Anda di halaman 1dari 6

PENGELOLAAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DENGAN

PSIKOTERAPI HUMANISTIK

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Metoda Penulisan Karya Ilmiah

Arya Bangkit Prakasa


NIM. P1337420219085

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA III


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (KAPITAL) (pilhan kata kurang tepat)

Harga diri seorang individu dapat turun disebabkan oleh trauma yang
dialami seseorang dari suatu tragedi atau kejadian yang berulang-ulang. Hal
tersebut dapat menyebabkan sebuah gangguan kesehatan mental harga diri
rendah. Harga diri rendah adalah evaluasi kemampuan diri ke arah negatif,
berupa mengkritik diri sendiri dikarenakan seorang individu memiliki pikiran
negatif, rasa tidak mampu, serta percaya akan takdirnya bahwa mereka pasti
gagal (Windarwati, 2016). (DEFINISI/PENGETIAN MASUKAN KE BAB
2). Harga diri rendah dapat disebabkan karena kejadian yang menimbulkan
trauma, seperti kegagalan berulang kali hingga kehilangan sesuatu yang
dimiliki. Menurut Keliat, 2011 (dalam Mulyono, 2013) bahwasanya (BUAT
MENJADI KUTIPAN TAK LANGSUNG) kejadian traumatik yang dialami
oleh seorang individu seperti konflik atau bencana yang terus menerus dapat
menyebabkan dampak yang serius. Banyaknya dampak kehilangan yang
dirasakan menyebabkan munculnya masalah psikologi yang mengarah pada
hilangnya kemampuan suatu individu.

Paragrap 2 OK
Adanya masalah serta kelainan tingkah laku yang berujung pada
hilangnya kemampuan seseorang merupakan dampak dari permasalahan
harga diri rendah. Hal ini dapat menambah angka kasus individu yang
mengalami harga diri rendah. Hasil riset menunjukkan angka pasien harga
diri rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas pada bulan Januari
hingga Desember 2018 diperoleh bahwasanya 62 dari 678 pasien gangguan
jiwa diantaranya mengalami harga diri rendah (Satria, 2019). Sementara itu,
hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2018) milik Kementrian Kesehatan
menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk gangguan jiwa di
Indonesia yang semula 1,7 persen pada tahun 2013 naik pada angka 7 persen
pada tahun 2018. Sedangkan angka gangguan jiwa di provinsi Jawa Tengah
berada pada angka 6,5 persen. Hal ini mendasari bahwasanya harus ada
perhatian dan penanganan lebih terhadap permasalahan kesehatan jiwa yang
terus mengalami kenaikan pertahunnya.
Peningkatan angka gangguan jiwa yang terjadi, menunjukkan
bahwasanya permasalahan kesehatan jiwa harga diri rendah perlu mendapat
penanganan lebih. Hal ini dikarenakan jika permasalahan ini tidak ditangani
akan menimbulkan dampak yang lebih serius. Menurut Keliat, 2011 (dalam
Satria, 2019) (BUAT MENJADI KUTIPAN TAK LANGSUNG)individu
dengan harga diri rendah bila tidak ditangani dapat mengakibatkan gangguan
interaksi sosial berupa menarik diri, gangguan konsep diri, keputusasaan,
hingga munculnya perilaku kekerasan yang beresiko mencederai diri, orang
lain, dan lingkungan. Maka dari itu, perlu adanya upaya promotif atau
pengobatan untuk pasien harga diri rendah berupa terapi (HARUS LEBIH
JELAS DAN SPESIFIK)
Tindakan keperawatan pada individu dengan harga diri rendah
memiliki tujuan tersendiri. Florensa, 2013 (dalam Aniyaningsih, 2020)
menyatakan (idem sebelumnya ) bahwa tindakan keperawatan yang diberikan
kepada individu dengan harga diri rendah bertujuan agar dapat meningkatkan
harga diri, memulai hubungan interaksi dengan orang lain, dapat
mengembangkan serta meningkatkan interaksi dengan orang lain dan
mengikuti pengobatan secara optimal. Tindakan keperawatan berupa terapi
dapat dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi. Salah satu tindakan
non farmakologi yang dapat diberikan pada penderita harga diri rendah yaitu
psikoterapi. Tujuan dari psikoterapi yaitu mendorong individu untuk
bersosialisasi kembali dengan orang di sekitarnya.
Salah satu psikoterapi yang dapat digunakan untuk pasien harga diri
rendah adalah psikoterapi pendekatan humanistik. Menurut Carl Rogers
(dalam Samsara, 2020) (IDEM SEBELUMNYA) humanistik adalah
perspektif psikologi dengan penekanan pada pencapaian potensi manusia
sepenuhnya, atau yang biasa disebut aktualisasi diri. Jadi, tujuan dari
psikoterapi humanistik itu sendiri untuk membantu individu mengembangkan
konsep diri yang lebih kuat serta lebih mendekati keadaan yang diharapkan,
seperti halnya memahami perasaan mereka sendiri, supaya mengetahui hal-
hal penting yang harus dilakukan pada kehidupan mereka.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan
pengelolaan kasus pada pasien harga diri rendah menggunakan psikoterapi
humanistik. Untuk itu, penulis akan menuangkannya dalam karya tulis ilmiah
dengan judul “Pengelolaan pada Pasien Harga Diri Rendah dengan
Psikoterapi Humanistik.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan

