Anda di halaman 1dari 18

LITERATURE REVIEW

PENINGKATAN SELF MANAGEMENT DAN KONTROL GLIKEMIK


PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN METODE
MOTIVATIONAL INTERVIEWING PROGRAM

Oleh

Rr Dian Tristiana

131214153014

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2013
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya:


Rr Dian Tristiana NIM 131214153014
Menyatakan bahwa:
Saya memnpunyai kopi dari makalah ini yang bisa saya reproduksi jika makalah
yang dikumpulkan hilang atau rusak
Makalah ini adalah hasil karya saya saendiri dan bukan merupakan karya orang
lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk saya.
Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, saya bersedia
mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku.
Surabaya 10 Juni 2013
Penyusun

i
LEMBAR PENILAIAN

CRITICAL APPRAISAL

Nama Mata Ajaran : Evidence Based in Nursing


Nama Tugas : Literature Review
Nama Mahasiswa : Rr Dian Tristiana 131214153014
Jumlah Kata : 1912
N Aspek yang Nilai Kriteria Penilaian
o dinilai Maksimal
1. Summary 5% Menggambarkan seluruh makalah
2. Pendahuluan 10 % Menjelaskan topik, tujuan, deskripsi singkat dan outline makalah
Secara spesifik dan relevan
3. Pembahasan 10% 2.1. Material/Metode
40% 2.2. Hasil
 Deskripsi dan kritik terhadap riset yang ada
 Perbandingan hasil penelitian
 Kekuatan dan kelemahan penelitian yang direview
 Penjelasan isu utama atau pertanyaan yang berhubungan dengan
topik
 Menunjukkan area dimana mahasiswa setuju atau tidak setuju
terhadap hasil penelitian
 Menunjukkan kesenjangan atas temuan-temuan riset yang
10% direview
 Mengindikasikan bagaimana hasil-hasil penelitian yang
direview berkaitan dengan pertanyaan penelitian, isu, atau teori
2.3 Implikasi terhadap praktik
 Mendiskusikan relevansi hasil penelitian terhadap
pengembangan ilmu keperawatan
 Mendiskusikan apakah hasil penelitian akan membuat praktik
keperawatan menjadi lebih baik/outcome pasien meningkat.
4. Penyajian 10% Mengkomunikasikan ide dengan lugas dan jelas
Review Makalah disusun secara logis
Mendemonstrasikan bukti hasil extensive reading dan merujuk
pada referensi yang sesuai untuk memperkuat komentar terhadap
penelitian
Sesuai aturan penulisan yang benar
5. Kesimpulan 10% Menyimpulkan apa yang ditemukan dari literature dan signifikansi
dari hasil.
6. Pengurangan 5% Nilai akan mendapatkan pengurangan jika kriteria berikut tidak
Nilai terpenuhi:
Jumlah kata (batas toleransi 5%)
Tidak mengikuti aturan penulisan referensi dengan benar
Penulisan bahasa Indonesia yang tidak baik dan benar, termasuk
tanda baca
Nilai Total

Masukan ....................................................................................................................

........

ii
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................i
LEMBAR PENILAIAN..........................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
LATAR BELAKANG.............................................................................................1
METODE.................................................................................................................3
RINGKASAN STUDI.............................................................................................3
IMPLIKASI TERHADAP PRAKTIK KEPERAWATAN.....................................6
KESIMPULAN........................................................................................................7
SARAN....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
ABSTRAK

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menelaah literature, artikel, dan jurnal
penelitian yang berkaitan dengan program motivational interviewing dalam
meningkatkan self management dan kontrol glikemik pada pasien diabetes
mellitus tipe 2.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode
penelusuran artikel jurnal di database dengan menggunakan kata kunci, kemudian
setelah data didapatkan, artikel.jurnal penelitian tersebut ditelaah. Hasil
penelusuran didapatkan 44 artikel dan 9 artikel yang memenuhi kriteria
artikel/jurnal yang ditelaah dalam penelitian ini. Kemudian artikel/jurnal tersebut
ditelaah desain, sampel, perlakuan, dan hasilnya.(parameter dan hasil)
Hasil: Hasil literature review dari artikel/jurnal menyatakan bahwa motivational
interviewing efektif dalam meningkatkan self management dan kontrol glikemik
pada pasien diabetes mellitus tipe 2
Kesimpulan: penggunaan intervensi dengan program motivational interviewing
dalam meningkatkan self management dan control glikemik memang efektif,
namun metode pemberian program ini akan memberikan hasil yang berbeda pula.

