TEST
Nama Kelompok :
Aldy Meysa
Firda Rizki Ananda Dewi
Naimah
A. Pengertian
Sebuah tes tourniquet (juga dikenal sebagai Rumpel-Leede Kerapuhan kapiler-Test atau hanya tes kerapuhan kapiler)
menentukan kapiler kerapuhan. Ini adalah metode diagnostik klinis untuk menentukan kecenderungan perdarahan
pada pasien. Ia menilai kerapuhan dinding kapiler dan digunakan untuk mengidentifikasi trombositopenia(dengan
pengurangan count platelet).
Pengujian ini didefinisikan oleh WHO sebagai salah satu syarat yang diperlukan untuk diagnosis DBD. Ketika manset
tekanan darah dipacu ke titik antara tekanan darah sistolik dan diastolik selama lima menit, maka tes ini akan dinilai.
Tes positif jika ada 10 atau lebih petechiae per inci persegi. Dalam DBD tes biasanya memberikan hasil positif yang
pasti dengan 20 petechiae atau lebih.Tes ini tidak memiliki spesifisitas tinggi. faktor Mengganggu dengan uji ini adalah
perempuan yang pramenstruasi, postmenstrual dan tidak mengambil hormon, atau mereka. dengan kulit rusak
matahari, karena semua akan mengalami peningkatan kerapuhan kapiler.Sebuah tourniquet tes positif di sisi kanan
pasien dengan demam berdarah.
Catatan : peningkatan jumlah petechiae.Menurut WHO pada tes tourniquet dilakukan penghitungan jumlah petekie
dalam daerah seluas 1 inci 2 (1 inci = 2,5 cm) dimana saja yang paling banyak petekienya termasuk di bawah fosa cubiti
dan bagian dorsal lengan dan tangan. Dalam klinik untuk mempermudah penghitungan digunakan plastik transparan
dengan gambaran lingkaran beriameter 2,8cm(10) atau bujur sangkar dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm. Dengan
demikian lingkaran atau bujur sangkar tersebut dapat dengan mudah d 2/6 seluruh permukaan kulit dan dicari daerah
di mana petekie paling banyak. Dalam-menilor kenaikan hematokrit harus diingat pula pengaruh adanya anemi,
perdarahan dan pemberian terapi cairan dini. Untuk membuktikan adanya kebocoran plasma dapat pula dicari efusi
pleura pada pemeriksaan radiologik atau adanya hipoalbuminemi. Dalam pengalaman klinik ternyata tidak selalu
semua kriteria WHO tersebut dipenuhi. Hemokonsentrasi baru dapat dinilai setelah pemeriksaan serial hematokrit
sehingga pada saat penderita pertama kali datang belum dapat ditentukan adanya hemokonsentrasi atau tidak. Tes
tourniquet merupakan tes yang sederhana untuk melihat gangguan pada vaskuler maupun trombosit. Tes tourniquet
akan positif jika ada gangguan pada vaskuler maupun trombosit.
B. Langkah – langkah
01 Pra Analitik
03 Pasca Analitik
02 Analitik
01
Pra Analitik
• Persiapan pasien: Tidak memerlukan persiapan
khusus.
• Prinsip : Terhadap kapiler diciptakan suasana
anoksia dengan jalan membendung darah vena.
Terhadap anoksia dan penambahan tekanan
internal akan terlihat kemampuan kapiler
bertahan. Jika ketahanan kapiler turun aan timbul
petechie di kulit.
• Alat dan bahan : Tensimeter, stetoskopo, timer,
spidol
02
Analitik
Cara Kerja :
• Pasang manset tensimeter pada lengan atas. Carilah
tekanan sistolik (TS) dan tekanan diastolik (TD).
• Buat lingkaran pada bagian volar lengan bawah :o Radius
3 cmo Titik pusat terletak 2 cm dibawah garis lipatan siku
• Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar ½ x
(TS + TD), pertahankan tekanan iniselama 5 menit.
• Longgarkan manset lalu perhatikan ada tidaknya petechie
dalam lingkaran yang telah dibuat.
03
Pasca Analitik
Nilai rujukan :
• 0 < 10: normal (nagatif)
• 10-20 dubia (ragu-ragu)
• 20 abnormal (positif)
C. Pemeriksaan Rumple leed tes (tourniquet
test)
PERCOBAAN PEMBENDUNGANRumple leed test adalah salah satu cara yang paling mudah dan cepat untuk
menentukan apakah terkena demam berdarah atau tidak. Rumple leed adalah pemeriksaan bidang hematologi
dengan melakukan pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostik kerapuhan
vaskuler dan fungsi trombosit. Prosedur pemeriksaan Rumple leed tes yaitu:
1. Pasang ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan pump sampai tekanan 100 mmHg (jika tekanan sistolik
pesakit < 100 mmHg, pump sampai tekanan ditengah tengah nilai sistolik dan diastolik).
