Anda di halaman 1dari 23

PROSES KEPERAWATAN SINDROM

GULLAIN BARRE
• Sindrom Guillain Barre atau radang polineuropati
demielinasi akut adalah peradangan akut yang
menyebabkan kerusakan sel saraf  tanpa penyebab yang DEFINISI
jelas.
• Sindrom Guillain Barre atau radang polineuropati
demielinasi akut adalah penyakit sistem saraf perifer
yang ditandai oleh serangan mendadak paralisis atau
paresis otot. SGB terjadi akibat serangan autoimun pada
mielin yang membungkus saraf perifer.
• Sindrom ini ditemukan pada tahun 1916 oleh Georges
Guillain, Jean-Alexandre Barré, dan André Strohl.
Mereka menemukan sindrom ini pada dua tentara yang
menderita keabnormalan peningkatan produksi protein
cairan otak.
ETIOLOGI
• Penyebab SGB belum diketahui secara pasti tetapi penyakit ini bisa
merupakan respon imun yang diantarai sel terhadap suatu virus.
• Kurang lebih 50% penderita ini memiliki riwayat demam ringan yang
baru saja terjadi dan biasanya berupa infeski saluran napas atas atau yang
lebih jarang lagi, gastroenteritis.
PATOFISIOLOGI
• Pada kondisi normal, tubuh akan
menghasilkan antibodi untuk melawan antigen (zat yang
berinteraksi dengan antibodi atau reseptor pada limfosit)
ketika tubuh terinfeksi penyakit, virus, atau bakteri.
• Pada kasus SGB, antibodi malah menyerang sistem saraf
tepi dan menyebabkan kerusakan sel saraf. Hal ini
ditimbulkan karena antibodi merusak selubung mielin yang
menyelubungi sel saraf (demielinasi).
LANJUT PATOFISIOLOGI
LANJUT PATOFISIOLOGI
• Kerusakan yang ditimbulkan dimulai dari pangkal ke tepi atau
dari bawah ke atas. Kerusakan tersebut akan menyebabkan
kelumpuhan motorik dan gangguan sensibilitas. Jika kerusakan
terjadi sampai pangkal saraf maka dapat terjadi kelainan
pada sumsum tulang belakang.
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala-gejala yang dapat timbul pada penderita SGB adalah kehilangan
sensitivitas, seperti kesemutan, kebas (mati rasa), rasa terbakar, atau nyeri,
dengan pola persebaran yang tidak teratur dan dapat berubah-ubah. 
• Kelumpuhan pada pasien SGB biasanya terjadi dari bagian tubuh bawah
ke atas atau dari luar ke dalam secara bertahap, namun dalam waktu yang
bervariasi.
• Penderita SGB parah, kerusakan dapat berdampak pada paru-paru dan
melemahkan otot-otot pernapasan sehingga diperlukan ventilator untuk
menjaga pasien agar tetap bertahan. Kondisi penderita dapat bertambah
parah karena kemungkin terjadi infeksi di dalam paru-paru akibat
berkurangnya kemampuan pertukaran gas dan kemampuan membersihkan
saluran pernapasan. Kematian umumnya terjadi karena kegagalan
pernapasan dan infeksi yang ditimbulkan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pungsi Lumbal
• Diagnosis SGB dapat dilakukan dengan menganalisis CSS.
Indikasi terjadinya infeksi adalah kenaikan sel darah putih
 pada CSS.
• Elektromiografi (EMG)
• Membaca aktivitas listrik dalam otot apakah kelemahan
disebabkan karena kerusakan saraf atau otot
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan konduksi sel saraf.
• Menilai bagaimana saraf dan otot menanggapi rangsangan
listrik kecil. Jika SGB hasilnya mungkin menunjukkan
melambatnya fungsi saraf, yang baiasanya menunjukkan
teah terjadi kerusakan selubung mielin dari saraf tepi
KOMPLIKASI
• Gagal napas
• Pneumonia
• Trombosis Vena Dalam
• Paralisis
• Cardiovascular arrest
PENATALAKSANAAN
• Perlakuan utama SGB adalah mencegah dan mengelola komplikasi (seperti masalah
pernapasan atau infeksi) dan memberikan perawatan suportif sampai gejala membaik.
• Termasuk :
• Mengurangi masalah pernapasan melalui postural drainase, fisioterapi dada atau
penggunaan ventilator
• Monitoring TD dan denyut jantung
• Menyediakan gizi yang cukup pada pasien yang mengalami masalah menelan dan
mengunyah
LANJUT PENATALAKSANAAN
• Mengelola kandung kemih dan masalah usus
• Memberikan terapi fisik untuk mempertahankan kekuatan otot dan
fleksibilitas
• Mencegah dan mengobati komplikasi seperti radang paru atau infeksi
saluran kemih
PENGOBATAN
• Pertukaran palat, serupa dengan cuci darah, yaitu penggantian plasma
darah menggunakan alat plasmaferesis. Ini dapat membantu pasien untuk
bertahan dari sindrom Guillain–Barré atau mencapai kondisi yang lebih
baik.
• Pemberian cairan imunoglobulin intravena (IVIg diberikan melalui darah)
dosis tinggi selama lima hari untuk peningkatan kekebalan tubuh.
• Pemberian kortikosteroid dosis tinggi sebagai antiradang. Pada beberapa
kasus, pemberian kortikosteroid dapat membantu proses penyembuhan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Ketidakefektifan bersihan jalan nafas bd kelemahan otot pernapasan
• Gangguan persepsi sensori penglihatan bd paralisis okuler
• Ketidakseimbangan nutrisi bd disfagi
• Hambatan mobilitas fisik bd kerusakan neuromuskuler
• Konstipasi bd kehilangan sensasi dan refleks spincter
• Cemas bd kurang informasi tentang penyakit
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN
JALAN NAFAS
GANGGUAN MOBILITAS FISIK
GANGGUAN PERSEPSI PENGLIHATAN

Anda mungkin juga menyukai