Kata kunci: motivational interviewing, self management, glycemic control, type 2


diabetes mellitus

iv
v
LATAR BELAKANG

Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan global yang paling serius,


mengancam, berkembang yang mengakibatkan morbiditas dan mortalitas serta
meningkatkan biaya perawatan kesehatan terbanyak [ CITATION Pou10 \l 1033 \m
Che12]. Menurut diabetes care (2004) yang dicatat dalam kementerian kesehatan
Indonesia, pada tahun 2030 diperkirakan prevalensi Diabetes Melitus (DM) di
Indonesia mencapai 21,3 juta orang [ CITATION Pus12 \l 1033 ]. Fokus pendekatan
proaktif sebaiknya bermanfaat dalam keterampilan khusus pasien (misal, self-
management) dan pelayan kesehatan (misalnya kemampuan motivasi) sehingga
hasil dari intervensi tidak hanya berfokus pada outcome medis seperti tekanan
darah atau konsentrasi hemoglobin glycated namun juga hambatan dan fasilitator
dalam mengimplementasikan keterampilan-keterampilan khusus tersebut.
[ CITATION Yvo11 \l 1033 ]. Manajemen diri merupakan landasan kontrol diabetes
namun terdapat beberapa masalah yang disebutkan dalam beberapa literature
gagal dalam memotivasi atau menguatkan orang-orang dengan diabetes dalam
melakukan manajemen diri (self-management). Hal ini dilakukan untuk mencegah
komplikasi yang serius. Studi-studi tentang diabetes untuk mengelola manajemen
diri telah banyak dilakukan, hasilnya level motivasi individu perlu dikaitkan
dalam mengelola manajemen diri terhadap penyakitnya.
Di Indonesia berdasarkan penelitian epidemiologis didapatkan prevalensi
Diabetes mellitus sebesar 1,5 – 2,3% pada penduduk yang usia lebih 15 tahun,
bahkan di daerah urban prevalensi DM sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar
7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2-3 kali dibandingkan dengan negara maju.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003 penduduk Indonesia
yang berusia di atas 20 tahun sebesar 133 juta jiwa, maka pada tahun 2003
diperkirakan terdapat penderita DM di daerah urban sejumlah 8,2 juta dan di
daerah rural sejumlah 5,5 juta. Selanjutnya berdasarkan pola pertambahan
penduduk diperkirakan pada tahun 2030 akan terdapat 194 juta penduduk yang
berusia di atas 20 tahun maka diperkirakan terdapat penderita sejumlah 12 juta di
daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural. [ CITATION PER06 \l 1033 ]. Berdasarkan

1
data tersebut, isu tentang pengelolaan atau manajemen diabetes merupakan isu
yang sangat penting.
Diabetes dipandang sebagai proses regulasi diri karena pasien perlu
regulasi metabolik, seperti monitor glukosa darah [ CITATION Cox92 \l 1033 ] .
Banyak pasien yang kesulitan dalam melakukan manajemen diri sehingga
menyebabkan kontrol glikemik yang buruk. Perilaku sehat merupakan hasil dari
perasaan, kepercayaan dan praktik budaya. Bagi banyak orang, menyediakan
informasi dan pendidikan pada risiko dan strategi untuk meningkatkan kesehatan,
masihlah belum cukup. Perlu strategi untuk meningkatkan kemampuan seseorang
dalam manajemen diri yang salah satunya adalah motivasi. Penyakit diabetes
merupakan penyakit kronis yang bisa menyebabkan penderita mengalami distress.
Distress diabetes dijelaskan sebagai tingkat emosi sebagai respon kekompleksan
memiliki dan koping dengan penyakit kronis;marah, frustasi, keputus asaan,
peningkatan risiko depresi (Polonsky et al 2005; Fisher, 2007). Distress diabetes
juga bisa merupakan dampak motivasi seseorang yang terkait dalam self-care dan
aktivitas manajemen diri.

