Anda di halaman 1dari 2

Akupuntur untuk Miastenia Gravis

Di tengah masyarakat sekarang ini banyak di jumpai pasien dengan kelumpuhan,


apakah kelumpuhan pada seluruh badan atau separuh badan yang dapat mengakibatkan
terganggunya aktivitas pasien. Rangkaian sel saraf berjalan dari otak melalui batang otak
keluar menuju otot yang disebut motor pathway. Fungsi otot yang normal membutuhkan
hubungan yang lengkap disepanjang semua motor pathway. Adanya kerusakan pada ujungnya
menurunkan kemampuan

otak untuk mengontrol

pergerakan pergerakan otot.

Penatalaksanaan kelumpuhan atau kelemahan otot yang disebut juga program rehabilitasi
terdiri dari : terapi fisik, terapi kerja, akupuntur, terapi wicara, Constain Induce Treatment
Therapy, Functional Electrical Stimulation, elektroterapi (Sunardi; 2013).
Miastenia gravis merupakan kelainan neurologik yang paling dapat diobati.
Antikolinesterase (asetilkolinesterase inhibitor) dan terapi imunomudulasi merupakan
penatalaksanaan utama pada miastenia gravis. Antikolinesterase biasanya digunakan pada
miastenia gravis yang ringan. Sedangkan pada pasien dengan miastenia gravis generalisata,
perlu dilakukan terapi imunomudulasi yang rutin. Penatalaksanaan miastenia gravis dapat
dilakukan dengan obat-obatan, timomektomi ataupun dengan imunomodulasi dan
imunosupresif terapi yang dapat memberikan prognosis yang baik pada kesembuhan
miastenia gravis (Anom Arie W et al., 2013).
Terdapat beberapa teori yang mengatakan bahwa akupuntur dapat digunakan sebagai
terapi analgesia atau antinyeri (Wijaya, 2013) :
1. Teori endorfin yang menyatakan bahwa akupuntur menstimulasi sekresi endorphin di
dalam tubuh, terutama enkephalin yang mempunyai efek analgesia.
2. Teori sistem saraf otonom yang mengungkapkan akupunktur mempengaruhi susunan
saraf otonom, yaitu saraf simpatis dan parasimpatis yang berperanan dalam
patofisiologi nyeri.
3. Teori neurotransmitter yang menyatakan akupunktur dapat mempengaruhi kadar
neurotransmitter spesifik, seperti serotonin dan noradrenalin yang terlibat dalam
proses timbulnya nyeri.
4. Teori Gate Control yang menyatakan bahwa persepsi nyeri diatur oleh bagian dari
sistem saraf yang mengatur impuls yang akan diinterpretasikan sebagai nyeri.
Permasalahan nyeri merupakan problema yang menyangkut seluruh umat manusia.
Akupunktur sejak ribuan tahun lalu telah menunjukkan keberhasilannya untuk mengurangi
bahkan membebaskan manusia dari penderitaan nyeri. Sejak tahun 1985 World Health

Organization (WHO) merekomendasikan akupunktur sebagai satu indikasi untuk pengobatan


nyeri. Dengen diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1186 tahun 1996 tentang
Pemanfaatan Akupunktur di Sarana Pelayanan Kesehatan, maka perlu ditunjukkan manfaat
akupunktur unruk terapi mengurangi nyeri, baik nyeri akut maupun kronis. frekuensi
elektroakupunktur yang paling optimal untuk menurunkan nyeri adalah frekuensi rendah
yaitu 2 Hz (Sudirman S dan Hargiyanto, 2011).
Akupunktur dapat menghilangkan frustasi, kaku otot, keram perut dan kaki, kelelahan, lemah,
sensasi kolaps, dan kesulitan bernapas akibat gangguan emosi melalui stimulasi titik khusus
untuk melepaskan emosi yang berlebihan (Anom Arie W et al., 2013).

Daftar pustaka:
Anom Arie WAA, Adnyana MO, Widyadharma IPE (2013). Diagnosis dan
tatalaksana miastenia gravis. Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Sudirman S, Hargiyanto (2011). Kajian Teknologi Kesehatan atas Perbedaan Efek
Analgesia dari Elektroakupunktur Dengan Frekuensi Rendah, Kombinasi, dan Tinggi, Pada
Nyeri Punggung Bawah. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 14 No. 2: 203208
Wijaya, Surya (2013) AKUPUNKTUR, METODE PENGHILANG NYERI DARI
MASA KE MASA. SCRIPTA: Jurnal Ilmiah Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 1 (2).
pp. 59-62. ISSN 2088-8686

Anda mungkin juga menyukai