Anda di halaman 1dari 6

Trauma Tumpul Abdomen

A. Pendahuluan
Trauma merupakan suatu masalah kesehatan yang cukup serius karena sering terjadi pada
subjek usia muda. Trauma abdomen dibagi menjadi dua tipe yaitu trauma tumpul abdomen
dan trauma tembus abdomen. Trauma merupakan penyebab kematian tersering ketiga pada
populasi umum setelah penyakit kardiovaskular dan kanker. Pada subgrup pasien usia
dibawah 40 tahun, trauma merupakan penyebab kematian utama. Trauma abdomen,
merupakan penyebab kematian yang cukup sering ditemukan, sekitar 7 – 10% dari pasien
trauma.1,2
Di Eropa, trauma tumpul abdomen sering terjadi, sekitar 80% dari keseluruhan trauma
abdomen. Pada 3/4 kasus trauma tumpul abdomen, kecelakaan lalu lintas merupakan
penyebab tersering dan sering ditemukan pada pasien politrauma. Diikuti oleh jatuh sebagai
penyebab kedua tersering. Di Indonesia, didapatkan bahwa prevalensi cedera secara nasional
adalah sebesar 8,2%, dimana prevalensi tertinggi ditemukan di Sulawesi Selatan (12,8%) dan
terendah di Jambi (4,5%). Penyebab cedera secara umum yang terbanyak adalah jatuh
(40,9%) dan kecelakaan sepeda motor (40,6%), selanjutnya penyebab cedera karena terkena
benda tajam/tumpul (7,3%), transportasi darat lain (7,1% ) dan kejatuhan (2,5%). Penyebab
cedera transportasi sepeda motor tertinggi ditemukan di Bengkulu (56,4%) dan terendah di
Papua (19,4%).1,3
Diagnosis yang cepat pada cedera abdomen merupakan langkah yang penting untuk
penatalaksanaan selanjutnya untuk mencegah morbiditas dan mortalitas kasus trauma tumpul
abdomen.4

B. Anatomi Abdomen
1. Anatomi luar dari abdomen dibagi menjadi:5
a. Abdomen Depan
1) Batas Superior : Garis intermammaria
2) Batas Inferior : Kedua ligamentum inguinale dan simfisis pubis
3) Batas Lateral : Kedua linea axillaris anterior
b. Pinggang
Pinggang merupakan daerah yang berada di antara linea axillaris anterior dan linea
axillaris posterior, dari sela iga ke-6 di atas, ke bawah sampai crista iliaca. Di lokasi ini
adanya dinding otot abdomen yang tebal, berlainan dengan dinding otot yang lebih tipis
di bagian depan, menjadi pelindung terutama terhadap tusuk.
c. Punggung
1) Batas Superior : Ujung bawah scapula
2) Batas Inferior : Crista iliaca
3) Batas Lateral : Kedua linea axillaris posterior
2. Peritoneum
a. Rongga Peritoneal
Rongga peritoneal dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1) Rongga Peritoneal Atas
Rongga peritoneal atas dilindungi oleh bagian bawah dari dinding thorax yang
mencakup diafragma, hepar, liean, gaster, dan colon transversum. Bagian ini juga
disebut sebagai komponen thoracoabdominal dari abdomen. Pada saat diafragma
naik sampai sela iga IV pada waktu ekspirasi penuh, setiap terjadi fraktur iga maupun
luka tusuk tembus di bawah garis intermammaria bisa mencederai organ dalam
abdomen. 5
2) Rongga Peritoneal Bawah
Rongga peritoneal bawah berisikan usus halus, bagian colon ascendens dan
colon descendens, colon sigmoid, dan pada wanita, organ reproduksi internal.5