Motivational interviewing (MI) adalah teknik konseling berfokus pada


klien yang didesain untuk membantu individu mengeksplorasi dan mengatasi
ambivalensi dalam perilaku mereka (Miller & Rollnick, 2002). Dalam MI, klien
didorong untuk membuat agenda dan tujuan [ CITATION Lak07 \l 1033 ]. MI telah
banyak diaplikasikan pada sejumlah area perubahan perilaku. motivational
interviewing telah terbukti memberikan hasil yang baik misalnya pada kasus HIV,
untuk mengurangi faktor resiko dan mengurangi penyalahgunaan substansi dan
meningkatkan kepatuhan pengobatan pada pasien HIV. Banyak penelitian yang
menunjukkan bahwa intervensi individu maupun kelompok menghasilkan tingkat
kontrol glikemik yang lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan jangka
panjang pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2. Sehingga sudah sangat jelas
bahwa intervensi pada self management yang berfokus pada perubahan perilaku
sebaiknya praktis dan mudah diaplikasikan di dalam berbagai macam setting.
Peningkatan perilaku tidak hanya dari sisi fisiologis saja namun juga psikologis.
Motivasi seseorang dalam berperilaku berasal dari diri sendiri maupun orang lain.
Dengan menggunakan metode motivational interviewing akan meningkatkan

2
aspek psikologis penderita diabetes mellitus tipe 2.Motivational intervention
merupakan salah satu intervensi yang efektif dalam peningkatan tingkat
kepatuhan pasien.

Tujuan dari studi ini adalah untuk melakukan literature review pada
program motivational interviewing dalam meningkatkan self management pasien
dan kontrol glikemik pada pasien diabetes mellitus tipe 2, terutama berdasarkan
pemberi motivasi, metode pemberian, dosis/frekuensi, dan durasi. Studi ini
diharapkan dapat menjadi contoh ide dan panduan bagi intervensi peningkatan
self-management dan control glikemik dengan metode motivational interviewing
pada riset ke depan sehingga manajemen diri pasien DM tipe 2 menjadi lebih
efektif.

METODE

Strategi pencarian studi berbahasa inggris yang relevan dengan topik


dilakukan dengan menggunakan database EBSCOHOST, Proquest, Springerlink,
Science direct dan Sagepub dibatasi dari januari 2010 sampai juli 2013. Keyword
yang digunakan adalah “type 2 diabetes mellitus”, “self management”, “self care”,
“behavior change”, “glycemic control”, “motivational interviewing”, artikel
fulltext dan abstrak direview untuk memilih studi yang sesuai dengan criteria.
Kriteria inklusi dalam review ini adalah motivational interviewing, pada pasien
dm tipe 2 usia di atas 20 tahun. Pencarian menggunakan keyword di atas
mendapatkan 20 artikel, namun artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi hanya 9
artikel. Artikel yang digunakan sebagai sampel selanjutnya diidentifikasi dan
disajikan dalam table 1.

RINGKASAN STUDI

Penelitian yang ditelaah dalam artikel ini yang menggunakan kelompok


perlakuan dan kelompok kontrol terhadap responden untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap self management pasien dm tipe 2 yaitu sejumlah 8 artikel.

3
Satu artikel menggunakan desain kualitatif namun didalamnya tetap menggunakan
proses RCT. Metode pemberian intervensi dilakukan dengan program
motivational interviewing berupa konseling, training, telecare oleh professional.
Pelaksanaan MI ini lebih banyak dilakukan oleh perawat yang telah menerima
pelatihan MI sebelum melakukan intervensi ke pasien. Pada penelitian Minet
(2011), pemberi intervensi adalah perawat spesialis diabetes, ahli gizi dan
fisioterapis serta psikolog yang telah mendapatkan pelatihan Motivational
interviewing tidak menunjukkan perbedaan signifikansi. Bisa disimpulkan
pemberi intervensi tidak dilihat dari latar belakang pendidikan yang artinya selain
perawat bisa dari keilmuan lain yang telah mendapatkan pelatihan motivational
interviewing.
Parameter penelitian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
intervensi yang diberikan cukup komprehensif, antara lain kontrol glikemik,
Hba1c, self care dan self management (pengobatan, diet, aktivitas), BMI,
penurunan berat badan, kualitas hidup, kecemasan, depresi, kadar HDL dan
kolesterol. Sebagian besar penelitian menggunakan parameter yang berkaitan
dengan kontrol glukosa, self care dan self management.
Jangka waktu penelitian yang digunakan dalam artikel ini bervariasi, mulai
9 minggu hingga 2 tahun. Waktu penelitian maupun frekuensi pemberian
perlakuan yang lebih lama dan lebih sering lebih baik digunakan dalam penelitian
sejenis ini terutama jika yang diukur adalah self care dan self management pasien.
Namun untuk pengukuran perubahan HbA1c disarankan minimal 3 bulan setelah
intervensi. Pemberian intervensi lebih lama terutama karena adanya tendensi
untuk kembali ke awal seperti sebelum penelitian. Jangka waktu yang diambil
peneliti untuk melakukan penelitian sudah sesuai untuk mengetahui perubahan
masalah pada self management pasien diabetes, namun dari semua penelitian
tersebut tidak melakukan follow up setelah dilakukan intervensi. Frekuensi
pemberian intervensi rata-rata dari penelitian ini adalah 4-5 kali selama proses
penelitian.
Metode sampling yang digunakan dalam penelittian yaitu sejumlah 8
penelitian telah dilakukan secara randomized. Sedangkan sisanya yaitu 1
penelitian menggunakan kualitatif. Pengambilan sampel secara acak/random ini

