Anda di halaman 1dari 5

1.

Burst Injury
Terjadi akibat peningkatan tekanan intra abdominal yang tiba-tiba. Misalnya akibat
ledakan.Kerusakan organ lunak karena trauma tumpul biasanya terjadi sesuai dengan
tulang yang terkena. Seperti pada fraktur costae kanan, organ yang terkena adalah
hepar dan menyebabkan cedera pada hepar. Sedangankan jika trauma yang terjadi adalah
fraktur costae kiri, maka cedera yang mungkin terjadi adalah ruptur lien. Pada kontusio
midepigastrium, dapat terjadi perforasi duodenum. Pada fraktur prosessus transveralis
lumbal, dapat menyebabkan cedera pada ginjal.

A. Patofisiologi
Menurut Anonim (2008), patofisiologi dari trauma tumpul abdomen terdiri dari :
1. Kehilangan darah
a. Limpa dan hati memiliki banyak suplai dan simpanan darah sehingga terjadi kehilangan
darah dengan cepat.
b. Konsistensi jaringan hati dan lien menyebabkan jaringan sulit melakukan proses
homeostasis.
c. Perdarahan pada kavum retroperitoneal sulit untuk dievaluasi dan di diagnosis.
2. Nyeri
a. Nyeri, kekakuan, tegang pada abdomen merupakan anda klasik patologi intraabdomen.
b. Nyeri tekan dan defans muscular disebabkan karena pergerakan yang tiba-tiba dan
iritasi membrane peritoneal hingga ke dinding abdomen.
c. Iritasi disebabkan adanya darah atau isi lambung pada kavum peritoneal.
d. Cidera duodenum dan pankreas menyebabkan perdarahan dan berefek mengaktifkan
enzim di sekitar jaringan sehingga memicu peritonitis kimiawi area retroperitoneal.
e. Tanda dan gejalan cidera pankreas dan duodenum adalah :
1) Nyeri tekan abdomen yang difus
2) penjalaran nyeri pada area epigastrium sampai ke punggung.

