Anda di halaman 1dari 9

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka
Infark Miokard Perioperatif

Infark Miokard
Suparto*, Perioperatif
Cindy E. Boom**

*Fellow Anestesi Suparto*,


Kardiovaskuler,
CindyRSJPN Harapan Kita, Jakarta
E. Boom**
** Konsultan Anestesi Kardiovaskuler, RSJPN Harapan Kita, Jakarta
*Fellow Anestesi Kardiovaskuler, RSJPN Harapan Kita, Jakarta
** Konsultan Anestesi Kardiovaskuler, RSJPN Harapan Kita, Jakarta
Abstrak
Kejadian infark miokard perioperatif/perioperative myocardial infarct (PMI) sering dijumpai
pada pasien dengan faktor resiko jantung yang menjalani tindakan operasi. Pencegahan PMI
Abstrak
menjadi
Kejadiansangat
infarkpenting
miokarduntuk memberikan hasil yang
perioperatif/perioperative baik dari suatu
myocardial infarctoperasi. Pada dasarnya
(PMI) sering dijumpai
patofisiologi terjadinya
pada pasien dengan PMIresiko
faktor dapatjantung
berupa yang
suatumenjalani
ruptur plak atau akibat
tindakan ketidakseimbangan
operasi. Pencegahan PMI
pasokan
menjadi dan
sangatkebutuhan oksigen.
penting untuk Terapi untuk
memberikan PMI baik
hasil yang ditujukan padaoperasi.
dari suatu stabilisasi
Padaplak dan
dasarnya
menjaga keseimbangan
patofisiologi terjadinya oksigen
PMI dapat tersebut.
berupaMendiagnosa
suatu ruptur suatu PMIakibat
plak atau memerlukan monitoring
ketidakseimbangan
jantung, baik melalui perubahan EKG, transesophageal echocardiography
pasokan dan kebutuhan oksigen. Terapi untuk PMI ditujukan pada stabilisasi plak (TEE) maupundan
biomarker. Tinjauan pustaka ini berisi tentang mekanisme, diagnosis,
menjaga keseimbangan oksigen tersebut. Mendiagnosa suatu PMI memerlukan monitoringpilihan terapi serta
tatalaksana dalam
jantung, baik penanganan
melalui infark
perubahan miokard
EKG, perioperatif. echocardiography (TEE) maupun
transesophageal
biomarker. Tinjauan pustaka ini berisi tentang mekanisme, diagnosis, pilihan terapi serta
Kata kunci:dalam
tatalaksana Infarkpenanganan
miokard perioperatif, terapi,perioperatif.
infark miokard monitoring, pencegahan

Abstract
Kata kunci: Infark miokard perioperatif, terapi, monitoring, pencegahan
Perioperative myocardial infarct (PMI) is a common event in patients with cardiac risk
factors
Abstractundergoing surgery. Prevention of a PMI is very important in improving
postoperative
Perioperativeoutcome. Basically,
myocardial infarct there
(PMI)are
is two mechanisms
a common eventofinPMI, due to
patients plaque
with rupture
cardiac risk
or oxygen supply-demand imbalance. Management of PMI is to address
factors undergoing surgery. Prevention of a PMI is very important in improving these two causes,
which are plaque
postoperative stabilization
outcome. Basically,and maintaining
there the balance
are two mechanisms of of
PMI,oxygen
due tosupply-demand.
plaque rupture
Diagnosis of PMI however, needs a careful monitoring, either from
or oxygen supply-demand imbalance. Management of PMI is to address these two recognizing thecauses,
ECG
changes, TEE or from the cardiac biomarkers. These report will discuss
which are plaque stabilization and maintaining the balance of oxygen supply-demand. the mechanism,
diagnosis,
Diagnosistherapeutic options needs
of PMI however, and management of perioperative
a careful monitoring, eithermyocardial infarct. the ECG
from recognizing
changes, TEE or from the cardiac biomarkers. These report will discuss the mechanism,
Key words: therapeutic
diagnosis, Perioperative myocardial
options infarct, therapy,
and management monitoring,myocardial
of perioperative preventioninfarct.