2. Biarkan tekanan itu selama 10 minit (jika test ini dilakukan sebagai lanjutan dari test IVY, 5 minit sudah
mencukupi).
3. Lepas ikatan dan tunggu sampai tanda-tanda statis darah hilang kembali. Statis darah telah berhenti jika warna
kulit pada lengan yang telah diberi tekanan tadi kembali lagi seperti warna kulit sebelum diikat atau menyerupai
warna kulit pada lengan yang satu lagi (yang tidak diikat).
4. Cari dan hitung jumlah petechiae yang timbul dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari
fossa cubiti.
Catatan:Jika ada > 10 petechiae dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti test
Rumple Leede dikatakan positif. Seandainya dalam lingkaran tersebut tidak ada petechiae, tetapi terdapat petechiae
pada distal yang lebih jauh daripada itu, test Rumple Leede juga dikatakan positif
Rumple leed test
Rumple Leed Test pada infeksi virus dengue apalagi pada bentuk klinis DBD selalu disertai dengan tanda perdarahan. Hanya
saja tanda ini tidak selalu di dapat secara spontan oleh penderita, bahkan pada sebagian besar penderita tanda perdarahan
ini muncul setelah dilakukan test tourniquet. Bentuk-bentuk perdarahan spontan yang dapat terjadi pada penderita demam
dengue dapat berupa perdarahan kecil-kecil di kulit (peteki), perdarahan agak besar (ekimosis), perdarahan gusi, perdarahan
hidung dan bahkan dapat terjadi perdarahan masif yang berakhir dengan kematian. Pada hari-hari pertama demam
biasanya dapat dilakukan test Rumpel Leed untuk mengetahui adanya peteki sebagai tes adanya infeksi dengue pada pasien
demam.
Rumpel Leede Test :
-(Uji Rumpel Leede)
-Uji Tourniquet (S.tourniquet test)
-S. Hess Test
-Test Pembendungan
-Pemeriksaan Resistensi Kapiler
Prinsip : - Diberikan pembebanan pada kapiler selama waktu tertentu sehingga terhadap kapiler diciptakan suasana anoksia
dengan adanya bendungan aliran darah vena. Terhadap anoksia dan penambahantekanan internal akan terlihat sejauh
mana kemampuan kapiler dapat bertahan.
- Jika ketahanan kapiler turun akan timbul "Petechiae" di kulit. Jika ketahanan kapiler luntur (dinding kapiler kurang kuat),
pembendungan vena menyebabkan darah menekan dinding kapiler. Dinding kapiler yang oleh suatu sebab kurang kuat atau
adanya trombositopenia, akan rusak oleh pembendungan tersebut. Darah dari dalam kapiler akan keluar dan merembes ke
s ke dalam jaringan sekitarnya sehingga tampak sebagai bercak /titik merah kecil padapermukaan kulit yang dikenal sebagai
peteki.
-Fungsi bendungan ialah untuk menimbulkan hambatan terhadap aliran darah balik di lengan dan juga sehingga vena
mengembang di permukaan kulit dan menjadi lebih jelah terlihat.
-Hal yang perlu diperhatikan ialah bahwa bendungan tidak boleh terlalu ketat dan tidak boleh berlangsung lama.
Pembendungan yang ketat dan berlangsung lama dapat menimbulkan hemokonsentrasi.
-Alat: Tensimeter, Stetoskop, Timer/Stop Watch, Spidol
Cara Kerja : Terangkan pada pasien tentang tujuan tes RL dan prosedurnya.
Tanpa tensimeter, kita dapat melakukannya sendiri dengan membebat lengan atas dengan sapu
tangan/karet elastis dengan tekanan secukupnya. Setelah 5 menit, perhatikan apakah keluar bintik bintik
merah pada kulit lengan bawah. Jika ada, langsung ke dokter.
Membedakan Peteki dengan bintik gigitan nyamuk jika mencurigai infeksi dengue.
Jika pasien demam memperlihatkan bintik merah mirip bekas gigitan nyamuk, lakukan
peregangan
kulit di area sekitarnya dengan jari. Jika kemudian bintik merah yang dicurigai bintik perdarahan
tampak menjadi lebih pudar merahnya kemungkinan bukan bintik perdarahan. Sebaliknya, jika
pada saat kulit ditekan bintiknya tidak pudar, kemungkinan benar peteki tanda perdarahan dan
tanda perdarahan kulit dapat juga berupa lebam. Peteki spontan juga dapat ditemui.
Sekian Terima
Kasih
Bila ada kesalahan
kalimat mohon
dimaafkan. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon and infographics & images by Freepik
Sumber : https://123dok.com/document/wye12k4z-tes-tourniquet.html