Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS AKUT

DIRUANG ANAK RSUD CILACAP

DISUSUN OLEH :
Nama : Esa Amalia Sasih
Nim : 108118066

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL ISRYAD CILACAP


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2020
STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH
CILACAP KEPERAWATAN ANAK

NamaMahasiswa : Esa Amalia Sasih Tanggal Praktik: 30 Juli 2020


NomorIndukMahasiswa : 108118066 Askep : ANAK / PERINATOLOGI*

A. Etiologi/ FaktorRisiko

Masalah Kesehatan: Gastroentritis merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja


yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa
perubahan peningkatan volume, keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir
darah, seperti lebih dari 3 kali/ hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/ hari. (A. Aziz
Hidayat, 2008).
Selain itu menurut Sudoyo Aru Gastroenteritis atau diare adalah buang air besar
(defikasi) dengan tinja berbentuk cair/setengah cair (setengah padat), kandungan air
tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.
Penularan diare karena infeksi melalui makan/minum yang terkontaminasi pathogen
yang berasal/hewan atau muntahan penderita dan juga melalui udara atau melalui
aktivitas seksual kontak oral/general atau melalui aktivitas seksual kontak oral/genetal
atau aral-anal.(Sudoyo Aru,dll 2009).
Dapat disimpulkan Gastroentritis merupakan inflamasi lambung dan usus yang
disebabkan oleh bakteri, usus, dan pathogen, yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/sehari) disertai perubahan konsistensi
tinja (menjadi cair).

Menurut Ngastiyah (2009) penyebab terjadinya gastroenteritis ada 5 faktor, yaitu :


Faktor Infeksi adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama gastroentritis pada infeksi internal, meliputi :
Infeksi bakteri
Vibrio, E Coli, Samonela, Shigella, Campylobachter, yersinia, aeromonas
dan sebagainya.
Infeksi virus
Ento (virus echo), coxsackie, poliomytis, adenovirus, rotavirus, astovirus,
dan lain-lain.
Infeksi parasit
Cacing, protozoo, dan jamur

Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat meliputi air di sakarida (intoleransi lactora, maltose,
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, friktosa, dan gluktosa), pada
bayi dan anak yang terpenting dan tersering intoleransi laktosa. Laktosa
merupakan karbohidrat utama dari susu (susu sapi mengandung 50 mg
laktosa perliter). Maka pada bayi dam balita diare intoleransi laktosa mendaat
perhatian khusus. Penyababnya karena pada bayi pembentukan enzim lipase
yang berfungsi memecah laktosa belum sempurna, sehingga menyababkan
bayi diare, dan lipase akan berfungsi optimal saat berusia 4-6 bulan. Kondisi ini
biasanya terjadi pada usia bayi 1-2 bulan dan tidak menyababkan berat
badannya turun. Selain itu malabsorbsi lemak dan protein.
Faktor Makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan.
Faktor Kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak
mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau
sebelum mengkonsumsi makanan.
Faktor Psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan gastoentritis karena dapat
merangsang peningkatan peristaltic usus.

B. Patofisiologi

Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi
karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan
gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi,gangguan
keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi
pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan mikrovili yang dapat
menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila tidak mendapatkan
penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. Penyebab
gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk),
Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli, Yersinia dan lainnya),
parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan
Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa
kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga
usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi
rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi
akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian
terjadi diare. Gangguan moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi)
yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia),
gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah.
(Sudoyo Aru,2009).

C. ManifestasiKlinis

Menurut Kliegman tanda gejala gastroenteritis, yaitu : (Kliegman,2010)


1. Secara umun :
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
Terdapat tanda gejala dehidrasi : turgor kuit jelek (elastisitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering.
Demam
Nafsu makan berkurang
Mual dan muntah
Anoreksia
Lemah
Pucat
Nyeri abdomen
Perih di ulu hati
Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan cepat Menurun atau tidak
adanya pengeluaran urine.
Bila penderita telah banyak kehilangan banyak cairan elektrolit, maka gejala
dehidrasi tampak. Menurut Nelson (2009), ada 3 tingkatan dehidrasi, yaitu:
Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok, ubun-
ubun dan mata cekung, minum normal, kencing normal.
Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam. gelisah,
sangat haus, pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan mata cekung, kencing
sedikit dan minum normal.
Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti
tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis
sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis, denyut jantung cepat, nadi
lemah, tekanan darah turun, warna urine pucat, pernafasan cepat dan dalam,
turgor sangat jelek, ubun-ubun dan mata cekung sekali, dan tidak mau minum.
Atau yang dikatakan dehidrasi bila:
1. Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.
2. Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.
3. Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.