Key words: Perioperative myocardial infarct, therapy, monitoring, prevention


Pendahuluan permasalahan kardiak yang menjalani operasi,
sehingga infark miokard perioperatif juga
Terdapat lebih dari 230 juta tindakan operasi diprediksi akan meningkat. Komplikasi
Pendahuluan
mayor yang dilakukan diseluruh dunia setiap permasalahan
kardiak kardiakpenyebab
merupakan yang menjalani
paling operasi,
sering
sehingga infark miokard perioperatif juga
tahun dan jumlah ini terus bertambah setiap terjadinya mortalitas dan morbiditas paska
Terdapat 1 lebih
tahunnya. Daridari 230 juta
jumlah tindakantersebut,
tindakan operasi diprediksi
bedah. 3 akan mortalitas
Kejadian meningkat. Komplikasi
ini dipengaruhi
mayor yang dilakukan diseluruh dunia setiap kardiak merupakan penyebab paling sering
diperkirakan kejadian infark miokard oleh kecepatan diagnosis dimana angka
tahun dan jumlah
perioperatif ini terus
2 bertambah setiap terjadinya pada
mortalitas dan morbiditas paska
1 sekitar 1-4%. mortalitas
3 diagnosis infark miokard
tahunnya.
Angka Dari jumlah
harapan hiduptindakan tersebut,
yang bertambah bedah.
perioperatifKejadian
yang mortalitas
terlambat ini dipengaruhi
mencapai 30-
membuat populasi pasien2 dengan usiamiokard
diperkirakan kejadian infark lanjut oleh
70%. 1 kecepatan diagnosis dimana angka
perioperatif
semakin sekitar 1-4%.
bertambah. Hal ini berdampak mortalitas pada
Insiden PMIdiagnosis infark
pada pasien resikomiokard
rendah
Angka harapan hidup yang bertambah perioperatif yang terlambat mencapai 30-
dengan lebih banyaknya pasien dengan tanpa 1adanya riwayat penyakit jantung koroner
membuat populasi pasien dengan usia lanjut 70%.
semakin bertambah. Hal ini berdampak Insiden PMI pada pasien resiko rendah
dengan lebih banyaknya pasien dengan tanpa adanya riwayat penyakit jantung koroner

12 J. Kedokt Meditek Vol. 20 No. 53, Mei-Agust 2014


Infark Miokard Perioperatif

(PJK) yang menjalani operasi nonkardiak lambat/late PMI.7 Nilai troponin pada 1136
sebesar 1-3% dan pasien dengan resiko tinggi pasien setelah abdominal aortic
dengan riwayat PJK yang menjalani operasi aneurysmectomy, menunjukkan bahwa pada
nonkardiak insiden PMI mencapai sebesar 90% kasus peningkatan troponin terjadi dalam
38%4. kurun waktu < 24 jam.7

Definisi Faktor resiko

Definisi infark miokard didasarkan pada American College of Cardiology (ACC) dan
perubahan (naik atau turunnya) biomarker American Heart Association (AHA) telah
kardiak (troponin) dalam kondisi iskemia mengeluarkan suatu panduan penilaian
miokard yaitu dengan gejala kardiak, komorbiditas seperti tipe pembedahan yang
perubahan EKG, atau penemuan radiologi.5 akan dikerjakan dan menentukan resiko
Studi yang menggunakan pengukuran serial komplikasi kardiak saat perioperatif. Pasien
troponin menunjukkan bahwa PMI sering kali yang akan menjalankan operasi nonkardiak,
mulai terjadi sesaat setelah operasi dan dalam harus dikelompokkan dalam grup resiko
waktu 24-48 jam postoperasi.6 PMI yang kardiak tinggi, sedang atau rendah untuk
terjadi kurang dari 24 jam disebut awal/ early menilai resiko kardiovaskuler yang mungkin
PMI dan yang terjadi lebih dari 24 jam disebut terjadi selama pembedahan atau paska bedah.8

Tabel 1. Stratifikasi Resiko Kardiak Untuk Prosedur Pembedahan Nonkardiak8

Tinggi (resiko kardiak >5%)


Operasi mayor emergensi, khususnya usia lanjut
Aorta dan bedah vaskuler mayor
Bedah vaskuler perifer
Prosedur bedah yang lama dengan disertai kehilangan darah yang banyak
Sedang (resiko kardiak <5%)
karotid endarterektomi
Bedah kepala dan leher
Bedah intrathorasic dan intraperitoneal
Bedah prostat
Rendah (resiko kardiak <1%)
Prosedur endoskopi
Prosedur superficial
Bedah katarak
Bedah payudara

