Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

1. DEFINISI
Osteomielitis adalah infeksi tulang yang biasanya disebabkan oleh bakteri, tetapi kadang-
kadang disebabkan oleh jamur. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi
jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respon jaringan terhadap inflamasi,
tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum yaitu pembentukan tulang baru
disekitar jaringan tulang mati (Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, 1996 : 2342).

2. PATHWAY

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
Pemeriksaan darah; sel darah putih meningkat sampai 30.000 disertai laju endap
darah;pemeriksaan titer antibody anti-stafilokokus;pemeriksaan kultur darah untuk
menentukan bakterinya(50% POSITIF)dan di ikuti uji sensetivitas.selain itu,harus
diperiksa adanya penyakit anemia sel sabit yang merupakan jenis osteomeilitisyang jarang
terjadi.Pemerisaan feces ;pemeriksaan feces untuk kultur dilakukan bila trdapat
kecurigaaninfeksi oleh bakteri.Pemeriksaan biopsy;pemeriksaan di lakukan pada tempat
yang di curigai.Pemeriksaan ultra sound;pemeriksaan ini dapat memperlihatkan efusi pada
sendi.
Pemeriksaan radiologi;Pada pemeriksaan foto polos sepuluh hari pertama,tidak di
temukan kelainan radiologis yang berarti,dan mungkin hanya di temukan pembengkakan
jaringan lunak.Gambaran destruksi tulang dapat dilihat setelah sepuluh hari(2
minggu).Pemeriksaan radioisotope akan memperlihatkan penangkapan isotop pada daerah
lesi.

4. PENATALAKSANAAN
Beberapa prinsip penataalaksanaan klien osteomielitis yang perlu diketahui perawat dalam
melaksanakan asuhan keperwatan agar mampu melaksanakan tindakan kolaboratif adalah
sebagai berikut ;
1. Istirahat dan memberikan analgesic untuk menghilangkan nyeri
2. Pemberian cairan intravena dan kalau perlu tranfusi darah
3. Istirahat local dengan bidai dan traksi
4. Pemberian antibiotic secepatnya sesuai dengan penyebab utama yaitu staphylococcus
aureus sambil menunggu biakan kuman.Antibiotik diberikan selama 3-6 minggu dengan
melihat keadaan umum dan endap darah klien.Antibiotik tetap diberikan hingga 2minggu
setelah endap darah normal.
5. Drainase bedah. Apabila setelah 24 jam pengobatan local dan sistemik antibiotic gagal
(tidak ada perbaikan keadaan umum),dapat dipertimbangkan drainase bedah.Pada
draenase bedah, pus periosteal di evakuasi untuk mengurangi tekanan intra-
useus.Disamping itu , pus jg di gunakan untuk biakan kuman.Draenase dilakukan selama
beberapa hari dan menggunakan NaCL dan antibiotic.

5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah:

1. Resiko tinggi Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan proses


pembentukan tulang baru, pengeluaran pus tirah baring lama dan penekanan lokal.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan,
penurunan kemampuan tonus otot, demam dan malaise.

6. RENCANA TINDAKAN DAN RASIONALISASI

Diagnosa Keperawatan 1 : Resiko tinggi Kerusakan integritas jaringan berhubungan


dengan proses pembentukan tulang baru, pengeluaran pus
tirah baring lama dan penekanan lokal.
Tujuan : Integritas jaringan membaik secara optimal.
Kriteria Hasil : Pertumbuhan jaringan meningkat, keadaan luka membaik,
pengeluaran pus pada luka tidak ada lagi, luka menutup.
INTERVENSI RASIONAL
1.Kaji kerusakan jaringan lunak Menjadi data dasar untuk memberi informasi
tentag intervensi perawatan luka, alat, dan jenis
larutan apa yang akan digunakan.

2.Lakukan perawatan luka : Perawat luka dengan teknik steril dapat


Lakukan perawatan luka dengan teknik steril. mengurangi kontaminasi kuman langsung
kearel luka.

3. Kaji keadaan luka dengan teknik membuka Menejemen membuka luka dengan mengguyur
balutan dan mengurangi stimulus nyeri, bila larutan NaCl keperban dapat mengurangi
perban melekat kuat, peran diguyur dengan stimulus nyeri dan dapat menghindari
NaCl. terjadinya pendarahan pada luka osteomielitis
konis akibat perban yang kering oleh pus.

4. Lakukan pembilasan luka dari arah dalam Teknik menbuang jaringan dan kuman diareal
keluar dengan caira NaCl. luka sehingga keluar dari areal luka.

5. Tutup luka dengan kasa steril atau kompres NaCl merupakan larutan fisiologis yang lebih
dengan NaCl yang dicampur dengan antibiotic. mudah diabsorpsi oleh jaringan daripada
larutan antiseptic. NaCl yang dicampur dengan
antibiotic dapat mempercepat penyembuhan
luka akibat infeksi osteomielitis.
6. Lakukan nekrotomi pada jaringan yang
sudah mati. Jaringan nekrotik dapat menghambat
menyembuhan luka.

