Anda di halaman 1dari 23

KONJUNGTIVITI

S Disusun Oleh:
Anggi Tridinanti Putri
(030.15.022)
Pembimbing:
dr. Dian Mulyawarman, Sp. M

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Periode 15 Februari 2021-5 Maret 2021
DEFINISI

Konjungtivitis merupakan inflamasi


pada jaringan konjungtiva, dapat terjadi
secara akut maupun kronis, akibat
invasi mikroorganisme dan atau
reaksi imunologi
KONJUNGTIVITIS
BAKTERI
• Penyebab paling sering adalah S. • Tanda dan Gejala:
pneumonia, S. aureus, H. Influenza dan - Mata merah, rasa berpasir dan
Moraxella catarrhalis perih
• Penularan melalui kontak langsung - Sukar membuka mata
dengan sekret konjungtiva penderita terutama pagi hari
lain atau penyebaran infeksi dari - Umumnya bilateral
hidung serta mukosa sinus - Adanya sekret bersifat
purulen
- Edema kelopak, injeksi
konjungtiva
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
● Pemeriksaan Laboratorium
o Dilakukan ketika konjungtivitis tidak
● Tatalaksana
responsif terhadap obat o Terapi empiris sediaan topikal (salep/tetes
mata)  gentamisin, tobramisin,
o Pewarnaan Gram  mengidentifikasi kloramfenikol
mikroorganisme penyebab o Bakteri gram negatif diplokokus (Neisseria)
o  sistemik dan topikal, seftriakson 1g (single
Pewarnaan Giemsa  mengidentifikasi
dose IM apabila tidak mengenai kornea). Jika
tipe sel dan morfologi
terlibat kornea diberikan seftriakson 1-2g/hari
o Kerokan konjungtiva dan kultur  secara parenteral selama 5 hari dilanjut
dilakukan apabila ada sekret purulen, doksisiklin 100 mg 2x/hari atau eritromisin
membranosa atau pseudomembranosa 500 mg 4x/hari
o Eksudat dibilas dengan larutan saline 
konjungtivitis purulen dan mukopurulen akut
Konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri

Konjungtivitis
01 02 Trakhoma
Neonatal
• Konjungtivitis Chlamydia
• Konjungtivitis Gonococcus

Konjungtivitis
03
Chlamydia dewasa
Konjungtivitis Gonore
• Etiologi  Neisseria gonorrhoea merupakan kuman
yang sangat patogen, virulen dan bersifat invasif
• Infeksi pada neonatus didapat pada jalan lahir,
sedangkan pada dewasa penularan dari penyakit
kelamin
• Gejala  konjungtiva kaku dan sakit pada
perabaan, kelopak mata membengkak dan kaku
sehingga sukar dibuka, terdapat sekret kental
(stadium supuratif), perdarahan terjadi karena
edema konjungtiva (pecahnya pembuluh darah
konjungtiva), pembesaran kelenjar preaurikuler
Konjungtivitis Gonore
• Penegakkan Diagnosis  Kerokan mata yang purulen dengan pewarnaan Gram diperiksa
dibawah mikroskop (terdapat sel PMN dalam jumlah banyak)
• Tatalaksana:
a. Tanpa Penyulit
Topikal : Salep mata Tetracycline HCL 1% atau Ciprofloxacin 0.3% (minimal 6x/hari
pada neonatus. Dewasa diberikan sedikitnya tiap 2 jam sekali dilanjutkan sampai 5 kali.
Sistemik : Dewasa diberikan Penicillin G 4.8 juta IU IM dalam dosis tunggal +
Probenecid 1 gram per oral atau Ampicilin dosis tunggal 3.5 gram per oral. Pada
neonatus dan anak-anak Inj. penicilin dosis 50.000-100.000 IU/kgBB
b. Penyulit pada kornea
Topikal : Ciprofloxacin 0.3%, cara pemberian, hari 1 : 1-2 tetes setiap 15 menit
selama 6 jam selanjutnya 2 tetes setiap 30 menit, hari 2 : 2 tetes tiap 1 jam, hari 3 : 2 tetes
tiap 4 jam. Obat-obatan topikal lain, Bacitracin, Vancomycin, Chepaloridin, Gentamycin.
Siklopegik (Scopolamin 0.25%) 2-3x setiap hari untuk menghilangkan nyeri karena spasme
siliar dan mencegah sinekia. Apabila ada bahaya perforasi yang mengancam (descemetocele )
dapat dilakukan operasi flap konjungtiva “ partial conjunctivall bridge flap”
Trakhoma
• Infeksi pada mata yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis
• Penularan terjadi dari mata ke mata, Sebagian kecil diperantarai oleh
serangga (lalat)
• Keluhan awal  sensasi benda asing, mata merah dan berair, sekret
mukopurulen
• Pemeriksaan oftalmologi  terbentuk folikel di konjungtiva tarsal superior.
Folikel berukuran besar, menjadi nekrotik, dan menyembuh dengan sequele
berupa sikatriks. Gejala sikatriks (bentuk linear/Art line atau depresi limbus
(Herber pits). Jaringan parut pada ductus kelenjar lakrimal dan konjungtiva
membuat defisiensi air mata (aquos humor) dan hambatan aliran air mata
Trakhoma

