Anda di halaman 1dari 4

FROZEN SHOULDER

DEFINISI:
Adhesive shoulder capsulitis, or arthrofibrosis, describes a pathological process in which the
body forms excessive scar tissue or adhesions across the glenohumeral joint, leading to
stiffness, pain and dysfunction. (Le, 2017)

Adhesive capsulitis of the shoulder is characterized by functional loss of passive and active
shoulder motion. This inflammatory process results in fibroblastic proliferation and extensive
scar tissue formation. (Monic, 2021)

EPIDEMIOLOGI:
1. 2-4 kali lebih sering terjadi pada wanita usia 40-60 tahun,
2. Dihubungkan dengan diabetes mellitus, inflammatory arthritis, trauma, immobilisasi
lama, penyakit tiroid, cidera serebrovaskular, breast cancer treatments, myocardial
infarction, hyperlipidemia dan penyakit autoimun.
3. Self limiting disease dalam 1 dan 3 tahun.
4. 20%-50% pasien memiliki gejala berkepanjangan.
5. Pada populasi ini, terapi nonoperatif dan operatif diperlukan untuk mencapai acceptable
functional outcomes.

ETIOLOGI:
PATOPHYSIOLOGI

STAGE

B. Braddom: 2021
TATALAKSANA
1. Tatalaksana Non Operatif
A. Medikamentosa
Analgesik seperti NSAID, pemberian steroid oral
B. Terapi Modalitas
1. Icing digunakan pada fase akut untuk mengurangi nyeri dan inflamasi.
2. TENS pada fase 1 dan 2 sangat efektif untuk mengurangi nyeri akut pada frozen
shoulder.
3. USD dipakai untuk mengatasi nyeri dan memfasilitasi stretch pada frozen shoulder.
4. Terapi panas dalam lainnya juga dapat digunakan, misalnya SWD

C. Terapi Latihan
Pada fase akut :
1. Codman’s pendulum exercise, over head pulley, dan finger ladder exercise.
2. Koreksi postur untuk mengurangi postur kifosis dan posisi humerus kedepan juga perlu
dilakukan.
3. Peregangan otot dan kapsul sendi, manipulasi jaringan lunak, mobilisasi sendi, pemberian
edukasi dan latihan di rumah.
4. Manipulasi dapat diberikan bertahap selama fase frozen untuk mencegah kontraktur dan
spasme.
5. Latihan skapulotorasik untuk mengembalikan scapulohumeral rhythm.
Fase freezing : Untuk pengurangan nyeri, memperbaiki postur, dan edukasi pasien mengenai
perjalanan penyakitnya. AAROM atau PROM untuk mempertahankan atau menambah luas
gerak sendi dan dapat juga diberikan manipulasi jaringan lunak.
Fase frozen : Intensitas terapi dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik mobilisasi sendi
bersamaan dengan peregangan kapsul dan otot terutama ke arah abduksi dan ekternal rotasi.
Teknik yang dilakukan meliputi pelepasan scapular trigger points (infraspinatus, teres minor,
latissimus dorsi, pektoralis mayor, dan manajemen subskapularis) dan mobilisasi serta stretching
(skapular, klavikula, dan glenohumeral). Latihan isometrik rhomboid untuk untuk meningkatkan
stabilitas skapula. Latihan proprioseptif dan neuromuskular untuk meningkatkan kontrol postural
Fase thawing : Latihan ROM ke semua arah dan juga untuk memperkuat otot periartikular.
Dapat dipakai teknik mobilisasi sendi dan skapula, articular distraction, articular glides, and
peregangan kapsul. Peregangan kapsul dilakukan dengan beban ringan dalam periode yang lebih
panjang.

D. Injeksi
• Injeksi kortikosteroid intra artikular
• Botulinum toxin juga dapat diberikan intraartikular untuk mengatasi nyeri (inhibition of
neurotransmitter release), inflamasi (inhibition of C-fiber nociceptive transmission), dan
fibrosis (inhibition of IL-1 & fibroblast growth) pada frozen shoulder
• Platelet-rich plasma (PRP) merupakan suatu komponen plasma yang mengandung
platelet dalam konsentrasi tinggi yang didapatkan dengan sentrifusasi darah utuh. Pada
beberapa case report, dilaporkan injeksi PRP pada frozen shoulder pada fase freezing
dapat menurunkan VAS dan meningkatkan ROM.
• Prolotherapy merupakan suatu teknik injeksi suatu iritan, biasanya larutan dextrosa
hiperosmolar, yang digunakan untuk menangani nyeri kronis muskuloskeletal.

E. Hidrodilasi
• Hidrodilasi atau distention arthrography atau brisement, merupakan suatu proses
meregangkan kapsul sendi dengan menyuntikan udara atau cairan atau anastesi lokal ke
dalam sendi untuk meningkatkan volume intracapsular sehingga meregangkan kapsul
yang mengkerut.
• Hidrodilasi dengan normal saline dan kortikosteroid (methylprednisolone acetate 40 mg)
dapat memperbaiki nyeri, meningkatkan ROM aktif, dan shoulder-specific disability
measure pada minggu ke-3 dibandingkan placebo.
• Joint distension direkomendasikan diberikan pada frozen shoulder selama frozen baik
pada pasien diabetes maupun non diabetes.

2. Tatalaksana Operatif
Jika tidak ada perbaikan setelah 6 bulan terapi dapat dipikirkan untuk tindakan atau terapi yang
lebih agresif.
• Closed Manipulation Under Anasthesia
• Arthroscopic Capsular Releases
• Open Surgical Capsular Releases

Referensi
1. Braddom’s Physical Medicine And Rehabilitation, Sixth Edition, 2021

2. Frontera, Essentials Of Physical Medicine And Rehabilitation: Musculoskeletal


Disorders, Pain, And Rehabilitation, Fourth Edition, 2019, Chapter 11.
3. Pandey V. Clinical Guidelines In The Management Of Frozen Shoulder: An Update!.
Indian Journal Of Orthopaedics (2021) 55:299–309.
4. Le H.V. Adhesive Capsulitis Of The Shoulder: Review Of Pathophysiology And Current
Clinical Treatments. Shoulder & Elbow
2017, Vol. 9(2) 75–84.
5. Patel R. Et Al. A Comprehensive Update Of Adhesive Capsulitis And Minimally
Invasive Treatment Options. Psychopharmacology Bulletin: Vol. 50 · No. 4 · Suppl.
1 :91-107.

6. Ricci M. Adhesive capsulitis: A review for clinicians. 2021 American Academy of


Physician Assistants
7. Itoi E, Arce G, Bain GI, Diercks RL, Guttmann D, Imhoff AB, Mazzocca AD, Sugaya H,
Yoo YS, 2016. Shoulder Stiffness: Current Concepts and Concerns. New York: Springer,
pp 171-201.
8. Angelo. 2023. National Library of Medicine. Adhesive Capsulitis - StatPearls - NCBI
Bookshelf (nih.gov). Cited online on october 25th, 2023

Anda mungkin juga menyukai