Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

HARGA DIRI RENDAH


Apa yang anda pikirkan ttg gambar
ini ???

 http://www.chaffey.edu/purchasing/purchasing/self%20confidence.gif
Tujuan Pembelajaran

 Setelah mempelajari modul ini diharapkan mampu :


• Mengkaji data yg terkait mslh harga diri rendah
• Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yg dikaji
• Melakukan tindakan keperawatan kpd pasien
• Melakukan tindakan keperawatan kpd keluarga
• Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dlm menangani mslh
harga diri rendah
• Mendokumentasikan hsl asuhan keperawatan pd pasien dg harga diri
rendah
Pengertian

 Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yg negatif terhadap
diri sendiri atau kemampuan diri
 Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat
mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain;
terutama kesehatan jiwa
 Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Pencapaian ideal diri atau cita – cita atau harapan langsung
menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana Keliat, 1998).
Pengertian

Suatu keadaan dimana individu mengalami atau berada pada


resiko mengalami suatu kejadian negatif dan perubahan
mengenai perasaan, pikiran atau pandangan mengenai dirinya
(Lynda Jual Carpenito, 1998).
Rentang Respon Konsep diri

 Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Kerancuan


Depersonalisasi
Diri postif Rendah Identitas
Faktor Penyebab

Harga diri akan menjadi rendah ketika


tidak ada lagi cinta dan ketika adanya
kegagalan, tidak mendapatkan
pengakuan dari orang lain, merasa
tidak berharga, gangguan citra tubuh
akibat suatu penyakit sehingga akan
menimbulkan suatu gambaran individu
yang berperasaan negative terhadap
diri sendiri.
GANGGUAN HARGA DIRI :
 Dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan, tdk berguna, tdk berdaya, pesimis,
tdk ada harapan dan putus asa.

HARGA DIRI RENDAH

Situasional Kronis
Faktor Penyebab

 Situasional
Yang terjadi trauma secara tiba – tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan
cerai, putus sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban
perkosaan, dipenjara, dituduh KKN).
HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh :

• Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang


sembarangan, pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis
pemasangan kateter).
• Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena
dirawat atau sakit atau penyakitnya.
• Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa
pemeriksaan
Lanjutan…
 Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama
yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai
cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

Hospitalisasi  menambah persepsi negatif terhadap diri

Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan


malu anak belajar mengendalikan diri dan kepercayaan diri,
sebabnya bila banyak dikendalikan dari luar maka akan timbul
bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan
Tanda dan gejala

☺ Mengkritik diri sendiri


☺ Perasaan tdk mampu
☺ Pandangan hdp yg pesimis
☺ Penurunan produktifitas
☺ Penolakan thdp kemampuan diri
☺ Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tdk rapih
☺ Selera makan kurang
☺ Tdk berani menatap lawan bicara
☺ Lbh banyak menunduk
☺ Bicara lambat dg nada suara lemah
• Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat
terhadap tindakan penyakit. Misalnya malu dan sedih
karena rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan
akibat penyakit kronis seperti kanker.
• Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika
saya tidak ke RS, menyalahkan dan mengejek diri sendiri.
• Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya
tidak mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa –
apa.
• Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak
mau bertemu orang lain, lebih suka menyendiri.
• Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang
suram mungkin memilih alternatif tindakan.
• Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan
yang suram mungin klien ingin mengakhiri kehidupan.
Tanda dan gejala

 Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan


tanda – tanda sebagai berikut :
• Produktivitas menurun.
• Mengukur diri sendiri dan orang lain.
• Destructif pada orang lain.
• Gangguan dalam berhubungan.
• Perasaan tidak mampu.
• Rasa bersalah.
• Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
• Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.
• Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
• Pandangan hidup yang pesimis.
Lanjutan…
 Keluhan fisik.
 Pandangan hidup yang bertentangan.
 Penolakan terhadap kemampuan personal.
 Destruktif terhadap diri sendiri.
 Menolak diri secara sosial.
 Penyalahgunaan obat.
 Menarik diri dan realitas.
 Khawatir.
 Akibat harga diri rendah berkepanjangan (kronis).
 Klien akan mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan
orang lain.
 HDR kronis berlangsung lama tanpa adanya intervensi yang terapeutik dapat
menyebabkan terjadinya kekacauan identitas dan akhirnya terjadi di
personalisasi.
 Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrogasikan aspek –
aspek.
 Identitas masa kanak – kanak ke dalam kematangan aspek psikologi –
psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
POHON MASALAH

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Ketidakefektifan Koping Individu


A. Pengkajian
 Identitas klien dan penanggung jawab
 Alasan masuk rumah sakit
 Faktor predisposisi

 Faktor perkembangan terlambat


 Usia bayi tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minum dan rasa aman.
 Usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan otonomi.
 Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan.