b. Organ Intraperitoneal
1) Hati
Merupakan kelenjar terbesar dan mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu :
a) Pembentukan dan sekresi empedu yang dimasukkan ke dalam usus halus;
b) Berperan pada aktivitas metabolisme yang berhubungan dengan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein;
c) Menyaring darah untuk membuang bakteri dan benda asing lain yang masuk
dalam darah dari lumen usus.6
Hati bersifat lunak dan lentur dan menduduki regio hypochondrium kanan,
meluas sampai regio epigastrium. Permukaan atas hati cembung melengkung pada
permukaan bawah diaphragma. Permukaan postero-inferior atau permukaan viseral
membentuk cetakan visera yang berdekatan, permukaan ini berhubungan dengan
pars abdominalis oesophagus, lambung, duodenum, flexura coli dextra, ginjal
kanan, kelenjar suprarenalis, dan kandung empedu. Dibagi dalam lobus kanan
yang besar dan lobus kiri yang kecil, yang dipisahkan oleh perlekatan peritonium
ligamentum falciforme. Lobus kanan terbagi menjadi lobus quadratus dan lobus
caudatus oleh adanya kandung empedu, fissura untuk ligamentum teres hepatis,
vena cava inferior, dan fissura untuk ligamentum venosum. Porta hepatis atau hilus
hati ditemukan pada permukaan postero-inferior dengan bagian atas ujung bebas
omentum majus melekat pada pinggirnya. Hati dikelilingi oleh capsula fibrosa yang
membentuk lobulus hati. Pada ruang antara lobulus-lobulus terdapat saluran portal,
yang mengandung cabang arteri hepatica, vena porta, dan saluran empedu (segitiga
portal).6

