Anda di halaman 1dari 7

A.

ABRASI KORNEA
1. Pengertian Abrasi Kornea
Abrasi kornea merupakan terkikisnya lapisan kornea (epitel) oleh karena trauma pada
bagian superfisial mata. Abrasi kornea umumnya sembuh dengan cepat dan harus diterapi
dengan salep antibiotik dan pelindung mata. (Ilyas, Sidarta., 2004) .
Abrasi kornea atau jejas kornea adalah kondisi medis yang melibatkan hilangnya
lapisan permukaan epitel kornea mata. Abrasi kornea merupakan luka umum yang
mengakibatkan rusakya epitel permukaan kornea. Hal ini disebabkan oleh mata kering, lensa
kontak, debu atau kotoran. Penanganan yang diberikan adalah mencakup pencucian mata
dengan saline steril dan mengangkat lensa kontak hingga kornea sembuh. (Ilyas, Sidarta.,
2002) . Hifema dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah irisatau
badan siliar (Ilyas, 2011). Ekskoriasi adalah perlukaan dimana terdapat kerusakan dari
epidermis dan dermis. Hifema adalah akumulasi darah pada kamera okuli anterior pada mata
(Balatay, 2008).
Abrasio kornea umumnya akibat dari trauma pada permukaan mata. Penyebab umum
termasuk menusukkan jari ke mata, berjalan ke sebuah cabang pohon,mendapatkan pasir di
mata dan kemudian menggosok mata atau dipukul dengan sepotong logam proyektil. Sebuah
benda asing di mata juga dapat menyebabkan goresan jika mata digosok. Selain itu, jika
kornea menjadi sangat kering, mungkin menjadi lebih rapuh dan mudah rusak oleh gerakan
di seluruh permukaan.Cedera (trauma) adalah penyebab paling umum untuk abrasio kornea.
Penyebab trauma yang paling umum adalah : (James, Bruce., 2006.)
a. Goresan dari kuku (manusia dan hewan)
b. Memukul benda asing kornea (misalnya, kotoran, serpihan kayu, serutan logam,
tanaman,cabang pohon, dll)
c. Berlebihan menggosok mata.
d. Lebih dari pemakaian lensa kontak.
e. Kuas makeup.
f. Kimia luka bakar.
g. Bulu mata teratur menggosok kornea atau jatuh ke dalam mata.
h. Sebuah benda asing yang tertangkap di bawah kelopak mata, yang kemudian
mengganggu kornea setiap kali anda berkedip.
i. Penyebab lainnya adalah kondisi mata yang mendasari, seperti : Ketidakmampuan
untuk sepenuhnya menutup kelopak mata.
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala yang dari abrasi kornea adalah :
a. Pada anamnesis yang didapatkan adanya riwayat trauma tumpul dengan gejala gejala
seperti rasa nyeri pada mata, fotopobia, rasa mengganjal, blefarospasme, pengeluaran
air mata berlebihan dan visus yang menurun.
b. Pada pemeriksaan slit lamp adanya defek yang terjadi pada lapisan epitel bersamaan
dengan adanya edema kornea.
c. Dengan tes fluoresensi, daerah defek/abrasi dapat dilihat pada daerah yang berwarna
hijau.
d. Nyeri
e. Oedema
f. Perubahan visus
g. Kelopak mata bengkak
h. Adanya benda asing
i. Fotofobia
j. Menyipitkan mata yang berlebihan dan produksi reflex air mata
3. Prosedur Diagnosa
Abrasi kornea umumnya sembuh dengan cepat dan harus diterapi dengan salep
antibiotik dan pelindung mata. Meskipun abrasio kecil mungkin tidak
memerlukan pengobatan khusus, abrasio yang lebih besar biasanya diobati selama
beberapa hari dengan antibiotic topikal untuk mencegah infeksi dan kadang-kadang
cycloplegic topikal untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan. Dilatasi pupil
dengan siklopentolat 1% dapat membantu menghilangkan nyeri yang disebabkan oleh
spasme otot siliar.Kornea memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri,
dimana pengobatan bertujuan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Jika abrasi yang
terjadi ringan, maka terapi yang diberikan hanyalah lumbrikasi pada mata yang sakit
dan kemudian dilakukan follow-up untuk hari berikutnya. Penyembuhan ini
dapatberlangsung selama 2 hari ataupun dalam waktu seminggu. Bagaimanapun untuk
menghindari infeksi, pemberian antibiotik dianjurkan. Namun tak lepas dari pengobatan,
seorang dokter harus tetap melakukan follow up utnuk meyakinkan bahwa tidak terjdi
inefeksi nantinya.
Sebagai langkah awal, diberikan pengobatan yang berisifat siklopegi sepertiatropine
1% pada kasus yang berat, hematropine 5% pada kasus sedang dancyclopentolate 1%
untuk pasien dengan abrasi yang ringan. Anjuran selanjutnya yaitu pada obat topical
antibiotic yang terdiri dari polytrim, gentamycin dan tombramycin. Selain itu, pasien
dianjurkan untuk istirahat total (bed-rest) diharapkan tidak adanya pergerakkan pasien
secara aktif.Apabila pasien merasa nyeri, diberikan pengobatan topical nonsteroid anti
inflamasi(Voltaren, Acular atau Ocufen). Untuk erosi kornea berulang, pengobatan
mungkintelah dengan operasi laser disebut keratectomy phototherapeuti Anestesi topikal
tidak akan digunakan untuk mengontrol rasa sakit terus karena mereka dapat mengurangi
penyembuhan dan menyebabkan keratitis sekunder.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan imflamasi pada kornea atau peningkatan tekanan
intraokular.
b. Resiko terhadap cedera yang berhubungan dengan penurunan tajam penglihatan atau
kurang pengetahuan.
c. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap
interupsi permukaan tubuh.
d. Gangguan persepsi sensori berhubungan penurunan visus dan ketajaman penglihatan
penyakit struktur mata
5. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan imflamasi pada kornea atau peningkatan tekanan
intraokular
NO Intervensi Keperawatan Rasional
1) Lakukan tindakan penghilangan nyeri yang non Penghilangan nyeri yang
invasif dan non farmakologi, seperti berikut : noninvasivedannonfarmakologi
- Posisi : Tinggikan bagian kepala tempat memungkinkan pasien untuk
tidur, berubah-ubah antara berbaring pada memperoleh rasa kontrol
punggung dan pada sisi yang tidak sakit. terhadap nyeri
- Distraksi
- Latihan relaksasi
2) Bantu pasien dalam mengidentifikasi Pasien kebanyakan mempunyai
tindakan penghilangan nyeri yang efektif pengetahuan yang mendalam
tentang nyerinya dan tindakan
penghilangan nyeri yang
efektif.