 Faktor komunikasi dalam keluarga


 Komunikasi peran ganda.
 Tidak ada komunikasi.
 Tidak ada kehangatan.
 Komunikasi dengan emosi berlebihan.
 Komunikasi tertutup.
 Orang tua yang membandingkan anak – anaknya, orang tua yang otoritas
dan komplik orang tua.
 Faktor sosial budaya
Isolasi sosial pada yang usia lanjut, cacat, sakit kronis,
tuntutan lingkungan yang terlalu tinggi.

 Faktor psikologis
Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi,
menutup diri, ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas
diri tidak jelas, krisis peran, gambaran diri negatif dan
koping destruktif.

 Faktor biologis
Adanya kejadian terhadap fisik, berupa : atrofi otak,
pembesaran vertikel.
Faktor Predisposisi

 Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan


orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic.
Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak
realistic. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada
anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang
berubah
Faktor presipitasi
 Kesehatan
Nutrisi dan tidur kurang, ketidaksiembangan irama
sirkardian, kelelahan dan infeksi, obat-obatan system
syaraf pusat, kurangnya latihan dan hambatan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan.

 Lingkungan
Lingkungan sekitar yang memusuhi, masalah dalam
rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup dalam
melaksanakan pola aktivitas sehari-hari, sukar dalam
berhubungan dengan orang lain, isoalsi social,
kurangnya dukungan social, tekanan kerja (kurang
terampil dalam bekerja), stigmasasi, kemiskinan,
kurangnya alat transportasi dan ketidakmamapuan
mendapat pekerjaan.
 Sikap
Merasa tidak mampu (harga diri rendah), putus asa
(tidak percaya diri), merasa gagal (kehilangan motivasi
menggunakan keterampilan diri), kehilangan kendali diri
(demoralisasi), merasa punya kekuatan berlebihan,
merasa malang (tidak mampu memenuhi kebutuhan
spiritual), bertindak tidak seperti orang lain dari segi
usia maupun kebudayaan, rendahnya kemampuan
sosialisasi, perilaku agresif, perilaku kekerasan,
ketidakadekuatan pengobatan dan ketidak adekuatan
penanganan gejala.
Faktor Presipitasi

o Ketegangan peran
o Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau
posisi
o Konflik peran
o Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
o Peran yang tidak jelas
o Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
o Peran yang berlebihan
o Menampilkan seperangkat peran yang konpleks
o Perkembangn transisi
o Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
o Situasi transisi peran
o Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
o Transisi peran sehat-sakit
o Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur
pengobatan dan perawatan.
* Pemeriksaan fisik
Yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan
tekanan darah), berat badan, tinggi badan serta keluhan fisik
yang dirasakan klien.

 Status Mental
 Pengkajian pada status mental meliputi:

 Penampilan: tidak rapi, tidak serasi dan cara berpakaian.


 Pembicaraan: terorganisir atau berbelit-belit.
 Aktivitas motorik: meningkat atau menurun.
 Alam perasaan: suasana hati dan emosi.
 Afek: sesuai atau maladaptif seperti tumpul, datar, labil dan ambivalen
 Interaksi selama wawancara: respon verbal dan nonverbal.
 Persepsi : ketidakmampuan menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai
dengan informasi.
 Proses pikir: proses informasi yang diterima tidak berfungsi dengan baik dan
dapat mempengaruhi proses pikir.
 Isi pikir: berisikan keyakinan berdasarkan penilaian realistis.
 Tingkat kesadaran: orientasi waktu, tempat dan orang.
 Memori
 Memori jangka panjang: mengingat peristiwa setelah lebih setahun berlalu.
 Memori jangka pendek: mengingat peristiwa seminggu yang lalu dan pada saat dikaji.
 Kemampuan konsentrasi dan berhitung: kemampuan menyelesaikan tugas
dan berhitung sederhana.
 Kemampuan penilaian: apakah terdapat masalah ringan sampai berat.
 Daya tilik diri: kemampuan dalam mengambil keputusan tentang diri.
 Mekanisme koping

• Regresi: menjadi malas beraktifitas sehari-hari.