Penegakkan Diagnosis (Minimal 2 dari


kelainan):
1. Folikel pada konjungtiva tarsal superior
2. Folikel di limbus dengan sequele (Herber
pits)
3. Sikatriks pada konjungtiva tarsal
4. Pannus (terutama di limbus superior)
Trakhoma
Tetracycline 250 mg
4x/hari (3-4
minggu),
Tetracycline 1%,
Erythromycine 250
Erythromycin dan Sistemi mg 4x/hari (3-4
Sulfonamide 15% berupa Topikal minggu) Dosis dapat
tetes mata/salep mata k diperbesar, lama
(selama 3 bulan)
pemberian lebih
pendek Dosis : 2-4
Gram/hari (14 hari)
KONJUNGTIVITIS VIRAL (ADENOVIRUS)

• Konjungtivitis virus kondisi yang sering terjadi, bersifat self-


limiting disease dalam 2-4 minggu, umumnya disebabkan oleh
adenovirus
• Virus lain yang menyebabkan konjungtivitis, Herpes simplex
virus (HSV), Varicella zoster virus, Picornavirus, Molluscum
contagiosum dan Human Immunodeficiency Virus (HIV)
• Mudah ditularkan dan infeksius hingga 10-12 hari setelah onset
• Transmisi
a. Langsung (partikel virus dari tangan pasien, sekret mata,
kontak dengan droplet saluran napas)
b. Tidak langsung (handuk, kolam renang yang terinfeksi)
KONJUNGTIVITIS VIRAL (ADENOVIRUS)
Spektrum klinis ringan sampai berat

1. Konjungtivitis
2. Demam farikonjungtiva:
disebabkan oleh adenovirus
tipe 3, 4, 7 (demam, sakit
4.
folikular akut non- kepala, faringitis, Konjungtivitis
spesifik (gejala konjungtivitis folikular dan adenoviral
umum ringan) adenopati preaurikuler) kronik/relaps:
jarang terjadi
ditandai dengan papil

3.
Keratokonjungtivitis epidemik:
atau folikel non-
disebabkan oleh adenovirus tipe 8,
spesifik
19, 3. Tampilan klinis berat
(folikel, kemosis konjungtiva,
petechiae, terkadang
subconjungtival bleeding disertai
defek kornea
Konjungtivitis HSV
Tanda dan Gejala: pelebaran pembuluh darah unilateral,
iritasi, sekret mucoid, nyeri dan fotofobia ringan. Pada kornea
tampak lesi epithelial bercabang banyak (dendritik). Vesikel
herpes muncul di palpebra disertai edema palpebra

Diagnosis: ditemukan sel epitehelial raksasa multinuclear.


Virus mudah diisolasi dengan mengusapkan aplikator berupa
ujung kain kering diatas konjungtiva dan memindahkan sel
terinfeksi ke jaringan biakan

Terapi: ulkus kornea usap dengan kain kering, menutup mata


selama 24 jam, antivirus topikal diberi 7-10 hari (trifluridine
tiap 2 jam sewaktu bangun/salep vida rabine 5x/hari)
Konjungtivitis Hemoragik Akut

Etiologi:
Coxackie virus A24.
Tanda dan Gejala: Tatalaksana:
Inkubasi:
Kedua mata terasa sakit, Self-limiting disease, hanya
8-48 jam dan
fotofobia, sensasi benda asing, berupa simptomatik. AB
berlangsung singkat
lakrimasi, merah, edema spektrum luas, sulfasetamid
5-7 hari
palpebra, hemoragik (untuk mencegah infeksi
subkonjungtiva (umumnya skeunder)
difus, awalnya bintik-bintik
dimulai superior menyebar ke
bawah), sekret seromukus
KONJUNGTIVITIS ALERGI
Keratokonjungtivitis vernal
Onset umum anak usia 7
tahun, sering terjadi pada
laki-laki

