(a) Grup - 1
Pasien diberikan latihan pernapasan diafragma. Pasien diminta untuk rileks
dan diposisikan dalam posisi yang nyaman sehingga punggung dan kepalanya
didukung penuh dan dinding perutnya rileks (posisi unggas). Peneliti meletakkan
tangannya di perut tepat di bawah margin kosta anterior. Pasien diminta untuk
bernapas perlahan dan dalam melalui hidung. Pasien diinstruksikan untuk
menjaga bahu relaks dan dada bagian atas tetap tenang, mengikuti perut naik.
Kemudian pasien diminta untuk perlahan membiarkan semua udara keluar
menggunakan ekspirasi terkontrol dengan mengerutkan bibir. Ini diterapkan tiga
atau empat kali dan kemudian istirahat. Perawatan diambil untuk tidak membuat
pasien hiperventilasi. Tiga atau empat set diterapkan dalam sesi perawatan 20
menit.
(b) Grup - 2
Pasien hanya diberikan latihan ekspirasi bibir. Pasien diminta untuk
mengendurkan otot-otot bahunya dan diminta untuk menarik napas (perlahan-
lahan) melalui hidungnya selama dua hitungan, menjaga mulut tetap tertutup.
Kemudian dia diminta untuk mengejar bibir mereka seolah-olah mereka akan
bersiul atau dengan lembut. Akhirnya bernafas (hembuskan) perlahan-lahan
dan dengan lembut melalui bibir yang mengerut sambil menghitung sampai
empat. Penilaian berkala diambil setiap minggu oleh ahli fisioterapi untuk
mengetahui apakah pasien melakukan latihan setiap hari atau tidak.
Hasil