Pada pasien yang baru saja dilakukan PCI dan minggu penuh setelah pemasangan stent.
implant stent terjadi peningkatan resiko Pasien yang menggunakan implant dengan
perioperatif trombosis stent dan MI. Panduan drug-eluting stent (DES), direkomendasikan
ACC/AHA merekomendasikan penundaan untuk menunda operasi elektif selama 3 bulan
operasi elektif setidaknya 2 minggu dan untuk sirolimus eluting stent dan 6 bulan
idealnya 4-6 minggu diantara implant bare untuk paclitaxol eluting stent dan selama
metal stent dan operasi nonkardiak untuk waktu tersebut diberikan aspirin dan
mengurangi resiko PMI. Hal ini berkaitan clopidogrel untuk mencegah trombosis stent
dengan pemberian dual antiplatelet selama 4 .4,8

J. Kedokt Meditek Vol. 20 No. 53, Mei-Agust 2014 13


Infark Miokard Perioperatif

Tabel 2. Prediksi Klinis Meningkatnya Resiko Kardiovaskuler Perioperatif


(Miokard infark (MI), gagal jantung, kematian)8

Mayor
Sindrom koroner tidak stabil (unstable coronary syndromes)
Akut/ recent MI disertai adanya resiko iskemia melalui gejala klinis
Tidak stabil atau angina stabil berat
Gagal jantung dekompensasi
Aritmia yang signifikan
AV blok high grade
Aritmia ventrikuler yang simtomatik dengan adanya penyakit jantung
Aritmia supraventrikuler dengan denyut ventrikuler yang tidak terkontrol
Penyakit katup yang berat

Sedang (intermediate)
Angina pectoris ringan
Riwayat MI atau dengan gelombang Q patologis
Gagal jantung kompensasi
Diabetes Melitus dengan ketergantungan insulin
Insufisiensi renal, kreatinin >2 mg/dl

Minor
Usia lanjut
EKG abnormal (hipertrofi ventrikel kiri, LBBB, ST-T abnormal)
Ritme yang lain dari sinus (contoh: Atrial fibrilasi)
Kapasitas fungsional yang rendah
Riwayat stroke
Hipertensi tak terkontrol

*Recent MI yaitu MI >7 hari tapi 1 bulan (30 hari), MI akut yaitu 1x MI 7 hari

Kondisi yang dapat meningkatkan resiko menyebabkan peningkatan rangsangan


untuk terjadinya MI paska bedah adalah: (1) simpatis, sehingga mengakibatkan terjadi
status kardiak preoperatif yang tidak baik perubahan hemodinamik, vasokontriksi
(PJK, riwayat gagal jantung kongestif), (2) koroner, dan mengakibatkan pecahnya
hipotensi paska bedah, (3) Perubahan ST-T plak. Kondisi ini sering terjadi pada
intraoperatif yang baru dan (4) meningkatnya periode perioperatif. Katekolamin dan
kehilangan darah dan transfusi pada saat kortisol meningkat setelah operasi dan
intraoperasi.4 akan tetap meningkat selama beberapa
hari. Hormon stres meningkat dengan
Patofisiologi adanya nyeri, trauma pembedahan, anemia
dan hipotermia.9
Terdapat dua mekanisme yang dapat 2. Gejolak hemodinamik seperti takikardia
mengakibatkan PMI: Tipe 1. sindrom koroner dan hipertensi yang sering terjadi pada
akut dan Tipe 2. ketidakseimbangan pasokan periode perioperatif dapat mengakibatkan
dan kebutuhan oksigen yang berkepanjangan rupturnya plak.10
pada pasien dengan PJK yang stabil5. 3. Prokoagulan paska bedah yang meningkat
seperti fibrinogen, faktor VIII koagulan,
1. PMI tipe I, Sindrom Koroner Akut: faktor von willebrand, alfa-1 antitripsin,
Terjadi ketika plak yang rapuh atau tidak stabil reaksi platelet yang meningkat,
mengalami ruptur atau erosi spontan sehingga antikoagulan endogen yang menurun
menyebabkan trombosis, iskemia dan infark (protein C, antithrombin III, alpha-2
akut. Selain inflamasi intraplak, stresor macroglobulin) dan menurunnya
eksternal seperti kondisi paska bedah fibrinolisis adalah suatu hiperkoagulasi
memegang peranan penting dalam terjadinya paska bedah yang disebabkan karena
sindrom koroner akut ini.1 adanya stasis dan immobilisasi.11
1. Fisiologi dan stres emosional adalah
predisposisi terjadinya MI, yang