• Proyeksi: menjelaskan perubahan suatu persepsi dengan berusaha
untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
• Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal.
http://www.hevanet.com/elart/LINK%20IMAGES/selfesteem.gif
Masalah Keperawatan

• Gangguan konsep diri : HDR


DS : - Adanya ungkapan yang menegatifkan diri.
- Mengeluh tidak mampu dilakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya.
- Ungkapan mengkritik diri sendiri, mengejek dan menyalahgunakan diri sendiri.
DO : - Kontak mata kurang, sering menunduk.
- Mudah marah dan tersinggung.
- Menarik diri.
- Menghindar dari orang lain.
• Perubahan penampilan peran
DS : - Ungkapan peranannya saat ini yang tidak dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
DO : - Adanya keluhan fisik.
- Perubahan dalam tanggung jawab
Masalah Keperawatan

• Kerusakan interaksi sosial sama dengan menarik diri.


DS : - Ungkapan yang terbatas pada ya atau tidak tahu.
DO : - Tidak adanya kontak mata, selalu menundukkan kepala.
- Berdiam diri di kamar, afek tumpul, menyendiri.
- Menolak diajak berbincang – bincang.
- Posisi tidur janin.
• Keputusasaan
DS : - Mengungkapkan ketidakmampuan mengontrol dan mempengaruhi
pikiran.
- Enggan mengekspresikan perasaan yang sebelumnya.
- Mengungkapkan keputusan.
- Mengatakan kata – kata pesimis.
- Menyatakan secara tidak ada cara untuk memproleh hubungan dengan
orang lain.
DO : - Respon terhadap stimulasi terlambat / melambat.
- Kurang berenergi.
- Pasif tampak apatis.
- Lebih banyak tidur menarik diri.
- Marah.
Diagnosa Keperawatan
• Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR.
• HDR berhubungan dengan mekanisme koping individu tidak efektif.
• HDR berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
• HDR berhubungan dengan ideal diri tidak realistis.
• Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR.
• Keputusan berhubungan dengan hdr.
• Kerusakan komunikasi berhubungan dengan HDR.
• Resiko tinggi isolasi sosial berhubugan dengan HDR
• Intoleran aktivitas berhubungan dengan menarik diri.
• Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleran
aktifitas.
• Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi
berhubungan dengan menarik diri.
• Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan
halusinasi.
• Resiko tinggi mencederai diri sendiri orang lain akan
lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan

 Diagnosa : Gangguan konsep diri : HDR

 Tujuan umum : Klien dapat melanjutkan peran berhubungan


dengan tanggung jawab.
 Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien
Membantu pasien dapat menilai kemampuan yg dapat
digunakan
Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan/kegiatan
yang sesuai kemampuan
Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih
Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan.
Berikan reward/reinforcement terhadap kegiatan yang dilakukan
pasien sesuai rencana/jadual kegiatan
Lanjutan ….
 Intervensi :
1. Mengidentifikasi kemampuan & aspek positif yg msh dimiliki px, dg
cara :
• Mendiskusikan bahwa pasien msh memiliki sejmlh kemampuan &
aspek positif sprti keinginan px di RS, adanya keluarga & lingkungan
terdekat px.
• Beri pujian yg realistik/nyata dan hindarkan stp kali betemu dg pasien
penilaian yg negatif.
Lanjutan ….
 Intervensi :
 2. Membantu px dpt menilai kemampuan yg dpt digunakan, dg cara :
• Mendiskusikan dg px kemampuan yg msh dpt digunakan saat ini
• Bantu px menyebutkannya dan memberi penguatan thdp kemampuan
diri yg diungkapkan px
• Perlihatkan respon yg kondusif dan menjd pendengar yg aktif
Lanjutan ….
 3. Membantu px dpt memilih/menetapkan kegiatan sesuai dg
kemampuan, dg cara :
• Mendiskusikan dg px beberapa keg yg dpt dilakukan & dipilih sbg
kegiatan yg akan px lakukan sehari-hari
• Bantu px u/ menetapkan keg mana yg dpt px lakukan scr mandiri, mana
keg yg memerlukan bantuan min dr keluarga & keg apa sj yg perlu
bantuan penuh dr keluarga atau lingkungan terdekat px.
• Berikan contoh cara pelaksanaan keg yg dpt dilakukan px
• Susun bersama px & buat dftr keg sehari-hari px
Lanjutan ….

