0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang dakriosistitis, yaitu peradangan pada sakus lakrimalis yang biasanya terjadi secara unilateral. Dakriosistitis ditandai dengan keluhan nyeri, mata merah, dan pembengkakan pada sakus lakrimalis bagian dalam mata. Pemeriksaan umumnya menunjukkan eritem, nyeri, dan pembengkakan di daerah hidung dekat kelopak mata bawah. Diagnosis didasarkan pada gejala k
Dokumen tersebut membahas tentang dakriosistitis, yaitu peradangan pada sakus lakrimalis yang biasanya terjadi secara unilateral. Dakriosistitis ditandai dengan keluhan nyeri, mata merah, dan pembengkakan pada sakus lakrimalis bagian dalam mata. Pemeriksaan umumnya menunjukkan eritem, nyeri, dan pembengkakan di daerah hidung dekat kelopak mata bawah. Diagnosis didasarkan pada gejala k
Dokumen tersebut membahas tentang dakriosistitis, yaitu peradangan pada sakus lakrimalis yang biasanya terjadi secara unilateral. Dakriosistitis ditandai dengan keluhan nyeri, mata merah, dan pembengkakan pada sakus lakrimalis bagian dalam mata. Pemeriksaan umumnya menunjukkan eritem, nyeri, dan pembengkakan di daerah hidung dekat kelopak mata bawah. Diagnosis didasarkan pada gejala k
Definisi Dakriosistitis adalah suatu peradangan pada sakus lakrimalis, yang biasanya terjadi unilateral.
Anamnesis Keluhan nyeri, mata merah, dan pembengkakan sakus
lakrimalis di bagian dalam dari palpebra inferior
Mata berair, adanya kotoran mata,demam
Keluhan biasanya berulang
Pemeriksaan Fisik 1. Eritem, nyeri, pembengkakan di daerah hidung dekat kelpoak mata bawah yang meluas sampai mengelilingi daerah periorbital bagian nasal 2. Adanya secret purulen atau mukopurulent yang keluar dari pungtum saat ditekan bagian atas sakus lakrimalis 3. Terbentuknya fistula dari kulit dibawah tendon kantus medial. Kista sakus lakrimalis atau mucocele dapat terjadi pada kasus yang kronis 4. Dapat menjadi abses sakus lakrimalis, kemudian terjadi selulitis fasial atau orbital 5. Dapat juga terjadi konjungtivitis mucopurulent kronis Pemeriksaan Penunjang CT scan sangat berguna untuk mencari tahu penyebab obstruksi pada dakriosistitis terutama akibat adanya suatu massa atau keganasan. Dacryocystography (DCG) sangat berguna untuk mendeteksi adanya kelainan anatomi pada sistem drainase lakrimal. Diagnosis Dakriosistitis Diagnosis Banding 1. Selulitis fasialis 2. Dacryocystocele 3. Sinusitis ethmoid akut 4. Mucocele sinus frontalis / mucopyocele Terapi 1. Antibiotik sistemik - Anak-anak *Afebris,sistemik baik,kasus ringan: Amoxicillin/clavulanat 20-40 mg/kg/hr p.o terbagi 3 dosis *Terapi alternative : Cefachlor 20-40 mg/kg/hr p.o terbagi 3 dosis *Febris,akut, kasus sedang-berat : rawat, obati dengan cefuroxim 50-100 mg/kg/hr intravena,3 kali perhari
Regimen antibiotic diberikan berdasarkan respon klinis dan
berdasarkan hasil kultur resistensi test. Antibiotik intravena dapat diganti dengan antibiotika peroral tergantung pada perbaikan penyakitnya, tetapi antibiotika sistemik harus dilanjutkan selama 10-14 hari
2. Antibiotika topical tetes mata ( trimetoprim/polymixin
B) diberikan bersama dengan pemberian anibiotika sistemik. Pemberian antibiotika topical saja tidak adekuat 3. Kompres hangat dan digital massage pada daerah kantus medial dilakukan 4 kali perhari 4. Pemberian terapi anti nyeri dapat diberikan bilamana perlu (acetaminophen dengan atau tanpa codein) 5. Pertimbangkan insisi dan drainase pada keadaan abses 6. Pertimbangkan untuk dilakukan dacryocystorhinostomy (DCR) dengan silicon intubasi, pada saat fase akut sudah membaik, terutama pada kasus-kasus dakriosistitis kronis
7. Follow up dilakukan setiap hari. Jika pasien yang
tidak dirawat kondisinya memburuk, maka harus segera dirawat dan diberikan antibiotika intravena Penyulit Kegagalan dakriosistorinostomi paling sering disebabkan oleh osteotomi atau penutupan fibrosa pada pembedahan ostium yang tidak adekuat. Kebanyakan kasus kemudian diterapi dengan dilatasi ostium menggunakan probing Bowman berturut-turut. Prognosis Tingkat kesuksesan dakriosistorinostomi eksternal kira-kira 95%. Dakriosistostorinostomi memiliki tingkat kesuksesan yang sedikit lebih rendah, diduga oleh ketidakmampuan untuk membuat ostium yang lebih lebar. Penelaah Kritis Kepustakaan Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Tim Panitia Medik. 2002. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu
Penyakit Mata. Surabaya : Airlangga University Press
Vau Vaughan, Daniel G., Asbury, T., Riordan-Eva, Paul. 1996.
Oftalmologi Umum. Edisi ke-14. Jakarta : Widya Medika.