Peradangan konjungtiva
bilateral dan berulang
(recurrence) yang khas, dan
merupakan suatu reaksi alergi.
Dikenal sebagai “konjungtivitis Didasari reaksi Tanda dan gejala:
musiman” hipersensitivitas tipe I dan Mata gatal. perih dan
IV  keratokonjungtivitis berair, sering berkedip,
atopik fotofobia, sensasi benda
asing, terbentuk sekret
mucoid
Keratokonjungtivitis Vernal
Tampilan klinis pada konjungtiva:

1
Tipe palpebral:
Hiperemia konjungtiva dan hipertrofi papil difus pada
tarsus superior, papil yang terbentuk berukuran besar
(cobblestone atau giant papillae)

2
Tipe limbal:
Limbus menebal disertai beberapa tonjolan. Dapat
ditemukan Horner-Trantas (bintik putih merupakan
kumpulan sel epitel dan eosinophil yang berdegenerasi)

3 Campuran antara tipe palpebral dan limbal


Keratokonjungtivitis Atopik
Tanda dan Gejala
Disebabkan terutama
Hipersensitivitas tipe IV 1. Usia penderita lebih tua
2. Papil berukuran kecil/sedang di
konjungtiva superior dan inferior
3. Edema konjungtiva disertai fibrosis
subepitel
4. Sekret lebih serosa
Sering terjadi usia 30-50 5. Kornea mengalami vaskularisasi yang luas
tahun disertai kekeruhan
6. Terkadang terdapat kekeruhan lensa
subcapsular anterior /posterior
7. Kelainan kelopak mata lebih berat  kulit
menjadi kering dan eritema, terbentuk
Terjadi sepanjang fisura dan keratinisasi pada tepi kelopak,
tahun, tidak pada musim terjadi madarosis dan blefaritis
tertentu
Konjungtivitis Terkait Penggunaan Lensa Kontak

• Mekanisme terjadi berhubungan dengan faktor trauma mekanik berulang


oleh permukaan lensa kontak, reaksi hipersensitivitas terhadap bahan
polimer lensa, mata kering, dan infeksi
• Tanda klinis yang ditemukan:
- Mata merah, gatal, sensasi benda asing, dan sekret mucus
- Timbul papil berukuran kecil (< 0,3 mm) pada konjungtiva tarsal
superior
- Infiltrat dan vaskularisasi kornea perifer
• Konjungtivitis papil raksasa/GPC  klinis yang berat
• GPC didapatkan karena penggunaan lensa kontak lunak dibandingkan
lensa keras (rigid) dengan ukuran papil >0,3 mm di konjungtiva tarsal
superior
Perbedaan Jenis Konjungtiva

Penemuan klinis Bakteri Virus Alergi Klamidia


& sitologi
Gatal-gatal Minimal Minimal Berat Minimal

Hiperemia Menyeluruh Menyeluruh Menyeluruh Menyeluruh

Air mata Sedang Amat banyak Sedang Sedang

Eksudasi Amat banyak Minimal Minimal Amat banyak

Adenopati preauricular Langka Biasanya ada Tidak ada Hanya ada pada
konjungtivitis inklusi
Pewarnaan kerokan
konjungtiva dan eksudat Bakteri, PMN Monosit Eosinofil PMN, plasma

Sakit tenggorokan & demam Kadang-kadang ada Kadang-kadang ada Tidak pernah ada Tidak pernah ada
DAFTAR PUSTAKA
1. Sitorus Rita S, Ratna Sitompul, Syska Widyawati, Anna P. Bani. Buku Ajar Oftalmologi.
Edisi 1. Jakarta: Badan Penerbit FK UI. 2017; h. 109-17

2. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit FK UI. 2015

3. Kementerian Kesehatan RI. Panduan Praktik Klinis Bagia Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. 2014

4. Vaughan DG, Asbury T, Riordan, Eva P. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC.
2017

5. Scott, I.U. Viral Conjungtivitis. Departement of Ophtalmology and public Health


Sciences. Available from: http://emedicine.Medscape.com/article/1191370-overview.
Acceses on 20 February 2021
Terimakasih

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


Mohon
including icons Bimbingannya
by Flaticon, Dokter
and infographics by Freepik.
& images

Anda mungkin juga menyukai