

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013).
B. Klasifikasi

Klasifikasi Darah Sistolik (mmHg) Tekanan Darah Diastolik


Tekanan Darah (mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 140-159 90-99
1
Hipertensi derajat >160 >100
2

6
C. Patofisiologi

Penyempitan Konfensasi
Etiologi pembuluh darah ventrikel kiri
mempompa
dengan keras

TD Meningkat/ CO naik Cardia Output/


curah jantung

Pandanagn berkunang kunang,


lemas, kaku kuduk,cepat Volume
marah, nyeri kepala, mual atau darah
muntah mening
kat
D. Obat
1. Diuretik
Obat diuretik bekerja dengan cara menghilangkan kelebihan air dan
natrium dalam tubuh, sehingga jumlah cairan yang mengalir dalam
pembuluh darah menurun. Pada akhirnya, tekanan darah Anda pun
menurun. Karena cara kerja obat seperti itu, Anda mungkin akan lebih
sering buang air kecil setelah minum obat ini. Selain itu, obat diuretik juga
dapat menimbulkan efek samping, seperti kelelahan, kram kaki, sampai
masalah pada jantung.
Contoh obat diuretic : chlorotiazide, chlorthalidone, hydrochlorotiazide
(HCT), indapamide, metolazone, bumetanide, furosemide, torsemide,
amilorid, triamterene, dan lainnya.
2. Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
Dalam tubuh, terdapat hormon angiotensin yang menyebabkan
pembuluh darah menyempit. Dengan obat ACE inhibitor, ini membantu

7
menurunkan produksi angiotensin. Hal ini kemudian dapat membantu
mengendurkan pembuluh darah dan pada akhirnya dapat menurunkan
tekanan darah.
Contoh obat ACE inhibitor: captopril, enalapril, lisinopril,
benazepril hydrochloride, perindopril, ramipril, quinapril hydrochloride,
dan trandolapril.
3. Angiotensin II receptor blocker (ARB)
Obat ini juga bekerja dengan cara menghalangi angiotensin dalam
tubuh. Namun, bedanya obat ini menghalangi kerja angiotensin dalam
tubuh bukan menghalangi produksi angiotensin. Obat ini mencegah
angiotensin berikatan dengan reseptor pada pembuluh darah, sehingga
dapat membantu menurunkan tekanan darah.
ContohobatARB: azilsartan, candesartan, irbesartan, losartan potasium
, eprosartan mesylate, olmesartan, telmisartan, dan valsartan.
4. Calcium channel blocker (CCB)
Obat ini bekerja dengan cara mencegah kalsium masuk ke dalam sel-sel
jantung dan pembuluh darah otot. Sehingga, menyebabkan sel-sel jantung
dan pembuluh darah otot mengendur, tidak tegang. Pada akhirnya, dapat
menurunkan tekanan darah dengan membuat pembuluh darah berelaksasi
dan mengurangi detak jantung. Perlu Anda ketahui bahwa kalsium dapat
meningkatkan kekuatan kontraksi di jantung dan pembuluh darah.
Contoh obat CCB: amlodipine, clevidipine, diltiazem,
felodipine, isradipine, nicardipine, nifedipine, nimodipine, dan
nisoldipine.
5. Beta blockers
Obat ini bekerja dengan cara menghalangi efek dari hormon epinefrin
(hormon adrenalin). Hal ini membuat jantung bekerja lebih lambat, detak
jantung dan kekuatan pompa jantung menurun. Sehingga, volume darah
yang mengalir di pembuluh darah menurun dan tekanan darah menurun.

8
Contoh obat beta blockers: atenolol, propranolol, metoprolol, nadolol,
betaxolol, acebutolol, bisoprolol, esmilol, nebivolol, dan sotalol.
6. Alpha blockers
Obat ini dapat menurunkan tekanan darah dengan cara memperlebar
pembuluh darah. Alpha blocker dapat mengurangi efek hormon norepinefrin
dalam mengencangkan otot pembuluh darah. Sehingga, hal ini membantu
mengendurkan otot tertentu dan membantu pembuluh darah kecil tetap
terbuka.
Contoh obat alpha blockers: doxazosin, terazosin hydrochloride,
dan prazosin hydrochloride.

