Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Frozen Shoulder adalah kondisi peradangan di mana ikat di sekitas sendi

bahu menebal dan mengencang, yang menyebabkan hilangnya mobilitas. Pada

dasarnya, Frozen Shoulder di kenal sebagai bahu” membeku” bahu beku adalah

kekakuan dan nyeri yang terkait dengan rentang gerakkan terbatas dibahu. Hal ini

paling sering terjadi pada satu bahu tetapi dapat juga terjadi pada keduanya

(Fernandes 2020).

Frozen Shoulder timbul secara spontan tanpa penyebab yang jelas,

berhubungan dengan bermacam penyakit immune atau penyakit sistemik atau

Frozen Shoulder primer (idiopatik) dan Frozen Shoulder Sekunder. Diagnose

penderita Frozen Shoulder adalah nyeri pada keterbatasan gerak ke segala arah,

terutama pada gerak pasif eksorotasi. Diperkirakan penderita Frozen Shoulder 2%

orang dewasa. Kebanyakkan pada umur diantara 40 sampai dengan 60 tahun, dan

lebih banyak terjadi pada wanita (Rathod, Priyanka, and Palkar 2019a).

Pada umumnya, kondisi kaku bahu disebabkan oleh perubahan pada

membrane synovial, dimana sering terjadi synovitis atau peradangan maupun

degenerasi pada cairan synovium disekitar kapsul sendi dan mengakibatkan reaksi

fibrosus, kontraktur ligamen coracohumeral, penebalan ligament glenohumeral

superior, middle dan inferior, pengkerutan pada ressesus axilaris, dan kapsul

sendi bagian posterior mengalami kontraktur sehingga yang khas pada kasus

frozen shoulder adalah pola kapsuler. Perubahan patologi tersebut juga dapat
disebabkan rusaknya jaringan lokal berupa inflamasi pada membran sinovial dan

kapsul sendi glenohumeral yang membuat formasi adhesive sehingga

menyebabkan perlengketan pada kapsul sendi glenohumeral (Nida Sha , Rehana

Mushtaq 2021).

Berdasarkan American Physical Therapy Association karakteristik frozen

shoulder terjadipenurunan LGS gerakan eksternal rotasi kurang dari 30° dan

pada bidang frontal gerakan abduksi kurang dari 90° tanpa kompensasi

bahu, Pemeriksaan melalui MRI (Magnetic Resonance Imaging) pada area

kapsul interval rotatordan axillary pouch terjadi penebalan ligamen

glenohumeral inferiorsuperior dan ligamen coracohumeral (CHL). Hal ini, yang

mengakibatkan nyeri, penurunan LGS, dan keterbatasan dalam aktivitas sehari-

hari (Fernandes 2020).

Di Amerika Serikat, prevalensi frozen shoulder adalah 2% - 5% dari

populasi, dan kondisinya lebih sering terjadi pada wanita. Kondisi ini juga lebih

sering terjadi pada lengan yang tidak dominan. Dan berdasarkan penelitian di

Inggris prevalensi tahunannya diperkirakan 1.4 per 1.000 pasien dari dua lahan

praktik umum dengan total populasi 17.000, Di Belanda insiden komulatif

penderita frozen shoulder dilaporkan sebanyak 2.4 per 1.000 orang per tahun, hal

ini berdasarkan laporan dari lahan praktik umum, Di Indonesia tepatnya di

Kepualauan Riau, prevalensi frozen shoulder diperkirakan sebesar 11% - 30%

(Sudaryanto and Nashrah 2020).

Maitland mobilization menggunakan mobilisasi pasif dengan gerak oscillasi

fisiologis yang dapat menghasilkan efek penguluran dan pelepasan adhesive pada
kapsul ligamen shoulder sehingga dapat terjadi peningkatan luas gerak sendi

shoulder. Kaltenborn dengan metode rollglide juga dapat menghasilkan efek

penguluran dan pelepasan adhesive pada kapsul ligamen shoulder sehingga dapat

terjadi peningkatan luas gerak sendi shoulder (Rathod, 2019).