4
penting agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi dan menekan
terjadinya bias pada penelitian. Kriteria inklusi dan ekslusi harus diperhatikan
dalam pemilihan sampel seperti dalam penelitian Dale (2012) disebutkan criteria
inklusi pasien adalah dengan kadar HbA1c > 8% dan disarankan dokter untuk
meningkatkan kontrol glikemik kemudian criteria inklusi memiliki penyakit parah
(gangguan jiwa, kesulitan pendengaran yang parah) hal ini disebabkan intervensi
berkaitan dengan motivasi seseorang dan juga melihat dari metode pemberian
intervensi. Kriteria ekslusi juga penting untuk menyingkirkan faktor penyebab
bias misalnya pasien memilik penyakit yang akan mempengaruhi kadar gula darah
selain penyakit tunggal diabetes mellitus. Rentang usia juga sebaiknya
diperhatikan. Peningkatan self management dan kotrol glikemik pada pasien
diabetes meliputi area aktivitas, diet dan pengobatan. Rentang usia yang
terlampau jauh akan mempengaruhi aktivitas setra metabolism glukosa pasien
dengan diabete mellitus tipe 2. Pada penelitian Randomized controlled study
terutama yang berkaitan dengan kualitas hidup pasien. Intervensi seperti ini perlu
mendapatkan ethical clearance. Studi etik perlu dilakukan pada penelitian ini
seperti pada chen (2012) karena memberikan intervensi yang berkaitan dengan
pengambilan sampel darah untuk pengukuran glukosa maupun HbA1c berkaitan
dengan kenyamanan pasien.
Dari 9 penelitian, 6 penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berupa
motivational interviewing program menunjukkan perubahan yang signifikan pada
self management dan kontrol glikemik pasien Diabetes Mellitus tipe 2. Namun
pada 3 penelitian Welch (2010), Yvonne (2010) dan Minet (2011) pada parameter
kontrol glikemik antara kelompok perlakuan dan control memiliki nilai yang
sama. Dua penelitian menggunakan metode edukasi sedangkan satu penelitian
menggunakan metode training. Pada peneltian Welch, hasil penelitian setelah
dilakukan intervensi selama 6 bulan memang ada perbedaan antara kelompok
control dan perlakuan, namun setelah follow up pada bulan ke-12, kedua
kelompok memiliki nilai signifikansi yang sama. Sedangkan pada kedua
penelitian, motivational interviewing hanya berhasil pada sebagian parameter
sehingga perlu upaya yang optimal untuk meningkatkan hasilnya seperti
modifikasi pada teknik khusus dan keterampilan pemberi intervensi.

5
Pengembangan dan implementasi program motivational interviewing terutama
dalam hal training dan praktek, metode pemberian, integritas perawatan, frekuensi
pemberian dan masalah lainnya

IMPLIKASI TERHADAP PRAKTIK KEPERAWATAN

Penelitian yang telah ditelaah dalam artikel-artikel dalam makalah ini


menunjukkan bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan self management dan
control glikemik pada pasien diabetes mellitus tipe 2 adalah dengan menggunakan
program motivational interviewing. Walaupun tidak semua penelitian
menghasilkan nilai yang signifikan pada semua aspek parameter pengukuran,
namun kesimpulan ini dapat diambil berdasarkan parameter self management
pasien diabetes. Perawat klinik maupun perawat komunitas dapat menambahkan
program ini dalam melakukan asuhan keperawatan berkelanjutan pada pasien
diabetes tipe 2 dengan cara pemberian yang dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan
pasien.
Perawat dapat terlibat dalam merawat orang dengan diabetes tipe 2 yang
berfokus pada perubahan perilaku karena motivational interviewing termasuk
dalam intervensi psikologis dengan keunggulan membantu pasien Diabetes
Mellitus menerima penyakitnya, meningkatkan self care dan mengurangi distress
psikologis. Perawat yang memberikan motivational interviewing sebaiknya juga
memahami konsep motivational interviewing dan bagaimana cara melaksanakan
dan memberikan motivational interviewing pada pasien diabetes mellitus tipe 2

