Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Short Wave Diathermy (SWD) dan Transcoutaneus Electrical Nerve (TENS) Pada Pasien

LOW BACK PAIN DI RUMAH SAKIT TENTARA TINGKAT II dr.SOEPRAOEN MALANG


SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fisioterapi

OLEH
Yulia Dini Wahyuni
201710490311067

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit akibat kerja biasanya muncul karena hubungan kerja atau salah satunya
disebabkan oleh pekerjaan dan sikap saat bekerja. Jenis penyakit akibat kerja salah
satunya adalah gangguan pada tulang belakang atau nyeri punggung bawah. Posisi statis
dalam bekerja dan bersifat continue dapat menimbulkan rasa nyeri pada bagian punggung
bawah yang berpengaruh pada kehilangan jam kerja sehingga mengganggu produktivitas
saat bekerja (Pheasant, 1991)

Banyak masalah yang terjadi saat nyeri punggung timbul akibat kebiasaan duduk
terlalu lama. Terdapat 60% orang dewasa sering mengalami nyeri punggung bawah
karena masalah duduk saat bekerja atau aktivitas keseharian lainya yang mengharuskan
untuk duduk di waktu yang lama (Chang,2006)

Penderita low back pain atau nyeri punggung bawah pada dasarnya mengalami
kondisi atau gejala yang mengacu pada keluhan rasa nyeri dalam kategori nyeri itu
sendiri dapat bersifat akut ataupun kronik pada tubuh bagian punggung bawah atau
lumbosacral, pada umunya disebabkan oleh penyakit herniasi, arthritis pada bagian tulang
belakang dan pada permasalahan jaringan lunak seperti trauma, ketegangan dan keseleo.
Menurut Roger (Chou 2010),

Low back pain merupakan masalah nyeri yang sering juga disebut nyeri punggung
bawah, nyeri pinggang atau boyok, adalah suatu keluhan yang sering terjadi pada
kebanyakan khasus nyeri diantaranya penyebab nyeri punggung bawah adanya masalah
masalah mekanik yang sering kali tidak disadari terjadinya dan melakukan aktivitas yang
berlebihan atau kebiasaan yang salah. (Bayu,1994)

Menurut The Global Buren of Disease 2010 study (2010), sekitar 291 penyakit
yang diteliti, low back pain masuk dalam kategori keluhan terbesar kecacatan global,
hasil yang di ukur years lived with disability (YLD), bahkan menduduki peringkat
keenam dari keseluruhan yang mengalami masalah nyeri punggung berdasarkan hasil
pengukuran dari the disability adjusted life year (DALY) (GBDB dalam Holy).

Berdasarkan data ada beberapa provinsi di Indonesia yang tercatat memiliki


prevalensi berdasarkan penyakit musculoskeletal yang di diagnos tenaga Kesehatan di
Indonesia, ada sekitar 11,9% dan dari data diagnosis atau gejala sebesar 24,7%. Terdapat
11 provinsi yang memiliki prevalensi dalam masalah penyakit sendi di atas presentase
nasional, yaitu nanggore Aceh Darussalam, Sumatra Barat, Bnegkulu, Jawa Barat, Jawa
Timur, Bali, Nusa Tenggar Barat, Nusa Tenggar Timur, Kalimantan dan Papua.
Kemudian untuk prevalensi penyakit musculoskeletal di Jawa tengah sendiri mencapai
18,9% (riskesdas,2013 dalam santosa, 2016).

Fisioterapi berperan penting dalam menangani kasus low back pain selain untuk
mengurangi rasa nyeri fisioterapi juga perperan untuk mengurangi gangguan impairment
dan activity limitation sehingga pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Pada
dasarnya fisioterapi memiliki modalitas yang bisa di terapkan untuk mengatasi
permasalahan di atas. Diantaranya yang paling sering digunakan untuk mengurangi rasa
nyeri adalah Short Wave Diathermy (SWD) dan Transcutaneous Electrical Stimulation
(TENS). Dua modalitas terapi tersebut terbukti dan efektif untuk penagangan low back
pain. Dua modalitas terapi

B. Rumusan masalah
1. Adakah pengaruh pemberian short wave dhiathermy (SWD) pada pasien low back
pain?
2. Adapakah penagruh pemberian transcoutaneus electrical nerve (TENS)
3. Adakah perbedaan antara pemberian short wave diathermy dan transcoutaneus
electrical nerve (TENS)?
C. Tujuan penelitian
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian short wave diathermy (SWD)
dan transcoutaneus electrical stimulation (TENS) serta perbandingan yang dapat
dihasilkan dari kedua modalitas tersebut pada pasien low back pain di Rumah
Sakit Tenrtara tingkat II dr. Soepraoen Malang
b. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi pengaruh pemberian short wave diathermy terhadap
peningkatan nyeri pada paseien low back pain di RST dr. Soepraoen kota
Malang
b. Mengidentifikasi pengaruh pemberian transcoutaneus electrical stimulation
terhadap penurunan nyeri pada pasien low back pain di RST dr. Soepraoen
kota Malang
c. Menganalisa perbedaan pengaruh pemberian short eave diathermy dan
transcoutaneus electrical stimulation pada pasien low back pain di RST dr.
Soepraoen Kota malang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini bisa dijadikan sebuah pembelajaran serta referensi untuk menambah
penegtahuan.
b. Memberikan sumbanagn ilmiah dan inovasi dalam penggunaan metode
eksperimen dalam penurunan nyeri pada pasien low back pain.
c. Sebagai pijakan dan referensi bagi peneliti sebelumnnya yang berhubungan
dengan pemberian short wave diathermy dan transcotaneus electrical stimulation
terhadap penurunan nyeri pada pasien low back pain.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat untuk peneliti
penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti di bidang fisioterapi
geriatri, khususnya tentang pemberian short wave diathermy dan transcotaneus
electrical stimulation terhadap penurunan nyeri pada pasien low back pain yang
kemudian dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
b. Manfaat untuk intitusi
Memberikan masukan, referensi masukan, referensi serta informasi sebagai bahan
ajar dalam pengembangan kemampuan mahasiswa dalam hal ini adalah
mahasiswa program studi fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang.
c. Manfaat untuk IPTEK Fisioterapi

Menambah pengetahuan beserta teknis pelaksanan dalam pengaruh pemberian


short wave diathermy dan translutition electrical stimulation terhadap penurunan
nyeri pada pasien low back pain di RST dr. Soepraoen kota malang

Keaslian penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi low back pain

Low back pain atau nyeripunggungn


s

Anda mungkin juga menyukai