2) Limpa
Merupakan massa jaringan limfoid tunggal yang terbesar dan umumnya
berbentuk oval, dan berwarna kemerahan. Terletak pada regio hypochondrium kiri,
dengan sumbu panjangnya terletak sepanjang iga X dan kutub bawahnya berjalan ke
depan sampai linea axillaris media, dan tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik.
Batas anterior limpa adalah lambung, cauda pankreas, flexura coli sinistra. Batas
posterior pada diaphragma, pleura kiri (recessus costodiaphragmatica kiri ), paru
kiri, costa IX, X, dan XI kiri.6
3) Lambung
Merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai 3 fungsi
utama:
a) Menyimpan makanan dengan kapasitas ± 1500 ml pada orang dewasa;
b) Mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk kimus yang
setengah padat, dan
c) Mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga pencernaan dan
absorbsi yang efisien dapat berlangsung.6
Lambung terletak pada bagian atas abdomen, dari regio hipochondrium kiri
sampai regio epigastrium dan regio umbilikalis. Sebagian besar lambung terletak di
bawah iga-iga bagian bawah. Batas anterior lambung adalah dinding anterior
abdomen, arcus costa kiri, pleura dan paru kiri, diaphragma, dan lobus kiri hati.
Sedangkan batas posterior lambung adalah bursa omentalis, diaphragma, limpa,
kelenjar suprarenal kiri, bagian atas ginjal kiri, arteri lienalis, pankreas, mesocolon
tranversum, dan colon tranversum. Secara kasar lambung berbentuk huruf J dan
mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum, dua curvatura
yang disebut curvatura mayor dan minor, serta dua permukaan anterior dan
posterior. Lambung dibagi menjadi fundus, corpus dan antrum. Fundus berbentuk
kubah dan menonjol ke atas terletak di sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya
fundus terisi gas. Sedangkan corpus adalah badan dari lambung. Antrum merupakan
bagian bawah dari lambung yang berbentuk seperti tabung. Dinding ototnya
membentuk sphincter pyloricum, yang berfungsi mengatur kecepatan pengeluaran
isi lambung ke duodenum.6
Membran mukosa lambung tebal dan memiliki banyak pembuluh darah yang
terdiri dari banyak lipatan atau rugae. Dinding otot lambung mengandung serabut
longitudinal, serabut sirkular dan serabut oblik. Serabut longitudinal terletak paling
superficial dan paling banyak sepanjang curvatura, serabut sirkular yang lebih
dalam mengelilingi fundus lambung,dan menebal pada pylorus untuk membentuk
sphincter pyloricum. Sedangkan serabut oblik membentuk lapisan otot yang paling
dalam, mengelilingi fundus berjalan sepanjang anterior dan posterior.6
4) Kandung empedu (Vesica Fellia)
Vesica Fellia adalah kantong seperti buah pear yang terletak pada permukaan
viseral hati. Secara umum dibagi menjadi tiga bagian yaitu : fundus, corpus dan
collum. Fundus berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah pinggir inferior
hati; dimana fundus berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi ujung
rawan costa IX kanan. Corpus bersentuhan dengan permukaan viseral hati dana
arahnya keatas, belakang dan kiri. Sedangkan collum dilanjutkan sebagai ductus
cysticus yang berjalan dalam omentum minus untuk bersatu dengan sisi kanan
ductus hepaticus communis membentuk ductus choledochus. Batas anterior vesica
fellia pada dinding anterior abdomen dan bagian pertama dan kedua duodenum.
Batas posterior pada colon tranversum dan bagian pertama dan kedua duodenum.6
Vesica Fellia berperan sebagai reservoir empedu dengan kapasitas ±50 ml.
Vesica Fellia mempunyai kemampuan memekatkan empedu. Untuk membantu
proses ini, maka mukosanya mempunyai lipatan-lipatan permanen yang satu sama
lain saling berhubungan seperti sarang tawon. Empedu dialirkan ke duodenum
sebagai akibat kontraksi dan pengosongan parsial kandung empedu. Mekanisme ini
diawali dengan masuknya makanan berlemak ke dalam duodenum . lemak
menyebabkan pengeluaran hormon kolesistokinin dari mukosa duodenum; hormon
kemudian masuk ke dalam darah menyebabkan kandung empedu berkontraksi. Pada
saat yang sama otot polos yang terletak pada ujung distal ductus choledochus dan
ampula relaksasi sehingga memungkinkan masuknya empedu yang kental ke dalam
duodenum. Garam-garam empedu dalam cairan empedu penting untuk emulsifikasi
lemak dalam usus halus dan membantu pencernaan serta absorbsi lemak.6
5) Usus halus
Usus halus merupakan bagian pencernaan yang paling panjang, dibagi menjadi
3 bagian : duodenum, jejunum, dan ileum. Fungsi utama usus halus adalah
pencernaan dan absorpsi hasil- hasil pencernaan.6
a) Duodenum berbentuk huruf C yang panjangnya sekitar 25 cm, melengkung
sekitar caput pankreas, dan menghubungkan lambung dengan jejunum. Di dalam
duodenum terdapat muara saluran empedu dan saluran pankreas. Sebagian
duodenum diliputi peritonium, dan sisanya terletak retroperitonial. Duodenum
terletak pada regio epigastrium dan regio umbilikalis. Dibagi menjadi 4
bagian :6
 Bagian pertama duodenum.
Panjangnya 5 cm, mulai pada pylorus dan berjalan keatas dan ke belakang
pada sisi kanan vertebra lumbalis pertama. Bagian ini terletak pada bidang
transpilorica. Batas anterior pada lobus quadratus hati dan kandung empedu.
Batas posterior pada bursa omentalis ( 2,5 cm pertama), artergastroduodenalis,
ductus choledochus dan vena porta, serta vena cava inferior. Batas superior
pada foramen epiploicum Winslow dan batas inferior pada caput pankreas.
 Bagian kedua duodenum
Panjangnya 8 cm, berjalan ke bawah di depan hilus ginjal kanan di
sebelah vertebra lumbalis kedua dan ketiga. Batas anterior pada fundus
kandung empedu dan lobus kanan hati, colon tranversum, dan lekukan-
lekukan usus halus. Batas posterior pada hilus ginjal kanan dan ureter kanan.
Batas lateral pada colon ascenden, flexura coli dextra, dan lobus kanan hati.
Batas medial pada caput pancreas.
 Bagian ketiga duodenum
Panjangnya 8 cm, berjalan horisontal ke kiri pada bidang subcostalis,
mengikuti pinggir bawah caput pankreas. Batas anterior pada pangkal
mesenterium usus halus, dan lekukan-lekukan jejunum. Batas posterior pada
ureter kanan, muskulus psoas kanan, vena cava inferior, dan aorta. Batas
superior pada caput pankreas, dan batas inferior pada lekukan-lekukan
jejunum.
 Bagian keempat duodenum
Panjangnya 5 cm, berjalan ke atas dan kiri, kemudian memutar ke depan
pada perbatasan duodenum dan jejunum. Terdapat ligamentum Treitz yang
menahan junctura duodeno-jejunalis. Batas anterior pada permulaan pangkal
mesenterium dan lekukan-lekukan jejunum. Batas posterior pada pinggir kiri
aorta dan pinggir medial muskulus psoas kiri (Snell, 2006).
6. Usus besar
Usus besar dibagi dalam caecum, appendix vermiformis, colon ascenden, colon
tranversum, colon descenden, dan colon sigmoideum, rectum dan anus. Fungsi
utama usus besar adalah absorpsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang
tidak dicernakan sampai dapat dikeluarkan dari tubuh sebagai feses.6

Anda mungkin juga menyukai