7. Rawat luka setiap hari atau setiap kali bila


pembalut basah atau kotor. Memberi rasa nyaman pada klien dan dapat
membantu meningkatkan pertumbuhan
jaringan luka.

8. Hindari pemakaian peralatan perawatan luka


yang sudah kontak dengan klien osteomielitis, Pengendalian infeksi nosokomial dengan
jangan digunakan lagi untuk melakukan menghindari kontaminasi langsung dari
perawatan luka pada klien lain. perawatan luka yang tidak steril.

9. Gunakan perban elastis dan gips pada luka


yang disertai kerusakan tulang atau Pada klien osteomielitis dengan kerusakan
pembengkakan sendi tulang, stabilitas formasi tulang sangat stabil.
Gips dan perban elastis dapat membantu
memfiksasi dan mengimobilisasi sehingga
dapat mengurangi nyeri.

10. Evaluasi perban elastis terhadap resolusi


edema Pemasangan perban elastis yang terlalu kuat
dapat menyebabkan edema pada daerah distal
dan juga menambah nyeri pada klien.

11.Evaluasi kerusakan jaringan dan


perkembangan pertumbuhan jaringan dan Adanya batasan waktu selama 7X24 jam dalam
lakukan perubahan intervensi bila pada waktu melakukan perawatan luka klien osteomielitis
yang ditetapkan tidak ada perkembangan menjadi tolak ukur keberhasilan intervensi
pertumbuhan jaringan yang optimal. yang diberikan. Apabila masih belum
mencapai criteria hasil, sebaikya mengkaji
ulang factor-faktor yang menghmbat
12.Kolaborasi dengan tim bedah untuk bedah pertumbuhan jaringan luka.
perbaikan pada kerusakan jaringan agar tingkat
kesembuhan dapat dipercepat. Bedah perbaikan terutama pada klien fraktur
terbuka luas sehingga menjadi pintu masuk
kuman yang ideal. Bedah perbaikan biasanya
dilakukan setelah masalah infeksi osteomielitis
teratasi.

13. Pemeriksaan kulur cairan ( pus ) yang


keluar dari luka.
Manajemen untuk menentukan antimikroba
yang sesuai dengan kuman yang sensitive atau
14. Pemberian antibiotik/antimikroba resisten terhadap beberapa jenis antibiotic.

Antimikroba yang sesuai dengan hasil kultur (


reaksi sensitive ) dapat membunuh atau
mematikan kuman yang menginvasi jaringan
tulang.
Diagnosa Keperawatan 2 : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan nafsu makan, penurunan kemampuan tonus
otot, demam dan malaise.
Tujuan : Keseimbangan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil : Klien mendemonstrasikan asupan makanan yang adekuat
untuk memenuhi kebutuhan dan metabolisme tubuh,
peningkatan asupan makanan, tidak ada penurunan BB
lebih lanjut, menyatakan perasaan sejahtera.

INTERVENSI RASIONAL
Pantau persentase jumlah makanan yang Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan
dikonsumsi setiap kali makan, timbang BB tiap dari sasaran yang diharapkan
hari, catat hasil pemerikasaan protein total,
albumin, osmolalitas.

Berikan perawatan mulut setiap 6 jam. Bau yang tidak menyenangkan dapat
Pertahan kan kesegaran ruangan. mempengaruhi nafsu makan.

Rujuk kepada ahli diet untuk membantu Ahli diet adalah spesialisasi dalam hal nutrisi
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dapat membantu klien yang dapat
nutrisi selama sakit. memenuhi kebutuhan kalori dan kebutuhan
nutrisi sesuai dengan keadaan sakitnya, usia,
tinggi, dan BB-nya.
Dorong klien mengkonsumsi makanan lunak Peningkatan suhu tubuh meningkatkan
tinggi kalori tinggi protein metabolisme, asupan protein yang adekuat,
vitamin, mineral dan kalori untuk aktivitas
anabolic dan sintesis antibody.

Berikan makanan lunak dengan porsi sedikit Makanan lunak dengan porsi sedikit tetapi
tapi sering yang mudah dicerna jika ada sesak sering akan mengurangi sensasi nyeri sehingga
nafas berat. mempermudah proses menelan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Volume 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Doenges, Marilynn E, dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan
Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius

Mutataqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

NANDA. 2005. Diagnosa Keperawatan: Defini & Klasifikasi 2005-2006. NANDA


International, Philadelphia

Banjarmasin, 2018

Preseptor Akademik, Ners Muda,

Yurida Olviani , Ns. M.Kep Maria Malvega Eka Huang, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai