Anda di halaman 1dari 28

GERIATRIC DEPRESSION :

THE USE OF ANTI DEPRESSANTS


IN THE ELDERLY

Oleh:
dr. Agung Wistara Widya
Pembimbing:
dr. Ni Ketut Sri Diniari, Sp.KJ
Pendahuluan
Depresi merupakan gangguan mental yang
paling sering terjadi pada orang lanjut usia
Diperkirakan depresi dialami sekitar 14-20%
lansia di komunitas, 12-45% pada lansia
di rumah sakit, dan diatas 40% pada
lansia yang lama dirumah perawatan
Gejala depresi: kurang bergairah, energi dan
konsentrasi, tidur tidak nyenyak, hilang nafsu
makan, dan merasa memiiki penyakit
tertentu
Pendahuluan
Depresi pada lansia berkaitan dengan
kebutuhan rawat inap yang tinggi, stres di
lingkungan keluarga, banyak komorbid dan
pemulihan penyakit terganggu rentan terjadi
kematian dini akibat penyakit atau suicide
Mendeteksi tanda dan gejala depresi pada
lansia sejak dini sangat penting walaupun
merupakan tantangan bagi dokter karena
keterbatasan komunikasi dan kognitif pada
lansia
Assesmen Depresi
Faktor predisposisi:
Wanita
Berpisah atau status cerai
Riwayat depresi sebelumnya
Gangguan vaskular otak
Disabilitas fisik
Polifarmasi
Alcohol abuse
Kurangnya perhatian sosial
Assesmen Depresi
Faktor presipitasi:
Kehilangan seseorang
Pergi dari rumah ke tempat lain (ex: nursing
home)
Kejadian hidup yang tidak diinginkan (ex:
perceraian)
Stres kronis
Isolasi kehidupan sosial
Gangguan tidur persisten
Assesmen Depresi
Geriatric depression scale (GDS) screening
tool yang tervalidasi dalam menilai kejadian
depresi pada lansia
Hanya tidak dapat dipakai pada lansia yang
memilki gangguan kognitif dan komunikasi
Cornell Scale for Depression in Dementia adalah
gold standar untuk menilai depresi lansia
dengan demensia atau gangguan kognitif
Assesmen Depresi
Kriteria depresi berdasarkan DSM IV pada
lansia terjadi kecendrungan hanya memenuhi
episode minor ( <5 gejala) tetapi dengan
jangka waktu panjang
Namun ternyata memiliki efek negatif yang
sama dengan individu yang memenuhi kriteria
depresi mayor
Dan saat diagnosis depresi tegak, segera nilai
tingkat keparahan, ada tidak gejala psikotik, dan
resiko bunuh diri
Prinsip Terapi
Penggunaan antidepresan pada lansia tidak
sama dengan orang muda, pemberiannya harus
hati hati terutama dengan banyak komorbid
seperti dementia, kardivaskular, diabetes, dan
parkinson
Prinsip terapi:
Riwayat pengobatan sebelumnya
Jenis depresi
Komorbid dan terapi lain pasien
Waspada resiko overdosis obat
Pemilihan antidepresan
Obat yang direkomendasikan profil side
efek baik dan interaksi antar obat minimal
SSRI, buproprion, mirtazapine,
moclobomide,dan SNRI (venlafaxine)
relatif aman digunakan pada lansia
Hindari obat yang punya efek
antikolinergik (trisiklik antidepresan)
berbahaya bagi jantung dan rentan terjadi
overdosis
Pemilihan antidepresan
Walaupun dinyatakan aman, SSRI memilki efek
samping yang harus diwaspadai seperti mual,
agitasi, diare, keringat berlebih dll
Disarankan untuk monitoring kadar natrium 1
minggu setelah pemakaian resiko
hiponatremia
Jenis SSRI dengan profil keamanan terbaik
adalah citalopram, escitalopram, dan sertraline,
sedangkan fluoxentine, paroxentine sebaiknya
dihindari
Pemilihan antidepresan
Trisiklik antidepresan saat ini termasuk dalam
terapi second line karena efek samping yang
banyak dan memperburuk komorbid pasien
Nortriptiline dan desipramine lebih dipilih karena
efek anti kolinergik lebih minimal
Antidepresan MAO inhibitor tidak
direkomendasikan mengingat interaksi obat
yang sangat banyak
Dosis terapi
Dosis awal yang diberikan pada lansia adalah setengah
dari dosis orang dewasa mencegah efek samping
Prinsip polifarmasi start slow go slow tidak
direkomendasikan lagi goal therapy tercapai dosis
terapi dalam 2-4 minggu pertama
Apabila tidak terjadi perbaikan gejala depresi dalam 4
minggu atau 8 minggu dengan dosis optimal jenis anti
depresan harus diganti dan pertimbangkan terapi seperti
lithium atau psikoterapi
Pendekatan farmakologi
terbaru
Studi SNRI duloxentine dgn plasebo menunjukan
dosis 60 mg/ hari efek sebagai anti depresan
Studi CANMAT merekomendasikan anti psikotik
atipikal sebagai terapi add on yang signifikan
mengurangi gejala depresi
Namun penggunaan pada orang tua harus hati- hati
resiko ekstrapiramidal, falls, sedasi, diabetes,
dan dislipidemia
Hanya dipilih bila pasien gagal terhadap semua
pilihan medikasi atau terdapat gejala psikotik yang
berkaitan dengan depresi
Terapi Electroconvulsive
Terapi berguna pada lansia dengan psikotik
depresi membantu penyembuhan dan
recovery rate > 80%
ECT menggunakan alat yang menghantarkan
stimulus listrik yang dialirkan ke otak melalui
kedua pelipis kepala
Direkomendasikan pada lansia yang gagal
terapi 2 antidepresan, riwayat rencana bunuh
diri, atau pasien yang tidak dapat minum obat
karena masalah kesehatan
Kesimpulan
Depresi pada lansia masih menjadi masalah
serius bagi pasien, keluarga, dan masyarakat
Deteksi identifikasi kasus, mendiagnosis, akan
membantu dalam pemilihan anti depresan yang
tepat bagi pasien
Strategi pengobatan harus mencakup
farmakologi dan non farmakologi psikoterapi
dan terapi ECT merupakan gold standar dalam
mengobati depresi dengan gejala psikotik

Anda mungkin juga menyukai