14 J. Kedokt Meditek Vol. 20 No. 53, Mei-Agust 2014


Infark Miokard Perioperatif

2. PMI tipe II, Ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen paska bedah.6
pasokan dan kebutuhan oksigen Laju nadi >80-90x/menit pada pasien PJK
miokardial yang signifikan dengan laju nadi preoperatif
Pada kebanyakan pasien, iskemia sering kali 50-60x/menit dapat menyebabkan iskemia dan
terjadi pada saat akhir pembedahan dan pada PMI. Postoperatif hipotensi, hipertensi,
saat bangun dari anestesia. Manifestasi yang anemia, hipoksemia, disfungsi sistolik dan/
terjadi adalah depresi segmen ST pada monitor atau diastolik serta hiperkarbia akan
EKG. Depresi segmen ST didahului dengan menyebabkan iskemia dan kelebihan volume
peningkatan laju nadi. Takikardia adalah yang mengakibatkan kondisi dekompensasi
penyebab paling sering ketidakseimbangan kardiak.12

Gambar 1. Mekanisme PMI Tipe I dan Tipe II1

Pasien dengan depresi segmen ST yang hanya dapat mendeteksi kejadian iskemia
memanjang sering terbukti adanya PMI yang sebanyak 3% pada pasien paska operasi
ditunjukkan melalui level troponin kardiak. dengan resiko kardiak yang tinggi
Mayoritas PMI terjadi secara silent, tidak dibandingkan dengan monitoring EKG 12
menunjukkan gejala dan sering diabaikan jika lead. Mayoritas iskemia terjadi di lead V2,
serum troponin tidak diperiksa dan monitoring V3, V4, dan bukan di monitor lead II dan
EKG dengan analisis lengkap tidak dilakukan. V5. Perubahan nonspesifik segmen ST
Pada kondisi ini, PMI lebih disebabkan karena yang dikarenakan kondisi seperti
prolonged stress-ischemia daripada ruptur perikarditis, trauma dada dapat
plak.6 mempersulit interpretasi EKG. 13

Adanya depresi horizontal atau


Monitor downsloping segmen ST minimal sedalam
1. Elektrokardiogram (EKG) 1 mm, yang diukur 60 msec dari J point
Suatu penelitian mengenai kemampuan dan berlangsung selama minimal 60 msec
monitoring EKG dalam mendeteksi dini merupakan kriteria iskemia
PMI menggunakan 5 elektrode/ 2 lead subendokardial. Adanya elevasi segmen
EKG dengan segmen ST trending ternyata ST menggambarkan iskemia transmural.

J. Kedokt Meditek Vol. 20 No. 53, Mei-Agust 2014 15


Infark Miokard Perioperatif

Perubahan gelombang T, axis QRS, atau pembedahan, serta spesifisitas 100% pada
adanya aritmia yang baru, juga dapat non pembedahan dan 80-95% pada pasien
menggambarkan proses iskemik meskipun pembedahan.16
tidak terlalu spesifik dibandingkan Troponin T dan troponin I adalah
perubahan segmen ST.14 biomarker kardiak yang cepat dilepaskan
dan masuk ke dalam sirkulasi setelah
2. Trans-Esophageal Echocardiography terjadi perlukaan pada miosit. Biomarker
(TEE) ini mempunyai spesifisitas dan sensitifitas
Perubahan yang paling sensitif berkaitan yang hampir absolut pada jaringan
dengan iskemia adalah berkurangnya miokardial dan sekarang menjadi
penebalan dinding saat sistolik, dimana biomarker pilihan untuk mendeteksi
normalnya penebalan akan meningkat cedera miokard.17 Meningkatnya nilai
50% dari end diastolik. Pada kasus infark kardiak troponin di definisikan sebagai
yang berat, yang terjadi adalah penipisan pengukuran yang melebihi 99% dari nilai
dinding saat sistolik karena outward referensi grup kontrol yang ditentukan
bulging dari dinding. Lokasi anatomi dari oleh setiap laboratorium. Nilai troponin
Regional Wall Motion Abnormality mempunyai sensitivitas yang rendah pada
(RWMA) membantu menentukan arteri fase awal MI. sehingga ada kemungkinan
koroner yang tersumbat. TEE lebih sensitif tidak terdiagnosis MI. Pengukuran yang
di bandingkan EKG dalam mendeteksi simultan dengan biomarker yang sensitif
iskemia miokard. Pada beberapa kasus, pada fase awal MI (CK-MB, Mioglobin)
RWMA lebih dulu terjadi dibandingkan dapat membantu dalam konfirmasi
perubahan EKG pada saat iskemia diagnosis. Troponin akan meningkat
miokard, dan dapat terjadi tanpa adanya dalam 3 jam pertama setelah cedera
perubahan EKG.15 miokard dan akan tetap meningkat selama
5-7 hari.18 Peningkatan troponin T tidak
3. Biomarker kardiak selalu menunjukkan iskemia sebagai
Infark miokard paska bedah sering penyebab nekrosis miokardial. Penyebab
didiagnosis dengan mengandalkan lain yang sering dapat meningkatkan
biomarker jantung. Creatinine kinase-MB troponin adalah gagal jantung kronik,
(CKMB) dahulu digunakan sebagai emboli paru dan sepsis.19 Peningkatan
penanda pilihan. CKMB mempunyai troponin sesaat setelah operasi
sensitivitas 77-92% pada pasien non meningkatkan resiko cardiac event dan
pembedahan dan 60-75% pada pasien kematian 6 bulan hingga 4 tahun.18

Tabel 3. Penyebab Peningkatan Troponin pada Non-Ischemia.19

Kontusio kardiak, trauma pembedahan, ablasi


Gagal jantung kongestif akut dan kronis
Diseksi aorta
Penyakit katup aorta
Cardiomiopathy hipertrofi
Taki atau bradiaritmia, atau block jantung (heart block)
Emboli paru
Gagal ginjal
Stroke atau perdarahan subaraknoid
Penyakit infiltrasi: amiloidosis, hemochromatosis
Penyakit inflamasi: miokarditis
Toksin
Pasien kritis: sepsis, gagal nafas
Luka bakar >30%

16 J. Kedokt Meditek Vol. 20 No. 53, Mei-Agust 2014


Infark Miokard Perioperatif

4. Brain Natriuretic Peptide (BNP) Terapi Profilaksis


BNP adalah peptida asam amino-32 yang
dihasilkan terutama oleh otot ventrikel Adrenergik bloker
jantung dan dilepaskan secara
proporsional dengan derajat peregangan Profilaksis dengan bloker mengurangi infark
dinding. BNP dilepaskan pada awal miokard perioperatif dan kematian.20 Namun
terjadinya iskemia miokard dan menurun evaluasi yang dilakukan Perioperative
sesaat setelah iskemia. Level biomarker ini Ischemic Evaluation (POISE) dalam sebuah
mempunyai nilai prediktif independen studi iskemia perioperatif (8351 pasien), gagal
terhadap mortalitas setelah terjadinya menunjukkan keuntungan dari profilaksis
suatu sindrom koroner akut. bloker tersebut. Bahkan dalam studi tersebut
Sampai saat ini, bukti-bukti bahwa dikatakan adanya peningkatan mortalitas
nilai BNP sebagai prognosis dalam (31%) dan stroke (100%) akibat hipotensi dan
periode perioperatif masih kurang. Sebuah perdarahan pada pasien yang diobati dengan
studi menunjukkan level BNP paska metoprolol terlepas dari adanya reduksi
operasi yang tinggi berhubungan dengan nonfatal PMI sebesar 26%.21
terjadinya komplikasi kardiak pada pasien Penggunaan bloker sebagai profilaksis
yang menjalani operasi kardiak. Level masih diperdebatkan. Pasien yang telah
BNP preoperatif yang tinggi dan nilai mendapat terapi rumatan jangka panjang
troponin yang tinggi paska operasi bloker pada fase preoperatif tidak boleh
berhubungan dengan peningkatan insiden dihentikan seketika.22 Denyut nadi yang
komplikasi kardiak major dalam 12 bulan terkontrol dapat mengurangi kejadian PMI.23
ke depan.14
Statin
Pencegahan
Statin seharusnya diteruskan perioperatif
Prinsip pencegahan adalah untuk menjaga karena penghentian yang tiba-tiba dapat
keseimbangan antara jumlah kebutuhan dan mengakibatkan distabilitas dari plak.24 Dari
banyaknya pasokan. Pencegahan yang dapat penelitian Dutch Echographic Cardiac Risk
dilakukan adalah menjaga denyut jantung yang Evaluation Applying Stress Echo
rendah, menjaga tekanan diastolik yang (DECREASE III), menyatakan bahwa adanya
adekuat, dan mengoptimalkan penghantaran reduksi kejadian PMI dan mortalitas yang
oksigen untuk meningkatkan pasokan. Dengan cukup signifikan pada pasien yang diberikan
demikian, terjadi optimalisasi beban awal dan fluvastatin25.
penurunan beban akhir yang dapat
menurunkan kebutuhan oksigen miokardial.14 Aspirin
Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa
hal yang harus dilakukan:14 Dalam praktek sehari-hari aspirin dihentikan
- Level anestesi yang adekuat selama 5-7 hari sebelum tindakan pembedahan
- Meminimalkan pelepasan katekolamin untuk mencegah perdarahan, meskipun ada
- Mencegah dan mengkoreksi semua analisa menyatakan bahwa hanya terjadi
penyebab hipertensi, hipotensi, dan sedikit peningkatan frekwensi perdarahan
takikardi dengan aspirin dan tidak meningkatkan
- Menjaga tekanan perfusi koroner yang mortalitas, kecuali pada pembedahan
adekuat dengan mempertahankan intrakranial dan prostat.26
tekanan diastolik dan meminimalkan
tekanan akhir diastolik ventrikel kiri Terapi Dual Antiplatelet
- Menggunakan konsentrasi fraksi
oksigen yang lebih tinggi Pasien dengan dual antiplatelet (biasanya
- Mencegah anemia, mengoptimalkan clopidogrel dan aspirin) setelah prosedur
oxygen carrying capacity pemasangan stent, memiliki resiko trombosis
- Mencegah hipotermia jika antiplatetelet ini dihentikan terlalu dini,
Obat-obat vasopresor sering digunakan namun juga memiliki resiko perdarahan jika
untuk mempertahankan tekanan darah dan obat tersebut tetap dilanjutkan perioperatif.1
-bloker untuk mengontrol denyut nadi.1 Terapi dual antiplatelet direkomendasikan

