FAST HUG
Pasien ICU
A. FAST HUG
B. FAST HUGS BID
A. FAST HUG
1. PENGERTIAN
Perangkat yang digunakan di unit perawatan
intensif (ICU) untuk membantu dalam hal :
1. Memaksimalkan terapi intervensi
2. Membantu mengidentifikasi dan mencegah
kesalahan pengobatan
3. Promosi patient safety
2. WAKTU PENGGUNAAN FAST HUG
SAAT SERAH TERIMA PASIEN ANTAR SHIFT : sebagai informasi yang berkala
untuk setiap team tenaga medis di ICU :
Dokter KIC
Perawat penanggung jawab pasien
Perawat lainnya dalam 1 shift
Petugas medis lainnya/praktek
3. KRITERIA FAST HUG
F= Feeding
A= Analgesic
S= Sedation
T= Thromboembolic prophylaxis
Monitoring Feeding :
1. Apakah pasien sudah mendapat nutrisi ?
2. Residu ?
3. Jenis nutrisi : oral ATAU parenteral ?
4. Rute ?
A = Analgesic
1. Analgesia : hilangnya sensasi nyeri atau stimulus mengganggu
2. Pasien ICU memiliki rasa nyeri yang umumnya berasal dari penyakit
yang sudah ada sebelumnya, prosedur invasif, luka traumatik,
perangkat monitoring invasif dan non-invasif, perawatan rutin dan
imobilitas berkepanjangan.
3. Efek samping nyeri pada pasien ICU :
– Rangsangan ini dapat mempengaruhi pemulihan fisiologis dan
psikologis yang mengarah ke tidur yang tidak memadai,
– Disfungsi paru dan respon stres akut yang dapat bermanifestasi
sebagai imunosupresi,
– Hiperkoagulabilitas,
– Katabolisme protein
– Peningkatan konsumsi oksigen miokard.
4. Nyeri merupakan tanda vital pasien yang harus dipantau/dikaji.
5. Nyeri akan mencetuskan stress respons yang berpengaruh
jelek terhadap pasien antara lain:
Ketentuan :
Tidak ada aturan yang mengatur berapa banyak untuk memberi & seberapa sering.
Pemberian obat penenang harus dititrasi secara individu.
(Tenang, nyaman dan kolaborasi) aturan membantu untuk menentukan apakah
pasien disedasi/bius dengan tepat.
Penghentian sedasi harian dapat mengurangi lamanya tinggal di ICU.
Ada tiga alasan utama mengapa sedasi dan
analgesi yang adekuat diperlukan pada pasien
kritis:
Sedasi dan analgesi menjamin level optimal
ketenangan pasien terutama dapat
istirahat/tidur yang cukup.
Menurunkan stress respons (meredam
respons autonomik, menurunkan konsumsi
oksigen)
Mempermudah prosedur diagnostik,
terapeutik dan perawatan pasien
Bahaya jika kurangnya pemberian dosis sedasi (under
sedation) :
Sering dilupakan,
Kematian dan morbiditas disebabkan
thromboembolism obstruksi
pembuluh darah sampai ke sirkulasi
jantung hingga perifer
Pasien yang tidak mendapatkan
prophylaxis, resiko terkena DVT sekitar
13-31%
Di rekomendasikan penggunaan
heparin kecuali ada kontraindikasi
Monitoring Tromboembolitic prophylaksis :
1. Apakah pasien ada gejala Tromboembolitic ?
2. Tindakan mencegah Tromboembolitic ?
H= Head- of- bed elevation
Beberapa penelitian :
Posisi kepala 45 derajat
dapat mengurangi risiko
kejadian refluks
gastroesofagus sehingga
mengurangi laju pneumonia
nosokomial