7. Vasodilator
Vasodilator bekerja dengan cara mengendurkan otot-otot dinding
pembuluh darah, sehingga pembuluh darah tidak menyempit. Hal ini
membuat darah mengalir lebih mudah melalui pembuluh darah dan tekanan
darah menurun.
Contoh obat vasodilator: hydralazine dan minoxidil.
8. Central-acting agents
Obat ini bekerja di sistem saraf pusat bukan langsung di sistem
kardiovaskular. Obat central-acting agents bekerja dengan cara mencegah
otak mengirim sinyal ke sistem saraf untuk mempercepat detak jantung dan
mempersempit pembuluh darah. Sehingga, jantung tidak memompa darah
dengan kuat dan darah mengalir lebih mudah di pembuluh darah.
Contoh obat central-acting agents: clonidine, guanfacine, dan methyl.

9
2. JANTUNG KORONER
A. Pengertian
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya
kelainan pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan
darahke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga
jantung (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akibat terjadinya
penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyakit
jantung koroner diakibatkan oleh penyempitan atau penyumbatan
pembuluh darah koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat
menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa
nyeri (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya
kelainan pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan
darahke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung
(Kartohoesodo, 1982).
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang ruang
terletak rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah
kiri stemum (Elizabeth J.Corwin, 2009, 441).
B. Etiologi Penyakit Jantung Koroner
Salah satu penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makan makan
makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk
dalam peredarah darah dan di serap tubuh maka lemak harus diubah oleh
enzim lipase menjadi gliserol (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Aterosklerosis adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai
oleh endapan lemak, trombosit, makrofag dan leukosit di seluruh lapisan
tunika intima dan akhirnya ke tunika media (Elizabeth J. Corwin, 2009,
477).

10
Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh beberapa hal :
a. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi
penyempitan terhadap akan memungkinkan berkembangnya koleteral
yang cukup sebagai pengganti.
b. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK
c. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai
jenis arteritis yang mengenai arteri coronaria, dll.
C. Tanda dan Gejala
Meski kebanyakan penderita PJK mempunyai masalah pokok yang
sama, yaitu penyempitan arteri koronia, namun gejala yang timbul tidak
sama. Beberapa menderita angina, ada pula yang terkana serangan jantung.
Sebagian kecil mengalami kegagalan jantung tanpa ada gejala apapun
sebelumnya. Semua akibat ini belum diketahui penyebabnya secara pasti.
1. Nyeri Dada
Tidak semua nyeri dada disebabkan oleh nyeri dada . banyak
orang mengira mudah untuk mengenali nyeri dada akibat nyeri
jantung daripada penyakit lainnya, tetapi sesungguhnya hal ini sulit,
bahkan bagi dokter berpengalaman sekalipun.
a. Angina
Angina pectoris adalah bahasa latin untuk rasa nyeri di
dada, stelah melakukan kegiatan fisik, dan hilang ketika anda
beristirahat. Pda PJK, nyeri itu timbul dari urat otot di jantung
karena tidak mendapat oksigen cukup untuk melaksanakan
tugasnya. Angina biasanya berlangsung selama 2-3 menit
tidak ebih dari 10 menit. Ini terjadi bila anda berjalan
mendaki, melawan angin kuat, atau bila anda naik tangga.
Namun, ini bias juga terjadi setelah melakukan aktifitas
ringan, seperti berpakaian. Biasanya keadaan lebih parah bila