J. Kedokt Meditek Vol. 20 No. 53, Mei-Agust 2014 17


Infark Miokard Perioperatif

selama minimal 4 minggu setelah pemasangan masih dipertanyakan. Pada reanalisis studi
bare metal stent dan minimal 1 tahun setelah CARP, bedah pintas jantung dan
pemasangan drug-eluting stent. Selama revaskularisasi koroner total secara signifikan
periode ini, prosedur operasi yang elektif tidak mengurangi kejadian PMI30
dianjurkan. Untuk prosedur elektif, dual
antiplatelet harus dihentikan selama minimal 5 Manajemen Perioperatif
hari sebelumnya.1
PMI bisa dikategorikan menjadi Non ST
Revaskularisasi Koroner elevasi Miokard Infark (NSTEMI) dan ST
elevasi miokard infark (STEMI). Sebagian
Profilaksis preoperatif pada tindakan besar merupakan NSTEMI yang
revaskularisasi koroner, yang sebagian besar manifestasinya berupa depresi segmen ST
dengan bedah pintas koroner, didapatkan hasil pada EKG. Secara umum, manajemen awal
yang baik pada 8 studi termasuk lebih dari 10 untuk NSTEMI berupa terapi medikal yang
000 pasien yang menjalani operasi vaskuler.27 terdiri dari kontrol nyeri (morfin, nitrat),
Sebaliknya pada studi Coronary Artery bloker, antiplatelet, antikoagulan, penyekat
Revascularization Prophylaxis (CARP)28 dan Angiotensin Converting Enzyme (ACE)
DECREASE V dimana 59-65% pasien inhibitors, dan statin. Terapi reperfusi dengan
menjalani Percutaneous Coronary fibrinolitik atau PCI dilakukan pada kasus
Intervention (PCI), gagal menunjukkan hasil STEMI, dimana PCI lebih merupakan pilihan
yang baik.29 Efikasi PCI dalam meningkatkan utama karena efek perdarahan yang lebih kecil
survival pada penyakit jantung koroner stabil dibandingkan dengan fibrinolitik.4

Suspected postoperative myocardial ischemia infarction


(Cardiac symptoms/ hemodynamic instability/ tachycardia/ pulmonary congestion)

12-lead ECG evidence of ischemia

Additional test & treatment: ST-segment depression (common) ST-segment elevation (rare)
ABGs: treat
hypoxemia/hypercarbia/acid-base
abnormality, if present
Cardiology consultation (especially if
Hemoglobin: treat anemia (Hb<10 gr%)
troponin elevated)
Troponin
Consider coronary angiography and
reperfusion

Tachycardia w/ normo-/hypertension Tachycardia w/ hypotension (100mmHg)