Berbagai metode pendekatan intervensi dapat membantu meningkatkan

lingkup gerak sendi shoulder, mempertahankan kekuatan otot bahu dan

memperbaiki fungsi gerak shoulder, meliputi: pemanasan latihan peregangan oleh

fisioterapis atau autostretching oleh pasien dan penatalaksanaan latihan scapular

disertai dengan latihan pendulum, elektroterapi, dan mobilisasi sendi. Mobilisasi

sendi adalah pengobatan pilihan untuk memulihkan dan meningkatkan mobilitas

sendi bahu synovial. Berbagai metode mobilisasi seperti mobilisasi mid-range dan

end-range disarankan oleh Maitland dan Kaltenborn untuk meningkatkan

mobilitas sendi dan menurunkan nyeri (Fernandes 2020).

Selain itu, pemberian aproksimasi sendi bahu untuk mengstimulasi otot-otot

sekitar sendi dengan fasilitasi pada otot yang lemah dalam melakukan gerakan.

Pemberian Contract Rilex Stretching (CRS) diberikan untuk meningkatkan

LGS serta meningkatkan kekuatan otot. Selanjutnya, dapat diberikan terapi

dingin atau kompres es setelah intervensi dalam memberikan rasa nyaman.

Selain itu, dapat meredam rasa nyeri yang diaplikasikan selama 15 menit

(Rathod, 2019).

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan peneliti pada pasien frozen

shoulder dari 10 pasien yang dilakukan teknik manual berupa Maitland

mobilization dan Kaltenborn Mobilization diketahui 6 diantaranya pasien


merasakan penurunan rasa nyeri pada saat dilakukan terapy manual kaltenborn

dan 4 diantaran nya merasakan penurunan nyeri saat dilakukan maitland

mobilization. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “pengaruh kaltenborn mobilization dan maitland

mobilization terhadap penurunan nyeri pada pasien frozen sholder di RS

Grandmed lubuk pakam Tahun 2023.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian

ini yakni adakah pengaruh kaltenborn mobilization dan maitland mobilization

terhadap penurunan nyeri pada pasien frozen sholder?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapaun tujuan umum pada penelitian ini yakni untuk mengetahui adanya

pengaruh kaltenborn mobilization dan maitland mobilization terhadap penurunan

nyeri pada pasien frozen sholder?

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik responden pasien frozen sholder di Rs.

Granmed Lubuk Pakam Tahun 2023.

2. Untuk mengetahui nilai rerata sebelum dan sesudah pemberian teknik

Kaltenborn mobilization dan maitland mobilization terhadap penurunan

nyeri pada pasien frozen sholder di Rs. Granmed Lubuk Pakam Tahun

2023.
3. Mengetahui Pengaruh teknik kaltenborn mobilization dan maitland

mobilization terhadap penurunan nyeri pada pasien frozen sholder di Rs.

Granmed Lubuk Pakam Tahun 2023.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pasien

Peneliti di harapkan dapat memberikan manfaat bagi pasien frozen sholder

di Rs. Granmed Lubuk Pakam Tahun 2023

1.4.2 Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini di harapkan dapat dikembangkan terutama dibagian

Fisioterapi guna menangani penurunan tingkat nyeri “bahu beku” (frozen sholder)

di Rs. Grandmed Lubuk pakan

1.4.3 Bagi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Diharapakan dapat menambah kepustakaan tentang Pengaruh teknik

kaltenborn mobilization dan maitland mobilization terhadap penurunan nyeri pada

pasien frozen sholder di Rs. Granmed Lubuk Pakam Tahun 2023

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapakan penelitian ini dapat dikembangkan secara baik oleh peneliti

selanjutnya sebagai bentuk tambahan wawasan dan acuan guna mendapatkan

hasil penelitian yang lebih baik.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Frozen Shoulder

2.1.1 Anatomi

a. Bahu

Bahu adalah sendi yang menghubungakan antara badan dengan

ekstermitas atas. Fungsi utama sendi bahu adalah untuk mengerakkan lengan

dan tangan kesegala posisi yang berhubungan dengan tubuh, konsekuensinya

sendi bahu sangat dinamis, sehingga relative tidak Setabil (Suhatri dkk,

2018).

Sendi bahu terbagi menjadi 4 sendi yaitu:

Anda mungkin juga menyukai