11
cuaca dingin dan bila kegiatan itu dilakukan setelah makan,
misalnya berjalan-jalan setelah makan.
b. Angina tak pasti
Sebenarnya angina dapat diduga sebelumnya, namun
bila arteri koronia terus menyempit atau timbul bekuan darah
pada permukaannya, angina dapat berkembang menjadi
angina tak pasti. Anda baru menyadari saat anda hanya mampu
berjalan dalam jarak pendek, atau anda merasa nyeri saat anda
melakukan pekerjaan ringan diseputar rumah, atau saat naik
tangga. Mungkin juga anda terbangun dari tidur oleh serangan
angina. Perubahan rasa nyeri perlu dilaporkan kepada dokter
agar dapat melakukan tindakan pencegahan karena bias
berkembang menjadi serangan jantung.
c. Serangan jantung
Rasa nyerinya sama dengan angina, namun tak hilang
bila anda beristirahat, malah tambah parah. Mereka yang
pernah mengalaminya mengatakn bahwa inilah rasa sakit
paling buruk yang pernah mereka rasakan. Orang yang terkena
serangan jantung Nampak pucat, berkeringat, dan tubuhnya
terasa dingin. Mereka sering merasa sakit dan mungkin
muntah. Sebagian malah tidak pernah mengalami gejala
penyakit jantung sbelumnya karena terjadi secara tiba-tiba.
Namun, banyak penderita merasakan nyeri yang sebentar-
sebentar selama beberapa minggu atau beberapa bulan akibat
penyempitan pembuluh darah.
Perbedaan antara angina dan serangan jantung adalah,
jika angina timbul akibat otot jantung kekurangan oksigen
namun tidak menimbulkan kerusakan, pada serangan jantung

12
sebagian otot jantung menjadi mati akibat kekurangan
oksigen.
Pada kira-kira 20 persen penderita, gejala serangan
jantung cukup ringan dan dianggap sebagai gangguan
pencernaan. Hal ini sering terjadi pada orang tua dan para
penderita diabetes, mungkin karena saraf sakit ke jantung
tidak begitu peka lagi pada kedua golongan ini.
Penyebab Lain Nyeri Dada
a. Rasa panas dalam perut
Kerongkongan (osefagus) yaitu saluran dari mulut ke
perut, letaknya persis dibelakang jantung dan punya saluran
saraf yang sama. Jadi, sakit dikerongkongan mungkin terasa
seperti sakit dibagian jantung. Rasa panas diperut ini bias
terjadi setiap saat dan biasanya disebabkan oleh makanan,
dimulai sekitar setengah jam setaah makan, atau jika perut
kosong. Panas diperut ini juga bias timbul malam hari saat
berbaring mendatar karena cairan asam dari perut mengalir
kembali ke kerongkongan dan menimbulkan iritasi. Makan
lebih baanyak makanan atau minum susu atau antacid bias
mengurangi gejalanya, sedangkan minum panas serta
alcohol bias memperburuk keadaan.
Rasa sakit di perut ini bukan disebabkan oleh latihan
fisik. Bila anda merasa nyeri dada saat berjalan. Bahkan jika
anda sampai bersendawa tampaknya gejala ini kemungkinan
besar berasal dari jantung daripada dari perut . periksakan ke
dokter.

13
2. Pleuritis
Infeksi di dada seperti pneumonia (radang paru-paru) biasa
menimbulkan nyeri hebat di dada, yang dinamakan pleuritis (radang
selaput dada). Rasa nyeri yang tajam disatu sisi dada akan semakin
parah bila anda batuk atau bernmafas dalam-dalam. Ini berbeda dari
rasa sakit yang kurang tajam dan terus menerus dari jantung yang
menyebar tepat kedada.
3. Sakit Otot
Sepanjang punggung dan diantara tulaang rusuk terdapat otot-
otot yang berperan penting dalam pernapasan. Seperti otot lainnya,
otot-otot ini bias terserang rematik. Sakitnya biasanya terbatas di
daerah dada tertentu, baik dibagian depan atau belakang. Rasa sakit
semakin terasa saat duduk, atau berbaring dalam posisi tertentu jika
membalik. Sakit akibat rematik ini bias berlangusung beberapa jam
sampai beberapa hari dan mungkin hilang sbelum akan kambuh
beberapa minggu kemudian.
4. Debaran Jantung
Palpitasi, debaran jantung keras dan cepat yang teratur ataupun
yang tidak teratur bisa terjadi pada orang sehat. Penyebabnya
adalah, stress, merokok, atau terlalu banyak minum kopi atau teh.
Ada juga orang yang mempunyai “sirkuit pendek” elektris pada
jantungnya sehingga membuat jantung berdebar sangat cepat,
namun ini jarang terjadi.
Orang dengan PJK juga bisa mendapat masalah dengan debaran
jantung, namun biasanya ini terjadi setelah ada seraangan jantung.
Dokter akan memberikan obat untuk mencoba mengontrolnya. Jila
palpirasi menyebabkan anda pingsan, sesak napas atau nyeri dada,
konsultasikan segera ke dokter.