 4. Melatih keg px yg sudah dipilih sesuai kemampuan, dg cara :


• Mendiskusikan dg px u/ menetapkan urutan keg (yg sdh dipilih px) yg
akan dilatihkan
• Bersama pasien memperagakan beberapa keg yg akan dilakukan px
• Berikan dukungan & pujian yg nyata stp kemajuan yg diperlihatkan px
Lanjutan

….
5. Membantu px dpt merencanakan keg sesuai kemampuannya &
menyusun rencana keg, dg cara :
• Memberi kesempatan pd px u/ mencoba keg yg telah dilatihkan
• Beri pujian atas keg yg dpt dilakukan px stp hari
• Tingkatkan keg sesuai dg tingkat toleransi & perubahan stp keg
• Susun dftr keg yg sdh dilatihkan bersama px
• Berikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaanya setelah
pelaksanaan kegiatan
• Yakinkan pasien bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang
dilakukannya
Tindakan Keperawatan Kpd Keluarga

 Tujuan :
1. Keluarga dpt membantu px mengidentifikasi kemampuan yg dimiliki
px
2. Keluarga memfasilitasi keg px yg sesuai kemampuan
3. Keluarga memotivasi px u/ melakukan keg sesuai dg latihan yg
dilakukan, & memberikan pujian atas keberhasilan px
4. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien
Tindakan Keperawatan Kpd Keluarga

 Tindakan :
1. Diskusikan masalah yg dihadapi o/klg dlm merawat px
2. Jelaskan kpd keluarga ttg pengertian HDR serta tanda
dan gejala org dg HDR
3. Diskusi dgn klg kemampuan yg dimiliki px dan memuji
px atas kemampuannya
4. Jelaskan cara-cara merawat px dg HDR
5. Demonstrasikan cara merawat
6. Beri kesempatan kpd keluarga u/ mempraktekkan
merawat px
7. Bantu keluarga menyususn rencana kegiatan px
dirumah.
Tindakan Keperawatan Kpd Keluarga Untuk Mendukung Perawatan Dirumah

• Membimbing keluarga menilai kemampuan positif yang


dimiliki pasien
• Menganjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam
memperlihatkan kemampuan yang dimiliki
• Menganjurkan keluarga untuk memotivasi pasien
melakukan / melanjutkan latihan yang telah dilakukan
pasien - perawat sebelumnya
• Mendiskusikan dgn keluarga sikap-sikap positif yang perlu
ditampilkan keluarga
• Mengajarkan keluarga bagaimana menilai
perkembangan/perubahan perilaku pasien
Evaluasi

Pasien :
• Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek
positif dirinya
• Dapat menyusun rencana kegiatan/ aktivitas yang
akan dilakukannya
• Dapat melakukan kegiatan sesuai rencananya
Keluarga :
• Keluarga mendukung aktivitas pasien
• Keluarga dapat memberikan pujian/reward
terhadap pasien
STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH
LANGKAH
SATRATEGI PELAKSANAAN

1. Fase Orientasi
a. Bina hubungan saling percaya :
Salam terapeutik, Nama Pwt, Px.
b. Evaluasi / validasi
c. Kontrak :
a) Topik
b) waktu
c) tempat
2. Fase kerja
Langkah-langkah tindakan
keperawatan:
Sesuai dengan kasus
( Tujuan Khusus )
3. Fase Terminasi
 Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

a. Evaluasi subyektif dan Obyektif


b. Tindak lanjut
c. Kontrak yang akan datang :
Topik, waktu dan tempat.
 SP 1 Pasien :Mendiskusikan kemampuan dan
aspek positif yg dimiliki pasien,membantu
pasien menilai kemampuan yg masih dpt
digunakan, mambantu pasien
melatih/menetapkan kemampuan yg akan
dilatih,melatih kemampuan yg sdh dipilih dan
menyususn jadwal pelaksanaan kemampuan yg
telah dilatih dalam rencana harian.
 SP2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan
lain yg sesuai dgn kemampuan pasien.
 Latihan dpt dilanjutkan u/kemampuan lain smp
semua kemampuan dilatih. Setiap kemampuan
yg dimiliki akan menambah harga diri pasien
Diskusi Aspek Positif Yang dimiliki