6
KESIMPULAN

Hasil literature review pada penelitian yang telah kami lakukan pada 9
jurnal tentang pelaksanaan motivational interviewing untuk meningkatkan self
management dan control glikemik pada pasien diabetes mellitue tipe 2 dengan
metode pemberian berupa training, edukasi, maupun telecare dapat kami ambil
kesimpulan bahwa metode tersebut bisa diterapkan pada masyarakat Indonesia.
Latar belakang budaya sebaiknya juga diperhatikan dalam penentuan sampel.
Berdasarkan kajian tersebut metode yang paling efektif adalah training yang
diberikan oleh perawat terlatih motivational interviewing.

SARAN

1. Pemilihan metode pemberian intervensi MI diperlukan berdasar kondisi


pasien, pada tatanan klinik bisa menggunakan konseling maupun training
sedangkan pada daerah yang jauh bisa menggunakan telecare.
2. Pelaksana intervensi sebaiknya orang yang telah paham dengan konsep MI
dan telah mendapatkan pelatihan motivational interviewing
3. Perlu dilakukan penelitian dengan tema yang sejenis di Indonesia terutama
dengan metode training, peer dan telecare
4. Perlu dilakukan penelitian dengan sampel pasien DM tipe 2 yang obese
dengan tujuan penurunan berat badan dengan kombinasi program aktivitas
fisik. Atau membandingkan penerapan intervensi ini pada dua sampel
yang berbeda.
5. Apabila melakukan penelitian yang sama dengan penelitian ini sebaiknya
jika menggunakan parameter HbA1c maka intervensi minimal dilakukan
selama 3 bulan dengan frekuensi pemberian minimal 4-5 kali selama
proses penelitian.

7
N Judul Peneliti, Design Populasi & Intervensi/pe Kontrol Random Outcome Hasil
o tahun sampel rlakuan
1 The effectiveness of [ CITATIO Randomize Pasien DM 1. MI konvensional Ya 1. BMI Perlakuan 1> kontrol
motivational N d tipe 2 usia 2. CBGT 2. HbA1c Perlakuan 2> kontrol
interviewing in Controlled 30-75 tahun 3. MI dan
Pou10 \l
improving health Trial yang CBGT Perlakuan 1>Perlakuan 2
outcomes in adults 1033 ] didiagnosa selama 4 sesi
with type 2 min. 1 tahun masing2 90
diabetes menit selama
9 minggu
2 Implementation of [ CITATIO Randomize 141 pasien Training Studi Ya 1. Pengobatan Perlakuan>kontrol
Motivational N d dengan DM Motivational 2. Aplikasi Perlakuan=kontrol
Interviewing in a Controlled tipe 2 Interviewing diet
Yvo11 \l
diabetes care Trial selama 6 3. Regulasi Perlakuan=kontrol
management 1033 ] bulan diri
initiative in the 4. aktivitas Perlakuan=kontrol
Netherlands
3 Effect evaluation of [ CITATIO Randomize 618 pasien Adapted Training Ya 1. Perilaku Perlakuan>kontrol
a Motivational N d DM tipe 2 < motivational 2. HDL- Perlakuan>Kontrol
Interviewing based Controlled 5 tahun usia Interviewing Kolesterol Perlakuan >Kontrol
Hei10 \l
counselling Trial 40-70 tahun selama 2 3. Nilai HLOC Perlakuan>Kontrol
strategy in diabetes 1033 ] tahun 4. Pengetahua
care n
4 Effects of [ CITATIO Randomize 184 pasien Intervensi MI Sesi Ya 1. Penurunan Perlakuan > kontrol
motivational N d DM tipe 2 dengan pendidikan HbA1c
interviewing Controlled diagnosis > pendekatan berbasis 2. Self Perlakuan > kontrol
Che12 \l
intervention on Trial 3 bulan, usia Miller dan rumah sakit Managemen
self-management, 1033 ] > 18 tahun Rolinick 45- dan klub t Perlakuan > kontrol
psychological and 60 menit diabetes 3. Self
glycemic outcomes selama 3 efficacy
in type 2 bulan 4. Quality of

