Anda di halaman 1dari 31

UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN

Legislasi keperawatan
sistem perundang-undangan
praktik keperawatan yang menggambarkan
ruang lingkup praktik keperawatan yang
diijinkan secara hukum.

berisi hak-hak fundamental setiap individu


untuk menentukan pilihan pelayanan kesehatan dan
hak dasar untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang aman.
Legislasi keperawatan
proses menetapkan serangkaian ketentuan yang harus
ditaati dan diikuti oleh setiap perawat yang akan
memberikan pelayanan kepada orang lain.

Undang-undang praktik keperawatan

Faktor profesional, teknikal, moral , dan etik


Undang-undang praktik keperawatan

peraturan yang menjamin pelayanan keperawatan


yang aman dan etis melalui upaya pengendalian
badan-badan keperawatan, tenaga keperawatan,
persyaratan dan kriteria lisensi,
penundaan dan pencabutan lisensi keperawatan,
dan proses sertifikasi untuk mempertahankan
kompetensi
Undang-undang praktik keperawatan

untuk melindungi masyarakat terhadap


para praktisi keperawatan yang melakukan
pelayanan secara tidak aman / etis.

perawat mendapat perlindungan


hukum berlandaskan kaidah profesionalisme.
Undang-undang praktik keperawatan

mendefinisikan praktik keperawatan,


mengembangkan kriteria untuk memasuki
profesi keperawatan, menetapkan ketentuan
dan peraturan yang melaksanakan,
mempertahankan, dan menegakkan standar
praktik keperawatan

Sistem regulasi
URGENSI UU KEPERAWATAN
MENATA “SISTEM” KEPERAWATAN DI INDONESIA
- Pengakuan
- Bentuk Praktik/ Asuhan
- Kualifikasi dan kompetansi
- Standarisasi
MENGAPA UU KEPERAWATAN
PENTING?
1. Memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi
masyarakat yang akan memanfaatkan pelayanan
keperawatan

2. Memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi


tenaga perawat yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pelayanan keperawatan

3. Meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan dan mutu


pelayanan keperawatan

4. Mempercepat keberhasilan upaya peningkatan derajat


kesehatan masyarakat
MENGAPA UU KEPERAWATAN
PENTING?
• Hakekat setiap UU adalah mengatur perilaku anggota
masyarakat yang akan menjamin berlangsungnya
interaksi antar anggota masyarakat secara harmonis
dan lancar
• Untuk warga profesi keperawatan, pengaturan perilaku
dalam bentuk UU Keperawatan, terutama pada dua
interaksi pokok
– Interaksi antara sesama warga keperawatan
– Interaksi antara warga keperawatan dengan pihak-pihak lain
diluar keperawatan
MENGAPA UU KEPERAWATAN
PENTING?
• 75% Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas adalah
kegiatan Keperawatan (DEPKES 2005)
• 80 % Kegiatan pelayanan di Rumah Sakit adalah
pelayanan/Asuhan Keperawatan (Gilles, 2000)
• 60 % tenaga Kesehatan adalah Perawat yang tersebar tidak
terbatas kondisi geografis
• Survei 2010: Ada kesenjangan antara harapan masyarakat
dengan kompetensi saat ini yaitu 92,3% : 68,7%
• Survei 2010: mayoritas perawat menyatakan bahwa beban
kerja sangat berat karena tidak sesuai dengan tugas dan
fungsinya perawat (studi kualitatif)
PERMASALAHAN HUKUM
 Sejak tahun 2005 ada 33 Kasus Penagkapan Perawat yg
sedang manjalani pelayanan di 7 Propinsi yang baru
dilaporkan datanya.
 Tidak ada perlindungan hukum perawat di Puskesmas
karena tidak jelas pengaturan Kewenangan dan metode
Pelimpahan Wewenang
 Lebih dari 80 % tindakan yang dilakukan oleh Perawat di
RS dapat dikatagorikan ilegal karena tidak jelas
pengaturannya.
 Kontroversi kewajiban Perawat menolong Gawat Darurat
(di pidana) disisi lain tidak boleh menyimpan obat
 Tidak ada perlindungan perawat dalam melakuakan
Pekerjaan di Sarana Kesehatan
PERMASALAHAN HUKUM
• (Depkes & WHO :2005): perawat di praktek-praktek
swasta: (1) melakukan diagnosa medis (92.6%); (2)
tulis resep (93.1%); (3) memberi pengobatan
(97.1%); (4) melakukan pre-natal periksa (70.1%) dan
tindakan postnatal
Tujuan penerapan sistem regulasi

*menciptakan caring environment

*menjamin bentuk pelayanan keperawatan yang


aman bagi sistem klien

*meningkatkan hubungan kesejawatan (kolegialitas).