D. PemeriksaanDiagnostik

Pemeriksaan psikologis :
keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai koma,suhu
tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.
Pemeriksaan sistematik :
Inspeksi : mata cekung, membrane mukosa kering,berat badan menurun,anus
kemerahan.
Perkusi : adanya distensi abdomen.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.
Auskultasi : terdengarnya bising usus.(Hudack&Gallo,2007).

Pemeriksaan Penunjang/Diangnostik
Pemeriksaan Tinja
Makroskopis dan mikroskopis.
pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.
Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
Pemeriksaan Darah
pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium, dan
Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
Intubasi Duodenum (Doudenal Intubation).
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

E. Penatalaksanaan:
1. Medis
Menurut Supartini ( 2004 ) penatalaksanaan medis pada pasien gastroenteritis
meliputi:
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien gastroenteritis dan memperhatikan derajat dehidrasinya
dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan peroral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan glukosa untuk diare akut.
b. Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setampat. Pada umumnya
cairan Ringer Laktat (RL) di berikan tergantung berat / ringan dehidrasi, yang di
perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

1. Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg BB /oral.
2. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB /hari.
3. Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (inperset 1 ml : 20
tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.

2. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan
tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain
( gula, air tajin, tepung beras, dsb ).

a. Obat Anti sekresi


Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg. Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1
mg / kg BB / hari.
b. Obat spasmolitik
umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak beladora, opium loperamia tidak
di gunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin,
pectin,charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingga tidak
diberikan lagi.
c. Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila
penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg / kg BB / hari. Antibiotic juga
diberikan bila terdapat penyakit seperti OMA, faringitis, bronchitis / bronkopeneumonia.

2. Keperawatan/ Proses AsuhanKeperawatan


Menurut Nugroho (2011) penatalaksanaan keperawatan antara lain :
Rencanakan dan berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Monitor tanda-tanda dehidrasi : penurunan kesadaran, takikardi, tensi turun, anuria,
keadaan kulit/turgor.
Hentikan makanan padat
Monitor tanda –tanda  vital
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar (dikaitkan dengan patofisiologi dan prognosis penyakit) / Pathways

Kebutuhan Cairan dan Kalori


Langkah penanganan utama gastroenteritis adalah memperbanyak konsumsi air putih dan makanan bernutrisi. Penderita dianjurkan untuk
makan dalam porsi yang lebih sedikit, namun sering.

Agar gejala tidak makin memburuk, hindari mengonsumsi susu, yogurt, kopi, alkohol, keju, serta makanan pedas, berserat tinggi, atau tinggi
lemak.

Untuk membantu mengganti cairan tubuh yang hilang, penderita dapat mengonsumsi oralit. Larutan ini mengandung elektrolit dan mineral
yang dibutuhkan oleh tubuh. Meskipun oralit dapat dibeli secara bebas, pastikan selalu mengikuti petunjuk pemakaian atau tanyakan dahulu
kepada dokter.

Jika diperlukan, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala yang disebabkan oleh gastroenteritis. Jenis obat yang
diberikan adalah:

1. Antibiotik, seperti amoxicillin, jika gastroenteritis disebabkan oleh infeksi bakteri.


2. Antijamur, seperti nystatin, untuk menangani gastroenteritis yang disebabkan infeksi jamur.
3. Loperamide, untuk meredakan diare.

Penderita perlu menjalani perawatan di rumah sakit jika mengalami dehidrasi yang cukup parah. Perawatan ini bertujuan untuk mengganti
cairan tubuh dan nutrisi yang hilang, melalui pemberian cairan infus.

Berikan makanan dengan tekstur halus dan mudah dicerna, seperti roti, kentang, atau pisang.
Jangan memberikan anak Anda makanan atau minuman yang mengandung susu atau tinggi gula, seperti es krim, soda, dan permen.
Jangan memberikan anak Anda obat diare yang dijual bebas tanpa resep, kecuali atas anjuran dokter. Pemberian obat sakit perut anak jenis
apa pun sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Anda mungkin juga menyukai