14
5. Sesak Napas
Banyak penyebab sesak napas, dan yang paling umum
diantaranya adalah brinkitis kronis, emfisema (melebarnya
gelembung paru) dan asma. Gagal jantung juga menyebabkan sesak
napas dan bisa menyerang orang pernah terkena serangan jantung.
Jika jantung tidak memompa dengan baik, cairan akan tertimbun
dalam jaringan tubuh dan paru-paru, sehingga mengakibatkan sesak
nafas. Anda akan sulit jika berbaring ditempat tidur atau terbangun
waktu malam karena sesak napas. Anda juga bisa terserang
batuk dengan dahak mengandung sedkit busa atau darah.
Jika cairan tertimbun di bagian tubuh, pergelangan kaki
membengkak atau perut terasa sakit karena hati dan usus
membengkak. Jika telah jelas bahwa jantung anda tidak beres, napas
yang semakin sesak, atau abtuk yang tak kunjung hilang sangat
berbahaya. Kini telah ada obat-obatan ampuh untuk mengatasi gagal
jantung, dan semakin cepat anda di obati akan semakin baik.
D. Patofisiologi
Perkembangan PJK dimulai dari penyumbatan pembuluh jantung oleh
plak pada pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah pada awalnya
disebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein)
darah berlebihan dan menumpuk pada dinding arteri sehingga aliran darah
terganggu dan juga dapat merusak pembuluh darah (Al fajar, 2015).
Penyumbatan pada pembuluh darah juga dapat disebabkan oleh
penumpukan lemak disertai klot trombosit yang diakibatkan kerusakan
dalam pembuluh darah. Kerusakan pada awalnya berupa plak fibrosa
pembuluh darah, namun selanjutnya dapat menyebabkan ulserasi dan
pendaeahan di bagian dalam pembuluh darah yang menyebabkan klot
darah. Pada akhirnya, dampak akut sekaligus fatal dari PJK berupa serangan
jantung (Naga, 2012).

15
Pada umumnya PJK juga merupakan ketidakseimbangan antara
penyedian dan kebutuhan oksigen miokardium. Penyedian oksigen
miokardium bisa menurun atau kebutuhan oksigen miokardium bisa
meningkat melebihi batas cadangan perfusi koroner peningkatan kebutuhan
oksigen miokardium harus dipenuhi dengan peningkatan aliran darah.
gangguan suplai darah arteri koroner dianggap berbahaya bila terjadi
penyumbatan sebesar 70% atau lebih pada pangkal atau cabang utama arteri
coroner.
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina pektoris ialah suatu
sindroma klinis dimana didapatkan nyeri dada yang timbul pada waktu
melakukan aktifitas karena adanya iskemik miorkard. Hal ini menunjukkan
bahwa telah terjadi >70% penyempitan pembuluh darah koronaria.
Keadaan ini bisa bertambah menjadi lebih berat dan menimbulkan sindroma
koroner akut (SKA) atau yang dikenal sebagai serangan jantung mendadak
(Anies, 2006).
Sindrom koroner akut ini biasanya berupa nyeri seperti tertekan benda
berat, rasa tercekik, ditinju, ditikam, diremas, atau rasa seperti terbakar pada
dada. Umumnya rasa nyeri dirasakan dibelakang tulang dada (sternum)
disebelah kiri yang menyebar ke seluruh dada. Rasa nyeri dapat menjalar
ke tengkuk, rahang, bahu, punggung dan lengan kiri. Keluhan lain dapat
berupa rasa nyeri atau tidak nyaman di ulu hati yang penyebabnya tidak
dapat dijelaskan. Sebagian kasus disertai mual dan muntah, disertai sesak
nafas, banyak berkeringat, bahkan kesadaran menurun (Huon, 2005).
F. Pengobatan
1. Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit jantung
koroner adalah:
a. Obat-obatan penurun kolesterol, termasuk statin, niasin, dan
fibrat. Obat-obatan ini membantu mengurangi kadar kolesterol