Control HR & BP w/ blocker or calcium Evaluate and treat causes of hypotension
channel blocker Invasive hemodynamic monitoring and/or
Check appropriate pain control echocardiography to determine cardiac function
If tachyarrhythmia present (atrial and volume status can be helpful
flutter/fibrillation)- treat rate and rhythm If tachyarrhythmia present (atrial
flutter/fibrillation)- cardio version may be necessary
Careful w/ -blocker/calcium channel blockers

Gambar 2. Pencegahan dan terapi dari postoperative myocardial ischemia dan MI1

18 J. Kedokt Meditek Vol. 20 No. 53, Mei-Agust 2014


Infark Miokard Perioperatif

Selain itu, terapi revaskularisasi juga Myocardial infarction following vascular


dilakukan pada kasus NSTEMI yang tidak surgery: the role of prolonged, stress-
stabil atau dengan iskemia yang refrakter. induced, ST- depression-type ischemia, J
Selanjutnya, intra-aortic balloon pump/IABP Am Coll Cardiol. 2001;37:1839-45.
harus dipertimbangkan pada kasus yang 7. Le manach Y, Perel A, Coriat P, Godet G,
refrakter terapi medikal dan pada kondisi syok Bertrand M, Riou B. Early and delayed
kardiogenik.4 myocardial infarction after abdominal
aortic surgery. Anesthesiology.
Kesimpulan 2005;102:885-91.
8. Eagle KA, Berger PB, Calkins H,
Pencegahan adalah hal yang utama dalam Chaitman BR, Ewy GA, Fleischmann KE,
tatalaksana PMI. PMI sering bersifat silent, et al. ACC/AHA guideline update for
karena itu kemampuan mengenali perubahan perioperative cardiovascular evaluation for
EKG secara tepat dan menilai adanya akut Noncardiac surgery executive summary:
elevasi troponin sangat penting dalam a report of the American College of
mendiagnosa awal suatu PMI. Monitoring Cardiology/American Heart Association
perioperatif untuk iskemia, mencegah Task Force on Practice Guidelines
takikardia, menghindari imbalans pasokan dan (Committee to Update the 1996
kebutuhan oksigen serta dekompensasi kardiak Guidelines on Perioperative
adalah prinsip utama pencegahan PMI. Cardiovascular Evaluation for Noncardiac
Pendekatan multidisipliner merupakan hal Surgery). J Am Coll Cardiol 2002;39:542
yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil 53
yang maksimal dalam tatalaksana PMI. 9. Breslow MJ, Parker SD, Frank SM, Norris
EJ, Yates H, Raff H, et al. Determinants of
catecholamine and cortisol responses to
Daftar Pustaka lower extremity revascularization. PIRAT
Study Group. Anesthesiology.
1. Landesberg G, Beattie WS, Mosseri M, 1993;79:120209.
Jaffe AS, Alpert JS. Perioperative 10. Fukumoto Y, Hiro T, Fujii T, Hashimoto
myocardial infarction. Circulation G, Fujimura T, MD, Yamada J,et al.
2009;119:2936-44 Localized elevation of shear stress is
2. Wright DE, Hunt DP. Perioperative related to coronary plaque rupture. J Am
Surveillance for Adverse Myocardial Coll cardiol. 2008; 51:645-50
Events. Southern Medical Journal. 11. Rosenfeld BA, Faraday N, Campbell D,
2008;101:52-58. Dorman T, Clarkson K, Siedler A, et al.
3. Lee TH, Marcantonio ER, Mangione CM, Perioperative platelet reactivity and effects
Thomas EJ, Polanczyk CA, Cook EF, et of clonidine. Anesthesiology.
all. Derivation and prospective validation 1993;79:255-61
of a simple index for prediction of cardiac 12. Sambuceti G, Marzilli M, Fedele S,
risk of major non-cardiac surgery. Marini C, L'Abbate A, et al. Paradoxical
Circulation. 1999;100:10431049. increase in microvascular resistance
4. Adebola O. Adesanya, James A. de during tachycardia downstream from a
Lemos, Nancy B. Greilich, Charles W. severe stenosis in patients with CAD:
Whitten, Management of Perioperative reversal by angioplasty. Circulation.
myocardial infarction in noncardiac 2001;103:2352-60.
surgical patients. CHEST 2006;130:584- 13. Martinez EA, Kim LJ, Faraday N,
96 Rosenfeld B, Bass EB, Perler BA, et al.
5. Thygesen K, Alpert JS. White HD. Sensitivity of routine intensive care unit
ESC/ACCF/AHA/WHF Task Force for surveillance for detecting myocardial
the redefinition of Myocardial Infarction. ischemia. Crit Care Med 2003; 31:2302
Universal definition of myocardial 08
infarction. J Am Coll Cardiol. 14. Keshav J. The Perioperative Myocardial
2007;50:2173-95 Infarction. Dept of Anesthesia Kwazulu
6. Landesberg G, Mosseri M, Zahger D, University. 2009:18-20
Wolf Y, Perouansky M, Anner H, et al.