B. Klasifikasi
Berdasaran jenis organ yang cedera dapat dibagi dua :
1. Pada organ padat seperti hepar dan limpa dengan gejala utama perdarahan
2. Pada organ berongga seperti usus dan saluran empedu dengan gejala utama adalah
peritonitis
Berdasarkan daerah organ yang cedera dapat dibagi dua, yaitu :
1. Organ Intraperitoneal
Intraperitoneal abdomen terdiri dari organ-organ seperti hati, limpa, lambung, colon
transversum, usus halus, dan colon sigmoid.
a. Ruptur Hati
Hati dapat mengalami laserasi dikarenakan trauma tumpul ataupun trauma
tembus. Hati merupakan organ yang sering mengalami laserasi, sedangkan empedu
jarang terjadi dan sulit untuk didiagnosis. Pada trauma tumpul abdomen dengan ruptur
hati sering ditemukan adanya fraktur costa VII – IX. Pada pemeriksaan fisik sering
ditemukan nyeri pada abdomen kuadran kanan atas. Nyeri tekan dan Defans muskuler
tidak akan tampak sampai perdarahan pada abdomen dapat menyebabkan iritasi
peritoneum (± 2 jam post trauma). Kecurigaan laserasi hati pada trauma tumpul
abdomen apabila terdapat nyeri pada abdomen kuadran kanan atas. Jika keadaan umum
pasien baik, dapat dilakukan CT Scan pada abdomen yang hasilnya menunjukkan
adanya laserasi. Jika kondisi pasien syok, atau pasien trauma dengan kegawatan dapat
dilakukan laparotomi untuk melihat perdarahan intraperitoneal. Ditemukannya cairan
empedu pada lavase peritoneal menandakan adanya trauma pada saluran empedu.10
Limpa merupakan organ yang paling sering cedera pada saat terjadi trauma tumpul
abdomen. Ruptur limpa merupakan kondisi yang membahayakan jiwa karena adanya
perdarahan yang hebat. Limpa terletak tepat di bawah rangka thorak kiri, tempat yang
rentan untuk mengalami perlukaan. Limpa membantu tubuh kita untuk melawan
infeksi yang ada di dalam tubuh dan menyaring semua material yang tidak dibutuhkan
lagi dalam tubuh seperti sel tubuh yang sudah rusak. Limpa juga memproduksi sel
darah merah dan berbagai jenis dari sel darah putih. Robeknya limpa menyebabkan
banyaknya darah yang ada di rongga abdomen. Ruptur pada limpa biasanya
disebabkan hantaman pada abdomen kiri atas atau abdomen kiri bawah. Kejadian yang
paling sering meyebabkan ruptur limpa adalah kecelakaan olahraga, perkelahian dan
kecelakaan mobil. Perlukaan pada limpa akan menjadi robeknya limpa segera setelah
terjadi trauma pada abdomen. 10
Pada pemeriksaan fisik, gejala yang khas adanya hipotensi karena perdarahan.
Kecurigaan terjadinya ruptur limpa dengan ditemukan adanya fraktur costa IX dan X
kiri, atau saat abdomen kuadran kiri atas terasa sakit serta ditemui takikardi. Biasanya
pasien juga mengeluhkan sakit pada bahu kiri, yang tidak termanifestasi pada jam
pertama atau jam kedua setelah terjadi trauma. Tanda peritoneal seperti nyeri tekan dan
defans muskuler akan muncul setelah terjadi perdarahan yang mengiritasi peritoneum.
Semua pasien dengan gejala takikardi atau hipotensi dan nyeri pada abdomen kuadran
kiri atas harus dicurigai terdapat ruptur limpa sampai dapat diperiksa lebih lanjut.
Penegakan diagnosis dengan menggunakan CT scan. Ruptur pada limpa dapat diatasi
dengan splenectomy, yaitu pembedahan dengan pengangkatan limpa. Walaupun
manusia tetap bisa hidup tanpa limpa, tapi pengangkatan limpa dapat berakibat
mudahnya infeksi masuk dalam tubuh sehingga setelah pengangkatan limpa dianjurkan
melakukan vaksinasi terutama terhadap pneumonia dan flu diberikan antibiotik sebagai
usaha preventif terhadap terjadinya infeksi.11
b. Ruptur Usus Halus
Sebagian besar, perlukaan yang merobek dinding usus halus karena trauma tumpul
menciderai usus dua belas jari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan gejala ‘burning
epigastric pain’ yang diikuti dengan nyeri tekan dan defans muskuler pada abdomen.
Perdarahan pada usus besar dan usus halus akan diikuti dengan gejala peritonitis secara
umum pada jam berikutnya. Sedangkan perdarahan pada usus dua belas jari biasanya
bergejala adanya nyeri pada bagian punggung. Diagnosis ruptur usus ditegakkan
dengan ditemukannya udara bebas dalam pemeriksaan Rontgen abdomen. Sedangkan
pada pasien dengan perlukaan pada usus dua belas jari dan colon sigmoid didapatkan
hasil pemeriksaan pada Rontgen abdomen dengan ditemukannya udara dalam
retroperitoneal.11
2. Organ Retroperitoneal
Retroperitoneal abdomen terdiri dari ginjal, ureter, pancreas, aorta, dan vena cava.
Trauma pada struktur ini sulit ditegakkan diagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik.
Evaluasi regio ini memerlukan CT scan, angiografi, dan intravenous pyelogram.11
b. Ruptur Ginjal
Trauma pada ginjal biasanya terjadi karena jatuh dan kecelakaan kendaraan
bermotor. Dicurigai terjadi trauma pada ginjal dengan adanya fraktur pada costa ke XI
– XII atau adanya tendensi pada flank. Jika terjadi hematuri, lokasi perlukaan harus
segera ditentukan. Laserasi pada ginjal dapat berdarah secara ekstensif ke dalam ruang
retroperitonial. Gejala klinis : Pada ruptur ginjal biasanya terjadi nyeri saat inspirasi di
abdomen dan flank, dan tendensi CVA. Hematuri yang hebat hampir selalu timbul, tapi
pada mikroscopic hematuri juga dapat menunjukkan adanya ruptur pada ginjal.11
c. Ruptur Pankreas
Trauma pada pankreas sangat sulit untuk di diagnosis. Kebanyakan kasus
diketahui dengan eksplorasi pada pembedahan. Perlukaan harus dicurigai setelah
terjadinya trauma pada bagian tengah abdomen, contohnya pada benturan stang sepeda
motor atau benturan setir mobil. Perlukaan pada pankreas memiliki tingkat kematian
yang tinggi. Perlukaan pada duodenum atau saluran kandung empedu juga
memiliki tingkat kematian yang tinggi. Gejala klinis, kecurigaan perlukaan pada setiap
trauma yang terjadi pada abdomen. Pasien dapat memperlihatkan gejala nyeri pada
bagian atas dan pertengahan abdomen yang menjalar sampai ke punggung. Beberapa
jam setelah perlukaan, trauma pada pankreas dapat terlihat dengan adanya gejala iritasi
peritonial.11
d. Ruptur Ureter
Trauma pada ureter jarang terjadi tetapi berpotensi menimbulkan luka yang
mematikan. Trauma sering kali tak dikenali pada saat pasien datang atau pada pasien
dengan multipel trauma. Kecurigaan adanya cedera ureter bisa ditemukan dengan
adanya hematuria paska trauma.11
Mekanisme trauma tumpul pada ureter dapat terjadi karena keadaan tiba-tiba dari
deselerasi/ akselerasi yang berkaitan dengan hiperekstensi, benturan langsung pada
Lumbal 2 – 3, gerakan tiba-tiba dari ginjal sehingga terjadi gerakan naik turun pada
ureter yang menyebabkan terjadinya tarikan pada ureteropelvic junction. Pada pasien
dengan kecurigaan trauma tumpul ureter biasanya didapatkan gambaran nyeri yang
hebat dan adanya multipel trauma. Gambaran syok timbul pada 53% kasus, yang
menandakan terjadinya perdarahan lebih dari 2000 cc. Diagnosis dari trauma tumpul
ureter seringkali terlambat diketahui karena seringnya ditemukan trauma lain, sehingga
tingkat kecurigaan tertinggi ditetapkan pada trauma dengan gejala yang jelas. Pilihan
terapi yang tepat tergantung pada lokasi, jenis trauma, waktu kejadian, kondisi pasien,
dan prognosis penyelamatan. Hal terpenting dalam pemilihan tindakan operasi adalah
mengetahui dengan pasti fungsi ginjal yang kontralateral dengan lokasi trauma.11

Anda mungkin juga menyukai