masalah dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah “Bagaimana

pengelolaan pada pasien harga diri rendah dengan psikoterapi humanistik?”

(konsistensi kata pasien dan klien sesuaikan dengan judul)

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Untuk menggambarkan hasil pengelolaan pada pasien harga diri rendah
dengan psikoterapi humanistik.
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada klien harga diri rendah dengan
psikoterapi humanistik.
b. Memaparkan diagnosis keperawatan pada klien harga diri rendah
dengan psikoterapi humanistik.
c. Memaparkan perencanaan untuk mengatasi diagnosis keperawatan
pada klien harga diri rendah dengan psikoterapi humanistik.
d. Memaparkan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien harga
diri rendah dengan psikoterapi humanistik.
e. Memaparkan hasil evaluasi masalah keperawatan pada klien harga
diri rendah dengan psikoterapi humanistik.
f. Membahas hasil asuhan keperawatan sejak pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi, melalui proses
komparasi 2 kasus berdasarkan sumber-sumber primer yang relevan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan KTI ini diharapkan memberikan sumbangan untuk
meningkatkan pengetahuan dan praktik terutama dalam pengelolaan pada
pasien dengan harga diri rendah.
2. Manfaat Praktis
a. Peningkatan Pelayanan Keperawatan
Hasil penulisan KTI diharapkan memberikan kontribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan asuhan keperawatan khususnya bagi
pasien dengan harga diri rendah.
b. Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Hasil penulisan KTI diharapkan memberikan kontribusi dalam
peningkatan status kesehatan melalui upaya promotif khususnya bagi
pasien dengan harga diri rendah.
c. KLIEN/PASIEN.............
d. KELUARGA.............
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, (2018) Riset Kesehatan Dasar


(riskesdas) 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Diakses pada tanggal
16 September 2021 dari laman  https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-
riset-kesehatan-dasar-riskesdas/
Mulyono, Andri (2013) Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Harga Diri
Rendah Di Ruang Maespati Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Diploma
Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Satria, Kevin Dimas (2019) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Harga Diri Rendah
Dengan Penerapan Terapi Menulis Kemampuan Positif Di Instalasi
Pelayanan Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah
Banyumas. Diploma Thesis, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Samsara, Anta (2020). Mengenal Psikologi Humanistik. Lautan Jiwa.Com
Stuart, G.W.(2016). Respon Konsep Diri dan Gangguan Disosiatif. (Heni Dwi
Windarwati, penerjemah). Singapore: Elseiver.
Wijayati, F., Nasir, T., Hadi, I., & Akhmad, A. (2021). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Harga Diri Rendah Pasien Gangguan Jiwa.
Health Information : Jurnal Penelitian, 12(2), 224–235.

Anda mungkin juga menyukai