16
darah sehingga mengurangi jumlah lemak yang menempel pada
pembuluh.
b. Aspirin: Aspirin atau pengencer darah lainnya membantu untuk
melarutkan darah yang tersumbat, dan mencegah
risiko stroke atau infark miokard. Namun dalam beberapa kasus,
aspirin mungkin bukan pilihan yang baik. Beri tahu dokter jika
Anda menderita gangguan pembekuan darah.
c. Beta blockers: Beta blockers menurunkan tekanan darah dan
mencegah risiko infark miokard.
d. Nitrogliserin dan inhibitor enzim yang mengubah angiotensin:
Obat ini dapat membantu mencegah risiko infark miokard.
2. Operasi:
a. Pemasangan stent untuk memperlebar arteri koroner yang
menyempit.
b. Bedah koroner seperti operasi bypass jantung adalah pengobatan
yang paling umum untuk PJK. Dokter juga dapat melakukan
angioplasty jika diperlukan.
3. Pengobatan di rumah
Untuk mengendalikan perkembangan PJK, Anda perlu
mempertahankan kegiatan rutin seperti:
a. Mengatur pola makanan sehat seimbang: banyak mengonsumsi
buah dan sayuran, mengonsumsi produk susu rendah lemak dan
mengurangi makanan berlemak lainnya
b. Konsumsi obat sesuai perintah dokter.
c. Kurangi asupan garam.
d. Berolahraga secara teratur, seperti jalan singkat selama 30 menit
per hari. Konsultasikan dengan ahli kebugaran tubuh atau dokter
untuk menentukan olahraga apa yang tepat bagi jantung Anda.
e. Selalu mempertahankan berat badan yang sehat

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit tidak menular menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia
yang menimbulkan kesakitan, kecacatan, dan kematian yang tinggi, serta
menimbulkan beban pembiayaan kesehatan sehingga perlu dilakukan
penyelenggaraan penanggulangan.
B. Saran
Tidak ada penanggulangan yang lebih baik untuk mencegah penyakit
dan serangan jantung, di samping gaya hidup sehat (seperti sering bangun lebih
pagi, tidak sering tidur terlalu larut malam, dan menghindari rokok dan
minuman beralkohol), pola makanan yang sehat (memperbanyak makan
makanan berserat dan bersayur, serta tidak terlalu banyak makan makanan
berlemak dan berkolesterol tinggi), dan olah raga yang teratur dan tidak
berlebihan, hal tersebut diatas merupakan saran yang baik untuk dijalankan bagi
tiap orang untuk menjaga kesehatan terutama Jantung.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://digilib.unila.ac.id/20717/15/BAB%20II.pdf

https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hipertensi-tekanan-darah-tinggi/obat-
darah-tinggi-generik/

https://www.alodokter.com/lebih-jauh-tentang-penyakit-jantung-koroner

https://artikelkesmas.blogspot.com/2015/02/makalah-penyakit-jantung-
koroner_72.html

Corwin Elizabeth J. Buku saku patofisiologi : Sistem kardiovaskular. Edisi 1. Jakarta :


EGC, 2009.

Hendriantika, H. (2012), Penelitian Tentang Studi Komparatif Aktivitas Fisik


dengan Faktor Resiko Terjadinya Penyakit jantung Koroner.

https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-jantung-koroner-pjk/

http://eprints.umpo.ac.id/3913/3/BAB%202.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai