Anda di halaman 1dari 4

SMF ILMU PENYAKIT DALAM

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


SMF ILMU PENYAKIT DALAM
ULKUS DEKUBITUS PADA GERIATRI
2016
RSUP SANGLAH
DENPASAR

1. No. ICD 10 K29.7


2. Diagnosis Ulkus Dekubitus pada Geriatri
3. Pengertian Merupakan luka akibat penekanan pada daerah kulit yang sama secara terus
menerus.
4. Anamnesis Onset dan durasi ulkus, riwayat immobilisasi, kelainan neurologis
progresif, nyeri, nutrisi buruk, dehidrasi, inkontinensia, penyakit komorbid
(diabetes, penyakit serebrovaskuler dan medula spinalis, penyakit vaskuler
perifer, vaskulitis, immunodefisiensi, keganasan, gagal ginjal, gagal
jantung, demensia, PPOK), penggunaan medikamentosa (steroid),
kemungkinan penelantaran.
5. Pemeriksaan Fisik Inspeksi kulit dari ujung kepala hingga ujung kaki; inspeksi adanya ulkus
meliputi jumlah, lokasi, ukuran (panjang, lebar dan kedalaman), adanya
eksudat atau nanah, bau, raktus sinus, formasi nekrosis atau jaringan parut,
cekungan, trowongan, infeksi sekunder, granulasi dan epitelisasi dan batas
luka.
6. Kriteria Diagnosis 1. Ditemukan kulit eritema atau luka pada area kulit yang terus menerus
mengalami penekanan.
2. Ulkus didapatkan dengn klasifikasi sebagai berikut :
a. Derajat 1 : Kemerahan non-blanchable terlokalisir pada kulit yang
utuh, biasanya pada puncak tulang. Pada kulit hitam, warna pucat
mungkin tidak terlihat dan area yang terkena dapat berbeda dengan
sekitarnya, area yang terkena mungkin nyeri, keras, lunak, lebih
hangat atau lebih dingin dari area sekitarnya.
b. Derajat 2 : Partial thickness loss dari dermis yang tampak sebagai
ulkus dangkal, terbuka, dengan dasar kemerahan tanpa slought
(tidak bergaung), luka dapat juga tampak utuh atau terbuka dan
terisi serum, stadium ini tidak termasuk luka robek (tear), luka
bakar adhesif (tape burns), dermatitis perineum, maserasi, atau
ekskoriasi.
c. Derajat 3 : Full thickness tissue loss, lemak subcutan dapat terlihat,
dsar luka dapat bergaung, tapi tidak dapat menentukan kedalaman
hilangnya jaringan, dapat termasuk undermining atau tunneling
d. Derajat 4 : Full thickness tissue loss dengan otot tulang dan tendon
yang terlihat. Dasar luka dapat bergaung atau eschar, seringkali

1
termasuk undermining atau tunneling
e. Tidak dapat diklasifikasikan : Full thickness tissue loss dengan
dasar ulkus tertutup gaung (kuning, abu-abu, hijau atau coklat) atau
jaringan nekrotik.
7. Diagnosis Banding 1. Eritema non palpable yang menghilang dengan penekanan
2. Dermatitis terkait kelembapan
3. Pioderma Ganggrenosum
4. Osteomielitis
8. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah lengkap, albumin, gula darah, Kultur dasar luka dan
sensitivitas antibiotika
9. Konsultasi Bedah plastik pada ulkus dekubitus stadium III dan IV (debridemen atau
skin graft sesuai indikasi)
10. Perawatan Rumah Sakit Tipe A, B, C
11. Terapi / tindakan 1. Evaluasi pasien dengan P3G / CGA (Comprehensive Geriatric
(ICD 9-CM) Assessment)
??? 2. Pencegahan : Skrining resiko dengan skala braden yang menilai durasi
dan intensitas tekanan eksternal (fungsi sensoris, aktivitas, mobilisasi),
hindari kulit terhadap faktor yang berpotensi melukai (kelembapan,
status gizi kurang, friksi). Preventing positioning (miring 30o ke kanan
dan ke kiri setiap 2 jam) diberikan untuk mencegah dekubitus pada
sakrum dan spina iliaca anterior superior (SIAS). Therapeutic
positioning dilakukan dengan tehnik yang sama namun dilakukan setiap
satu jam
3. Komponen dasar tatalaksana ulkus dekubitus : Mengurangi tekanan
pada kulit, membersihkan luka, debridement jaringan nekrotik,
mengatasi kolonisasi dan bacterial load dan pemilihan wound dressing.
4. Nutrisi pada semua stadium UD : Pada pasien malnutrisi diet tinggi
kalori (30-35 kal/kg/hari), tinggi protein (1,25-1,5 gram/kg/hari) dan
hidrasi cukup dapat membantu penyembuhan luka, durasi rawat inap
lebih pendek, dan komplikasi yang lebih sedikit. Protein, vitamin C, dan
zinc dapat dipertimbangkan apabila intake kurang atau ada bukti
defisiensi
5. Antibiotik sistemik diberikan bila terdapat bukti selulitis, osteomyelitis
atau bakteremia. Regimen terapi ditujukkan untuk gram positif negatif
dan anaerob sebagai terapi empiris (cefotaxime 1 gram tiap 8 jam
intravena, atau ceftriaxone 2 gram intravena tiap 24 jam ditambah
dengan ciprofloxacine 200-400 miligram intravena tiap 12 jam atau
Gentamicine 160-240 miligram tiap 24 jam,serta metronidazole 500
miligram intravena tiap 8 jam) atau dengan terapi antibiotika definitif
sesuai hasil kultur dasar luka. Karena tingginya angka mortalitas,
antibiotik empiris dapat diberikan pada suspek sepsis atau bakteremia.
Antibiotik topikal tidak diindikasikan.
6. Tempat tidur khusus : penggunaan kasur anti dekubitus yang berisi
udara (alternating pressure air mattress) atau air atau bantal donat untuk

2
menurunkan angka kejadian ulkus dekubitus.
7. Perawatan luka : Luka harus dibersihkan sebelum mengganti dressing
(pilihan dressing sesuai dengan tabel). Debridement jaringan nekrotik
secara pembedahan atau menggunakan kompres kasa dengan normal
salin. Antiseptik seperti povidone iodine, asam asetat, hidrogen
peroksida dan sodium hipoklorit (larutan dakin) harus dihindari karena
menghancurkan jaringan granulasi. Antiseptik topikal seperti silver
sulfadiazine dapat digunakan sampai 2 minggu untuk membersihkan
luka yang tidak sembuh setelah perawatan 2-4 minggu.

12. Tempat Pelayanan Ruang Bangsal, semi intensif dan intensif RSUP Sanglah Denpasar
13. Penyulit Hipoalbumin, Anemia, Infeksi sekunder dan sepsis
14. Informed Consent Diperlukan
15. Tenaga Standar Dokter Spesialis Penyakit Dalam Divisi Geriatri
16. Lama Perawatan 7 hari
17. Masa Pemulihan 2-4 minggu
18. Hasil Baik dengan pengobatan yang tepat
19. Patologi Tidak diperlukan
20. Otopsi Tidak diperlukan
21. Prognosis Dubius ad dubius
22. Tindak Lanjut Pemantauan: Evaluasi luka setiap 1-2 hari sekali

23. Tingkat Evidens & IA


Rekomendasi
24. Indikator Medis Luka pada lokasi ulkus dekubitus membaik (tidak ada infeksi sekunder,
terjadi proses reepitelisasi)
25. Edukasi Edukasi mobilisasi pasif dengan reposisi miring kiri kanan tiap 2 jam bila
penderita imobilisasi, menjaga kebersihan luka,
26. Kepustakaan 1. Anonim. Ulkus Dekubitus. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, editors. Panduan Praktis Klinis Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
PAPDI; 2014.p.338-43.

3
4

Anda mungkin juga menyukai