3) Berikan dukungan tindakan penghilangan nyeri Untuk beberapa pasien terapi


dengan analgesik yang diresepkan farmakologi diperlukan untuk
memberikan penghilangan
nyeri yang efektif.

4) Beritahu dokter jika nyeri tidak hilang setelah 1/2 Tanda ini menunjukkan
jam pemberianobat, jika nyeri bertambah. peningkatantekanan intraokular
atau komplikasi lain

b. Resiko terhadap cedera yang berhubungan dengan penurunan tajam penglihatan atau
kurang pengetahuan

No Intervensi Keperawatan Rasional

1) Bantu pasien ketika mampu melakukan ambulasi menurunkan risiko jatuh atau
pascaoperasi sampai stabil dan cederaketika langkah
mencapai penglihatan dan keterampilan koping sempoyongan atau tidak
yang memadai. Ingat bahwa balutan bilateral mempunyai keterampilan
menjadikan pasien tak dapat(melihat), koping untuk kerusakan
menggunakan teknik bimbingan penglihatan. penglihatan.
2) Bantu pasien menata lingkungan.jangan Memfasilitasi kemandirian dan
mengubah penataan meja, kursi tanpa pasien menurunkan risiko cedera
diorientasi dahulu
3) Orientasikan pasien pada ruangan Meningkatkan keamanan
mobilitas dlam lingkungan
4) Bahas perlunya pengguanaan perisai metal atau Tameng logam atau kaca mata
kacamata bila diperintahkan melindungi mata terhadap
cedera
5) Jangan memberikan tekanan pada mata yang Tekanan pada mata dapat
terkena trauma mengakibatkan kerusakan
seritis lebih lanjut
6) Gunakan prosedur yang memadai ketika Cedera dapat terjadi bila
memberiakn obat mata wadah obat menyentuh mata
c.

c.Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap


interupsi permukaan tubuh.
No Intervensi Keperawatan Rasional
1) Jaga teknik aseptik ketat, lakukan cuci tangan Akan meminimalkan infeksi
sesering mungkin Tingkatkan penyembuhan luka :
a. Berikan dorongan untuk mengikuti diet yang Nutrisi dan hidrasi yang
seimbang dan asupan cairan yang adekuat. optimal meningkatkan
kesehatan secara keseluruhan,
meningkatkan penyembuhan
luka pembedahan.
b. Instruksikan pasien untuk tetap menutup mata Memakai pelindung mata
sampai diberitahukan untuk dilepas. meningkatkan penyembuhan
dengan menurunkan kekuatan
iritasi

2) Gunakan tehnik aseptik untuk meneteskan tetes Tehnik aseptik meminimalkan


mata : masuknya mikroorganisme dan
a) Cuci tangan sebelum mengurangi risiko infeksi
memulai.
b) Pegang alat penetes agak
jauh dari mata.
c) Ketika meneteskan,
hindari kontak antara
mata, tetesan dan alat
penetes.
Kaji tanda dan gejala infeksi . Deteksi dini infeksi
3)
a) Kemerahan, edema pada memungkinkan penanganan
kelopak mata. yang cepat untumeminimalkan
b) Injeksi konjungtiva keseriusan infeksi.Pembatasan
(pembuluh darah aktivitas diresepkan untuk
menonjol). mempercepatpenyembuhandan
c) Drainase pada kelopak menghindari kerusakan lebih
mata dan bulu mata. lanjut pada mata yang cedera
d) Materi purulen pada bilik
anterior (antara kornea dan
iris). e) Peningkatan suhu.
f) Nilai laboratorium
abnormal (misal :
peningkatan SDP, hasil
kultur ).

4)
Beritahu dokter tentang semua Drainaseabnormalmemerlukan
drainase yang terlihat evaluasi medis dan
mencurigakan. kemungkinanmemulai
penanganan farmakologi.

d. Gangguan persepsi sensori berhubungan penurunan visus dan ketajaman penglihatan


penyakit struktur mata

No Intervensi Keperawatan Rasional


1) Orientasikan pasien terhadap lingkungan sekitar. Untuk mempermudah
Orientasikan pasien terhadap
lingkungan sekitar.
2) Kaji kembali kemampuan melihat antara mata kiri Kaji kembali kemampuan
dan kanan. melihat antara mata kiri dan
kanan.
3) Bantu Pasien untuk melakukan aktivitas. Bantu Pasien untukmelakukan
aktivitas.
4) Dorong Pasien untuk melakukan aktivitas Dorong Pasien untuk
sederhana secara mandiri. melakukan aktivitas sederhana
secara mandiri.
5) Atur pencahaan lingkungan sekitar pasien Atur pencahaan lingkungan
sekitar pasien

Anda mungkin juga menyukai