Anda di halaman 1dari 4

PAPER ANATOMI TERAPAN

FROZEN SHOULDER

Disusun oleh

Kelompok :5

1. Arif Rahmatullah (201810490311091)

2. Diah Tri Larasati (201810490311053)

3. La Almahdi La Boane (201810490311069)

4. Natasya Anjani (201810490311077)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI 2018/2019


Frozen Shoulder

 Definisi
Frozen shoulder adalah suatu kondisi yang menyebabkan nyeri dan keterbatasan erak
pada sendi bahu yang sering terjadi tanpa dikenali penyebabnya. Frozen shouder
menyebabkan kapsul yang mengelilingi sendi bahu menjadi mengkerut dan membentuk
jaringan parut ( Cluett, 2007).

 Fisiologi
Bahu bergerak secara normal karena adanya pengaruh dari sendi-sendi yang
mendukungnya, sendi itu di buat secara terpisah yaitu glenohmeral joint,
acromioclavicular joint sternoclavicular joint, sprahumeal joint, scapula thoracic joint.
Beberapa otot pada shoulder joint berdasarkan gerakan yang dapat di lakukan diantaranya
fleksor (M. Deltoid anterior) ekstensor (M. Deltoid posterior, M. Teres minor, M.
Infraspinatus) adduktor (M. Deltoideus, M. supraspinatus) abduktor (M. Biceps brachii)
eksorotasi (M. Ifraspinatus, M. Teres minor) endorotasi (M. Teres mayor, M.
Subscapularis, M. Coracobrachialis)
(Jonatan dan Karen, 2006).

 Patologi
Patofisiologi kasus Frozen shoulder melibatkan immobilisasi yang lama pada lengan
yang diakibatkan karena adanya nyeri dan ketakutan dari penderita untuk menggerakan
bahu pada awal terjadinya Frozen shoulder.
Peradangan berlebihan yang melibatkan sinovitis dengann diikuti fibrosis dari kapsul
sendi dan hilangnya lipatan ketiak yang normal serta lingkup gerak sendi, sehingga
meyebabkan penurunan yang signifikan dari gerak sendi bahu. Kontraktur pada kapsuler
yang diperkirakan hasil dari perlengketan permukaan kapsul atau fibroblastik proliferasi
dalam menanggapi produksi sitikon.

 Etiologi
Etiologi dari frozen shoulder masih belum diketahui dengan pasti. Adapun faktor
predisposisinya antara lain periode immobilisasi yang lama, akibat trauma, over use,

2
injuries atau operasi pada sendi, hyperthyroidisme, penyakit cardiovaskular, clinical
depression dan parkinson.

Adapun beberapa teori yang dikemukakan AAOS tahun 2007 mengenai frozen shoulder,
teori tersebut adalah :

 Teori Hormonal
Pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita bersamaan dengan
datangnya menopause.

 Teori Genetik
Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari frozen shoulder, contohnya
ada beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat yang sama.

 Teori Auto Immuno


Diduga penyakit ini merupakan respon auto immuno terhadap hasil-hasil rusaknya
jaringan lokal.

 Teori Postur
Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap
menyebabkan pemendekan pada salah satu ligamen bahu.

 Penyebab

Bahu memiliki kapsul pelindung berupa jaringan yang saling berhubungan. Kapsul ini
melindungi tulang, ligamen, dan tendon pada bahu. Frozen shoulder terjadi karena
jaringan parut membuat kapsul pelindung menebal dan menempel di sekitar sendi bahu,
sehingga membatasi pergerakan bahu. Namun demikian, belum diketahui apa yang
menyebabkan jaringan parut tersebut terbentuk.

 Pemeriksaan

 Menggunakan Alat

o Micro Wave Diatermy (MWD)


o Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS)
Kedua alat ini digunakan untuk mengurangi nyeri

 Terapi Latihan

o Shoulder Wheel serta Terapi Manipulasi yang dapat mengurangi perlengketan


jaringan sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan Lingkup Gerak Sendi
(LGS)
o Active Resisted Exercise yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan
otot

3
 Manifestasi Klinis
 kaku dan nyeri pada bahu.

 Penatalaksanaan

Frozen shoulder adalah gangguan pada sendi bahu yang menyebabkan nyeri dan
keterbatasan gerak sendi sehingga menimbulkan terjadinya permasalahan, baik
permasalahan fisik maupun kemampuan fungsionalnya. Penanganan fisioterapi yang
efektif dan efisien, dilakukan dengan suatu pemeriksaan menggunakan alat VDS untuk
mengetahui intensitas nyeri, Goniometer untuk mengetahui luas gerak sendi (ROM),
MMT untuk mengetahui kekuatan otot bahu penderita dan indeks SPADI untuk
mengetahui kemampuan fungsional bahu penderita.
Untuk membantu mengatasi permasalahan di atas dalam hal ini mengurangi intensitas
nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan mengembalikan kemampuan fungsional sendi
bahu digunakan modalitas berupa MWD (Mirowave Diathermy) dan Transcutaneus
Elektrical Nerve Stimulation (TENS), Terapi Latihan dan Terapi Manipulasi.
Penatalaksanaan fisioterapi pada penderita Frozen shoulder diberikan selama 6 kali terapi
dengan menggunakan metode penelitian berupa studi kasus. Pada akhir terapi didapatkan
hasil berupa penurunan intensitas nyeri, meningkatnya lingkup gerak sendi bahu (ROM),
meningkatkan kekuatan otot, serta meningkatnya kemampuan fungsional.

 Kesimpulan

Permasalahan yang ditimbulkan dari kasus frozen shoulder terjadi karena jaringan parut
membuat kapsul pelindung menebal dan menempel di sekitar sendi bahu, sehingga
membatasi pergerakan bahu. Penurunan kekuatan otot, kemampuan aktivitas funsional,
dan penurunan lingkup gerak sendi. Pemberian terapi pada kondisi frozen shoulder di
maksudkan agar dapat mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi,
meningkatkan kekuatan otot, dan meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional bahu.
Setelah mendapatkan terapi MWD (Mirowave Diathermy) dan Transcutaneus Elektrical
Nerve Stimulation (TENS), Terapi Latihan dan Terapi Manipulasi sebanyak 6 kali di
dapatkan hasil bahwa terdapat penurunan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi,
peningkatan kekuatan otot, serta adanya peningkatan aktivitas fungsional.

Anda mungkin juga menyukai