8
diabetes: A Life
randomized 5. Kecemasan
controlled trial dan depresi
5 Motivational [ CITATIO Randomize 230 Pasien Edukasi DSME Ya 1. Kontrol Perlakuan=kontrol
interviewing N d DM tipe 2 diabetes standart, glukosa
delivered by Controlled 30-70 tahun, dengan MI (116)awal 60 2. HbA1c Perlakuan < kontrol
Wel11 \l
diabetes educators: Trial HbA1c>7,5 (118) selama menit, sesi 3. Perilaku
Does it improve 1033 ] % 4 sesi selama selanjutnya self care
blood glucose periode 6 30 menit per
control among bulan bulan
poorly
controlled type 2
diabetes patients?
6 Motivational [ CITATIO Randomize 217 pasien Motivational Kontrol atensi Ya 1. Weight Perlakuan>kontrol
Interviewing N d DM tipe 2 interviewing losses
Improves Controlled perlakuan selama 45 2. Glycemic Perlakuan>kontrol
Wes07 \l
Weight Loss in Trial (109), menit pada control
Women With Type 1033 ] control (108) bulan 3. Medication Perlakuan>kontrol
2 usia 42-64 1,3,6,9,12 adherence
Diabetes tahun

7 The effect of [ CITATIO Randomize Pasien tipe 1 MI selama 1 Konseling ya 1. Glycemic Perlakuan=kontrol
motivational N d dan 2, tahun dengan diabetes biasa control
interviewing on Controlled usia.18 sesi konseling 2. Self Perlakuan=kontrol
Min11 \l
glycaemic control Trial tahun 45 menit managemen
and perceived 1033 ] sebanyak diberikan t
competence of 352 pasien, sebanyak 5
diabetes self- perlakuan kali
management (176) dan (1,3,6,9,12)
in patients with control (176)
type 1 and type 2
diabetes mellitus
after attending a
group education

9
programme:
a randomised
controlled trial
8 How patients with Dellasega, Qualitattive 19 partisipan Motivational Materi ya 1. Akuntabilita
type 2 diabetes Cheryl et study dengan DM interviewing pendidikan s tanpa
mellitus respond al, 2012 tipe 2 usia setiap 3-6 kesehatan judgement
to rata-rata bulan selama tentang 2. Empowerm
motivational 62,1 tahun 2 tahun diabetes ent dan
interviewing encouragem
ent
3. Rencana
tindakan
yang
kolaboratif
4. coaching

10
DAFTAR PUSTAKA

Chen, S. e. (2012). Effects of motivational interviewing intervention on self-


management, psychological and glycemic outcomes in type 2 diabetes: A
randomized controlled trial. International Journal of Nursing Studies , 637-644.

Cox, D. &.-F. (1992). Major Development in Behavioral Diabetes research.


Journal of Consulting and Clinical Psychology , 628-638.

Heinrich, E. (2010). Effect evaluation of a Motivational Interviewing based


counselling strategy in diabetes care. diabetes research and clinical practice ,
270–278.

Lakhanpal, G. (2007). Patient Self Management: A Discussion Paper. Toronto.

Minet, R. e. (2011). The effect of motivational interviewing on glycaemic control


and perceived competence of diabetes self-management in patients with type 1
and type 2 diabetes mellitus after attending a group education programme:.
Diabetologia .

PERKENI. (2006). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus


Tipe 2 di Indonesia.

Pourisharif. Hamid et al. (2010). The effectiveness of motivational interviewing in


improving health outcomes in adults with type 2 diabetes. Elsevier: Procedia
Social and behavioral Sciences , 1580-1584.

Pusat Komunikasi Publik. (2012). Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus Di


Indonesia Mencapai 21,3 Juta Orang. Retrieved July Monday, 2013, from
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: http://www.depkes.go.id/index.

Welch, G. (2011). Motivational interviewing delivered by diabetes


educators:Does it improve blood glucose control among poorlycontrolled type 2
diabetes patients? diabetes research and clinical practice 91 , 54-60.

West, D. (2007). Motivational Interviewing Improves Weight Loss in Women


With Type 2 Diabetes. Clinical Care/Education/Nutrition .

Yvonne et al. (2011). Implementation of Motivational Interviewing in a diabetes


care management initiative in the Netherlands. Elsevier Patient Education and
Counseling , 10-15.

11
12

Anda mungkin juga menyukai