*mengembangkan jaringan kerja yang bermanfaat


bagi sistem klien.
.
Tujuan penerapan sistem regulasi

*meningkatkan akuntabilitas professional dan sosial.

*meningkatkan advokasi terutama bagi sistem klien.

*meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan


keperawatan.

*menjadi landasan untuk pengembangan karir


tenaga keperawatan
Sistem regulasi

Registrasi Sertifikasi

Lisensi
1. Registrasi keperawatan

Merupakan
proses administrasi yang harus ditempuh
oleh seseorang yang ingin memberikan
pelayanan keperawatan kepada orang
lain sesuai dengan kemampuan atau kompetensi
yang dimilikinya
2. Lisensi perawat

Ijin untuk melakukan tindakan keperawatan


yang dibutuhkan dalam pemberian pelayanan
keperawatan.

Diberikan hanya pada yang telah memiliki kompetensi


tertentu.

Diperoleh setelah memenuhi persyaratan yang


ditetapkan oleh pemerintah (saat ini) atau profesi
(masa mendatang)
Justifikasi perlunya lisensi

Dulu : tidak perlu lisensi

Vokasional Respondeat superior

Kini : perlu lisensi

Professional Personal liability


Tujuan pemberian lisensi

Menjamin pelayanan yang diberikan


aman, dan etis sesuai kompetensi
dan kewenangan yang dimiliki.

Menata pelayanan kepada masyarakat,


diberikan oleh orang yang tepat dan mampu
secara professional, etikal, dan legal.

Menghindarkan kerugian / kecelakaan


/ bahaya pada individu atau masyarakat
yang diberikan pelayanan.
Kemampuan yang perlu dimiliki
oleh perawat berlisensi

Kognitif

Sertifikasi
Psikomotor
Sertifikasi

Afektif
Komunikasi
Kepemimpinan
Enterpreuner
Pengambilan keputusan
Mengambil resiko
3. Sertifikasi keperawatan

pengakuan akan keahlian seseorang perawat


dalam area praktek keperawatan tertentu

kegiatan kredensial bagi setiap tenaga professional


untuk menjamin masyarakat tentang kualifikasi
keperawatan tenaga professional ini dalam
memberikan pelayanan spesifik bagi konsumen
(sistem klien)
Sertifikasi keperawatan

Sertifikasi juga ditetapkan bagi


seseorang perawat terregistrasi yang
akan melakukan praktik keperawatan diluar
area yang telah diregistrasi
Tujuan sertifikasi

upaya pengendalian praktek keperawatan


yang dilakukan oleh perawat professional
dan cakupan praktek keperawatan yang
dilakukannya

Praktik sesuai kewenangan/kompetensi


Cara mendapatkan sertifikasi

Organisasi profesi
(Pusat Kredensial)

Badan keperawatan
di suatu negara bagian atau wilayah

Institusi mandiri LSPP di Indonesia


Lembaga Sertifikasi Profesi Perawat
(LSPP)

*Dibentuk oleh pemerintah atau sebagai produk


hukum keperawatan (UU Praktik Keperawatan)

*Memiliki kewenangan mengembangkan kebijakan


dan aturan operasional sistem kredensial

*Mengacu pada pedoman / aturan diatasnya

*Menetapkan pusat pelatihan dan / uji kompetensi


Situasi di Indonesia

Terlalu mudah memperoleh lisensi


(SIP, SIK, SIPP)
 Tidak pernah dipantau kompetensinya
 Ketika melakukan kesalahan tidak ditanya
tentang ijinnya
 Organisasi profesi belum terlibat optimal
 Banyak yang bekerja dibawah standar
 Ada pihak yang merasa berkepentingan
Kendala menata sistem legislasi

 Undang-undang praktik keperawatan

 Badan mandiri untuk sistem regulasi

 Sistem kredensialing belum baku (kompetensi


tidak disertai dengan kewenangan dan pengakuan)

 Lembaga pemantau kualitas pendidikan

 Badan uji kompetensi nasional


Implikasi keperawatan
Setiap perawat harus siap memberikan
layanan keperawatan sesuai kompetensi dan
kewenangannya.
Setiap perawat harus mempertahankan kompetensi
melalui program sertifikasi sepanjang hayat untuk
mencapai jenjang karir yang optimal

Setiap perawat seyogyanya mendapatkan


pendidikan yang memadai sebagai dasar untuk
memasuki profesi keperawatan
TUGAS MANDIRI

BACA UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN, LENGKAP, DARI


AWAL SAMPAI AKHIR

Anda mungkin juga menyukai