J. Kedokt Meditek Vol. 20 No. 53, Mei-Agust 2014 19


Infark Miokard Perioperatif

15. Smith JS, MK Cahalan, DJ Benefiel, BF 24. Le Manach Y, Godet G, Coriat P,


Byrd, FW Lurz, WA Shapiro et al. Martinon C, Bertrand M, Flron MH, et al.
Intraoperative detection of myocardial The impact of postoperative
ischaemia in high-risk patients: ECG vs discontinuation or continuation of chronic
two dimensional TOE. Circulation. statin therapy on cardiac outcome after
1985;72:1015-21. major vascular surgery. Anesth Analg.
16. Zimmerman J, Fromm R, Meyer D, 2007;104:1326 33.
Boudreaux A, Wun CC, Smalling R, et al. 25. Poldermans D. DECREASE III: extended-
Diagnostic marker cooperative study for release fluvastatin improves cardiac
the diagnosis of myocardial infarction. outcomes. Abstract presented at: European
Circulation 1999;99: 1671-77 Society of Cardiologists Congress; August
17. Wu AH, Apple FS, Gibler WB, Jesse RL, 30 September 3, 2008; Munich,
Warshaw MM, Valdes R, et al. National Germany.
Academy of Clinical Biochemistry 26. Burger W, Chemnitius JM, Kneissl GD,
standards of Laboratory Practice: Rucker G. Low-dose aspirin for secondary
recommendations for the use of cardiac cardiovascular prevention: cardiovascular
markers in coronary artery diseases. Clin risks after its perioperative withdrawal
Chem 1999;45:1104-21 versus bleeding risks with its continuation:
18. Longhitano S, P. Coriat, F. Agro. review and meta-analysis. J Intern Med.
Postoperative myocardial infarction 2005;257:399414.
pathophysiology, new diagnostic criteria 27. Kertai MD, Preoperative coronary
and prevention. revascularization in high-risk patients
Minnerv.Anaesth.2006;72:965-83. undergoing vascular surgery: a core
19. Thygesen K, Alpert JS, Whiteet HD. review. Anesth Analg. 2008;106:75158.
Universal Definition of Myocardial 28. McFalls EO, Ward HB, Moritz TE,
Infarction. Circulation. 2007;116:2634-53. Goldman S, Krupski WC, Littooy F, et al.
20. Mangano DT, Layug EL, Wallace A, Coronary-artery revascularization before
Tateo I. Effect of atenolol on mortality and elective major vascular surgery. N Engl J
cardiovascular morbidity after noncardiac Med. 2004;351:27952804.
surgery: Multicenter Study of 29. Poldermans D, Schouten O, Vidakovic R,
Perioperative Ischemia Research Group. N Bax JJ, Thomson IR, Hoeks SE, et al.
Engl J Med. 1996;335:171320. DECREASE Study Group. A clinical
21. POISE Study Group. Effects of extended- randomized trial to evaluate the safety of a
release metoprolol succinate in patients noninvasive approach in high-risk patients
undergoing non-cardiac surgery (POISE undergoing major vascular surgery: the
trial): a randomized controlled trial. DECREASE-V Pilot Study. J Am Coll
Lancet. 2008;371:1839 47 Cardiol. 2007; 49:176369
22. London MJ. Quo vadis, perioperative beta 30. Ward HB, Kelly RF, Thottapurathu L,
blockade? Are you POISEd on the Moritz TE, Larsen GC, Pierpont G, et al.
brink? Anesth Analg. 2008;106:102530. Coronary artery bypass grafting is superior
23. Kolodgie FD, Gold HK, Burke AP, to percutaneous coronary intervention in
Fowler DR, Kruth HS, Weber DK, et al. prevention of perioperative myocardial
Intraplaque hemorrhage and progression infarctions during subsequent vascular
of coronary atheroma. N Engl J Med. surgery. Ann Thorac Surg. 2006;82:795
2003;349:2316 25. 801.

20 J. Kedokt Meditek Vol. 20 No. 53, Mei-Agust 2014

Anda mungkin juga menyukai