 Nona Eva, kemampuan apa yang dimiliki?…. Bagus !!, Apa lagi… dst.
 Saya catat dalam daftar ya!
 Kegiatan yang dilakukan dirumah apa saja ?.. Bagaimana dengan
menyapu, merapikan kamar, mencuci piring ….dst
 Wah bagus ada 5 kemampuan/kegiatan yang Nona Eva miliki!
Membantu menilai kemampuan

 Nona Eva ! Ada 7 kegiatan /kemampuan,


yang mana yang masih bisa dikerjakan
dirumah! Coba kita lihat …”dicobakan
masing-masing kemampuan”… (Misalnya ada 4
yang masih bisa dilakukan)
 Bagus sekali ada 4 kegiatan yang masih
dikerjakan dirumah!
 Menurut Nona Eva adakah bantuan yang
diperlukan?… iya bagus sekali!
Memilih /menetapkan kegiatan

 Mari kita lihat daftar kegiatan yang sudah kita


buat dua hari yang lalu!
 Coba Nona Eva pilih yan mana yang masih bisa
dilakukan dirumash, yang nomor satu
merapikan tempat tidur; wah tentu bisa
dilakukan ya! Bagus !
 Nomor dua menanak nasi, wah saat ini belum
bisa dilakukan., baik nomor tiga mencuci
piring, bisa to! Dst… sampai semua daftar
dipilih dan ditetapkan, dan dilakukan secara
bertahap sesuai kemampuannya.
Melatih kegiatan yang sudah dipilih

 Nona Eva, kalau kita mau merapikan tempat tidur,


mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.
Bagus! Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya
kita balik.
 Sekarang kita pasang spreinya, kita mulai dari arah
atas, ya bagus! Sekarang sebelah kaki, tarik dan
masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan.
 Ambil bantal rapikan dan letakkan disebelah
atas/kepala. Mari kita lipat selimut dan kita letakkan
dibagian bawah/kaki. Ya-ya benar bagus dan bagus !
 SP 1 Keluarga: Mendiskusikan masalah yg
dihadapi klg dlm merawat pasien di rmh,
menjelaskan ttg pengertian, tanda dan gejala
HDR,menjelaskan cara merawat pasien dan
demontrasikan cara merawat pasien HDR, dan
memberi kesempatan kpd klg
u/mempraktekkan cara merawat.
 SP2 Keluarga : Melatih keluarga
mempraktekkan cara merawat pasien dgn
masalah HDR langsung kpd pasien
 SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang
bersama klg
Keluarga : membantu memotivasi untuk melakukan kegiatan

 Putri pak Dullah dan bu Ais telah berlatih dua kegiatan


yaitu merapikan tempat tidur dan mandi.
 Nona Eva juga telah dibuatkan jadwal untuk
melakukannya. Saya telah mengatakan bawah pak Dullah
dan bu Ais akan mengingatkan untuk melakukan kegiatan
sesuai jadwal. Tolong dibantu menyiapkan alat-alatnya.
 Dan jangan lupa memberikan pujian agar bersemangat
melakukan dan harga dirinya meningkat.
 Ajak pula memberi tanda pada cek list!
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DENGAN
MASALAH HARGA DIRI RENADAH

1. Pasien
a. Menyebutkan kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki.
b. Menilai kemampuan yang masih dapt
digunakan oleh pasien.
c. Melakukan aktifitas yang ditetapkan sesuai
kemampuan.
d. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
e. Melakukan kegiatan sesuai jadwal.
f. Menggunakan sumber-sumber terdekat
dalam melakukan aktifitas sesuai kemampuan.
2. Keluarga
 Membantu mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki pasien.
 Menyediakan fasilitas untuk pasien melakukan
aktifitas sesuai kemampuannya.
 Memberikan dorongan saat pasien melakukan
aktifitas.
 Memberikan pujian saat pasien melakukan aktifitas.
 Terlibat dalam melatih pasien melakukan aktifitas
sesuai kemampuan.
 Memantau aktifitas pasien sesuai jadwal.
 Melaporkan kemajuan perkembangan kemampuan
pasien.
http://ww1.prweb.com/prfiles/2005/02/01/204264/005-encourage-self--i-
i.jpg
http://buddhism.kalachakranet.org/images/esteem.jpg

Anda mungkin juga menyukai